"Jika pengaruh, aku orang pertama yang akan kena duluan. daripada kalian berdua yang hmmm," balas Lius Versalius yang mengantungkan kalimatnya. ia tidak akan membahas seks menyimpang dari kedua sahabatnya yang tidak normal.
"Jadi sudah berapa tahun kau sterilisasikan diri?" tanya Romeo yang penasaran. berbeda dengan Raven yang hanya diam.
"Sudah hampir enam tahun, anak kedua sudah berusia tujuh tahun. jadi sudah cukup lama dan kegiatan panas di atas ranjang tak pernah pudar," jelas Lius Versalius menjilati bibirnya dengan maksud tertentu yang hanya bisa di pahami kedua kembar. karena keduanya memiliki kegiatan seks yang besar.
“Ck, sial. Kau memang brengsek,” umpat Romeo yang kesal dengan sikap Lius yang seolah mengejeknya.
Sedangkan Raven hanya diam tidak bersuara. ia hanya melirik pertengkaran Romeo dan Lius sejak tadi.
“Ven, kamu baik-baik saja?” ucap Lius yang menyentuh dahi Raven, untuk memastikan Raven tidak demam.
Lius Versalius menatapi kedua kembar dengan senyuman penuh maksud."Terserah sih, aku mau ajak kalian makan sehat. baru kita mulai operasinya," jelas Lius Versalius yang menatapi Raven dan Romeo bersamaan."Sekarang masih bisa, jika siang ini tidak bisa. aku harus pulang ke rumah untuk asuh anak. istriku mau jalan sama temannya," balas Raven jujur."Aku bisa sih?" timpal Romeo dengan senyuman."Tidak enak makan sama dirimu, terasa janggal. bagaimana jika besok kita makan dulu baru esok lakukan operasi. tenang saja, dengan aku mah gratis dan cepat. tidak perlu biaya?" jelas Lius Versalius yang menolak tawaran Romeo secara halus."Benar juga, enak bersama-sama. jika tanpa Raven terasa jangal," balas Romeo yang melirik ke arah Raven.Raven membalas tatapan Romeo dengan tatapan kesal."Jangan marah Ven," ujar Romeo lirih sambil memeluk kembarannya."Melihat kalian, mata aku semakin sakit deh. lebih baik, kalian pulang saja daripada
Tepatnya, Lesti adalah kaki tangan kepercayaan Raven dalam urusan mengawasi Ruster. sehingga ia langsung melaporkan kepada Raven. jika Ruster dan Aelin sudah keluar dari dalam rumah. Di dalam kantor, Raven yang sudah selesai menyantap bekal buatan Ruster. bergegas untuk segera pulang ke rumah. "Mau aku antar tidak?" tanya Romeo yang melihat kembaranya meraih jas di kursi. "Ada Jimmy, yang antar aku pulang dan berapa pekerjaan minta Jack kirim ke rumah saja. aku kerjakan di rumah sambil mengasuh Time," perintah Raven pada Romeo yang ikutan berdiri dari tempat duduk. "Baiklah, aku akan meminta Jack mengantarkan berkas kantor untukmu. lalu perusahan Wings gimana?" tanya Romeo yang sudah tahu, perusahan itu akan bangkrut dalam waktu dekat. "Bayar saja semua utang perusahan itu dan gaji para pekerjannya. nanti kita lihat, mau di alihkan ke mana perusahan itu." "Bagaimana jika jadikan sebagai perusahan kain, mengingat perusahan itu awalnya b
Kedua wanita langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut."Dia siapa?" tanya Aelin yang merasa tidak asing dengan wanita yang mendekati Ruster dan memeluknya seperti seorang sahabat. sampai cipika cipiki segala."Vio Shark, sahabat karibku. dia yang mengenalkan aku kepada Romeo," balas Ruster yang memperkenalkan Vio kepada Aelin."Senang berkenalan denganmu, aku Aelin Wings."Kedua wanita saling menatap satu sama lain setelah sekian lama, karena keduanya saling mengenal satu sama lain. terutama Aelin, akhirnya ia paham. kenapa si setan menugaskan menjaga Ruster, karena teman baik Ruster adalah Vio Shark seorang pemilik klub malam yang tidak baik yang tidak perduli dengan teman atau musuh. asal uang berbicara, maka semua akan sama di mata Vio Shark."Senang berkenalan denganmu, Aelin. aku harap kita bisa jadi teman," akhirnya Vio membalas perkenalan tersebut dengan berpura-pura baru mengenal satu sama lain. begitu juga dengan Aelin."Ngomo
