Home / Romansa / Haid Pertamaku / Part 48. Teguran yang Menyadarkan

Share

Part 48. Teguran yang Menyadarkan

Author: Pena Asmara
last update Last Updated: 2022-08-21 01:53:32

Ucapan Yang Menyadarkan

Ruangan di mana Amira terkurung, benar-benar menebarkan aroma mencekam. Kejadian mengerikan yang pernah dia saksikan di kamar ini, membuat seolah-olah memori kenangan pahit tersebut berputar kembali.

Hal-hal yang sebenarnya sangat ingin ia lupakan.

Ketakutan terbesarnya saat ini bukanlah pada soal kematian, tetapi ternoda dengan cara yang tidak benar. Cara-cara yang tidak disukai siapapun yang sudah bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak, walau dengan alasan terpaksa sekalipun.

Kembali terduduk Amira di lantai, dengan bangku kayu berwarna kusam sebagai sandaran kedua tangan dan kepalanya. Setelah lelah menangis membuatnya tertidur, berharap terbangun di tempat yang berbeda, tempat yang lebih baik dari kamar jahanam ini. Kamar tidurnya di rumah Darmawan.

Menjelang tengah malam, Yusnia kembali ke tempat penyekapan. Setelah selesai menemui Amira, ia terlihat langsung masuk ke kamarnya. Hanya duduk terdiam dan merenung. Lalu Seperti tersadar,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Haid Pertamaku   Part 49. Rasa Khawatir

    "Belum tahu, Ra. Yang pasti Tante tidak akan kembali ke tempat Mami Merry lagi, Tante ingin mencoba jalan baru, Ra. Jalan yang lebih baik, kasihan bapak," jawabnya pelan."Kamu harus jadi manusia yang berhasil dan sukses, Ra. Buktikan kepada orang baik yang sudah menolongmu, jika kamu bisa membanggakannya," pesan Yusnia"Insya Allah, Tante. Amira akan berusaha keras," janji Amira, terhadap Yusnia."Ini terakhir kalinya kamu panggil saya, Tante. Semoga jika kita dapat bertemu lagi, kamu akan memanggil aku, Om." Ucap Yusnia.Sampaikan salam rinduku pada Hanum, dan permintaan maafku pada emak, dan jangan lupa, kasihkan surat itu pada emakku ya, Ra," harap Yusnia. Mulai tersenyum ia, walaupun sorot matanya masih menyimpan kerinduan."Insya Allah, Om. Nanti akan saya sampaikan." Kembali tersenyum Yusnanto."Sebentar lagi kita akan sampai, aku akan turun di depan komplek tempat kamu tinggal, nanti taxi ini yang akan mengantarkan kamu sampai rumah."" Terima kasih ya, Om Yusnanto," sembari t

    Last Updated : 2022-08-21
  • Haid Pertamaku   Part 50. Keajaiban Tuhan

    "Amira!!" Teriak Hanum, langsung berdiri dan menghambur ke arah Amira, memeluknya erat sembari menangis. Begitupun Amira, dia malah terisak-isak.Senyum kelegaan terlihat dari wajah Darmawan dan Dimas, yang juga langsung berdiri dan ikut menghampiri.Bik Sumi yang mendengar suara Hanum pun, sembari membawa kopi, berjalan dengan agak cepat, lalu segera meletakkan kopi tersebut di atas meja."Kamu tidak apa-apa, Ra?" tanya Hanum, sembari melepaskan pelukannya, sembari kedua telapak tangannya, memegangi wajah Amira. Tangisan kebahagiaan menyelimuti mereka berdua. Amira pun seperti tidak mampu menjawab pertanyaan Hanum, dia hanya mengangguk saja. Masih tidak percaya ia, jika bisa kembali ke rumah ini lagi. Amira merasa ini benar-benar sebuah keajaiban yang Tuhan berikan untuknya.Bik Sumi segera bergabung, memeluk Amira, dia pun menangis, bahkan sampai terisak-isak.Ketakutannya adalah tidak bisa bertemu Amira kembali, sama seperti yang dirasakan Hanum.Amira mendekati Darmawan yang berdi

