Setelah cukup lama berbincang dengan dua dewa berwajah kembar, Jasuke memutuskan kembali mengunjungi rumah sakit. Meski dirinya agak jenuh dengan rutinitas yang dia kerjakan, tapi Jasuke juga tidak mau membiarkan kesempatan bagus yang ada di depan matanya, berlalu begitu saja.Sisa tiga warna lagi yang harus dia ubah. Itu berarti tinggal sedikit lagi, Jasuke akan menyelesaikan hukumannya. Sekarang target berikutnya ada di rumah sakit tersebut, dan Jasuke harus bisa menaruh benihnya sampai berhasil."Tuan! Anda masih di sini?" seruan seorang wanita yang tiba-tiba karenan melihat keberadaan Jasuke, juga cukup membuat sosok dewa itu sendiri merasa terkejut. Jasuke seketika menoleh kemudian senyumnya terkembang begitu dia tahu sosok yang menyapa dirinya."Aku pikir, Tuan tidak akan datang lagi ke sini. Sedari tadi saya mencari Tuan loh," ucap sosok itu yang tak lain adalah wanita yang tadi pagi baru saja menerima benih Jasuke di dalam rahimnya. Wanita itu dengan antusias langsung duduk d
Jasuke masih terdiam dengan otak yang terus bekerja. Matanya juga masih setia menatap sepasang suami istri yang sedang berdebat. Hingga tak lama setelahnya, mata Jasuke terlihat berbinar."Aku tahu, apa yang harus aku lakukan, untuk menyemalatkan mereka," Jasuke merasa senang karena sudah menemukan cara untuk menolong wanita itu. Dia segera bersiap diri untuk menjalankan rencananya.Tak lama setelah itu, di tempat yang sama, sepasang suami istri yang sedari tadi berdebat, saat ini terlihat saling terdiam dengan rongga dada yang masih bergemuruh. Keduanya bahkan saling berpaling dan tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.Namun selang beberapa saat kemudian."Baiklah, aku akan mengawasi gerak-gerik Modusa," Sang suami tiba-tiba mengatakan hal yang tidak terduga, sampai Lavena menoleh dan menatap tak percaya kepada suaminya."Kamu yakin, kamu mau melakukannya?" Lavena malah terlihat meragukan sang suami yang masih tidak menatapnya. Namun setelah mendengar pertanyaan istrinya, sang suami
Di sana, di salah satu ruang tunggu yang ada di rumah sakit, nampak wanita yang baru saja dicerca oleh pria di sebelahnya, sedang terbungkam dengan pikiran yang cukup berkecamuk. Wanita itu tidak menyangka, pria yang sudah lama dia sukai seperti sedang menyelidikinya. Bahkan sikap pria itu juga sedikit berbeda dari biasanya."Kenapa? Kamu nggak mau nunjukin letak apotik yang didatangi istriku?" Pria yang sedang kerasukan sosok Dewa itu kembali menekan dengan pertanyaaan yang sama, karena wanita licik di sebelahnya, terlihat sedang berpikir keras untuk menghindari jawaban seperti itu."Bukannya aku nggak mau nunjukin, tapi apa kamu sudah tidak percaya lagi dengan semua yang aku katakan?" Modusa malah melempar pertanyaan yang sangat tidak terduga. Apa yang ditanyakan wanita itu tentu saja sangat mengejutkan Oto sampai pria itu terperangah."Ingat, Mas, kita itu dekat sudah sejak lama. Bahkan sebelum kamu menikah, kita sudah dekat dan saling mengenal sifat satu sama lainnya. Bukankah ka
