Para anggota tim lainnya terdiam.
"Benar yang di katakan Raka, kita tidak tau siapa Wakil Ketua Dewan OSIS dan kita juga tidak tau dimana dia menyimpannya, bagaimana kita akan mendapatkan berkas itu sekarang?" Ucap kekasih Raka atau Tessyana.
"Kenapa kita tidak cari tau ke Senior aja, siapa tau mereka tau siapa wakil ketua Dewan OSIS dan kita bisa menemukannya untuk mendapatkan berkas itu," kata salah seorang anggota tim bernama Rea.
"Tapi Re, kita bahkan tidak berani berhadapan dengan para senior. Bagaimana cara kita untuk bertanya pada mereka, coba?" balas Theo.
"Ah. Untuk masalah itu tenang saja," ucap Rea.
"Tenang? kamu masih bisa nyuruh kita buat tenang? hei! keberlangsungan kita di Akademi ini itu sedang di ujung tanduk, bagaimana kita bisa tenang?" ucap Reyna keras.
"Eh, sabar dulu dong. Aku juga belum selesai, jangan potong gitu aja kenapa? Nih ya, emang kamu lupa siapa abang kamu itu? Bukannya dia bagian dari OSIS Dalam? Kenapa kamu nggak minta bantuan dia aja, kan koneksi mereka cukup baik dengan para Guard," ucap Rea kesal.
"Abang? Siapa abang kamu Rey?" tanya Raka.
***
"Yo. Alvaro Maquella Honors, gimana dengan perkembangan ujian tahap pertama, apakah banyak yang lolos?" tanya seorang siswa OSIS berpita biru.
"Lumayan lah ada kemajuan dikit dari tahun lalu. Eh, gimana kabar wakil ketua, kamu udah denger belum. kabar tentang dia?" jawab dan tanya Alvaro.
"Nggak tau tuh. Kenapa nggak tanyain langsung aja ke Ketua Dewannya langsung, lagian dia nggak akan cuekin kita kok. Hahaha," saran Lilyana Caroline sang sekertaris OSIS Dalam.
"Ah, saran kamu tuh kaya nggak tau aja gimana tempramen dia sejak kepergian Wakil ketua Dewan yang tiba-tiba, bisa-bisa walaupun tidak cuek tapi ya tetep aja segala kursi, pulpen, buku, dll melayang semua atau bahkan mungkin kepala kita yang melayang," kata Alvaro sedikit cemberut.
"Hahaha. Ya udah nggak usah tanyain, mending pikirin nih. Dimana wakil ketua nyimpen tuh soal, jelas banget kalau nanti tim OSIS Luar bakal dateng tanyain tuh soal, mending cari tau sekarang," ucap lily
Alvaro menghembuskan napasnya lelah, "soal ujian itu, dia simpan di ruangannya kalau gak salah. Dulu dia pernah bilang sama aku, dia simpan di amplop coklat di dalam lemari di sudut rak buku di ruang kerjanya," jawab Alvaro.
"Pertanyaannya sekarang, Bagaimana cara kita mengambilnya dari sana? karena kalau kita sembarangan, maka bukan cuma kursi yang melayang tapi juga nyawa kita yang terbang," lanjut Alvaro sambil berpikir.
"Ya Ampun. Kamu itu bodoh banget sih, Alvaro. "sebuah suara menjawab pertanyaan Alvaro dari balik pintu.
Cklek.
Dia adalah Satya Kevin Pranam, seorang siswa asal Indonesia yang memiliki nama belakang seperti orang India. Dia adalah Bendahara OSIS Dalam tentunya, sedangkan Lily adalah sekertaris dan Alvaro adalah kedisiplinan.
"Eh, enak aja kalau ngomong. Kalau aku itu bodoh nggak bakal aku jadi kedisiplinan OSIS Dalam kaya gini, yang ada aku udah jadi murid biasa yang nggak tau apa-apa atau bahkan mungkin nggak akan aku masuk ke akademi ini," jawab Alvaro kesal.
"Jangan kesal dulu lah. Kita dengerin dulu apa yang mau dikatakan si Kevin ini," ucap Lily menenangkan.
"Nah, hanya ada satu pertanyaan dari aku. Bagaimana cara masuk ke markas Penjaga? udah itu aja," ucap Kevin.
