Share

Bab 05 Pertemuan Tak Terduga

“Agak aneh nggak sih, Rin?”

Nawa mematut dirinya di depan cermin. Airin baru saja menggunting rambutnya, membuatnya merasa asing dengan penampilannya sendiri.

Apalagi, dengan Riasan make up yang menempel di wajahnya. Membuat Nawa seperti tak mengenali dirinya lagi.

Airin menatap takjub ke arah sang sahabat.Ia juga tak menyangka, hasil riasannya akan sesempurna ini.

“Rin, kenapa? kamu pasti juga ngerasa aku aneh kan?” Selidik Nawa.

“Wa, kamu tuh cantik bangeeet”

Airin mengatakan hal itu sambil melompat kegirangan. Membuat Nawa bingung melihat tingkah gadis ini.

“Kamu tuh nyaris sempurna, Nawa. Model ternama sekalipun, lewat deh. Andaikan aja, si Sakti ngelihat kamu kaya gini, pasti dia udah bersujud minta balikan!”

Airin kesal saat mengatakan hal itu. Ia sudah mendengar dari Nawa, apa yang menyebabkan sang sahabat meninggalkan kediaman mertuanya.

Mendengar nama Sakti disebut, Nawa sontak terdiam. Statusnya masih istri dari Sakti sekarang. Ia tak tahu bagaimana caranya mengurus perceraian, karena Nawa tak memiliki sanak saudara yang bisa membantunya.

“Udah,kamu jangan pikirkan laki-laki itu lagi, ya. Aku yakin, Sakti pasti udah menikah dengan Perempuan pilihan ibunya. Sekarang fokus aja menata hidup kamu. Dengan dandanan secantik ini,aku yakin,kamu pasti bakalan diterima bekerja”

***

Dengan menumpangi Bus Kota, Airin bersama Nawa kini menuju ke Slay Café,tempat sang sahabat bekerja.

Nawa merasa sedikit risih, saat baru saja tiba di tempat itu, ia tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian.

Banyak pengunjung café terutama para Pria,menatap takjub ke arahnya. Membuat Nawa merasa tidak nyaman.

“Wa, bener kan yang aku bilang, kamu itu cantik tahu? lihat aja, cowok-cowok di sini, pada ngeliatain kamu semua”

“Tapi aku risih, Rin. Tatapan mereka tuh aneh”

Airin tersenyum, lalu merapikan bagian poni sang sahabat.

“Itu perasaan kamu aja. Mereka itu kagum lihat kamu. Makanya memperhatikan kamu sampe segitunya. Yuk ah, aku kenalin sama bos”

Airin menggandeng lengan sang sahabat, menuju ke ruangan pemilik Café. Terdengar suara berat dari dalam, yang mempersilahkannya untuk masuk, setelah Airin mengetuk pintu.

“Permisi Pak, ini saya bawa Nawa, temen saya, yang kemarin saya ceritain ke Bapak”

Pria yang sedang mengetikan sesuatu di layar gadgetnya, langsung mengangkat kepalanya. Ia tampak sedikit terkejut melihat wajah Nawa. Tapi setelahnya, ia kembali berekspresi datar saja.

“Silahkan duduk..”

Pria itu mempersilahkan Nawa untuk duduk. Airin ke luar dari ruangan, untuk melanjutkan pekerjaannya.

***

“Jadi kamu sudah pernah menikah ya?”

“Sudah Pak..”

Nawa menjawab jujur pertanyaan Laki-laki bernama Felix, yang sudah memiliki Istri dan dua orang anak. Felix sering disapa Mr. Kul, singkatan dari Kulkas, karena sikapnya yang sangat dingin, terutama kepada para wanita.

Istrinya seorang Dokter. Selain mengelola Café, Felix juga berprofesi sebagai seorang pengacara.

“Sudah punya anak?” Tanya Pria itu lagi, sebelum Nawa menggeleng kuat.

Anak adalah kelemahannya. Karena tak kunjung memiliki keturunan, hubungan pernikahannya dengan Sakti menjadi berantakan.

“Mungkin kamu sudah mendengar dari Airin, kalau saya sebenarnya membutuhkan Karyawan yang masih single”

Nawa langsung tertunduk lesu. Karena sejujurnya, Airin tak pernah mengatakan itu kepadanya.

“Maaf Pak, hubungan saya dengan Suami, sudah tidak harmonis lagi. Kami sudah berpisah, walaupun belum resmi secara hukum negara”

“Oohh..”

Felix mengangguk-anggukkan kepalanya. Bisa dikatakan, status Nawa single saat ini. Jadi sepertinya, tak ada masalah jika ia menerima wanita ini bekerja di Café miliknya.

“Kalau begitu, bisa saya pertimbangkan, Nawa. Tapi kamu pasti sudah tahu kan, kalau sistem kerja di Café saya shift-shift an. Seandainya kamu mendapatkan shift malam, kamu akan pulang pukul 12 malam, atau pukul satu dini hari. Apa kamu sanggup?”

