Home / Rumah Tangga / Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku / 7.  Aku Istrinya Bukan Pembantu

Share

7.  Aku Istrinya Bukan Pembantu

Author: Ulhy Maerhan
last update Last Updated: 2025-04-08 14:58:26

‘Mas, sabar apa lagi aku? Kali ini calon istri keduamu mengujiku,’

Safina turun dengan melewati anak tangga satu per satu. Ia ke dapur mengambil sisa makanan untuk disantapnya. Istri Angga tersebut mengisi tenaganya dulu sebelum menghadapi problematika rumah tangganya yang akan datang.

“Oh, kamu baru mengisi perutmu dengan makanan enak, yah?” Angga tidak pernah berhenti mengusiknya.

“Aku sudah selesai makan, tuan! Apa yang bisa saya bantu?” Safina bertanya dengan tidak seperti biasanya ia memanggil sapaan tersebut.

“Buatkan minuman dingin buat Sandra!”

Angga sangat memanjakan calon istri keduanya. Bahkan, dia tidak segan menyuruh Safina membuatkan minuman dingin untuk kekasihnya itu. Angga sungguh keterlaluan tidak memperhatikan perasaan Safina. Namun, kenapa ia perlu marah ketika pria lain menghubungi Safina?

“Mas, aku lagi ribet memasak. Mestinya ia harus menunjukkan keuletannya di dapur juga, bukan menunjukkan kecantikan saja” Safina menolaknya dengan wajah yang judes.

Angga heran dengan perubahan sikap Safina semenjak kehadiran Sandra. Safina mulai melawan kepada Angga. Ia tidak takut lagi dengan ancaman Angga, sebab sudah terbiasa dengan kekerasan dan ancaman darinya.

“Kamu memang tidak kapok untuk dihukum. Buatkan sekarang!” Angga menarik hijab Safina hingga hampir terlepas.

"Mas, sakit. Lepaskan!" sekali lagi Safina merasakan kesakitan dari sikap suami kepadanya.

Ia menangis bukan karena kesakitan atas arogan tangan suaminya, melainkan ia harus rela melayani calon istri kedua suaminya tersebut.

Safina menangis membuat minuman yang diinginkan suaminya. Tangannya gemetaran memegang nampan, sehingga minuman dalam gelas bergoyang mengikuti gerakan nampan tersebut.

“Ini minuman dinginnya,” Safina dengan gugup meletakkan gelas tersebut.

Ketika Safina berdiri, tangannya tidak sengaja menyentuh gelas tersebut, sehingga minuman tumpah membasahi baju Sandra.

“Oh, Tuhan! Baju ini baru aku beli, Mas dan harganya sangat mahal!” teriak Sandra dan sangat marah kepada Safina.

“Safina! Kamu sengaja menjatuhkan minuman itu, yah?!” gertak Angga dengan mendorong Safina hingga terjatuh dan dahinya terbentur di sudut kursi.

Entah, berapa kali Safina menangis dalam sehari. Rumah itu bagaikan neraka buatnya. Bukannya Angga meminta maaf kepada Safina dan membantunya mengobati luka di dahinya, ia justru merangkul Sandra dan mengajaknya ke Toko untuk beli baju buatnya.

"Mas, tolong aku!” Safina menghubungi Randy.

Randy dengan sigap menancapkan gas dan melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah Angga. Setibanya di parkiran, pintu rumah terbuka lebar dan kelihatan Safina tergeletak di lantai. Randy segera menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

“Safina, aku nggak paham dengan perasaanmu yang sebenarnya, sampai kesehatanmu dinomor duakan,” ketus Randy dengan menggelengkan kepalanya.

Tidak sadar Randy mengeluarkan pernyataan tersebut, sebab panik melihat Safina kesakitan tanpa suami ataupun penghuni di dalam rumah mega itu.

Setelah Safina sadar, Randy menyuruhnya untuk istirahat. Namun, Safina menolak. Ia harus segera pulang, karena masih banyak persiapan yang harus dikerjakan Safina, sedangkan pernikahan kedua suaminya tinggal menghitung hari.

“Mas, aku mau pulang,” pinta Safina dalam keadaan masih lemas.