"Ngapain ke markas mereka? kita nggak ada urusannya kali sama mereka, Iya kan Li?" ucap Alvaro.
"Iya itu benar. Ngapain kita ke markas penjaga? memang ada apa di sana?" kata lily.
"Mau apa kalian ke sana?" Lagi-lagi sebuah suara menginterupsi percakapan mereka.
"Eh. Ada ketua dan wakil ketua," ucap ketiganya kikuk.
Kedua Laki-laki itu mengerutkan dahinya, "kita tanya, kalian mau apa ke markas para penjaga? kalian ingin dihajar ya? atau kalian ingin masuk ICU, heh?" tanya salah satu dari dua laki-laki tadi.
"Eh. Enggak kok, " jawab Lily dengan menggerakkan tangannya
"Iya, kita enggak ngapa-ngapain. hehe," sambung Kevin.
"Benar kata mereka, kita nggak ngapa-ngapain," kata Alvaro mengiyakan.
Keduanya memandang mereka bertiga tak percaya, "kalian yakin?" tanya salah satu diantara keduanya.
"Eh iya kok,iya kita yakin. Em, iya kita mau tanya nih, tentang soal-soal tahun ini. Maksudnya soal-soal ujian tahun ini ada di mana ya?" kata lily.
"Berkas soal? bukankah kita udah memberitahu kalian ya, soal itu disimpan oleh Wakil Ketua Dewan OSIS dan itu ada di ruangan dia sendiri, kalau kalian ingin masuk ke sana kalian harus mencari seseorang yang memang bisa dengan leluasa masuk ke dalam ruangan tersebut, atau kalian ingin sebuah kepalan melayang dan menghancurkan diri kalian sendiri, maka kalian bisa masuk ke sana sendiri atau dengan teman kalian sebagai teman senasib, " jawab Mike atau Mikeal Adelio Alexander.
" ah, iya. Soal itu kita tahu, tapi kita tidak tahu siapa yang bisa leluasa masuk ke sana," jawab Alvaro.
"Kita tahu siapa yang bisa dengan leluasa masuk ke sana, dan sebenarnya kita bermaksud untuk meminta bantuan pada Choxy Anderson untuk masuk ke dalam ruangan tersebut, maka dari itu kita bermaksud untuk pergi ke markas para penjaga. walaupun kita tahu kalau konsekuensinya pasti akan sangat merugikan diri kita, tapi kembali lagi itu adalah tanggung jawab kita sebagai seorang OSIS terlebih lagi kita adalah OSIS Dalam dan bisa dibilang kita ini anggota inti, kalau hal sekecil ini saja kita tidak bisa bagaimana nanti jika ada hal yang lebih besar dari ini?" ucap Kevin menjelaskan.
" Nah, itu yang kita maksud, soalnya kita yakin kalau tim dari osis luar yang bertugas untuk mengurusi soal-soal ujian tahun ini mereka pasti akan datang ke kita untuk menanyakan tentang soal-soal tersebut, karena dari mata-mata yang tersebar mengatakan kalau steven alias si ketua osis luar telah dengan tegas mengatakan kepada salah satu ketua tim untuk mengganti soal-soal yang telah mereka siapkan," ucap Lily menerangkan.
" lah kok aku nggak dikasih tahu kalau steven udah mengatakan seperti itu, bagaimana sih kalian?" kata Alvaro dengan kesal.
" eh ini gimana sih, jangan ngambek dulu kenapa? kamu kan dari kemarin-kemarin udah ini ngurusin ujian tahap pertama. Ya kita nggak mungkin gitu aja, apa namanya? gangguin kamu. Kamu kan juga harus fokus ke pekerjaan kamu, kalau pekerjaan kamu terbengkalai gara-gara kamu ikut-ikutan mikirin soal ini. Nah, siapa juga yang repot kamu mau mengulang dari awal semuanya nggak? nah, makannya kau paham kan?" kata lily menerangkan.
Ujian HSA adalah sesuatu hal yang penting, karena ujian inilah sekolah atau academy ini memiliki murid-murid yang berprestasi dan dapat dibanggakan. Satu hal yang perlu kita tahu bahwa ujian ini sebenarnya adalah hal yang sangat sepele, karena tahapan demi tahapan ujian ini sangatlah mudah apabila kita tidak ter doktrin terlebih dahulu akan hal-hal yang menakutkan tentang ujian ini.
