"Aku pergi ke perusahaan," pamit Romeo pada istrinya yang masih di atas ranjang dengan selimut menutupi tubuh kurusnya.
Raven melihat wajah kembarannya yang menampakkan kecemasan.
"Jangan cemas, aku akan mengurus istri kita berdua. Kamu selesaikan pekerjaan di perusahaan," Jelas Raven yang sudah mulai malas-malasan pergi ke perusahaan. Tepatnya ia ingin merawat istrinya sendiri, selain ia memiliki masalah kesehatan yang tidak baik di musim dingin.
"Aku heran deh. Wanita lain habis melahirkan masih berbadan gajah. Tapi kenapa istri kita jadi gini. Kurus kepeng kayak mumi?" ucap Romeo yang tidak bisa habis pikir, padahal semua makanan bergizi sudah ia persiapkan di dalam rumah.
Apa yang di katakan oleh Romeo membuat Raven ikutan cemas juga. Pasalnya istrinya terlalu kurus dan ia takut Ruster kenapa-napa juga.
“Aku akan meminta Lius memeriksanya,” ucap Raven tetiba.
Romeo menyepitkan kedua matanya sampai sipit.
“Ven, ap
Raven mengantar pamannya sampai ke dalam mobil.“Jangan lupa, jaga kesehatanmu. Biar istrimu tidak di ambil oleh pria lain, seperti kehadiran mantannya. Mengharapkan Romeo, rasanya mustahil. Apalagi kalian berdua terikat satu sama lain,” nasehat James Holland yang duduk di kursi penumpang, karena ia sudah ahli soal percintaan yang akan ada mantan yang hadir.“Aku mengerti dan titip salam untuk Shean dan lainnya,” balas Raven dengan senyuman.“Ya, akan aku sampaikan pada mereka.”Raven menatapi mobil hitam brand mayback dengan nomor 13 yang pergi dari hadapannya. Hanya keluarga Holland yang mengunakan angka 13 untuk plat kendaraan.Raven berjalan masuk ke dalam rumah, ia membuatkan sedikit sarapan pagi untuk Ruster. Kali ini, akan tegas pada istrinya, jika tidak maka di pastikan istrinya akan cepat sakit. Mengingat wanita yang sudah melahirkan lentang kena penyakit. karena tubuh melemah.Sesampai di dalam k
Ruster mengulum senyumannya dengan menatap menatap Raven dengan bergairah.“Kali ini aku menang, tuan Raven Van Diora.”“Ck,” decak Raven yang tidak suka menahan gairahnya. Tapi demi keselamatan wanita yang kini mengisi hatinya. Ia terpaksa menahan birahinya.“Ayolah Ven, kau tidak mungkin menjadikan aku sebagai janda dengan tiga anakkan?” ucap Ruster yang masih mengelus dada bidang Raven yang di tumbuhin bulu-bulu halus.Dahi Raven berkerut dalam.“Baiklah, aku akan meminum obatnya dan menemanimu tidur. Sekarang panggil Romeo kembali dan urusan kantor serahkan pada Jack,” balas Raven yang akhirnya kalah mempertahankan keras kepalanya. Ia teringat dengan Zeus yang ada hati dengan Ruster bahkan sangat hebat mengasuh kedua anaknya. lebih sialnya lagi, kedua anak kembarnya juga lengket dengan Zeus. yang bisa-bisa mengantikan posisi sebgai ayah dengan mudahnya.Ruster langsung turun dari atas pangk
Jack mengeluarkan tatapan menyindirnya kepada para ceo tua Bangka yang menatapnya dengan cemohan. Saat ini, Jack baru sadar. Kenapa tuannya langsung menarik semua saham di perusahan mereka dan memutuskan kerjasama dalam waktu yang sangat cepat. hanya hitungan detik.“ternyata oh ternyata,” batin Jack.Baru duduk berapa menit, Jack mulai merasakan kebosanan dalam rapat yang menurutnya sama sekali tidak menunjukkan banyak keuntungan yang bisa di peroleh perusahaan Van Diora.Jika kerjasama di lanjutkan maka kerugian akan di hadapi perusahan Van Diora, karena para ceo babi dan kambing banyak ikut campur dalam hal kerjasama yang menurut Jack sungguh merugikan. Akhirnya, Jack sudah tahu cara main bisnis perusahan dan bersumpah akan giat belajar dari kedua tuanya yang bisa memutuskan segala sesuatu dalam waktu cepat.Rapat antar perusahaan selesai, Jack menolak semua tawaran yang menurutnya tidak berguna sekali. Walau banyak yang mendesaknya untuk m