    Last Updated : 2022-08-21
  • Haid Pertamaku   Part 51. Rahasia yang Terungkap

    Rahasia Besar Yang TerungkapSelepas subuh, kawasan di mana tempat lokalisasi itu berada mulai berangsur sepi. Para pedagang mulai banyak yang merapikan barang-barang dagangannya. Langit masih terlihat gelap. Rumah dua lantai dengan cat warna putih itu terlihat seram, walaupun dibangun dengan megah. Aura ketidakbaikan terasa jelas jika sedang melewati ataupun mendekati rumah itu. Bangunan megah di mana tempat Merry, sang muncikari tinggal.Mami Merry baru saja terbangun, kepalanya masih sedikit terasa pening, akibat dari banyak minum semalam. Sebuah pesan penting dari langganan kelas kakapnya, pemenang tender atas keperawanan Amira, itu yang membangunkannya. Pesan mengingatkan jika pagi nanti, Amira akan dibawa serta oleh si bos pergi keluar kota. Masih dalam keadaan serba berantakan, Merry mulai menghubungi Yusnia.Berkali-kali panggilannya terhadap Yusnia tidak tersambung, hanya sebatas pemberitahuan jika no yang hendak dihubungi ada di luar jangkauan."Si Banci kurang ajar, handpho

    Last Updated : 2022-08-22
  • Haid Pertamaku   Part 52. Kebohongan yang Terbongkar

    Terbongkarnya Semua Kebohongan"Pagi ini, kita akan ke makam ibumu, ucap Darmawan, mendengar permintaan Amira. Gadis lugu putri Darmawan itu mengangguk."Maaf, Den, jika bibik juga harus bercerita tentang ini." Bik Sumi kembali menangis."Kenapa, Bik?" tanya Darmawan."Makam yang dibilang Nyonya Sonya adalah makam Khalila, itu semua tidak benar, Den," jelas Bik Sumi."Maksudnya, Bik?" tanya Darmawan kembali."Bibik mendengar perbincangan Nyonya Sonya dan Sofyan, jika makam yang ditunjukkan ke Aden itu adalah makam orang yang sudah tidak terurus, tidak ada sanak saudaranya," jelas si bibik lagi sembari terisak."Ya, Allah ... jadi selama ini, yang kukunjungi selama ini, bukan kuburan istriku," lirih suara Darmawan, dia bingung harus berkata apa."Jadi di mana sekarang kuburan ibu, yah? tanya Amira kepada Darmawan. Darmawan terdiam, dia benar-benar tidak bisa berpikir, shock mendengar penjelasan dari Bik Sumi."Satu-satunya cara, kita harus menemukan keberadaan Pak Sofyan," usul Dimas,

    Last Updated : 2022-08-23
  • Haid Pertamaku   Part 53. Peristirahatan Terakhir

    "Bapak bersedia 'kan, mengantarkan kami ke sana," harap Darmawan."Saya bersedia Tuan, tetapi saya harus mengambil arit dan pacul terlebih dahulu, karena terakhir kali saya membersihkan kuburan yang bernama Khalila itu, sekitar setahun yang lalu," jelasnya lagi."Jadi terkadang, bapak juga suka membersihkan kuburan tersebut?" tanya Darmawan lagi, sambil menyeka air matanya. "Iya, Tuan." Pria tua itu mengangguk pelan."Sebentar, Tuan. Saya mau mengambil cangkul dan arit dulu," ijinnya pada Darmawan."Jauh tidak, Pak?" tanya Dimas."Itu rumah saya Tuan." Bapak itu menunjuk salah satu rumah kayu yang terlihat agak kumuh, dibanding rumah-rumah yang lain di sekelilingnya. Pak tua itu lalu permisi sebentar untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan.Darmawan segera mengambil handphone dari sakunya dan mulai menelpon Hanum.[ Dek Hanum lebih baik kemari saja ya, dengan Bik Sumi, saya tepat di samping tembok lapangan ini, dan tolong bawakan tas kecil saya, di bawah kursi kemudi ][ Baik, Mas.