Seringkali banyak oknum oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk menanamkan rasa takut tentang academy ini, karena mereka tidak tahu dengan jelas bagaimana academy ini sebenarnya dan seperti apa sistem yang berlaku di akademi ini.
"Jadi bagaimana sekarang? maksudnya apakah kita bisa atau kalian bisa membantu kami untuk masuk ke dalam markas penjaga? kalian tahu sendiri kan kalau soal-soal ini sangatlah penting karena tanpa ini kita tidak bisa memasuki ujian tahap kedua," tanya Kevin.
" Kita bisa, tapi ini akan sangat beresiko untuk kalian lakukan sendiri. Lebih baik kalian menyerahkan ini saja kepada para tim dari OSIS luar, kenapa? karena mereka yang sebenarnya yang bertanggung jawab untuk masalah ini lebih lanjutnya," balas Excell
" Nah seperti itu, karena para penjaga berbeda dengan kita. Walaupun sebenarnya mereka masih merupakan murid academy, akan tetapi tetap saja mereka memiliki hak yang lain dengan murid-murid yang lain ataupun dengan kita." sambung Mike.
Setelah diskusi yang panjang akhirnya mereka memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada tim OSIS Luar, mereka sendiri yang akan memantau serta mengoreksi bagaimana kinerja mereka dan bagaimana cara seleksi tahap kedua berjalan nanti.
Reyna berjalan memasuki lorong-lorong kekuasaan dari OSIS Dalam yaitu gedung B, tempat dimana ruang kelas 2 berada.Tatapan demi tatapan dari para senior kelas 2, baik itu program Bahasa, Sains, Sosial, Teknik Informatika, Seni, ataupun yang lainnya, semuanya menatap dengan aneh dalam artian sedikit mengintimidasi.Bisa dibilang tatapan mereka yang membuat banyak sekali junior-junior mereka yang berada di kelas satu menjadi takut untuk datang ke kawasan tersebut, walaupun sebenarnya baik-baik saja apabila mereka memasuki kawasan tersebut, namun kesenjangan antara senior dan junior sangatlah berlaku dan sangat kental di akademi ini.Kesenjangan ini yang menjadikan para junior atau murid baru di sini takut kepada para senior mereka yang telah lama berada di sekolah ini, ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun dua tahun belakangan ini hal itu lebih sering terjadi."Hei, lihat
"Kamu tau, aku tidak pernah memakan makanan selezat ini selama setahun terakhir." Kenzi memakan makanan di hadapannya dengan penuh kenikmatan."Ya, kan bagaimana lagi. Dulu, setiap kali kau makan pasti aku yang memasaknya," ucap Alexa mencoba mengenang."Makanya, aku selalu merasa makanan lain yang aku makan itu tidak selezat yang kamu buat." Kenzi tersenyum pada Alexa, "kamu adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu dari anak-anak ku, sayang.""ih, apaan sih. Ayo habiskan, cepat. Setelah itu kita pergi ke taman," ucap Alexa sedikit malu-malu.***Rosella Alexandra, duduk sambil mengenang masa-masa indahnya bersama Sang kekasih.Di dalam kelas yang masih sepi dia duduk termenung, melihat kehidupannya selama 17 tahun ini sangatlah penuh dengan cobaan.Terpisah dengan sahabatnya, bertemu kembali dan menjalin kasih (masa yan
Alexa berjalan pulang ke rumahnya, sebuah rumah sederhana yang di tempati oleh dirinya, ibunya, ayah tiri dan dua saudara tirinya.Sebuah rumah dengan 4 buah kamar tidur, dua kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Begitu sederhana, sangat sederhana.Dia berjalan memasuki kamarnya yang berada di tengah, melihat dua bayi berusia kurang dari dua tahun yang begitu lucu, keduanya tidur lelap.Dia tersenyum lembut dan mengecup dahi keduanya dengan penuh kasih."Lea, Leo. Maafkan Mama ya? Mama tidak bisa membawa ayah kalian untuk melihat kalian. Tapi Mama janji, Mama akan berusaha untuk menjadi ibu sekaligus Ayah yang baik buat kalian."Dia tersenyum, beranjak dari kasur dia mengganti pakaiannya dan segera keluar untuk makan siang."Alexa, ayo sini cepat kita makan bersama." panggil ayah tirinya.Alexa hanya tersenyum tipis, di
"Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa bertanya langsung pada mereka," lanjut Alexa."Huh." Sena menghentakkan kaki dan membawa ibunya pergi.Nesya yang hanya diam mendengarkan saja juga terkejut. Dia bergegas mendekati Alexa dan menanyakan apa maksud darinya berkata demikian."Kak. Apa maksud kakak bicara seperti itu?" ucap Nesya."Kenapa memang, Sya? adakah yang salah?" tanya Alexa."Enggak, bukan begitu kak. Maksudnya itu, kalau kakak sudah muak dengan ocehan Kak Sena bukankah lebih baik untuk pergi saja. Kalau kakak ketahuan bicara yang tidak-tidak tentang dr. Chris, mungkin kakak bisa di tuntut.""Benar itu, Lex. Lebih baik kamu bicara saja yang sejujurnya, agar kita tidak mendapatkan masalah yang lebih besar lagi," sambung Rendi.Alexa tersenyum, "kalian tenang saja. Tidak akan terjadi apapun, tidak
Alexa, Rendi dan Nesya beserta si kembar Lea dan Leo baru saja memasuki ruangan ketika suara Bu Kyky menginterupsi."Alexa, Rendi sebelum kalian melakukan aktivitas lainnya Bunda mau ngomong sesuatu sama kalian," ucap Bu Kyky, "ikut Bunda sekarang." Perintahnya."Emang Bunda mau ngomong apa? kenapa tidak nanti saja, bun?" kata Rendi."Enggak. Alexa, sekarang serahkan si kembar pada Nesya dan Kalian berdua ikut bunda ke ruang kerja bunda sekarang."Rendi melihat Alexa di sampingnya sedangkan Alexa mengangkat bahunya tidak tau."Sudah, lebih baik kalian ikut saja. Biar twins Aku yang urus. hehe," Nesya langsung membawa Lea dan Leo ke kamarnya untuk bermain.Alexa dan Rendi menuju ruangan Bu Kyky atau bunda mereka.Ruangan tersebut bernuansa kuno dan klasik, di sekeliling ada banyak buku yang tertata rapi dan ju
Reyna berjalan memasuki lorong-lorong kekuasaan dari OSIS Dalam yaitu gedung B, tempat dimana ruang kelas 2 berada.Tatapan demi tatapan dari para senior kelas 2, baik itu program Bahasa, Sains, Sosial, Teknik Informatika, Seni, ataupun yang lainnya, semuanya menatap dengan aneh dalam artian sedikit mengintimidasi.Bisa dibilang tatapan mereka yang membuat banyak sekali junior-junior mereka yang berada di kelas satu menjadi takut untuk datang ke kawasan tersebut, walaupun sebenarnya baik-baik saja apabila mereka memasuki kawasan tersebut, namun kesenjangan antara senior dan junior sangatlah berlaku dan sangat kental di akademi ini.Kesenjangan ini yang menjadikan para junior atau murid baru di sini takut kepada para senior mereka yang telah lama berada di sekolah ini, ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun dua tahun belakangan ini hal itu lebih sering terjadi."Hei, lihat
Para anggota tim lainnya terdiam."Benar yang di katakan Raka, kita tidak tau siapa Wakil Ketua Dewan OSIS dan kita juga tidak tau dimana dia menyimpannya, bagaimana kita akan mendapatkan berkas itu sekarang?" Ucap kekasih Raka atau Tessyana."Kenapa kita tidak cari tau ke Senior aja, siapa tau mereka tau siapa wakil ketua Dewan OSIS dan kita bisa menemukannya untuk mendapatkan berkas itu," kata salah seorang anggota tim bernama Rea."Tapi Re, kita bahkan tidak berani berhadapan dengan para senior. Bagaimana cara kita untuk bertanya pada mereka, coba?" balas Theo."Ah. Untuk masalah itu tenang saja," ucap Rea."Tenang? kamu masih bisa nyuruh kita buat tenang? hei! keberlangsungan kita di Akademi ini itu sedang di ujung tanduk, bagaimana kita bisa tenang?" ucap Reyna keras."Eh, sabar dulu dong. Aku juga belum selesai,
