Raven tetap berdiri di tempatnya dengan hati memanas, ia bersabar untuk tidak menampakkan diri di depan wajah Liam Halminton. tapi semakin bersabar, emosi di dalam diri Raven semakin membara.
Mata Raven masih terus menatap perselihan yang terjadi di depan mata. hatinya sakit, melihat istri dan adik kembarnya di lecehkan oleh Liam Halminton.
Liam Halminton yang puas memanasin suasana, akhirnya memilih pergi dengan wajah bahagia sembari tertawa.
"Dasar gila," umpat Ruster kepada Liam Halminton yang berjalan dengan santainya.
Kepalan tangan Romeo menimbulkan bunyi tulang. ia berjalan kencang untuk mengejar Liam, untuk memberikan Liam pelajaran. tapi Ruster langsung memeluk Romeo untuk menghentikan langkah Romeo. ia tidak mau Romeo masuk penjara karena membuat keributan di luar.
"Udah Meo.... jangan..." pinta Ruster memohon.
Ruster memeluk Romeo dengan erat. sampai Raven berjalan ke arah keduanya. wajah teduh Raven membuat dahi Romeo mengerutkan
"Aku rasa lebih enak seperti ini," ucap Romeo yang mencium bibir Ruster. Untuk mendapatkan kentang goreng yang sedari di kunyah oleh Ruster dengan wajah cemburut dan mengerutu."Meo," pekik Ruster mendorong Romeo menjauh. Tapi Romeo tidak ingin menjauh. Ia menahan tenguk Ruster dan terus menciumnya dengan liar."Hmmmp," pekik Ruster dengan suara tertahan oleh ciuman Romeo yang semakin meminta lebih.Suara Ruster membuat Raven penasaran, ia menarik jaket di kepalanya. Lalu kedua mata beriris biru laut menatapi pemandangan yang memancing birahinya..Raven tidak ingin kalah, ia mengecup leher Ruster dengan gigitan sensualnya.Ruster tidak ingin jadi tatapan banyak orang akibat kelakuan dua suaminya yang benar-benar gila sex.Kedua tangan Ruster terulur untuk mencubit pinggang dua pria kembar yang semakin meminta lebih tanpa melihat situasi sedang di mana posisi mereka bertiga saat ini.
"Kembali? untuk apa?" tanya Rayyan dengan dahi berkerut dan tidak senang dengan pertanyaan Romeo."Kita akan kembali, saat sudah bosan di sini. lagian sekarang lagi menarik," timpal Reihan terkekeh renyah. ia mengambil bantal dari tangan Rayyan dan melemparnya ke arah Raven yang serius kerja.Raven memutar kepalanya dengan tatapan malas kepada kedua ayahnya yang jahil."Semua ini salah Romeo. aku kena imbasnya, jadi silahkan hukum saja anak bungsu kalian itu. daripada menganggu aku yang sibuk kerja," ucap Raven dingin dan menekan.Mata Romeo terbelalak.Reihan dan Rayyan tidak takut dengan tatapan Raven yang dingin."Percuma mengeluarkan tatapan mengitiminasi padaku," ucap Reihan dengan gaya sombong."Aku rasa lebih baik Daddy cepat pergi istirahat deh, daripada aku aduhkan kepada Mom. bahwa Daddy bandel dan semakin menambah demam menjadi parah di musim panas," timpal Romeo mengancam karena matanya sudah melirik sang ibu yang berjalan
Ruster langsung menghampiri Raven, ia dengan telaten mengikat dasi di leher Raven sampai rapi. begitu juga dengan dasi Romeo juga di rapikan. agar tidak terjadi pilih kasih di antara keduanya. karena ia tahu kedua suaminya merupakan pria cemburuan. ingin mendapatkan hak dan cinta yang sama. maka Ruster harus membaginya secara rata."Waktunya makan," ucap Ruster mengenggam tangan kedua kembar, berjalan bersama-sama ke dalam ruang makan yang di tatapi oleh ketiga orang."Dasar manja," cibir Reihan sinis. karena ia yang paling suka mengerjain kedua anaknya. walau keduanya sudah berkeluarga. bagi Reihan keduanya masih anak-anak di matanya.Raven dan Romeo menulikan telinga mereka berdua. keduanya malas berurusan dengan sang ayah yang hobi menjahili mereka berdua sejak dulu. padahal mereka bukan anak-anak lagi."Kita sudah selesai sarapan, waktunya bermandi ria. daripada melihat kedua anak manja ini yang entah kapan dewasa," timpal Rayyan yang berdiri dari tem
Sikap cengeng Romeo yang kena depak keluar semalam dari kamar semakin lirih. ia benar-benar menunjukan kesedihan tanpa di buat-buat di depan Ruster."Cengeng," cibir Raven yang mengedipkan kedua matanya yang terasa basah. karena ulah Romeo berdampak untuknya."Biarin," balas Romeo cuek dan menyekat air mata dengan punggung tanganya dan sebelah tangan membawa bekal makan siangnya.Ruster mengulum senyumanya, ia mengusap air mata Romeo dengan jemari. sembari mengecup rahang Romeo berapa kali. agar Romeo tidak menagis lagi, yang seolah membuat Ruster merasa bersalah karena menghukum mereka tidur di luar kamar semalam."Malam ini kita tidur bersama-sama, jangan sedih lagi. Aku yakin kamu pasti akan memelukku dengan cinta besar," ucap Ruster menghibur suaminya yang asli cengeng.Raven hanya bisa berkacak pinggang. Menandakan ia sedang iri dan cemburu. Melihat kemestraan keduanya di depan