“Kamu istirahat saja dulu! Tubuhmu juga butuh perhatian darimu, loh,” Randy sangat prihatin melihat kondisi Safina.

“Jangan, Ran! Angga nanti marah besar denganku. Persiapan pernikahannya pun masih banyak yang belum selesai,” Safina berusaha bangun dan menguatkan dirinya.

Hati Safina terbuat dari mana? Dengan kondisi yang masih lemas masih memikirkan suaminya yang acuh itu.

***

Pagi yang cerah menumbuhkan semangat yang cerah pula untuk Angga. Angga turun ke ruang tengah dan siap-siap berangkat ke rumah Sandra. Di sudut ruangan, tampak Safina duduk dengan lusuh. Walaupun sakit, ia tetap ingin mengantarkan suaminya untuk menikah dengan wanita pilihannya.

“Nak, sungguh kamu mau lihat suamimu menikah?” salah seorang tamu berusia langsia memegang tangan Safina.

“Iya, Nek!” Emangnya kenapa?” Safina berusaha tegar menemani nenek langsia tersebut.

“Matamu tidak bisa berbohong,” sangka nenek kemudian berjalan memakai tongkatnya.

Safina merenungi perkataan nenek itu. Memang benar ia ikhlas suaminya menikah, tetapi bola matanya yang tidak indah lagi tidak bisa menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

"Mas, nenek tau perasaanku hanya dengan melihat mataku saja. Sedangkan kamu ...."

Rombongan pengantin sudah siap naik ke mobil, tetapi tidak ada satupun orang mengajak Safina ikut bersama rombongan. Ketika Safina keluar, Merliam menghalanginya. Safina dengan penampilan yang sederhana dengan ikhlas melihat suaminya tersenyum semringah memasuki mobil pengantin.

“Kamu mau ke mana?” sindiran sinis Merliam dan tertawa tipis melihat penampilan Safina.

“Pastinya aku akan mengantar suamiku, Bu,” dengan heran Safina menjawab sindiran mertuanya.

“Tidak! Kamu tidak perlu hadir di acara istimewa anakku. Sebaiknya kamu ke rumah baru Angga. Bersihkan rumahnya dan menunggu kedatangan Angga dan istri barunya!”

Merliam tidak peduli lagi dengan tamu apakah mereka akan melihat sifat aslinya terhadap Safina.

“Tapi, Bu! Aku istrinya, bukan pembantu!” suara Safina meninggi melawan Merliam.

Safina memang menikah dengan Angga, karena ia harus balas budi kepada mertuanya. Sehingga, baktinya kepada suami, bagaikan asisten rumah tangga yang tidak lepas dari pekerjaan rumah.

Merliam mendorong Safina masuk dalam rumah, agar para tamu tidak mendengar teriakan Safina tersebut.

“Akan ada mobil menjemput dan membawamu ke rumah baru Angga. Kamu harus bersihkan rumah itu, kalau tidak ....” perintah Merliam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   8. Bukan Aku Yang Ingin Ada Di rumahmu

    “Bu. Tolong, kali ini aja aku ikut denganmu!”Safina meraih tangan Merliam yang hendak mengambil kaca mata di atas kepalanya. Tapi, ia gagal menarik simpatik Ibu mertuanya yang sangat kejam dengannya.“Kamu ingin barang mahalku rusak lagi ?” Merliam menepis tangan Safina.Di saat para tammu sibuk berlenggak lenggok menghampiri kendaraannya masing-masing. Suara Merliam terdengar di telinga tamu dan mengundang tanya di benaknya. Tentu saja tamu tersebut beranggapan adanya perselisihan antara mertua dan menantu, sebab Merliam sangat keras membentak Safina.“Emangnya ada apa sih sebenarnya? Bukankah Merliam bahagia dengan momen terindah kedua anaknya?”“Kasihan banget yah Safina parasnya seperti banyak menanggung tekanan batin.”Beberapa tamu berdiri di balik pohon, mengomentari kejanggalan sikap mertua dan menantu tersebut. “Eh, Bu. Ayo, cepat kita naik ke mobil!” Merliam menyapa tamu tersebut dengan suara lembut dan sopan.Angga, Merliam, dan para tamu menaiki mobil dan siap berdatang

    Last Updated : 2025-04-28
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   9. Tugas Apalagi Yang Harus Dikerjakan?

