Sebagai anak tunggal jelas saja Abian melakukan semuanya sendiri. Orang tuanya yang sibuk bekerja di luar kota, membuatnya kesepian. Ia tidak mendapat perhatian penuh, meskipun uang yang diberikan orang tuanya cukup. Abian tetap merasa ada yang kurang, karena ia perlu kasih sayang orang tuanya. Untungnya saat masuk kelas sepuluh, ia dikenalkan pada Laura oleh kedua orang tuanya. Sejak satu tahun yang lalu Abian dan Laura sudah menjadi sahabat dekat, berkat orang tuanya yang berkerabat. Mereka berdua akrab dengan sangat cepat, mungkin karena factor sama-sama anak tunggal. Tidak jarang ia merasa iri pada Laura, meskipun kedua orang tuanya juga sibuk. Tapi perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada Laura sangatlah cukup. Abian membutuhkan suasana damai, berkumpul dengan keluarganya. Serta berbagi kisah hari-hari yang mereka lalui setiap saat. Abian kecil tumbuh menjadi pria remaja yang mandiri. Berhasil menarik perhatian lawan jenis karena wajahnya yang tampan. Abian mengambil ponselnya, menekan satu nomer telepon dan menempelkan ponselnya ditelinga.
“Hallo, kenapa bi?” ucap gadis disebrang sana, yaitu Laura.“Gapapa, lo udah sampe rumah?”“Udah kok, tadi kak Darrel yang anter” Laura juga mempertanyakan kenapa Darrel tiba-tiba menghubunginya, padahal pendaftaran kan sudah ditutup.“Gatau, mungkin kurang anggota kali” jawabnya, menutupi fakta bahwa ia yang memaksa Darrel menerima Laura.“Yaudah ya ra, gua tutup telponnya” Abian langsung mematikan ponselnya, lalu masuk ke toilet dan berendam air hangat di bathtub. Menyalakan satu lagu di playlist spotify yang hits saat ini.^ So take my hand now, seen me‘Cause you’ve made me into this manI promise I’ll treasure you girlYou’re all that I’ve needed completing my worldYou, you’re my love, my life, my beginningAnd I’m just so stumped I got youGirl, you are the piece I’ve been missing^Abian berteriak ketika menyanyikan penggalan lirik itu, menurutnya bernyanyi di dalam toilet sangat menyenangkan. Seperti konser pribadi, bebas berteriak. Apalagi rumahnya sedang sepi, jadi tidak akan ada yang menggedor pintu toilet, dan memintanya untuk berhenti.Laura duduk di tepi lapangan. Memperhatikan sang pujaan hati yang ia sukai sejak pandangan pertama di Nirmala. Sagara sedang latihan basket bersama timnya. Terik matahari tidak melunturkan semangat mereka yang membara. Seperti yang diketahui, bulan depan akan ada pertandingan basket antara SMA Nirmala dan SMA Garuda. Keringat yang mengucur di wajah Sagara, membuat Laura ingin mengelap peluh itu. Laura dan Dezora, berteriak memberikan semangat. Abella yang sedang membaca buku, agaknya merasa terganggu dengan teriakan kedua sahabatnya itu. Tadinya Abella tidak mau ikut menonton, tapi Laura terus saja memaksanya.“Kak Sagara, ganteng banget anjir, Damagenya pas ngibasin rambut yang basah nusuk sampe jantung” ucap Dezora heboh, hingga ditatap sinis oleh Laura.“Pliss ya Zora, lo mending haluin yang lain deh. gua ikhlas lahir batin. Tapi jangan kak Gara juga dong, lo mau nikung gua ya?” Dezora yang mendengar itu hanya tertawa geli dengan ekspresi Laura.“Denger ya, Laura Gistava. Sebelum jalur kuning melengkung, jomblo bebas menikung!”“Iya juga sih, tapi lo liat aja nanti kak Gara bakal jadi milik gua” ucapnya polos.Laura menyukai Sagara saat ia mengikuti Mos hari kedua, waktu itu Laura duduk di tepi lapangan sambil memakan roti yang ia bawa dari rumah. Salah satu anggota ekskul basket, tidak sengaja melempar bola terlalu keras. Hingga bola itu memantul dan mengenai Laura. Benturan yang keras itu, membuat kepala Laura sakit hingga pingsan. Sagara yang melihat itu dengan sigap berlari, membantu menggendong Laura ke UKS. Sagara menemani Laura sampai Laura sadar. Membawakan Laura teh hangat, dan membantunya minum. Wangi Parfurm vanilla yang menempel di bajunya, sangat manis.