“Sanggup Pak”

Jawab Nawa dengan cepat. Berhubung sangat butuh pekerjaan, maka ia bersedia menerima persyaratan apapun.

“Ya sudah, kalau begitu, mulai besok, kamu akan training di sini. Nanti, sebulan kemudian, kamu akan saya pindahkan ke Café yang baru”

“Terima kasih pak”

Nawa tak sanggup lagi menahan rasa haru. Senang, laki-laki ini memberikan kesempatan baginya untuk bekerja.

“Tapi ingat, selama masa training, jangan melakukan kesalahan apa pun ya, Nawa. Karena saya bisa saja langsung memecat kamu”

“Baik Pak”Jawab Nawa, tegas.

Tentunya, ia akan lebih berhati-hati lagi dalam bekerja, agar tidak kehilangan kesempatan ini. Nawa lalu menyalami Pria itu, sebelum ke luar dari ruangan.

“Sekali lagi, terima kasih ya Pak, saya permisi dulu”

Saat hendak melangkah ke luar, Nawa sempat berpapasan dengan seorang wanita cantik yang baru memasuki ruangan. Sepertinya, wanita ini adalah Istri dari Felix. Nawa tersenyum dengan sopan, walaupun senyumannya tak berbalas sama sekali.

“Siapa dia?”

Selidik wanita bernama Raya itu, kepada Felix, Suaminya.Ia tampak tidak nyaman, setelah bertemu dengan Nawa.

“Calon karyawan baru. Namanya Nawa, dia Temennya Airin”Jawab sang Suami.

“Hmm.. “ Gumam wanita itu.

“Hmm kenapa?” Selidik Felix, tetapi tak kunjung mendapatkan jawaban.

Raya melangkah menuju ke jendela, demi menyembunyikan keresahan hatinya. Wajah Nawa mengingatkannya kepada seseorang di masa lalu. Mendadak, wanita itu memiliki firasat yang tidak baik, kalau kehadiran Nawa, bisa mengganggu ketentramannya nanti.

***

“Selamat, Wa…”

Airin melompat kegirangan, setelah mendengar sang sahabat diterima di Café tersebut. Nawa tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih, Karena Airin sudah sangat banyak membantunya.

“Tapi Rin, aku masih belum punya uang untuk menyewa kamar kos-kosan. Apa aku masih boleh numpang di tempat kamu?”

Tatapan mata Nawa penuh harap. Airin langsung menepuk pelan bahu sang sahabat.

“Wa, kamu kayak sama siapa aja, sih. Aku justru senang, kamu tinggal bareng aku. Aku jadi punya teman,dan kamar kos aku juga jadi lebih rapi “

Nawa tersenyum, sebelum memeluk sang sahabat.

“Makasih ya Rin, kamu emang sahabat terbaik aku”

“Udah deh ya, sekarang jangan sedih-sedih lagi. Mulai hidup yang baru sebagai wanita yang tangguh. Kamu pasti bisa!”

Airin memberikan semangat kepada sang sahabat. Membuat kepercayaan diri Nawa semakin meningkat. Tapi kembali, rasa mual menyiksanya. Nawa berusaha menyembunyikan kondisinya dari sang sahabat.

“Aku balik ke kosan lagi ya Rin, Sampe ketemu ntar Sore.Kamu pulang sore kan, hari ini?”

“Iya, hati-hati ya, Wa. Kamu nggak biasa naik Bus kan? kalo bingung, hubungi aja aku”

Nawa mengangguk, sebelum beranjak dari hadapan sang sahabat. Persis di saat rombongan Pria yang sepertinya berasal dari sebuah perusahaan, memasuki Café tersebut.

Akibat merasa pusing, tanpa sengaja, Nawa menjatuhkan ponselnya ke lantai. Seorang pria dengan sigap membantunya, meraih ponsel tersebut untuknya.

“Makasih ya Mas..”

Nawa berkata tulus, sebelum ia terbelalak melihat laki-laki itu. Tak menyangka, ia kembali bertemu dengan laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya.

‘Mas Sakti?’ Ucap Nawa di dalam hati, sebelum ia berlarian meninggalkan tempat itu.

Sakti sempat terdiam cukup lama. Nawa kini sudah jauh berbeda, bahkan ia hampir tak lagi mengenali wanita itu.

“Pak Sakti, kenapa diam?”

Seru salah seorang rekan kerja yang berdiri di sampingnya.

“Cewek tadi siapa Pak? cantik banget. Boleh lah kenalin ke saya”

‘Cantik banget?’ tidak salah apa yang ia dengar. Nawa memang sangat cantik berdandan seperti itu. Sakti tentunya sedikit shock bertemu dengannya lagi.

Tiba-tiba saja, ia merasakan sesuatu yang menyesakkan dada, ketika mendengar pria lain memuji-muji kecantikan Nawa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status