    Berjalan sendirian tanpa kekasih, kuatkan diri dari semangat orang tua agar bisa bertahan hidup. “Aku aja yang buka pintunya, sudah terbiasa tanganku bergerak tanpa bantuan siapa pun,” Safina menghentikan pengawal yang ingin bukakan pintu mobil. Safina kembali ke rumah Dwicahyo dengan kehampaan. Perasaannya sangat teriris akibat kekejaman Angga dan istri barunya. Tapi apakah Safina bertahan sendirian menghadapi problematika hidulnya? Ia sebenarnya mempunyai kekuatan dari seseorang yang mencintainya dari dulu, tetapi Safina belum peka dengan perasaan cinta. Yah, orang itu adalah Randy. Ponsel Safina berdering, tiba-tiba Randy menghubunginya, tapi ia tidak berani menjawab panggilan Randy, sebab masih dalam pengawasan. Randy: Kamu baik-baik saja, kan? Randy mengirimkan pesan kepada Safina, sebab panggilannya sudah tiga kali tidak dijawab oleh Safina. Safina: Iya, Ran. Makasih, yah! Safina pun sigap menjawab pesan Randy, walaupun rasa takut menghampirinya. ‘Randy, andai dul

    Last Updated : 2025-04-28
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   10. Istri Yang Kuat

    Apakah kekuatan tubuh Safina mencerminkan kekuatan cintanya kepada Angga?Setiap hari Safina bekerja di rumah mertuanya, tanpa suami. Namun, kehadiran ataupun ketidak hadiran Angga di rumah itu, tidak mengubah kekosongan hati Safina. Ia tetap tidak merasakan adanya cinta di sekitarnya.“Safina, Safina. Kamu pikir tanpa Angga di rumah, kamu bisa bermalas-malasan?” Merliam dengan congkaknya mengagetkan Safina yang sedang istirahat.“Nggak, Bu. Bukan begitu. Baru aja saya selesai nyetrika baju Ibu dan Bapak,” jantung terguncang ketika Safina menyangkal tuduhan Ibu mertuanya.Safina berdiri dengan lemas menghadapi serangan panas dari mertuanya. Badan yang kuat, akhirnya harus tumbang atas beban yang dipikul. Namun, ia menghadapinya dengan sendirian.Merliam meninggalkan Safina yang jatuh tak berdaya di lantai, tanpa sedikit pun menolongnya. Padahal Safina pingsan akibat kaget mendengarkan omelannya.Setelah sejam pingsan, Safina sadarkan diri. Safina mungkin lupa, ada seseorang yang sia

    Last Updated : 2025-04-28
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   11. Kamu, kan Istrinya Juga

    “Mau kalian apa?”Safina ingin marah, tetapi air matanya yang deluan keluar. Nasib Safina hanya sebagai status saja, perlakuan manja dari seorang suami ke istri masih dalam khayalan dan harapannya.“Tuh, kan. Dia drama lagi, sayang!” cela Angga.Angga dan Sandra tidak berhenti menghina Safina, walaupun mereka tahu bahwa air mata yang dikeluarkan Safina akibat ulahnya. Bahkan, mereka tidak memperdulikan perasaannya. Angga memerintahkan Safina merapikan kembali pakaian yang sudah berantakan di lantai.Sedangkan Sandra sengaja merayu Angga di depan Safina.“Mas, aku lapar. Kata Ibu, Safina pintar masak yah?” rayu Sandra.“Gak pintar, tapi emang itulah tugas dia di sini,” tegas Angga sambil membaringkan badannya di tempat tidur.Di balik manisnya pujian Sandra ke Safina, ia tidak segan menyuruh Safina memasak untuknya. Sandra menghampiri dan duduk mendekati Safina.“Mbak. Selesai ini, kamu masakin aku yah! Aku gak boleh telat makan. Mengerti?” bisik Sandra ke telinga Safina.Safina hanya

    Last Updated : 2025-04-28
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   1. Maafin Aku, Mas!