Mata Raven membulat dengan sempurna, ia menatapi wajah kembaranya yang mirip dengan wajahnya.“Jangan pura-pura bodoh, Ven. Ini bukan pertama kalinya kau mencari mati? Kau mengharapkan aku menjaga Ruster, lebih baik otakmu itu perlu di bersihkan dengan deterjen dulu. Baru bisa sadar dan fresh,” cercah Romeo yang kembali menusuk dahi Raven dan menjitak kepalanya karena cukup kesal dengan tingkah kembaranya.Raven terkekeh garing.“Semuanya tidak akan terjadi, selama kita masih hidup tapi aku lebih takut mantan Ruster kembali. Tepatnya ia hadir kembali dalam kehidupannya,” jelas Raven yang sempat mendengar kisah cinta Ruster yang pernah kandas dari ibu mertuanya. sebelum Ruster menerima lamaran dari Romeo.Tepatnya, Raven menyamar menjadi Romeo untuk menyambut ibu Ruster yang kadang datang ke rumah untuk melihat keandaan Ruster. Ruster tidak mengatakan pada ibunya, jika ia mempunyai dua suami. Untuk menjaga kesehatan ibunya yang kada
Melihat Ruster tertidur dengan lelap, hati kedua kembar langsung lega. setidaknya Ruster tidak telalu terbebani dan kelelahan mengurus anak. karena kerjaan mengurus anak, sudah mereka mabil ahli.“Aku mau mandi dulu, bau ikut bergabung untuk tidur?” ucap Romeo yang melepas kemeja putihnya.“Aku duluan, Bye.”Tatapan sinis dari Romeo ke arah Raven yang menaiki atas ranjang.“Jangan macam-macam, istri kita belum boleh di sentuh!” ucap Romeo dengan nada mengancamnya.‘Hadehhh… aku juga tahu kok, sekarang aku mana ada tenaga main. Obat terkutuk dari Lius buat badan lemas tak bertenaga,” gerutu Raven kesal.“Hmmm… lain kali aku minta Lius buatkan lagi, biar kau lemas seperti itu.”“WHAT!? Kau aja berantem ya?” ucap Raven yang langsung bangun dari posisi baring.“Kecilin suaramu, oon. Istri dan anak sedang tidur!” balas Romeo melemparkan
Sesampai di perusahan, Romeo duduk dengan menghela nafas panjang. Ketika melihat Jack masuk ke dalam dengan tumpukkan dokumen yang super tinggi di kedua tangan.“Silahkan di selesaikan dan jangan bermalas-malasan Tuan Romeo Van Dioara.”“Sejak kapan aku pernah bermalas-malasan, kau tidak lihat mataku ada kantong di bawah kantong. Sudah beranak pinak nih,” cibir Romeo yang menguap besar.“Paling-paling kalian trisome sampai kelelahan seperti itu?” balas Jack yang kepo.“Trisome kepalamu, Ruster belum dua bulan. Kami berdua tidak berani macam-macam padanya. Mengingat dulu ia pernah pendarahan karena kesalahan kami berdua.”“Hmmm, main sampai pagi.”“Udah aku bilang tak main dari awal sampai sekarang. Dulu karena Zeus yang memancing emosi, sehingga aku kesal dan sempat mau meninjunya. Ruster memasang badan melindunginya jadi ya…”“Hmmmm parah kalian berd
Wajah Romeo menampakkan ketidak senangnya, ketika mendengar nama mantan pacar istrinya yang di ucapkan oleh Aelin hari ini."Ayolah Meo, aku bisa membantumu dengan taruhan nyawa. Asal kau membantu aku melepaskan diri dari buaya itu?" pinta Aelin memohon.Romeo masih diam sembari berpikir bagaimana harus membantu Aelin dan dari mana. Ia tidak ingin salah mengambil keputusan. Karena terakhir ia mengambil keputusan hampir saja menewaskan Kembarnya dan kini ia trauma berat. Walau Raven tidak menyalahkan dirinya. tapi rasa bersalah mengeroti hatinya hingga sekarang ini.Melihat Romeo tidak merespon, Aelin menghentakan kakinya. Ia memilih menghadap si iblis Raven. Daripada menikah dengan Liam Sein dan membuang kekasihnya.Kedatangan Aelin kurang di sukai oleh Ruster. Sejak ia tahu kalau Aelin pernah menjadi jalang untuk kedua suaminya di masa lalu dan berniat memisahkan mereka. Tapi walau begitu, berkat Aelin juga. Kedua suaminya yang bodoh itu, akhirnya sadar
Romeo yang pulang kerja awal, menatapi keduanya dengan tatapan cemburu.“Ehhhmmmm, aku di lupakan?” dehem Romeo yang berjalan ke arah keduanya dan mendorong Raven menjauh dari Ruster.Dahi Raven mengerut dalam, ia ingin protes tapi tidak jadi. Karena ia harus memindahkan Time ke dalam box bayi.“Selamat pulang, Hubby.”Romeo terkekeh pelan, mendengar panggilan Ruster untuknya dan merasakan kehangatan bibir Ruster di rahangnya yang kokoh.“Meo, nanti selesai makan malam. Kita bahas pekerjaan di kantor. Aku rasa kerjaan bagian punyaku sudah menumpuk. Kau ada bawa pulang kan?” ucap Raven dengan maksud lainnya.Romeo melirik ke arah kembarannya. yang seperti yang di katakan oleh Aelin kepadanya di dalam kantor.“Bawa dong, kau ingin membunuh Jack juga kira-kira. Dia juga punya kehidupan pribadi,” balas Romeo juga dengan maksud lain yang hanya bisa di ketahui kedua kembar dengan maksud