Ruster masih diam. Ia membiarkan keduanya memeluk tubuhnya berapa menit.
“Sesak, sakit…” lirih Ruster yang tetiba sakit perut.
Raven dan Romeo langsung melepaskan pelukkan. Kemudian Raven menekan tombol lampu di dekat nakas.
“Apa masih sesak dan sakit?” tanya raven penuh perhatiannya.
“Sakit di mana, apa perlu dokter?” tanya Romeo yang seperti biasa panik seorang dan berjalan mondar-mandir.
Raven yang jengkel dengan Romeo yang hanya menambah kekalutan, ia melemparkan satu bantal ke arah Romeo.
“Lebih baik diam, jangan memancing orang lain tahu.”
Romeo memikirkan apa yang di katakan oleh Raven ada benarnya. Ia segera naik ke atas ranjang dan matanya menatap Ruster dengan tatapan lirih.
Ruster yang tidak ingin melihat wajah keduanya. Langsung menyembunyikan diri di balik selimut.
Raven dan Romeo menarik selimut tersebut dengan sekuat tenaga.
Ruster yang kalah da
“Aku menginginkan cream sup kentang kemarin, aku hanya mau makan itu!” tegas Ruster yang membuat Raven dan Romeo saling melihat satu sama lain.Keduanya kompak menghabiskan makanan pagi tersebut tanpa tersisa. Kemudian bergegas keluar dari kamar Ruster dengan Romeo yang memegang nampan.“Kita harus segera masak, Meo.”“Ya, kita harus segera masak!” balas Romeo yang tidak ingin membuat Ruster kelaparan.Saat keduanya melewati ruang keluarga, mata keduanya tertuju pada kedua ayah mereka yang ahli menyusui bayi dengan botol susu dan ibu mereka di tengah dengan memainkan mainan yang menghibur.Zues sibuk mengupas buah apel.“Ven, aku penasaran dengan Zeus. Dia itu Ruzel atau bukan sih?” tanya Romeo tetiba. Karena ia kurang akrab dengan Ruzel selama ini. Lebih akrab kepada Jack yang mulut ember.“Zeus adalah manusia cloning dari sel Ruzel. Sejak awal dia di besarkan oleh kakek di
Romeo memejamkan matanya sejenak, ia tidak mungkin ia menyentuh Ruster yang masih dalam keandaan lemah. Pasca melahirkan anak ketiganya. tapi Romeo tidak bisa membendung nafsu liar yang meminta pelepasan secepatnya.Romeo berdiri dan melangkah cepat ke kamar mandi. ia terpaksa melakukan solo sex sejak seminggu terakhir membayangkan persetubuhannya dengan Ruster dan bahkan lebih liarnya saat mereka melakukan threesome."Ahhh.." desah Romeo dengan menghela nafas panjangnya, lalu mengenakan celananya lagi. ada perasaan lega saat sudah mendapatkan pelepasannya.Setelahnya Romeo membersihkan sisa spermanya dan memutar kran air shower untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Selesai mandi, Romeo kembali masuk ke dalam kamar mendapati Raven yang sudah duduk di tepi tempat tidur mengusap kepala Time dengan lembut."Kau baru pulang dari Inggris?" tanya Romeo pada Raven yang sibuk mengantar kedua putranya kembali kerumah orangtuanya.Kedua putranya y
"Aku pergi ke perusahaan," pamit Romeo pada istrinya yang masih di atas ranjang dengan selimut menutupi tubuh kurusnya.Raven melihat wajah kembarannya yang menampakkan kecemasan."Jangan cemas, aku akan mengurus istri kita berdua. Kamu selesaikan pekerjaan di perusahaan," Jelas Raven yang sudah mulai malas-malasan pergi ke perusahaan. Tepatnya ia ingin merawat istrinya sendiri, selain ia memiliki masalah kesehatan yang tidak baik di musim dingin."Aku heran deh. Wanita lain habis melahirkan masih berbadan gajah. Tapi kenapa istri kita jadi gini. Kurus kepeng kayak mumi?" ucap Romeo yang tidak bisa habis pikir, padahal semua makanan bergizi sudah ia persiapkan di dalam rumah.Apa yang di katakan oleh Romeo membuat Raven ikutan cemas juga. Pasalnya istrinya terlalu kurus dan ia takut Ruster kenapa-napa juga.“Aku akan meminta Lius memeriksanya,” ucap Raven tetiba.Romeo menyepitkan kedua matanya sampai sipit.“Ven, ap