Menunggu hingga keadaan wanita yang ingin ditolongnya pulih dari rumah sakit, tentu saja akan memakan waktu yang cukup lama Bagi Jasuke untuk menjalankan misinya. Meskipun katanya hanya menunggu waktu sampai tiga hari, tapi bagi Jasuke, itu sama saja akan membuang waktu yang cukup lama.Jasuke sadar, ada hal lain yang harus dia lakukan juga. Terutama memburu Dick yang kini entah dimana dia berada. Maka itu, Jasuke cukup dilema untuk mengambil keputusan yang menurutnya sama-sama memberatkan."Kalau menurutku sih, kamu fokus dengan keadaan rumah tangga wanita itu terlebih dahulu, Jasuke," Nano memberi saran begitu Jasuke menceritakan kegundahannya kepada dua dewa berwajah kembar. Saat tengah malam menjelang, Jasuke memang memutuskan untuk pulang karena dia tidak mungkin merasuki tubuh suami dari wanita yang hendak dia tolong sampai larut. Jasuke juga butuh saran karena dia tidak sendiri di dunia manusia ini."Kamu kan sudah terlanjur merasuki tubuh suami dari wanita itu. Jadi ya kamu
Modusa diam tak berkutik. Apa yang dikatakan Lavena barusan, cukup membuat wanita itu merasa panik. Jika benar Oto mendatangi apotik yang dia datangi beberapa hari lalu, maka tamatlah sandiwara yang selama ini dia perankan.Sejak dahulu. Modusa memang selalu melontarkan informasi bohong agar hubungan Lavena dan Oto merenggang. Ditambah lagi, Oto selalu menelan bulat-bulat semua yang dia dengar dari mulut Modusa tanpa mencari bukti kebenaranya terlebih dahulu, membuat wanita itu merasa di atas angin.Sudah banyak cara yang dilakukan Modusa untuk membuat hubungan suami istri itu merenggang. Namun setiap kali usaha yang dia lakukan akan menuai hasil, pasti pada akhirnya akan ada sesuatu yang menggagalkannya.Seperti saat ini, padahal Modusa sangat yakin jika rencananya untuk memisahkan suami istri tersebut akan berhasil. Tapi wanita itu mendadak panik kala mendengar Oto akan membuktikan tuduhan yang dia layangkan kepada istri dari pria yang dia suka."Oto pergi ke apotik? Mau ngapain?" M
Jasuke dan dua dewa berwajah kembar menggelengkan kepalanya beberapa kali, saat mereka menyaksikan wanita muda yang mereka ikuti berusaha keras membujuk dan membuat kesepakatan dengan seorang dokter yang sedang melakukan pemeriksaan terhadap para pasien.Meski awalnya ditolak, wanita bernama Modusa tidak menyerah begitu saja. Dengan berbagai alasan yang cukup aneh, Modusa akhirnya berhasil mengajak sang dokter untuk berbicara berdua sampai sang dokter menunda tugasnya untuk beberapa saat."Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa aku sebaiknya merasuki tubuh dokter itu saja?" tanya Nano saat dia dan dua sosok Dewa lainnya menyimak pembicaraan dua wanita."Jangan dulu," cegah Jasuke, "Kita lihat nanti, bagaimana dokter itu akan bertindak."Nano mengangguk. Dia pun kembali memperhatikan dua wanita yang sedang bernegosiasi tersebut. Atau lebih tepatnya Modusa yang sedang membujuk dengan segala sandiwara yang dia siapkan secara mendadak.Tidak membutuhkan waktu lama, pembicaraan dua wani
Jasuke dan dua Dewa berwajah kembar tersenyum puas. Mereka tidak perlu turun tangan untuk membantu membongkar sandiwara wanita jahat, yang sedari tadi mereka ikuti. Wanita jahat itu sekarang dibuat tak berkutik gara-gara kejujuran sang dokter yang diajak kerjasama oleh wanita licik tersebut."Apa maksud, Dokter?" namanya wanita licik, dia akan selalu memiliki cara untuk menyelamatkan dirinya. Seperti saat ini, Modusa bertanya dengan memasang wajah bingung. Yang pastinya itu hanya bagian dari rencana dadakan wanita itu."Maksud Dokter bagaimana?" Oto yang juga mendengar ucapan sang dokter, ikut melempar pertanyaan karena pria itu penasaran, dengan alasan dokter mengatakan hal tidak terduga kepada Modusa.Dokter Natasha lantas tersenyum. "Tadi, wanita ini menemui saya, saat saya hendak melakukan pemeriksaan terhadap Nyonya Lavena. Dia meminta saya untuk memberikan informasi palsu tentang kondisi Nyonya Lavena kepada suaminya," dengan tenang Dokter Natasha membeberkan kebusukan Modusa.