Wajah Ruster kembali memerah, ia mengedipkan kedua matanya."Siapa?" tanya Vio yang semakin idak sabaran."Romoe dan Raven Van Diora."Seketika darah di tubuh Vio langsung membeku. mendengar nama terkutuk itu keluar dari bibir Ruster."Tidak salah?" tanya Vio sekali lagi untuk memastikannya, karena Vio ingat ia hanya menjual Ruster kepada Romeo dan setelah itu ia kabur jauh-jauh dari Los Angels untuk menghindari pihak berwajib yang akan menangkapnya atas laporan Ruster di kemudian hari."Tidak, salah dengar. suamiku Romeo dan Raven Van Diora," balas Ruster dengan wajah malu-malunya.Aelin terkekeh geli, melihat tampang terkejutnya Vio dan Aelin juga menduga semua rencana Vio hari ini pasti kandas semua. karena mengusik barang Van Diora maka sama saja mengantar nyawa dengan suka rela."Jadi yang benar yang mana? Romeo atau Raven?" tanya Vio sekali lagi, karena barusan ia mendengar nama kedua pria kembar itu di sebutkan dari bibir Ruste
"Tentu saja romantis, Ruster ini kan wanita kesayangan mereka berdua. jadi wajarkan mendapatkan perhatian seperti itu," ucap Aelin dengan nada menyindirnya kepada Vio."Sudah, jangan mengodaku lagi. ayo kita pergi makan," balas Ruster yang tidak ingin Vio dan Aelin yang merupakan calon iparnya saling bertengkar karena hal tidak masuk akal.Mata Vio terbelalak melihat kartu hitam edisi khusus tersebut yang memang di buat secara khusus di pergunakan untuk keluarga Van Diora di tangan Ruster yang membayar biaya perawatan rambut di salon."Kali ini pakai kartu punya siapa?" goda Aelin dengan mengedipkan mata nakalnya."Punya Raven, tadi punya Romeo sudah aku pakai beli baju. aku punya dua kartu, jadi mesti adil mengunakanya. jangan sampai ada pilih kasih di antara keduanya," jelas Ruster yang memasukkan kartu hitam tersebut ke dalam dompetnya.Dalam hati, Aelin berharap ia tidak kena tuduh oleh Raven. karena Ruster memakai kartu Raven untuk mentr
***Vio mengendari mobil mewahnya memasuki salah satu pakiran di restoran dan Ruster melihat sekeliling pakiran mobil yang terasa tidak asing dengan logo di setiap sudut pakiran mobil yang sepertinya pernah di lihatnya entah di mana."Ayo turun," ajak Aelin yang melihat Ruster melamun."Iya," balas Ruster yang melepaskan tali pengaman dan ia berjalan mengikuti Aelin di samping.Berapa kali Ruster menatapi Aelin yang sangat cantik dengan make up yang segar dan tetiba ia menjadi minder dengan diri sendiri."Mencemaskan Raven ya?" tanya Aelin yang melihat Ruster berjalan sambil melamun."Begitulah," dusta Ruster mengaruk pipinya yang sudah merona."Cih, enak banget si setan dapat perhatian dari wanita sebaik dirimu. padahal sikapnya tidak ada yang bagus," cibir Aelin yang masih dendam dengan Raven yang mengagalkan rapatnya tadi."
"Tidak perlu, aku sudah pesan yang super besar. takut tak habis," tolak Ruster yang tidak ingin menambah makanan lain lagi. sekarang ia hanya fokus melirik berapa cake yang di menu sambil menundukkan kepalanya."Mau cake rasa apa? aku pesankan untukmu," ucap Liam Sein yang berusaha dekat lagi dengan Ruster. agar bisa menjalanin hubungan masa lalu kembali.Aelin hanya melihat sikap Liam Sein yang asli benar-benar mirip buaya. dari satu wanita ke wanita lain dan Vio tidak tahu harus berbua apa kali ini.Ruster masih diam, sampai semua makanan yang di oder. sudah di hidangkan di atas meja."Oh ya, sekarang kamu tinggal di mana?" ucap Liam Sein yang tidak menyerah dengan apa yang ia lakukan untuk bisa dekat lagi dengan Ruster.Ruster menatapi Liam yang masih menatapinya dengan tatapan yang membuat Ruster sedikit berdebar-debar. tapi debaran jantungnya semakin kencang. saat matanya menangkap sesosok pria yang masuk kedalam dan melihat ke segala arah.
Romeo terkekeh geli, ia tidak berhenti-hentinya menculik kesempatan mencium bibir Ruster yang merupakan candunya."Udah Meo, aku mau makan. ciuman nanti saja, memangnya dirimu tidak lapar apa?" tanya Ruster yang berusaha mendorong tubuh Romeo menjauh.Romeo kembali tersenyum dan mengenggam jemari Ruster. bahkan mengecupnya untuk menunjukkan perasaan cintanya. tepatnya, Romeo memamerkan istri tercintanya kepada Liam yang sudah berwajah hitam."Tidak lapar, aku akan makan bersama dengan Raven nanti. kasihan dia belum makan sedangkan aku makan enak di sini?" balas Romeo yang menatapi Ruster yang sedang menyantap cream sup jamur.Sendok yang di pegang ruster terhenti, ia menatapi Romeo dengan tatapan terkejut. sekaligus heran dengan sikap anak kembar yang selalu tergantung satu sama lain."Kalau gitu, aku tidak jadi makan deh. soalnya..." Ruster mengantungkan kalimatnya. karena merasa kasihan dengan Raven yang di tinggal di dalam rumah."J