Segala urusan keberangkatan ke London disiapkan Krishna dan Mr. Liem.Paspor dan visa sudah valid. Semua keperluan telah sempurna diselesaikan sampai menukar mata uang dari Singapura ke uero telah disiapkan. Flora dan anak-anak tinggal berangkat. Bulan September , cuaca di London cenderung lebih hangat dan cerah. Sesuai permintaan Liza mereka akan transit di Dubai, katanya dia sangat ingin bermalam satu hari di Dubai. Mereka akan bertemu Liza di Dubai, bersama-sama berangkat ke London.Ami dan Dean gembira mendengar akan bertemu dengan Liza, tidak putus-putusnya mereka saling menelpon dan menyatakan keinginan mereka melihat kota Dubai. Kota Dubai memiliki banyak keindahan dan memegang rekor bangunan yang tertinggi di dunia, yakni Burj Khalifa.“Mom, can we go to Dubai Mall. It is located not far from the hotel where we are staying.” Tanya Ami.“Mum, let’s look at the situation,possible or not.” Jawab Flora.Diam-diam Flora menelpon Krishna meminta pendapatnya. Flora tidak tahu car
Kembali ke London tanpa Reno, selama di pesawat membuat Flora memendam kesedihannya. Liza, Ami dan Dean tertidur lelap , Flora hanya mampu mengatupkan matanya, tidak bisa tidur , pikirannya kembali ke masa lampau ketika bersama Reno menuju ke London, etape pertama bulan madu mereka. Mereka tinggal di Hampstead, rumah warisan orangtua Reno. Mereka menikmati bulan madu yang liar dan tak terkendali, di atas permadani ditingkahi suara derik api perapian membuat tubuh polos mereka terimbas nyala api perapian hangat dan berona merah.Flora tersenyum mengenang saat mereka berpagut kuat menjerit kuat di tengah malam yang dingin karena kerasukan kenikmatan yang menyiksa sampai ke seluruh tubuh mereka membuat mereka mengejang, gemetar dan berkelonjotan dalam penyatuan yang indah. Reno sukses membuatnya liar dan kehilangan kendali. Itulah tahap awal dia mengenal s*ks yang sebenarnya dan selalu menginginkannya dan mendambakan kata-kata penuh cinta dari Reno.“Flora,kau segalanya,kau napas hidupku,
Flora terbangun tiba-tiba dari mimpi. Reno muncul dalam mimpi menatapnya dengan tatapan sedih.“Mengapa kau menjadi sedemikian rapuh Flora?” tanya Reno dalam mimpinya.Flora kaget mendengar suara Reno yang tidak seperti basanya. Suaranya seolah dia melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati Reno.Flora diam terlentang, menyesuaikan dirinya di kamar tidur yang bukan kamar tidurnya mencoba mencerna arti mimpinya.“Reno telah pergi. Aku melihat dia terbaring di peti mati, tidak mungkin dia hidup.” Kata Flora pada dirinya sendiri.Flora teringat ketika menjatuhkan dirinya ke tempat tidur karena ketakutan setelah mengalami hal yang membuat bulu kuduknya berdiri. Berjuang untuk mendapatkan kantuk agar bisa tertidur lelap. Akhirnya kantuknya datang, iapun tertidur karena efek dua gelas anggur merah yang diteguknya. Flora menyingkap selimutnya dengan kaki telanjang menuju ke jendela, menyibak gorden ke samping.Di luar masih gelap, bulan masih menyinari pondok Hampstead membuat pohon-pohon
Selama menikah dengan Reno, Flora merasa aman karena ada Reno di sampingnya, bukan hanya dalam hal keuangan tetapi lebih dari itu. Dia tidak saja melindungi, mencintai dan mengerti segala keinginan Flora melebihi diri Flora dan kini Flora rasanya hidup sendiri, meskipun ada Liza, Ami dan Dean.Krishna melihat kesedihan di mata Flora berkata kepada Flora,”Kematian akan datang pada siapapun, terimalah kematian Mr. Jatmika dengan ikhlas.”“Kalau dia meninggal karena sakit, tapi dia meninggal karena kecelakaan . Kamu sendiri mengatakan bahwa itu bukan kecelakaan tunggal. Saya akan menyelidiki apakah suamiku benar meninggal karena kecelakaan tunggal atau dibunuh!” Ujar Flora.“Polisi di Bangkok mengatakan bahwa tidak ada saksi. Supir taksi meninggal dan CCTV sebagai bukti dinyatakan bermasalah pada waktu itu.”Kini dalam kesendirannya Flora mengingat percakapannya dengan Krishna. Ada dua altenated plan ,pertama berziarah ke makam Reno telah diselesaikan dengan semprna,aroma wangi bunga di
