Masuk ke dalam kondo, Flora langsung masuk ke kamar tidur menghempaskan tubuhnya ke kasur yang ikut bergoyang karena hempasan tubuhnya, serasa bumi seperti berguncang. Tangisnya langsung meluncur turun dari mata dan mulutnya meracau mengeluarkan kata-kata yang menyerang dirinya sendiri.“Mengapa aku tidak tahu masalah Dean? Mengapa aku membiarkan Ami dan Dean pulang sendiri hanya karena ambisiku untuk memenangkan pikiranku sendiri bahwa Reno meninggal bukan karena kecelakaan tunggal? Apakah aku telah berbuat kesalahan mengabaikan Ami dan Dean yang masih hidup sangat membutuhkan kehangatan pelukanku, malah mendahulukan Reno yang sudah meninggal masih meninggalkan bayang-bayang masa lalu yang indah dan erotis, yang terus menerus menghantui diriku.” Bisik Flora, bibirnya gemetar menahan kekesalan hatinya.Saat mendengar perkataan Kepala Sekolah Flora mengalami momen yang membuat dia serba salah, gundah dan putus asa sehingga hatinya bergejolak. Menurut Flora keputusannya membiarkan A
Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Hari mulai gelap ketika mobil yang dinaiki Flora dan anak-anak menyusuri jalan di tengah kota padat Singapura. Mereka akhirnya sampai di kodno. Ami langsung berlari ke kamarnya, diikuti Dean yang masuk ke dalam kamar tidurnya. Flora termenung sejenak melihat mereka langsung masuk kamar tidur mereka masing-masing.Ada keinginannya langsung mengajak mereka tidur bersamanya. Takut usulnya ditilak, Flora masuk ke kamar tidurnya membasuh tubuhnya yan g terasa penant, memakai baju tidur. Waktu menunjukkan pukul 22.15 saat akhirnya Flora mengetuk pintu kamar Ami,” Tempat tidur Mom terasa dingin dan besar. Mom ingin kalian tidur bersama Mom.” Seru Flora akhirnya mencetuskan isi hatinya.Flora menahan napas takut kalau permintaannya ditolak Ami.“Mom ingin ditemani? “ tanya Ami.“Yeah. Mom ingin memeluk kalian berdua. Waktu kencan kita tadi terlalu cepat berlalu, mom masih ingin bersama kalian.”“Ok, Ami akan mengajak Dean.”Sahut Ami yang langsung turun d
Selama bersama Ami dan Dean, Flora mematikan ponselnya. Dia tidak ingin quality timenya bersama kedua buah hatinya terganggu oleh deringan ponsel. Sebelum mematikan ponsel Flora menelpon Krishna bahwa selama dua hari dia akan mematikan ponselnya, tidak ingin waktunya bersama Ami dan Dean terganggu .“Aku dengar dari Mirna Dean sedang bermasalah.”“Hum, dia sudah menjelaskan. Nanti kuceritakan pada kalian apa yang membuat Dean gelisah dan tidak fokus pada pelajarannya. Aku ingin weekendku bersama mereka terisi sempurna, hangat dan menyenangkan.” Ujar Flora. “Sebaiknya kamu tanya apa keinginan mereka mengisi weekend agar keinginanmu menghangatkan hubungan kalian bisa terwujud.”“Thanks Krishna, usulmu akan kuperhatikan.” Ujar Flora langsung mematikan ponselnya.Esok paginya, Flora bangun lebih dahulu. Dia sendiri mempersiapkan sarapan buat mereka.Pancake berisi sosis dan keju serta susu coklat kesukaan Dean, roti lapis dan orange juice kesukaan Ami . Dia memberi libur sehari para asi
Flora mengantar Ami dan Dean kembali ke asrama. Perpisahan terasa sangat menyakitkan hati Flora, apalagi kata Dean yang sempat terucapkan ketika seremoni perpisahan dilakukan,”Mom pikirkan untuk pindah ke London.”Kembali ke kondo, paket yan g tergeletak di atas meja diliriknya, kemudian mengambilnya. Tidak ada nama pengirim.“Andara!” Panggil Flora.“Mengapa kamu terima paket tanpa nama?” tanya Flora.Andara membalik paket,”Ini ada namanya admirer.”“Huh! Pengagum?” Dengus Flora kesal.“Buka paketnya!” Ujar Flora yang masih kesal. Kekesalannya bukan karena paket, tapi perkataan Dean agar dia memikirikan kepindahan ke London. Kepindahan ke London tidak segampang membalikkan telapak tangan, banyak hal yan g harus diurus dan diselesaikan sejak kematian Reno.“ Godness!” Jerit Andara.Flora melihat beberapa foto terjatuh di lantai, dengan tangan gemetar Andara berusaha memungut foto yang berserakan ,satu persatu. Flora mengambil foto dari tangan Andara. Matanya melotot, wajahnya langsun