"Akhirnya, tanpa kita turun tangan, masalah mereka selesai juga," ucap salah satu sosok Dewa, setelah menyaksikan sandiwara hidup manusia demi sebuah cinta dari manusia lainnya. Sosok Dewa itu bersama dua Dewa lainnya, merasa cukup lega dengan selesainya masalah yang hampir menghancurkan rumah tangga tersebut."Terus, apa yang akan kita lakukan di sini? Kan kita sudah tidak ada kerjaan?" sosok Dewa lainnya melempar pertanyaan"Kalau kalian mau pulang, ya udah. mending kalian pulang dulu. Aku akan tetap di sini karena aku harus mengikuti orang-orang ini sampai ke rumahnya," jawab Dewa lainnya yang akrab dipanggil Jasuke."Ngapain kamu ngikutin mereka ke rumah? Kan mereka sudah damai?" salah satu dewa berwajah kembar kembali melempar pertanyaan."Aku kan harus menanam benih ke dalam rahim wanita itu. Kalau aku tidak tahu rumahnya, bagaimana caranya aku bisa menanam benih nanti? Apa lagi aku harus nunggu waktu sampai tiga hari ke depan," jawab Jasuke, dan Dewa yang tadi bertanya nampak
Setelah terjadi percakapan yang cukup panjang dengan kedua rekan dewanya, saat ini Jasuke memilih duduk menyendiri, merenungi semua nasehat yang menghampiri dirinya. Saran dan nasehat dari dua dewa berwajah kembar, cukup membantunya untuk merenung agar Jasuke bisa mengambil pilihan yang tepat.Jasuke duduk termenung sembari menatap langit. Pikirannya menerawang pada semua hal yang telah dia lalui. Jasuke membandingkan dirinya sendiri, kala dirinya masih bertugas menjadi dewa dengan saat dia menjalani kehidupan layaknya manusia.Cukup lama sosok dewa itu merenung di halaman rumahnya. Bahkan dia merasa bosan kala jalan pikirannya terasa buntu karena sama sekali tidak menemukan solusi yang tepat menurutnya. Jasuke pun kembali berpikir untuk mengalihkan dilema yang bergelayut dalam benaknya."Apa sebaiknya aku pergi ke rumah Lavena saja ya?" gumamnya kala teringat satu nama wanita yang akan menjadi tempat terakhir Jasuke untuk menanam benih. "Benar, sebaiknya aku ke sana. Mungkin saja
Dick terduduk dengan perasaan yang sangat kacau. Matanya menatap nanar ke arah cahaya merah yang mengandung kekuatan besar, yang baru saja dia miliki. Dick tidak menyangka, kekuatan yang sangat dia harapkan, hanya sekejap bersarang pada tubuhnya. Marah dan menyesal kini berbaur dalam benak sosok dewa itu. Dick menyesal bukan karena kesalahannya yang telah berbuat curang kepada rekan sesama dewa, tapi Dick menyesal, karena dia memilih terlebih dahulu datang ke markas naga merah demi menguasai kelompok tersebut.Dick berandai-andai, jika dia memilih untuk langsung menyerang dunia para dewa, mungkin nasibnya tidak seburuk ini. Dick masih memiliki kesempatan besar untuk membalaskan dendamnya. Bahkan, bisa saja dia berhasil mewujudkan keinginannya itu berkat kekuatan besar yang dia miliki.Namun sayang, harapan tinggal harapan. Dick sudah tidak bisa berkutik lagi karena saat ini dia sudah tidak berdaya sama sekali. Dick bahkan merasa kekuatan lain yang dia miliki juga ikutan lenyap bersam