    “Mas, aku capek. Bisa istirahat sebentar, nggak?” Dengan wajah lelahnya, Safina menundukkan kepala. Ia berusaha mengurangi rasa gugup. Ia ingin membaringkan tubuhnya sebentar di samping suaminya—Angga Wirawan. Angga melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 06:00 pagi. Hari masih pagi, tapi Safina mau istirahat? Sebenarnya, apa yang baru Safina lakukan sampai terlihat kelelahan seperti ini? “Kamu mau istirahat?! Ini jam berapa, Safina?!" tanya Angga, ketus. "A—aku ... sebelum subuh, aku udah bangun," jawab Safina, terbata. Benar! Safina tidak mengada-ada. Safina selalu bangun lebih awal daripada siapapun di rumah ini. Status sebagai seorang Istri sama sekali tidak pernah dianggap oleh Suami dan keluarganya. "Mas, selama jadi istrimu, aku mengerjakan semua pekerjaan rumah. Apakah aku istri atau pembantu, tidak ada bedanya, Mas. " Keluarga Dwicahyo tidak memiliki asisten rumah tangga. Maka, Safina sendiri yang mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci pakaian seluruh an

    Last Updated : 2025-04-08
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   2. Kemurkaan Suami dan Mertua

    “Aduh, Bu! Jangan berharap ketinggian!” Bukannya mendapatkan pembelaan dari suaminya, Angga justru hanya menambahkan luka di hati Safina. “Coba Ibu pikir! Emangnya dia bisa ganti kebaya Ibu? Uangnya dari mana, Bu?” Angga menghampiri Merliam dan merangkulnya, tanpa membantu Safina berdiri. “Ayahnya aja menyerahkan dia ke kita untuk melanjutkan hidupnya. Belum lagi, Ayah dan Ibu harus menanggung biaya pengobatan Ibunya Safina yang sakit-sakitan.” Bagaimana pun juga, Ibu kandung Safina adalah Ibu mertuanya. Haruskah Angga merendahkan keluarga Safina seperti itu? Bagi Safina, semua ini terasa seperti mimpi buruk yang tiada berakhir. Belum pulih dari duka kehilangan Ayahnya akibat kebakaran di toko milik orang tua Angga, rasa nyeri luka bakar di wajahnya masih menghantuinya. Kini, ia harus menghadapi kesakitan yang lebih dalam lagi pada pernikahannya. "Mas, aku memang dari keluarga kurang mampu, tapi aku janji akan ganti kebaya Ibu. Tolong beri aku waktu!" Safina meyakinkan

    Last Updated : 2025-04-08
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   3. Kamu Mau Menikah Lagi?

    “Suasana rumah kenapa jadi sepi? Aku tidak mendengar suara Mas Angga. Apa dia sedang berduaan dengan Sandra? Sandra adalah anak dari salah satu teman sosialita Merliam. Parasnya cantik, dan ia adalah lulusan terbaik di Universitas ternama di luar negeri. Tentunya, Safina kalah dari segala sisi jika dibanding dengan Sandra. Safina memang kalah dari segi kecantikan dan pendidikan, tetapi ia unggul dalam ketulusan dan kesabaran. “Sayang sekali kamu, Sandra. Kamu cantik dan pintar, tapi kenapa mau jadi perebut suami orang?” Malam yang dingin, di balik jendela terdengar suara rintik hujan. Ketika Angga tidak di kamar, Safina memanfaatkan kesempatan itu untuk menulis. Menulis adalah hobi Safina dan ia tidak ingin Angga mengetahui hobinya tersebut. Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar. Safina membukanya. Ia melihat Angga dan Merliam berdiri. Di tangan Angga, terdapat kotak hadiah berwarna merah marun berukuran sedang. Safina kaget melihatnya. Ia curiga dengan sikap m

    Last Updated : 2025-04-08
  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   4. Kado Terindah Buat Suamiku