    Last Updated : 2022-08-23
  • Haid Pertamaku   Part 54. Tante Sonya dan Mami Merry

    "Ko, Mami Merry bisa kenal dengan Tante Sonya, ya, Yah?" tanya Amira kepada Darmawan. Sedikit agak bingung juga Darmawan menjawab pertanyaan dari putrinya tersebut, dia juga sedang berpikir, dari mana ibu tirinya itu bisa mengenal muncikari seperti Mami Merry, dan apa hubungannya di antara mereka berdua. "Apakah dua kali peristiwa penculikan yang hampir dialami Amira, ada hubungannya dengan Tante Sonya, Bang?" kali ini Dimas yang bertanya kepada Darmawan. Ayahnya Amira itu terdiam, logikanya pun berpikiran seperti itu. "Karena tidak mungkin sepertinya, jika tidak ada yang memberitahu atau membocorkan tentang keberadaan Amira. Karena dua kali Amira keluar rumah, dua kali juga Amira hampir ditangkap lagi oleh Muncikari itu." Dimas terus mengungkapkan analisanya, menyangkut hubungan antara Sonya dan Mami Merry. "Sepertinya, pendapat Dimas ada benarnya juga, Mas Darmawan." Hanum menambahkan, karena saat kita sedang di kota tua waktu itu, kenapa mereka bisa mengetahuinya, padahal Jakarta

    Last Updated : 2022-08-23
  • Haid Pertamaku   Part 55. Kejahatan Tante Sonya

    Kejahatan Tante SonyaDarmawan yang posisi duduknya membelakangi Tante Sonya dan Mami Merry, segera berdiri untuk menghampiri Tante Sonya. Dimas pun bergerak cepat untuk segera menemani Darmawan, karena untuk mencegah, sepertinya sudah terlambat. Setelah sebelumnya, Dimas meminta Amira, Hanum dan Bik Sumi untuk tetap bersembunyi, agar tetap tidak diketahui oleh si Tante dan si muncikari tersebut. Terlihat oleh Darmawan, jika Tante Sonya dan si muncikari tersebut hanya memesan minuman saja, tidak ada yang lainnya dan mereka masih terus berbincang."Selamat siang, Tante? Dua hari Tante tidak pulang, ternyata sedang berada di sini," sapa Darmawan kepada Tante Sonya, mencoba bersikap seramah mungkin, Dimas pun sudah berdiri di samping Darmawan. Darmawan memang dari sejak almarhum papanya menikah dengan Tante Sonya, tidak pernah dia memanggil ibu kepada perempuan tersebut.Terkejut Tante Sonya melihat kehadiran Darmawan dan Dimas di restoran ini, Tante Sonya juga mengenal Dimas, karena jug

    Last Updated : 2022-08-26
  • Haid Pertamaku   Part 56. Permintaan Menikah

    Tante Sonya terkejut, lalu segera menubruk kaki Darmawan, memohon-mohon dan meminta ampun."Ampuni Tante Wan, maafkan Tante, jangan jebloskan Tante ke dalam penjara," rintih Tante Sonya, sambil terus menangis."Kurang apa saya dengan Tante, selama bertahun-tahun saya bekerja untuk menghidupi Tante dan Diaz, lalu begini balasan Tante terhadap saya!" bentak Darmawan lagi, Tante Sonya masih menangis terduduk di lantai, tangannya masih memeluk erat kedua kaki Darmawan."Maaf, Tante harus keluar dari rumah ini!" Tante Sonya semakin kencang tangisannya."Jangan Wan, jangan usir Tante dari rumah ini, nanti Tante dan Diaz mau tinggal di mana," rintih Tante Sonya lagi."Jangan Ayah, jangan usir nenek dari rumah ini." Amira langsung memeluk tubuh Darmawan."A-ayah...." tergagap Tante Sonya."Iya, Amira Anak saya, bayi yang dulu Tante buang melalui Sofyan, adalah Amira!" tegas Darmawan lagi, sembari merengkuh bahu anaknya, Amira. Amira perlahan mulai melepaskan diri dari rengkuhan ayahnya, dan