“Maaf ya, tadi temen gua kekencengan lemparnya” ucap Sagara halus, sembari mengelus tangan Laura.Laura mengedipkan matanya beberapa kali, dan menoleh pada sumber suara.“Lo gapapa kan?” tanya Sagara lagi,“Hem, udah kok. Udah mendingan” jawab Laura pelan”“Lo, istirahat disini aja ya. Atau mau pulang aja biar gua anter?”“Engga kak, gausah. Aku udah baik-baik aja kok, aku mau balik kekelas aja. Ini kan masih hari kedua MOS”Sagara membantu Laura yang ingin turun dari ranjang UKS. Lalu mengantar Laura untuk kembali ke kelas. Sagara menggenggam tangannya erat, sangat erat. Aroma vanilla yang hingga kini masih Laura ingat dengan jelas. Sampai di kelas, Sagara mengetuk pintu itu dan membiarkan Laura masuk. Memanggil salah satu panitia angkatannya, dan meminta dia untuk tidak terlalu keras pada Laura yang sedang sakit. Laura senang, tersenyum tipis dengan kepalanya yang menunduk. Sagara sangat baik padanya, penuh perhatian dan rasa kasih sayang. Tidak mungkin ada yang tidak jatuh hati, pada malaikat tampan seperti Sagara.Saat sudah didalam kelas, Laura melihat Sagara yang masih berdiri di depan jendela. Sambil tersenyum ramah. Hingga seseorang menepuk bahu Sagara dan meninggalkan tempat itu.Bahkan hingga kini, senyuman manis milik Sagara tidak pernah Laura lupakan. Hati Laura selalu berbunga-bunga ketika melihat Sagara tersenyum, lesung pipi di wajahnya membuat ia terlihat sangat manis. Laura bahkan bisa mematung saat melihat Sagara lewat didepannya. Suara Sagara saat berbicara padanya sangatlah lembut.Pulang sekolah Laura mengajak Abian untuk singgah sebentar. Perempuan dengan wajah putih pucat serta tatapan mata sayu yang menenangkan, sedang menikmati es krim yang ada ditangan kanannya. Abian juga ikut menikmati es krim coklat vanilla yang ia pesan. Duduk dibawah pohon rindang yang ada di taman. Suasa tenang nan damai, tak ada satu pun dari mereka berdua yang mengeluarkan suara.“Enak ya,” ucap Laura memecahkan keheningan.Abian yang awalnya tidak menyukai es krim, memaksakan diri untuk mencobanya, mengikuti kemauan Laura si pecinta es krim. Hingga mencoba es krim rasa coklat vanilla yang ia pegang sekarang, selalu menjadi ice cream andalan setiap ia pergi.“Iya, kaya biasanya. Ga ada yang berubah dari rasa es krim ini” jawabannya, jujur.Suasana kembali diam, membiarkan hembusan angin menusuk kulitnya. Pikirannya melayang, sama-sama memikirkan sesuatu yang harapnya akan terjadi. Laura memikirkan Sagara. Mungkinkah Sagara yang berbeda dengan, bisa ia dapatkan. Ia belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi ia juga ragu. Apakah perasaanya pada Sagara sungguh-sungguh? Atau hanya rasa terima kasih yang terlalu dalam.Sore ini Abian memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah Laura. Bermain PS, laki-laki yang masih mengenakan seragam putih abu itu duduk dibawah sofa. Laura hanya memonton Abian bermain sambil mengunyah keripik yang ada didalam mulutnya. Pasalnya jika ia ikut bermain Abian akan marah, karena Laura tidak jago bermain PS mereka selalu kalah setiap kali Laura mencoba bergabung. Laura memilih untuk memainkan ponselnya, melihat feed Instogram cowok yang paling ia sukai, yaitu @sagara.wjy. Tidak heran jika cowok satu ini memeliki lebih dari 10k followers, karena postingan yang ia unggah sangat aesthetic. Laura yang sedang scrolling Instogram Sagara, menekan profil Sagara yang menampilkan foto yang baru saja Sagara unggah. “Bi, ini kayanya foto lama ya?” Laura memperlihatkan layar ponselnya, Abian tidak menoleh sama sekali, laki-laki itu lebih asik dengan dunianya sendiri. Hingga Laura harus menggunakan kekerasan setiap kali ingin direspon oleh Abian. Perempuan itu lalu m