    Safina tidak memiliki alasan untuk menolak permintaan Angga. Sebab, ia tidak ingin kehilangan suaminya. Ia juga tidak memiliki banyak uang untuk pengobatan Ibunya. Tapi, tidak ada salahnya mencoba satu kali lagi, kan? Safina menggenggam kedua tangan Angga. Ia memohon , “Mas, tolong bahagiakan aku kali ini! Hari ini ulang tahun pertama pernikahan kita,” Angga buru-buru menepis tangan Safina. "Jangan sentuh aku!" pekik Angga. Angga berteriak, “kamu kan sudah nenyadari, bahwa dirimu nggak pantas mendampingiku. Sekarang, saatnya kamu tunjukkin sikap kamu ke semua orang! Aku tunggu kamu di bawah!" Angga membalikkan badan. Lalu, pergi meninggalkan Safina disusul oleh Merliam. Safina pasrah. Ia mengikuti langkah Suami dan Ibu mertuanya. Acara ulang tahun pernikahan Safina dan Angga diadakan di pinggir kolam renang. Dekorasinya sangat meriah. Bahkan, Safina sempat-sempatnya merasa tersanjung atas kemewahan acara ini. Safina berdiri di bawah pepohonan rindang. Ia tampak ti

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   11. Kamu, kan Istrinya Juga

    “Mau kalian apa?”Safina ingin marah, tetapi air matanya yang deluan keluar. Nasib Safina hanya sebagai status saja, perlakuan manja dari seorang suami ke istri masih dalam khayalan dan harapannya.“Tuh, kan. Dia drama lagi, sayang!” cela Angga.Angga dan Sandra tidak berhenti menghina Safina, walaupun mereka tahu bahwa air mata yang dikeluarkan Safina akibat ulahnya. Bahkan, mereka tidak memperdulikan perasaannya. Angga memerintahkan Safina merapikan kembali pakaian yang sudah berantakan di lantai.Sedangkan Sandra sengaja merayu Angga di depan Safina.“Mas, aku lapar. Kata Ibu, Safina pintar masak yah?” rayu Sandra.“Gak pintar, tapi emang itulah tugas dia di sini,” tegas Angga sambil membaringkan badannya di tempat tidur.Di balik manisnya pujian Sandra ke Safina, ia tidak segan menyuruh Safina memasak untuknya. Sandra menghampiri dan duduk mendekati Safina.“Mbak. Selesai ini, kamu masakin aku yah! Aku gak boleh telat makan. Mengerti?” bisik Sandra ke telinga Safina.Safina hanya

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   10. Istri Yang Kuat

    Apakah kekuatan tubuh Safina mencerminkan kekuatan cintanya kepada Angga?Setiap hari Safina bekerja di rumah mertuanya, tanpa suami. Namun, kehadiran ataupun ketidak hadiran Angga di rumah itu, tidak mengubah kekosongan hati Safina. Ia tetap tidak merasakan adanya cinta di sekitarnya.“Safina, Safina. Kamu pikir tanpa Angga di rumah, kamu bisa bermalas-malasan?” Merliam dengan congkaknya mengagetkan Safina yang sedang istirahat.“Nggak, Bu. Bukan begitu. Baru aja saya selesai nyetrika baju Ibu dan Bapak,” jantung terguncang ketika Safina menyangkal tuduhan Ibu mertuanya.Safina berdiri dengan lemas menghadapi serangan panas dari mertuanya. Badan yang kuat, akhirnya harus tumbang atas beban yang dipikul. Namun, ia menghadapinya dengan sendirian.Merliam meninggalkan Safina yang jatuh tak berdaya di lantai, tanpa sedikit pun menolongnya. Padahal Safina pingsan akibat kaget mendengarkan omelannya.Setelah sejam pingsan, Safina sadarkan diri. Safina mungkin lupa, ada seseorang yang sia

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   9. Tugas Apalagi Yang Harus Dikerjakan?