"Apa yang terjadi? Kenapa ruangan menjadi gelap begini?" tanya Nano disela-sela dirinya sedang mencari keberadaan Mato. Sosok dewa itu nampak terkejut dengan perubahan keadaan yang berlangsung mendadak di depan matanya. Ruangan yang tadinya nampak cerah karena cahaya matahari yang menembus dari atap kaca, tiba-tiba menjadi gelap dengan keadaan langit yang sangat mendung. Perubahan cuaca secara signifikan tersebut tentu saja membuat dua dewa yang ada dalam satu ruangan merasa heran."Apa mungkin, ini pengaruah dari kekuatan jahat yang ada dalam tubuh Dick?" tanya Zano menyimpulkan segala yang dia pikirkan sejak perubahan susana itu terjadi."Wah, bisa jadi itu! Jangan-jangan saat ini, Dick sedang mengeluarkan kekuatannya?" Nano mendadak panik kala mengungkapkan dugaannya yang tidak sengaja terbesit dalam pikirannya. "Bagaimana ini? Kita lanjutkan mencari Mato apa membantu Jasuke terlebih dahulu?"Zano menggeleng. "Aku tidak tahu. Saat ini keduanya sangat penting," jawabnya. Nano pun
Jasuke menyeringai. Sosok dewa itu sama sekali tidak merasa gentar kala matanya menangkap sosok Dick, yang penampilannya jelas sangat berbeda. Bahkan dalam benak Jasuke, dia sudah tidak sabar untuk menaklukan dewa yang dia buru, sejak beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Jasuke bukan baru datang ke tempat itu. Dia sudah sejak beberapa waktu yang lalu, sampai di markas Naga merah. Jasuke dan dua dewa berwajah kembar memilih fokus mencari keberadaan Mato, yang kemungkinan berada di salah satu ruangan, setelah tadi mereka mendapat surat ancaman.Namun, kala mereka memasuki ruang utama markas tersebut, Jasuke dikejutkan dengan suara perdebatan. Jasuke pun penasaran dengan apa yang terjadi di sana. Dia dan dewa berwajah kembar, memilih mendekat ke ruang yang nampak ramai dengan persebut. Namun Betapa terkejutnya Jasuke kala dia mengetahui, siapa yang sedang berdebat di sana.Jasuke sempat terperangah melihat keadaan Dick yang jauh berbeda. Bahkan, dari penampilannya saja, Jasuke sudah me
Empat sosok dewa masih berbincang sampai detik ini. Mereka membahas sesuatu yang menurut mereka penting sangat penting.Mereka berbagi pendapat dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi jika sosok dewa yang menjadi buruan mereka, datang dan mengusik ketenangan dunia dewa.Pyar!Tiba-tiba sebuah suara keras, terdengar dari arah halaman depan rumah. Keempat dewa tentu saja kaget mendengar suara tersebut. Tanpa pikir panjang salah satu dari mereka, bangkit dan beranjak keluar untuk mengecek keadaan."Apa ini?" gumam salah satu sosok dewa sembari memungut sesuatu yang tergeletak di atas rumput. Di sana, sosok dewa itu juga menyaksikan salah satu tempat tanaman hias yang terbuat dari tanah liat, nampak pecah dan tanahnya berserakan.Setelah memungut sesuatu yang dia temukan, Sosok dewa itu kembali beranjak masuk untuk menunjukan benda yang dia bawa. "Apa yang pecah, Zano?" tanya Nano begitu melihat Zano menghambiri ketiga dewa lainnya."Tempat tanaman yang ada di at
"Orang rumah pada kemana? Kok sepi?" Jasuke nampak terkejut begitu dirinya sudah sampai di kediamannya dan rumah terlihat sepi.Mata Jasuke mengedar ke segala penjuru ruangan, tapi hanya hening yang dia dapatkan. Jasuke pun berteriak memanggil dua nama dewa. Sekian detik dia berteriak, sama sekali tidak ada sahutan."Apa mereka sedang pergi?" gumam Jasuke sembari mendaratkan pantatnya di atas sofa. Dia merogoh kantung jubah yang dia kenakan dan mengeluarkan ponsel miliknya. "Astaga! Ponselnya mati," keluhnya baru sadar. Entah ponsel miliknya mati sejak kapan, Jasuke sama sekali tidak mengetahuinya. Namun bukannya segera menambah daya, Jasuke malah meletakan ponsel tersebut di atas meja dan dia merebahkan tubuhnya."Mungkin mereka sedang pergi, biarin aja lah," Jasuke kembali bergumam dan dia memilih bengong di sana. Namun, tak lama setelah itu, Jasuke malah dkejutkan dengan kedatangan sosok yang dia kenal secara tiba-tiba dan sudah berdiri di hadapannya."Mahedewa!" pekiknya. Jasuke