Laura keluar dari aula sendirian. Ia baru saja mengikuti rapat anggota baru Harmony. Tidak ada yang namanya pelantikan, seperti ekskul yang lain. Harmony hanya memiliki beberapa acara bersama, untuk menjaga solidaritas, serta kekeluargaan antar anggota. Ekskul dimulai minggu depan, menyesuaikan dengan semua ekskul yang ada di SMA Nirmala. Setiap hari selasa dan sabtu, Laura akan pulang telat, karena mengikuti kegiatan ekskul yang diadakan diluar jam belajar sekolah. Laura memulai langkah kakinya, meninggalkan aula yang kini sudah sepi. “Kak Gara” teriaknya, ketika melihat Sagara membawa ranselnya keluar dari dalam kelas. “Eh, Laura” sapa Sagara menghampiri gadis itu. “Mau kemana nih kak, bolos ya?” tebaknya yang langsung disanggah oleh Sagara.“Engga kok, ini mau latihan di Gor. Sekalian persiapan tanding bulan depan” jelas Sagara agar tidak salah paham. “Ohhh, gitu toh. Maaf ya kak aku gatau, btw semangat ya! Aku bakal dukung kak Gara selalu!” mendeng
Abian mengirim pesan, meminta Laura untuk datang ke atap sekolah. Abian memilih bolos karena malas belajar matematika. Membuatnya pusing menghitung rumus-rumus matematika yang rumit. Sedangkan Laura merasa bosan karena jam kosong di kelas.Laura melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga. Lalu membuka pintu rooftop yang tertutup, ia mendapati Abian yang berdiri membelakangi tubuhnya. Mendengar suara langkah kaki, membuyarkan lamunan Abian. Laura melangkah sambil tersenyum,menghampiri Abian yang sudah menunggunya. Lalu mereka berdua duduk diatas kursi panjang, berwarna coklat. Abian mengeluarkan satu kantong totebag yang ia bawa, mengeluarkan satu kotak makanan. “Lo sakit Bi?” tanya Laura binggung, ia menaruh tangannya diatas kening Abian. “Ga panas kok” ujar Laura. Ia tidak pernah melihat Abian membawa bekal dari rumah sebelumnya. Abian hanya melirik ke arah Laura sekilas, lalu membuka kotak makan yang ternyata ada nasi goreng didalamnya. Abian mema
Laura memasukkan buku-bukunya yang berada diatas meja kedalam tas. Bel pulang sekolah sudah berdering tiga menit yang lalu. Laura berjalan keluar kelas bersama dengan dua temannya itu, Dezora dan Abella. “Kita balik duluan ya, Ra” ujar Dezora sambil memegang tangan Abella.“Iya, hati-hati ya” dua temannya itu mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan Laura sendiri. Laura berjalan menuju ruang Ekskul Harmony, sambil bersenandung pelan.Laura sedikit terkejut, ketika melihat semua orang sudah berkumpul di ruangan ini. Ia melihat jam tangannya sudah lewat satu menit, masih belum terlambat untuk ikut bergabung. Laura berlari kecil dan mengambil barisan paling belakang. Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa membuat ia mendongak, dan menoleh kearah kanan. Darrel menarik tangannya, dan membawa Laura ke barisan paling ujung. “Lo terlambat!” “Lo lupa sama peraturan Harmony? Anggota yang terlambat bakal dapet hukuman” Jelas Darrel dengan tegas. Laura hanya menund
*Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, gengs?” Mia: “Rumah”Yuni: “2”Siska: “3”Vina: “4”Yuni: “Laura, mana nih?”Laura: “Hadir”Siska: “Harus diabsen dulu ya, Ra”Siska: “Baru mau keluar,”Laura: “Hahaha”Vina: “Share Location”Vina: “Jam tiga ya, guys…”Siska: “Ok”Yuni: “2”Laura: “3”Sarah: “4”Mia: “5”Vina: “Ini keywordnya pada kaga isi abc apa gimana dah”Yuni: “Males ngetik”Siska: “2”Sarah: “Kaga usah dilanjut ya”Vina: “Yaudah sana, pada siap-siap dulu gih”Sarah: “Okeee, see u guys..”Laura keluar dari roomchat grup tersebut, ia bangun dari posisi rebahannya. Lalu bersiap untuk bertemu teman-teman barunya. Laura hanya mengoleskan bedak tipis pada wajahnya, menggunakan liptint peach untuk mempercantik bibirnya. Laura mengambil satu jepit rambut motif bintang, lalu memakainya. Laura memperhatikan dirinya di depan cermin, dengan seulas senyum ia mengambil tasnya, lalu keluar dari kamar.