Flora tidak dapat menahan kegundahan hatinya , Reno sudah melamarnya depan keluarganya. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari. Setelah menyerahkan dokumen untuk ditandatangani, Flora masih tetap berdiri di depan meja kerja bosnya. Sesuai etika kerja dia tidak akan duduk jika tidak dipersilahkan bos. "Duduk, silahkan lapor apa kegiatan kita hari ini." kata ibu Megawati. Flora lalu melaporkan rencana kerja hari ini. Suasana di ruang kerja ibu Megawati Dirga Susanto, CEO PT Puspita Dara yang seluruh dinding ruangannya berbalut kaca, dari luar tidak bisa melihat aktivitas di dalam ruang kerja milik CEO yang berkuasa penuh atas perusahaan yang dipimpinnya. Si pemilik ruang kerja bisa bebas melihat ke luar ruang kerjanya, terutama siapa yang akan masuk ke ruang kerjanya, sekarang sedang berhadapan dengan Personal Asistant, Flora Santi Wijaya. Mata yang berbalut bingkai kacamata mahal Channel seharga enam juta bertengger di atas hidungnya yang agak pesek sehingga terlihat menggant
Flora membuang semua kekesalan hatinya, kata-kata ibu Megawati membuatnya kesal, marah dan galau. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari sedangkan ibu Megawati tidak memberi jawaban atas permohonannya. Flora menatap ponselnya menunggu telepon Reno, biasanya jam delapan malam Reno menelponnya. Sambil menunggu telepon Reno , Flora mengkilas balik pertemuan dan perkenalannya dengan Reno. Flasback , Jalan Jaksa, di awal bulan Pebruari, 2023. Kepengapan di ruang ukuran kecil setelah tiga hari menginap di hotel membuatnya bosan. Flora mencoba mencari udara malam di luar hotel. Bulan Pebruari memancarkan kehangatan di malam tak berawan, angin sepoi-sepoi menyusup ke tubuh Flora menerbangkan rambut keritingnya yang terurai sampai ke punggungnya. Flora melangkahkan kakinya mencari tempat untuk makan malam , menyusuri jalan Jaksa yang sangat terkenal bagi turis backpackers dengan hotel, homestay serta aneka kuliner pilihan. Flora akhirnya memutuskan masuk ke café yang ada live m
Hari bahagia yang ditunggu Flora tibalah. Flora memandang gaun pengantin yang berwarna putih , polos, dia membayangkan jika sewaktu bergerak maju ke depan altar, gaun pengantinnya akan menjulur menyapu karpet merah di gereja. Perias pengantin mulai merias wajah Flora selanjutnya membuat sanggul mungil yang tergantung anggun di belakang kepalanya. Terakhir gaun pengantin . Flora memperhatikan penampilannya dari balik cermin, gaun pengantin dan makeup tipis membuatnya terlihat berbeda. “Cantik dan anggun.” bisik mbak Selina , perias pengantin yang juga merias mbak Maya waktu menikah. Mama memasang kerudung pengantin, wedding Veil dari bahan tile halus dipadukan dengan rangkaian bunga mungil dari satin yang akan menghias di atas kepalanya . Mama memandang Flora penuh kasih “ Anakku cantik sekali, tersenyumlah di hari bahagiamu sayangku.” katanya sambil menggenggam tangan Flora erat-erat. Terakhir mama mengalungkan kalung mutiara pemberian Reno terlihat begitu mena
Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah. Matahari pagi memasuki kamar , gorden pelapis lupa ditutup , cahaya matahari menembus vitrage tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar, Flora gemetar. Gemetar bukan karena takut, melainkan rasa gemetar yang tidak pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan dan rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya. Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan ! Flora membalikkan badan, tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya . Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas , I love you, I always love you , Iam going out hotel to do some thing, Please wait me . Di balik selimut tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu. “Dia sudah melihat keseluruhan tubuhku.” bis