Jasuke terdiam sembari mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Sesekali dia memperhatikan wajah wanita yang terlelap di atas ranjang tersebut. Dia begitu Cantik dan kelihatan masih muda. Saat itu juga Jasuke kembali teringat akan sikap wanita itu yang mendadak marah hanya karena candaannya.Jasuke masih diselimuti rasa heran dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Bagaimana mungkin ada seorang wanita yang dengan mudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati seorang pria, hanya karena wajah pria yang tampan. Apa semua wanita seperti itu.Namun kala Jasuke kembali mengingat semua kejadian yang telah dia lalui, terutama yang terhubungan dengan wanita, Jasuke malah jadi senyum-senyum sendiri kala menyimpulkan sebuah fakta, memang beberapa wanita selalu ingin kembali bercinta dengannya dengan alasan yang sama, yaitu, wajah Jasuke yang sangat tampan."Tuan Jas, Nikmatilah tubuh saya, Tuan, Ayok, Aku siap," tiba-tiba Lucia mengigau dan tentunya Jasuke kaget mendengarnya. Sosok dewa yang tadi se
Pada akhirnya Jasuke dibuat bimbang karena isengnya. Wanita yang telah dia tolong, justru terlihat agresif dalam menanggapi ucapan Jasuke yang berawal dari candaan. Jasuke bahkan sampai terdiam untuk beberapa saat, mencari cara untuk mengatasi masalah yang menurutnya cukup rumit dan membuat Jasuke berpikir keras."Kenapa anda malah diam? Apa anda sedang berpikir untuk mencari alasan agar bisa pergi dari sini dan menghindari saya?" tuduhan Lucia membuat Jasuke seketika tersentak. "Baiklah. Mungkin memang anda ingin menghindar dari keadaan seperti ini, sebaiknya aku masuk kamar."Belum sempat Jasuke mengeluarkan suaranya, Lucia terlebih dahulu beranjak meninggalkan Jasuke di ruang tamu. Jasuke pun semakin merasa tidak enak hati karena telah mengecewakan si pemilik rumah.Setelah lama terdiam dengan merenungi apa yang baru saja terjadi, begitu Lucia masuk kamar, Jasuke pun memilih beranjak menuju kamar yang sudah disediakan Lucia untuk dirinya beristirahat serta menjalankan misinya.Se
Pada akhirnya malam ini Jasuke harus menginap di rumah Lucia. Demi sebuah misi yang sebentar lagi akan berakhir, sosok dewa itu tidak ada pilihan lain lagi, yang bisa dia gunakan selain bermalam di rumah wanita yang dia tolong. Setelah banyak hal yang dia bicarakan dengan sepasang suami istri yang hendak dia tolong, Saat ini Jasuke sudah kembali berada di rumah Lucia."Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Apa ada sesuatu yang sangat menyenangkan, sampai kamu tersenyum sendiri seperti itu?" tanya Jasuke kala matanya menangkap raut wajah Lucia yang nampak bahagia. Sedari tadi diam-diam, Jasuke memang memperhatikan tingkah wanita muda yang bersamanya saat ini.Lucia nampak kaget mendengar ucapan tamunya. Tapi itu hanya sebentar saja, karena selebihnya dia kembali tersenyum dan kali ini senyuman wanita itu cukup lebar. "Tentu saja saya tersenyum karena saya sedang merasa senang. Hari ini banyak kejadian yang membuat saya senang dan tentunya saya merasa sangat bahagia tanpa beba