    Last Updated : 2022-08-26

Latest chapter

  • Haid Pertamaku   Part 86 Dijebak

    Part 65Diaz ada juga terpikirkan, jangan-jangan, dirinya hanya dimanfaatkan oleh Mella, lebih karena sakit hati karena Darmawan akan menikah dengan Hanum, bukan karena kematian sang mami? Namun tidak mungkin baginya berbicara seperti itu, karena hanya bersifat dugaan dirinya saja. "Kenapa tidak dibicarakan sekarang saja, Mbak? Kenapa harus menunggu nanti malam?" tanya Diaz, mempertanyakan. "Nanti malam, waktunya lebih panjang dan bebas, Sayang. Nanti, Mbak siapkan semuanya. Atau kamu mau kita pergi sekarang saja ke apartemen, Mbak?" ajak Susan, kembali bersikap genit dan menggoda. Mengusap-usap lembut punggung tangan Diaz. Selain Darmawan, tidak ada laki-laki yang mampu menolak pesonanya, dan itu yang sekarang dia akan coba untuk menaklukkan Diaz. "Disiapkan semua? Maksudnya, Mbak?""Semua kebutuhanmu, Sayang, semuanya. Mau, 'kan?" Senyumnya menggoda, matanya mengerling genit, dan Diaz sudah cukup dewasa untuk dapat memahaminya. "Beneran ini, Mbak? Enak dong, saya," goda Diaz sud

  • Haid Pertamaku   85 Surat Perjanjian

    Part 64"Bagaimana Diaz, kamu sekarang percaya 'kan sama, Mbak?" Sambil tangan Mella menggenggam tangan milik Diaz di atas meja tepat di samping handphone milik pemuda tersebut. Telapak tangan Mella yang putih bersih mengusap-usap lembut, dan Diaz membiarkan saja. Pemuda yang memiliki paras tampan ini belum menjawab, terlihat dia masih sedang berpikir dengan semua ucapan dan bukti yang diberikan oleh Mella. "Sekarang begini deh, Diaz. Saat kematian mamihmu, adakah Darmawan datang ke rumah keluarga besarmu untuk mengucapkan ucapan duka cita? Atau ikut hadir di saat pelaksanaan pemakaman? Bahkan, hingga sampai acara tahlilan sampai tujuh hari pun Darmawan tidak nongol batang hidungnya. Benar 'kan, Diaz?"Diaz mengangguk, semua yang dikatakan oleh Mella memang benar adanya. Darmawan tidak datang di acara pemakaman maminya, begitupun di acara tahlilan. Atau karena Darmawan tidak tahu harus menghubungi siapa, karena memang handphone Diaz sendiri hilang beserta SIM card miliknya.Akan tet

  • Haid Pertamaku   Part 84 Alat untuk Membalas Dendam

    Part 63"Darmawan, Diaz. Pelakunya adalah Darmawan."Sesaat Diaz terdiam, lalu tertawa keras terbahak. Diaz menertawakan ucapan dari Mella, yang sudah menuduh Darmawan adalah pelaku utama atas terjadinya peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Tante Sonya. Belum sampai satu bulan kemarin. "Sudahlah, Mbak, saya mau pulang saja. Saya kira Mbak mau ngomong apa?" ucap Diaz yang mulai segan dan segera ingin mengakhiri acara pertemuan ini. Pemuda berusia 23 tahun ini sudah akan bersiap-siap ingin pergi dari coffee shop tersebut. "Mbak tau kamu pasti akan bicara seperti ini. Tidak akan percaya dengan apa yang sudah mbak sampaikan. Tapi mbak punya bukti beserta alasannya kenapa Darmawan ingin melakukan itu," ucap Mella mencoba untuk terus meyakinkan Diaz agar mendengarkan dirinya berbicara terlebih dahulu. Perempuan yang hatinya sudah dipenuhi dengan rasa sakit hati dan dendam ini, karena menganggap Darmawan sebagai penyebab kematian almarhum ayahnya, menolak dirinya ketika diminta untuk