Lesti tahu, Nyonya muda selalu di larang masak oleh kedua tuannya dengan banyak alasan, tapi nyonya Ruster selalu beralasan mencoba buat masakan baru. sehingga kedua tuannya selalu mengalah dengan hati merana."Tentu saja, saya akan menjaga nona muda dengan aman. anda harus berjuang mencari alasan lagi," ucap Lesti masih tetap dengan sikap ramah."Kamu benar, jika tidak. aku bisa gila berdiam diri di rumah ini, ini itu tidak boleh di kerjakan dengan alasan tidak masuk akal. benar-benar keterlaluan deh mereka berdua itu," gerutu Ruster yang mengeluarkan unek-unek dalam hatinya.Lesti tidak berani ketawa, ia paham kenapa Ruster sangat marah. tapi mau bagaimana lagi, semua ini karena tuannya telalu mencintai Ruster dan ingin Ruster hidup seperti istri para kongmerat. tapi Ruster banyak membantah dengan banyak alasan.***Di perusahan, seperti biasanya. Romeo yang selalu pergi rapat bersama dengan Jack. jangan berharap Raven akan ikut. karena Raven mer
"Tentu saja, aku akan mengaduhkannya kepada Ruster. bahwa Raven Van Diora menumbalkan sang adik untuk melarikan diri dari kejaran para wanita dan melimpahkan semuanya," balas Romeo dengan nada kesalnya. untuk berapa bagian, ia harus tegas kepada Raven yang merupakan kembaranya. jika tidak ia akan menjadi tumbal selamanya."Ck," decak Raven kesal. ia memilih pergi dari hadapan Romeo sambil mengerutu dalam hati. karena adik manisnya sudah mulai melawan terhadapnya dan hal ini tidak di sukai oleh Raven."Kalian lama," saut Ruster dengan wajah marahnya kepada Raven dan Romeo dari arah belakang yang berhasil mengaketkan keduanya.Keduanya membalikan badan dan melihat ke arah Ruster."Mereka cantik dan mulus, body juga bagus. beda dengan aku yang sudah anak 3," lanjut Ruster dengan tangan bersedekap di bawah dada dengan ujung mata melirik ke arah para wanita yang masih menatapi kedua suaminya dengan tatapan yang sangat di benci oleh Ruster.Romeo menelan
"Sama, aku akan minta Jack atau Silver Jong ambil ahli perusahan. dengan begitu kita bisa pergi santai," timpal Raven.Romeo menganruk-ngaruk kepalanya sembari berpikir."Perasaan di Prancis masih ada perusahan inti kan, jangan katakan nanti kita kerja di sana?" ucap Romeo yang baru ingat dengan perusahan inti peninggalan kakek dari pihak ibu mereka.Raven menepuk jidatnya, ia juga lupa dengan perusahan itu yang sekarang masih berdiri kokoh dan di pegang oleh kedua ayah mereka."Pada lupa," goda Ruster terkekeh garing.Wajah keduanya memerah merona. Raven langsung memasang wajah dingin, walau ia tidak bisa menyembunyikan kenyataan yang terlukis di wajahnya. sedangkan Romeo hanya tersipu malu.Selesai makan, keduanya menemani Ruster belanja. Raven bertugas mendorong troli seperti orang bodoh. sedangkan Romeo menyambut setiap barang yang di serahkan Ruster dan menaruhnya ke dalam troli. tidak lupa, Romeo tersenyum menyindir kembaranya yang ber
Merasa tidak ada suara pertanyaan lagi. Ruster mulai menyadari penjelasanya telah melukai hati kedua suaminya."Tapi sekarang ada kalian berdua, sejak aku hamil Time sampai melahirkan. aku senang sekali, merasa di sayang dan di temani oleh kalian berdua."Ruster membalikkan badanya hingga terlentang. ia menarik tangan Raven dan Romeo."Aku ngatuk, apa kalian tidak mau tidur memeluk aku lagi atau lebih senang tidur bersama para nyamuk di luar sana?" ucap Ruster dengan mata melihat kanan dan kiri."Tidak senang," balas Romeo dengan nada sebelnya.Raven tidak bersuara, ia langsung memeluk pinggul dari arah kanan dengan posisi tubuh Ruster menghadap ke Romeo. dalam hitungan detik, Raven sudah tertidur lelap tanpa bersuara."Hmmm, cepat sekali dia tidur. pasti sangat capek dari aku," batin Ruster yang menyentuh tangan Raven di perutnya.Sedangkan Romeo butuh berapa menit untuk memejamkan kedua matanya. setelah di sayang-sayang oleh R