Alexa, Rendi dan Nesya beserta si kembar Lea dan Leo baru saja memasuki ruangan ketika suara Bu Kyky menginterupsi."Alexa, Rendi sebelum kalian melakukan aktivitas lainnya Bunda mau ngomong sesuatu sama kalian," ucap Bu Kyky, "ikut Bunda sekarang." Perintahnya."Emang Bunda mau ngomong apa? kenapa tidak nanti saja, bun?" kata Rendi."Enggak. Alexa, sekarang serahkan si kembar pada Nesya dan Kalian berdua ikut bunda ke ruang kerja bunda sekarang."Rendi melihat Alexa di sampingnya sedangkan Alexa mengangkat bahunya tidak tau."Sudah, lebih baik kalian ikut saja. Biar twins Aku yang urus. hehe," Nesya langsung membawa Lea dan Leo ke kamarnya untuk bermain.Alexa dan Rendi menuju ruangan Bu Kyky atau bunda mereka.Ruangan tersebut bernuansa kuno dan klasik, di sekeliling ada banyak buku yang tertata rapi dan ju
"Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa bertanya langsung pada mereka," lanjut Alexa."Huh." Sena menghentakkan kaki dan membawa ibunya pergi.Nesya yang hanya diam mendengarkan saja juga terkejut. Dia bergegas mendekati Alexa dan menanyakan apa maksud darinya berkata demikian."Kak. Apa maksud kakak bicara seperti itu?" ucap Nesya."Kenapa memang, Sya? adakah yang salah?" tanya Alexa."Enggak, bukan begitu kak. Maksudnya itu, kalau kakak sudah muak dengan ocehan Kak Sena bukankah lebih baik untuk pergi saja. Kalau kakak ketahuan bicara yang tidak-tidak tentang dr. Chris, mungkin kakak bisa di tuntut.""Benar itu, Lex. Lebih baik kamu bicara saja yang sejujurnya, agar kita tidak mendapatkan masalah yang lebih besar lagi," sambung Rendi.Alexa tersenyum, "kalian tenang saja. Tidak akan terjadi apapun, tidak
Alexa berjalan pulang ke rumahnya, sebuah rumah sederhana yang di tempati oleh dirinya, ibunya, ayah tiri dan dua saudara tirinya.Sebuah rumah dengan 4 buah kamar tidur, dua kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Begitu sederhana, sangat sederhana.Dia berjalan memasuki kamarnya yang berada di tengah, melihat dua bayi berusia kurang dari dua tahun yang begitu lucu, keduanya tidur lelap.Dia tersenyum lembut dan mengecup dahi keduanya dengan penuh kasih."Lea, Leo. Maafkan Mama ya? Mama tidak bisa membawa ayah kalian untuk melihat kalian. Tapi Mama janji, Mama akan berusaha untuk menjadi ibu sekaligus Ayah yang baik buat kalian."Dia tersenyum, beranjak dari kasur dia mengganti pakaiannya dan segera keluar untuk makan siang."Alexa, ayo sini cepat kita makan bersama." panggil ayah tirinya.Alexa hanya tersenyum tipis, di
"Kamu tau, aku tidak pernah memakan makanan selezat ini selama setahun terakhir." Kenzi memakan makanan di hadapannya dengan penuh kenikmatan."Ya, kan bagaimana lagi. Dulu, setiap kali kau makan pasti aku yang memasaknya," ucap Alexa mencoba mengenang."Makanya, aku selalu merasa makanan lain yang aku makan itu tidak selezat yang kamu buat." Kenzi tersenyum pada Alexa, "kamu adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu dari anak-anak ku, sayang.""ih, apaan sih. Ayo habiskan, cepat. Setelah itu kita pergi ke taman," ucap Alexa sedikit malu-malu.***Rosella Alexandra, duduk sambil mengenang masa-masa indahnya bersama Sang kekasih.Di dalam kelas yang masih sepi dia duduk termenung, melihat kehidupannya selama 17 tahun ini sangatlah penuh dengan cobaan.Terpisah dengan sahabatnya, bertemu kembali dan menjalin kasih (masa yan