  • Haid Pertamaku   Part 83 Season 2 . Siapa Pelakunya

    HAID PERTAMAKU SEASON 2Acara ijab Qobul antara Yusnanto dan Asmah baru saja selesai dilaksanakan. Isak tangis mewarnai acara pernikahan mereka. Asmah tidak ikut mendampingi Yusnanto saat acara ijab berlangsung, dia hanya menunggu di kamar dengan riasan riasan yang cantik. Asmah memang terlihat sangat cantik sekali. Asmah sempat menangis sebelumnya, saat dia menyadari jika tidak ada satu pun keluarganya di acara pernikahan ini. Tidak ada kerabat, juga kedua orang tuanya, ibu dan bapaknya. Sama halnya seperti Amira sebelumnya, yang tidak mengetahui siapa kedua orangtuanya. Asmah, hingga acara ijab qobul-nya selesai, belum juga bisa menemukan siapa dan ada di mana keluarganya sekarang. Menurut keterangan Yusnanto sendiri, yang mulai hari ini sudah resmi menjadi suami Asmah, jika saat bayi pun istrinya itu sama seperti dengan Amira, ada orang yang datang ke Mami Merry untuk menjual anak, dan Yusnanto yang mengurus dan merawat mereka semua saat itu. Yusnanto pun bercerita, jika balita

  • Haid Pertamaku   Part 82. Bahagia Hingga Akhir

    "Tante Sonya meninggal karena kecelakaan, Mas, empat hari yang lalu."Innalilahi," ucap Darmawan, terkejut. Padahal dia sudah melarang Tante Sonya untuk keluar rumah."Yang mengurus jenazahnya siapa, Mbak?""Adik-adiknya dan keluarga besarnya, Mas?""Semoga Tante Sonya wafat dalam keadaan sudah bertobat," ucap Darmawan."Aammin ya Allah," ucap doa Hanum.Tidak beberapa lama, Amira langsung masuk ke dalam ruang perawatan, dan terlihat sangat senang, saat menyaksikan Hanum sedang menyuapi ayahnya."Maaf Yah, Amira baru dari minimarket, untung ada Kak Hanum yang menyuapi Ayah." Hanum hanya tersenyum, melihat kedatangan Amira."Habis beli apa, Ra?" tanya Darmawan."Biasa Yah, buat keperluan perempuan," jawab Amira polos saja, dan Darmawan mengerti apa maksudnya. Tidak beberapa lama, Amira teringat suatu hal penting yang gagal dia bicarakan dengan sang ayah, saat peristiwa musibah kemarin."Saat Ayah jatuh ke dalam jurang, sebenarnya Amira menelpon Ayah untuk memberitahukan kabar gembira."

  • Haid Pertamaku   Part 81. Bangun Dari Koma

    Menurut informasi dari pihak dokter yang merawat Darmawan dan Yusnanto, kondisi kesehatan mereka mulai stabil, hanya tinggal menunggu proses kesadaran mereka berdua saja.Bik Sumi, sore ini di rumah sakit mendapatkan kabar dari Laela, pembantu baru di rumah Darmawan, anak dari Pak Edi, orang yang sudah membantu mengurus makam almarhumah Khalila yang memberitahukan kepadanya tentang kabar kecelakaan dan kematian yang menimpa Tante Sonya. Sekaligus juga memberitahukan jika jenasah Tante Sonya sepenuhnya akan diurus oleh pihak keluarganya.Dimas sudah kembali balik ke Jakarta sore ini juga, untuk mengurus beberapa pekerjaannya yang belum terselesaikan, tetapi dia berjanji akan segera kembali secepatnya jika urusannya di kantor dan di pengadilan sudah terselesaikan.Ruang perawatan Darmawan dan Yusnanto yang berada di kelas terbaik memang memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik terhadap pasien dan keluarganya. Dengan ruang perawatan yang cukup luas, karena disediakan juga ruang tungg