Menggunakan taksi dari hotel,Flora mengantar anak-anak ke bandara. Yang pertama berangkat, Ami dan Dean. Flora berpesan kepada mereka untuk hati-hati,jangan terpisah satu sama lain.“ Goodbye, take care and keep in touch if you arrive. Mom going to miss you so much.”“ Goodbye Mom, we mill miss you so much.”Mereka berpelukan. Flora menatap Ami dan Dean yang masuk ke dalam waiting room dengan perasaan tak enak karena membiarkan mereka pergi tanpa pendampingan.Tak terasa airmatanya jatuh, Flora memanjatkan doa untuk Ami dan Dean agar Sang Penyelenggara Ilahi menjaga mereka dalam penerbangan yang cukup jauh tanpa dirinya.Sambil menunggu jam keberangkatan Liza, Flora mengajak Liza makan dan minum di restoran yang ada di bandara.Mereka berbincang bukan saja sebagai seorang ibu kepada anaknya, bahkan seperti pembicaraan dua sahabat. Liza menyarankan agar Flora sebaiknya mengajak Ami dan Dean tinggal di London.“Irene’s dead ,no once can bother mom anymore.” Katanya sambil menatap Flo
Setelah menandatangani kontrak dengan Graham Mc. Bride serta memberikan panjar sesuai kesepakatan, Flora meninggalkan London kembali ke Singapura. Kepulangannya tidak disampaikan ke Krishna dan Mirna. Ami dan Dean sudah masuk asrama, dia ingin membiarkan dirinya sendiri. Ingin menyendiri, untuk menentramkan hatinya yang kacau.Flora seperti berada di ujung jalan buntu dan tidak tahu apakah pilihannya menyewa detektif yang tiba-tiba dikenalnya , yang tidak tahu bagaimana sepak terjangnya sebagai seorang detektif swasta adalah keputusan yang tepat.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Changi, Flora langsung melalui alur kedatangan , mengambil bagasi kemudian melakukan proses pemeriksaan imigrasi untuk melakukan proses keimigrasian. Betapa terkejutnya Flora ketika keluar dari bandara, Krishna sudah menunggunya. Tanpa mengatakan apa-apa diambilnya koper Flora. Raut wajahnya terlihat tidak baik, tidak ada senyum , wajahnya terlihat datar.“Mengapa engkau tahu kepulanganku hari ini?” ta
Flora menatap ponselnya, tidak percaya dengan pandangan matanya.Log panggilan berkedip dengan namapanggilan yang sangat familiar di telinganya .Ketika akan meraih puncak kenikmatan, berpagut kuat-kuat , menyatukan tubuh mereka, Flora selalu menjerit ,”Reno, harder please!”Kebiasaan Flora yang selalu menjerit harder please akhirnya menjadi inspiratif Reno memanggil Flora jika mereka sedang bercinta, memberi julukan spesifik ke Flora, “Plus dur.” Kata yang diambilnya dari bahasa Perancis, ditambah sy , disimpan dengan nama”Plussy Dur.”ponselnya.Yang mengetahui panggilan itu hanya Flora dan Reno.Flora terkesiap ketika membuka pesan dari nomor yang tidak dikenalnya. Kakinya terasa lemas dan tak sanggup lagi menahan berat tubuhnya kemudian terhuyung dan jatuh terduduk di lantai kamar, ”Siapa yang memanggilku dengan nama yang sangat bersifat pribadi?” bisiknya.Tidak lama beberapa foto yang dikirim oleh nomor yang tidak dikenalnya, foto-foto hubungan intimnya dengan Reno.Ekspresi panik
Suasana ruang kerja terasa tegang. Flora baru saja berdebat dengan Krishna , hal yang sama diperdebatkan ‘detektif swasta yang disewa Flora’.“Berapa uang yang sudah Madam keluarkan untuk membayar si detektif yang tidak tahu siapa dia?”“Bukan urusanmu! Saya tidak mempergunakan uang perusahaan. Bahkan uang warisan Reno. Uang saya sendiri!”“Benar! Tapi saya sangat tidak setuju kalau madam keluarkan uang untuk hal-hal yang tidak diketahui apakah ada hasilnya. “Betapa sedih sekaligus sakit hatinya Flora yang tidak dipercaya telah menyewa detektif swasta yang menurut Flora cukup capable.Flora mengengkus kesal. “Menurut saya dia memiliki kekuatan dan kamampuan memecahkan masalah kematian Reno.Kamu? Apa yang kamu lakukan ? Mempercayai begitu saja perkataan anak buah Chackrii dan polisi di Bangkok bahwa itu kecelakaan tunggal?Mungkin kamu bahagia Reno meninggal?” Ucap FloraRahang tegas Krishna mengetat keras menahan kejengkelannya, ucapan Flora bagai belati yang mencabik-cabik hatinya. K