    Berjalan sendirian tanpa kekasih, kuatkan diri dari semangat orang tua agar bisa bertahan hidup. “Aku aja yang buka pintunya, sudah terbiasa tanganku bergerak tanpa bantuan siapa pun,” Safina menghentikan pengawal yang ingin bukakan pintu mobil. Safina kembali ke rumah Dwicahyo dengan kehampaan. Perasaannya sangat teriris akibat kekejaman Angga dan istri barunya. Tapi apakah Safina bertahan sendirian menghadapi problematika hidulnya? Ia sebenarnya mempunyai kekuatan dari seseorang yang mencintainya dari dulu, tetapi Safina belum peka dengan perasaan cinta. Yah, orang itu adalah Randy. Ponsel Safina berdering, tiba-tiba Randy menghubunginya, tapi ia tidak berani menjawab panggilan Randy, sebab masih dalam pengawasan. Randy: Kamu baik-baik saja, kan? Randy mengirimkan pesan kepada Safina, sebab panggilannya sudah tiga kali tidak dijawab oleh Safina. Safina: Iya, Ran. Makasih, yah! Safina pun sigap menjawab pesan Randy, walaupun rasa takut menghampirinya. ‘Randy, andai dul

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   8. Bukan Aku Yang Ingin Ada Di rumahmu

    “Bu. Tolong, kali ini aja aku ikut denganmu!”Safina meraih tangan Merliam yang hendak mengambil kaca mata di atas kepalanya. Tapi, ia gagal menarik simpatik Ibu mertuanya yang sangat kejam dengannya.“Kamu ingin barang mahalku rusak lagi ?” Merliam menepis tangan Safina.Di saat para tammu sibuk berlenggak lenggok menghampiri kendaraannya masing-masing. Suara Merliam terdengar di telinga tamu dan mengundang tanya di benaknya. Tentu saja tamu tersebut beranggapan adanya perselisihan antara mertua dan menantu, sebab Merliam sangat keras membentak Safina.“Emangnya ada apa sih sebenarnya? Bukankah Merliam bahagia dengan momen terindah kedua anaknya?”“Kasihan banget yah Safina parasnya seperti banyak menanggung tekanan batin.”Beberapa tamu berdiri di balik pohon, mengomentari kejanggalan sikap mertua dan menantu tersebut. “Eh, Bu. Ayo, cepat kita naik ke mobil!” Merliam menyapa tamu tersebut dengan suara lembut dan sopan.Angga, Merliam, dan para tamu menaiki mobil dan siap berdatang

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   7.  Aku Istrinya Bukan Pembantu

    ‘Mas, sabar apa lagi aku? Kali ini calon istri keduamu mengujiku,’ Safina turun dengan melewati anak tangga satu per satu. Ia ke dapur mengambil sisa makanan untuk disantapnya. Istri Angga tersebut mengisi tenaganya dulu sebelum menghadapi problematika rumah tangganya yang akan datang. “Oh, kamu baru mengisi perutmu dengan makanan enak, yah?” Angga tidak pernah berhenti mengusiknya. “Aku sudah selesai makan, tuan! Apa yang bisa saya bantu?” Safina bertanya dengan tidak seperti biasanya ia memanggil sapaan tersebut. “Buatkan minuman dingin buat Sandra!” Angga sangat memanjakan calon istri keduanya. Bahkan, dia tidak segan menyuruh Safina membuatkan minuman dingin untuk kekasihnya itu. Angga sungguh keterlaluan tidak memperhatikan perasaan Safina. Namun, kenapa ia perlu marah ketika pria lain menghubungi Safina? “Mas, aku lagi ribet memasak. Mestinya ia harus menunjukkan keuletannya di dapur juga, bukan menunjukkan kecantikan saja” Safina menolaknya dengan wajah yang judes.

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   6.  Ikhlas Melepaskanmu

    Badan gemetaran, pucat, dan lusuh. “Mas, semoga kamu tidak salah memilih pasangan. Aku mencoba ikhlas melepaskanmu untuk wanita itu,” kata Safina dengan memandang foto pernikahan mereka saat melangsungkan proses ijab kabul. Sehari setelah acara Anniversary Safina dan Angga sekaligus lamaran ke calon istri keduanya. Badan Safina memberikan sinyal untuk beristirahat. Ketika ingin memejamkan mata, ia tiba-tiba kepikiran tentang Randy. Safina: Randy, aku mohon sama kamu, tolong kamu jangan menampakkan dirimu ke aku! Aku takut Angga lihat dan berprasangka buruk denganmu. Safina segera mengirimkan pesan singkat kepada Randy. Tidak lama, muncul pesan balasan dari Randy. Randy: Baiklah kalo itu maumu. Aku akan selalu menunggumu, Safina. Safina sering mencurahkan isi hatinya kepada Randy. Randy pun sering memberikan nasehat kepada Safina. Ayahnya Safina pada waktu bekerja di toko tersebut mengetahui persahabatan mereka. Beliau memberikan pesan kepada Randy untuk menjaga putri kesayangan