  • Haid Pertamaku   Part 80. Tante Sonya

    Pagi hari, rumah besar nan megah ini terlihat lenggang, suasana terlihat sunyi dan sepi, yang biasanya ramai di ruang makan keluarga, untuk menikmati sarapan, kini terlihat tidak ada siapapun di situ.Tante Sonya yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sepagi ini perutnya sudah terasa lapar, lalu berniat ke dapur untuk mencari makanan di sana.Ibu tiri dari Darmawan itu, sudah berbulan-bulan tidak lagi diperbolehkan Darmawan untuk keluar dari rumah megah ini, dan juga tidak boleh memegang handphone, karena kewaspadaan Darmawan atas keselamatan putrinya Amira. Kedekatan antara Tante Sonya dan Mami Merry yang menjadi masalahnya. Darmawan menaruh curiga bahwa Tante Sonya adalah orang di balik rencana penculikan Amira dan pemukulan terhadap dirinya di daerah sekitar Musium Fatahillah.Sesampainya di dapur, yang berdekatan dengan ruang makan keluarga pun keadaannya juga sama, Sepi. Tidak terlihat beberapa anggota keluarga penghuni rumah indah ini.Sesaat, salah satu kaki tangannya dahulu,

  • Haid Pertamaku   Part 79. Bentrokan Besar

    "Bangun ya, Om. Bik Sumi juga ada bersama Amira sekarang, rindu dengan Om, yang kuat yah, Om, terus berjuang bersama ayah." Amira mulai tersedu, begitupun dengan Asmah. Dia dan Amira sangat tahu, jika Yusnanto ini baik terhadap mereka semua saat berada di penampungan, tidak pernah bersikap ataupun berlaku kasar. Banyak mengajari mereka tentang dunia luar, menulis, ataupun membaca.Asmah pun terus menatap paras wajah Yusnanto, teringat dia akan perhatian dan kebaikan Yusnanto terhadapnya. Pernah ada terbersit harap dalam dirinya, seandainya saja prilaku Yusnanto bisa berubah saat itu. Dia pasti akan menjadi sosok pria yang paling mengerti, sabar, dan perhatian terhadap pasangannya.Yusnanto pun pernah bercerita, bahwa dia sendiri tidak tega jika melihat anak-anak yang berada di dalam penyekapan, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena faktor keadaan dan hutang nyawanya terhadap Mami Merry.Bik Sumi masih menangis dipelukan Hanum, hatinya benar-benar merasakan sakit melihat kondis

  • Haid Pertamaku   Part 78. Ini Emak, Yus?

    "Mas Yusnanto, Bik. Amira dan Asmah mengenalnya dengan nama Tante Yusnia.""Ya, Allah ...." Lirih terdengar suara Bik Sumi, lantas menangis, keterkejutan pun menghinggapi Amira dan Asmah, tiada yang menduga jika pria penyelamat itu adalah Tante Yusnia, orang yang juga sudah menyelamatkan Amira. Hanum lantas memeluk bibiknya, turut menangis bersamanya."Mas Yus, sudah insyaf, Bik, Pak Kyai dan Pak Nanang tadi bercerita," bisik Hanum pelan, di telinga Bik Sumi."Alhamdulillah, Ya, Allah," ucap Bik Sumi mengucap syukur."Mas Yus, sudah menjalani proses pengobatan oleh Kyai Sobri, dan sekarang dipercaya Kyai untuk menjaga musholla dekat sisi bukit, juga sembari berdagang buah-buahan. Mas Yus sudah bertobat," jelas Hanum, hatinya benar-benar merasakan keharuan yang teramat sangat."Terima kasih ya, Allah, tlah kau berikan kesempatan kepada anak hamba untuk bertobat." Doa Baik Sumi lirih, sembari terisak-isak. Hanum, Amira, dan Asmah pun ikut menangis."Berikan kesembuhan kepada putra hamba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status