Raven mengantar pamannya sampai ke dalam mobil.“Jangan lupa, jaga kesehatanmu. Biar istrimu tidak di ambil oleh pria lain, seperti kehadiran mantannya. Mengharapkan Romeo, rasanya mustahil. Apalagi kalian berdua terikat satu sama lain,” nasehat James Holland yang duduk di kursi penumpang, karena ia sudah ahli soal percintaan yang akan ada mantan yang hadir.“Aku mengerti dan titip salam untuk Shean dan lainnya,” balas Raven dengan senyuman.“Ya, akan aku sampaikan pada mereka.”Raven menatapi mobil hitam brand mayback dengan nomor 13 yang pergi dari hadapannya. Hanya keluarga Holland yang mengunakan angka 13 untuk plat kendaraan.Raven berjalan masuk ke dalam rumah, ia membuatkan sedikit sarapan pagi untuk Ruster. Kali ini, akan tegas pada istrinya, jika tidak maka di pastikan istrinya akan cepat sakit. Mengingat wanita yang sudah melahirkan lentang kena penyakit. karena tubuh melemah.Sesampai di dalam k
Ruster mengulum senyumannya dengan menatap menatap Raven dengan bergairah.“Kali ini aku menang, tuan Raven Van Diora.”“Ck,” decak Raven yang tidak suka menahan gairahnya. Tapi demi keselamatan wanita yang kini mengisi hatinya. Ia terpaksa menahan birahinya.“Ayolah Ven, kau tidak mungkin menjadikan aku sebagai janda dengan tiga anakkan?” ucap Ruster yang masih mengelus dada bidang Raven yang di tumbuhin bulu-bulu halus.Dahi Raven berkerut dalam.“Baiklah, aku akan meminum obatnya dan menemanimu tidur. Sekarang panggil Romeo kembali dan urusan kantor serahkan pada Jack,” balas Raven yang akhirnya kalah mempertahankan keras kepalanya. Ia teringat dengan Zeus yang ada hati dengan Ruster bahkan sangat hebat mengasuh kedua anaknya. lebih sialnya lagi, kedua anak kembarnya juga lengket dengan Zeus. yang bisa-bisa mengantikan posisi sebgai ayah dengan mudahnya.Ruster langsung turun dari atas pangk
Jack mengeluarkan tatapan menyindirnya kepada para ceo tua Bangka yang menatapnya dengan cemohan. Saat ini, Jack baru sadar. Kenapa tuannya langsung menarik semua saham di perusahan mereka dan memutuskan kerjasama dalam waktu yang sangat cepat. hanya hitungan detik.“ternyata oh ternyata,” batin Jack.Baru duduk berapa menit, Jack mulai merasakan kebosanan dalam rapat yang menurutnya sama sekali tidak menunjukkan banyak keuntungan yang bisa di peroleh perusahaan Van Diora.Jika kerjasama di lanjutkan maka kerugian akan di hadapi perusahan Van Diora, karena para ceo babi dan kambing banyak ikut campur dalam hal kerjasama yang menurut Jack sungguh merugikan. Akhirnya, Jack sudah tahu cara main bisnis perusahan dan bersumpah akan giat belajar dari kedua tuanya yang bisa memutuskan segala sesuatu dalam waktu cepat.Rapat antar perusahaan selesai, Jack menolak semua tawaran yang menurutnya tidak berguna sekali. Walau banyak yang mendesaknya untuk m
Mata Raven membulat dengan sempurna, ia menatapi wajah kembaranya yang mirip dengan wajahnya.“Jangan pura-pura bodoh, Ven. Ini bukan pertama kalinya kau mencari mati? Kau mengharapkan aku menjaga Ruster, lebih baik otakmu itu perlu di bersihkan dengan deterjen dulu. Baru bisa sadar dan fresh,” cercah Romeo yang kembali menusuk dahi Raven dan menjitak kepalanya karena cukup kesal dengan tingkah kembaranya.Raven terkekeh garing.“Semuanya tidak akan terjadi, selama kita masih hidup tapi aku lebih takut mantan Ruster kembali. Tepatnya ia hadir kembali dalam kehidupannya,” jelas Raven yang sempat mendengar kisah cinta Ruster yang pernah kandas dari ibu mertuanya. sebelum Ruster menerima lamaran dari Romeo.Tepatnya, Raven menyamar menjadi Romeo untuk menyambut ibu Ruster yang kadang datang ke rumah untuk melihat keandaan Ruster. Ruster tidak mengatakan pada ibunya, jika ia mempunyai dua suami. Untuk menjaga kesehatan ibunya yang kada
Melihat Ruster tertidur dengan lelap, hati kedua kembar langsung lega. setidaknya Ruster tidak telalu terbebani dan kelelahan mengurus anak. karena kerjaan mengurus anak, sudah mereka mabil ahli.“Aku mau mandi dulu, bau ikut bergabung untuk tidur?” ucap Romeo yang melepas kemeja putihnya.“Aku duluan, Bye.”Tatapan sinis dari Romeo ke arah Raven yang menaiki atas ranjang.“Jangan macam-macam, istri kita belum boleh di sentuh!” ucap Romeo dengan nada mengancamnya.‘Hadehhh… aku juga tahu kok, sekarang aku mana ada tenaga main. Obat terkutuk dari Lius buat badan lemas tak bertenaga,” gerutu Raven kesal.“Hmmm… lain kali aku minta Lius buatkan lagi, biar kau lemas seperti itu.”“WHAT!? Kau aja berantem ya?” ucap Raven yang langsung bangun dari posisi baring.“Kecilin suaramu, oon. Istri dan anak sedang tidur!” balas Romeo melemparkan