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   5. Lihat, Mas! Kamu Akan Kaget Melihat Diriku

    “Randy?” Safina kaget dan tidak menyangka Randy nekat menemuinya. “Apa yang terjadi sama kamu?” Randy menghentikan langkah Safina dan berharap bisa bertatap muka dengannya. Safina takut Angga melihat dirinya bersama pria lain. Safina gugup hingga tanpa sadar mengelus telapak tangannya yang dingin. Sebenarnya, Safina ingin mengatakan semua hal buruk yang terjadi padanya. Namun sekarang, bukanlah waktu yang tepat. “Maafin, aku Randy! Tolong pergi dari sini! Aku ingin sendiri!” gumam Safina dengan suara tangis yang menguasai pikirannya. “Baiklah, aku pasti akan kembali buat kamu, Safina. Kamu tidak sendirian di dunia ini,” teriak Randy. Safina meninggalkan Randy dan pergi ke kamarnya. Safina menangisi takdirnya di kamar. Seharusnya, Safina bisa merasakan kebahagiaan dan mendapatkan perlakuan manja dari suaminya. Namun, ia justru melihat Angga bersikap manis pada calon madunya. Safina membuka gaunnya, lalu melempar dan menginjaknya. Ia meluapkan perasaan perasaan kecewanya. Te

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   4. Kado Terindah Buat Suamiku

    Safina tidak memiliki alasan untuk menolak permintaan Angga. Sebab, ia tidak ingin kehilangan suaminya. Ia juga tidak memiliki banyak uang untuk pengobatan Ibunya. Tapi, tidak ada salahnya mencoba satu kali lagi, kan? Safina menggenggam kedua tangan Angga. Ia memohon , “Mas, tolong bahagiakan aku kali ini! Hari ini ulang tahun pertama pernikahan kita,” Angga buru-buru menepis tangan Safina. "Jangan sentuh aku!" pekik Angga. Angga berteriak, “kamu kan sudah nenyadari, bahwa dirimu nggak pantas mendampingiku. Sekarang, saatnya kamu tunjukkin sikap kamu ke semua orang! Aku tunggu kamu di bawah!" Angga membalikkan badan. Lalu, pergi meninggalkan Safina disusul oleh Merliam. Safina pasrah. Ia mengikuti langkah Suami dan Ibu mertuanya. Acara ulang tahun pernikahan Safina dan Angga diadakan di pinggir kolam renang. Dekorasinya sangat meriah. Bahkan, Safina sempat-sempatnya merasa tersanjung atas kemewahan acara ini. Safina berdiri di bawah pepohonan rindang. Ia tampak ti

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   3. Kamu Mau Menikah Lagi?

    “Suasana rumah kenapa jadi sepi? Aku tidak mendengar suara Mas Angga. Apa dia sedang berduaan dengan Sandra? Sandra adalah anak dari salah satu teman sosialita Merliam. Parasnya cantik, dan ia adalah lulusan terbaik di Universitas ternama di luar negeri. Tentunya, Safina kalah dari segala sisi jika dibanding dengan Sandra. Safina memang kalah dari segi kecantikan dan pendidikan, tetapi ia unggul dalam ketulusan dan kesabaran. “Sayang sekali kamu, Sandra. Kamu cantik dan pintar, tapi kenapa mau jadi perebut suami orang?” Malam yang dingin, di balik jendela terdengar suara rintik hujan. Ketika Angga tidak di kamar, Safina memanfaatkan kesempatan itu untuk menulis. Menulis adalah hobi Safina dan ia tidak ingin Angga mengetahui hobinya tersebut. Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar. Safina membukanya. Ia melihat Angga dan Merliam berdiri. Di tangan Angga, terdapat kotak hadiah berwarna merah marun berukuran sedang. Safina kaget melihatnya. Ia curiga dengan sikap m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status