Abian sibuk berkutit dengan buku dan pulpen yang ia pegang, menyalin tugas biologi yang lupa ia kerjakan. Matanya sibuk melihat buku disampingnya, membaca tulisan itu dalam hati, mempercepat tangannya menulis setiap kata. Padahal kemarin siang Sagara sudah mengingatkan Abian bahwa tugas biologi akan dikumpul hari ini. Tetap saja Abian menanggapinya dengan santai, dan sekarang dia kelimpungan sendiri. Sedangkan Sagara dan Darrel yang sudah mengerjakan tugas itu kemarin, bisa mabar game online. Abian mempercepat tangannya menulis, mendengar keseruan dua temannya bermain membuat dirinya tidak sabar untuk bergabung. “Woi, tungguin gua dong” Pinta Abian sambil menulis. “Cepetan nulisnya bege, lelet amat lo” jawab Sagara asal. Abian langsung membuka aplikasi game yang sudah terinstall di ponselnya sejak lama. Ikut bergabung main dengan Sagara dan Darrel. Sesekali mengumpat kasar karena hampir kena tembakan. “Anjing! Lo yang bener mainnya setan!” umpatnya kasar.
“Gar, HP lo berisik banget jing. Angkat dulu sana, siapa tau telpon penting” suruh Darrel yang segera melempar ponsel berwarna hitam milik Sagara, karena merasa terganggu dengan suara dering berisiknya. “Emang siapa yang nelpon malem-malem gini, Rel?” Darrel yang tadi sempat membaca sekilas nama yang tertulis di layar ponsel itu menyebut. “Jessica” sebutnya. “Anjir, si Jessica! Lo balikan Gar sama dia?” tanya Abian yang duduk di sebelah Sagara, dengan stik PS yang masih ia pegang. “Lanjutin dulu dong, Rel” Sagara mengambil ponselnya yang dilempar Darrel tadi. Sagara menggeser tanda hijau di layar ponsel, sebelum mulai berbicara. Darrel yang baru saja menggantikan Sagara bermain dimarahi Abian habis-habisan. “Halah, gua kira suhu ternyata cupu. Maen begini doang kaga bisa” serbu Abian dengan kata-kata sedikit pedas, mereka kalah karena Darrel yang terlambat menghindari tembakan. “Hallo, kenapa Jes?” pertanyaan pertama yang Sagara keluarkan, ketika panggilan te
“Setelah gua pantau, lo udah deket sama Jessica. Selama kurang lebih dua bulan.” Abian berbicara sambil mengganti seragam sekolahnya, dengan kaos oblong hitam yang ada didalam tasnya. Yang diajak bicara hanya berdeham mengiyakan. “Terus rencana lo selanjutnya, kapan mau nembak Jessica?” “Kalau ditembak, yang ada tuh cewek mati” sahut Darrel yang mendengar. “Ga mungkin sampe mati sih, paling cuman sampe jantung doang yang ga berdetak” sahut Abian menimpali candaan Darrel. “Kapan ya kira-kira waktu yang tepat?” tanya Sagara meminta saran dari kedua temannya yang suhu itu. “Kalau lo masih mau ngeliat Jessica lebih lama, mending undur dulu deh. kasian gua liatnya“ ujar Darrel membuat Abian geram karena terus saja tidak focus. Dengan kata-kata mujarab, lo bisa tuh bikin Jessica langsung jatuh hati” ujar Abian meyakinkan. “Gimana tuh?” tanya Sagara penasaran. “Yang pertama lo harus siap dulu. Lo harus perjelas hubungan kalian berdua, cewek gasuka nunggu Gar
Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an
Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.
Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k
Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,
Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki
Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu
“Laura!” panggil Sagara yang sedang berdiri didepan koridor kelas sepuluh. Perempuan itu tersenyum, menunggu kedatangan Laura yang berjalan menghampirinya. “Kok sendirian aja?” tanya Sagara saat mereka sudah berhadapan sekarang. “Yang lain udah pada pulang duluan, kak Gara kenapa disini?” tanya Laura penasaran. “Lo sibuk ga? Gua ada dua tiket bioskop nih, mau nonton bareng?” Sagara memperlihatkan dua tiket bioskop yang sudah ia pesan. “Tadinya gua mau nonton bareng Darrel, tapi dia tiba-tiba ngecancel gitu aja. Sayang kalau dibuang” ujar Sagara lagi. Laura tidak mau menyianyiakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, dengan cepat ia setuju dengan ajakan Sagara. “Boleh deh” sahutnya bersemangat. Mereka berdua dengan cepat meninggalkan sekolah, Laura naik keatas motor besar milik Sagara. Tidak perlu waktu lama, mereka sampai di mall. Mereka berdua masuk kedalam mall lalu naik kelantai tiga tempat cinema21 berada. Karena mereka sampai tepat waktu jadi dua remaja itu langsu
**Abian mengendarai motornya pulang, ia meminta Darrel mengantar Nayla sedangkan Sagara dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Laura. Abian masuk kedalam rumahnya yang seperti biasa pasti sepi, inginnya ada kejutan dari kedua orang tuanya yang tiba-tiba datang. Ponsel Abian berdering, panggilan masuk dari mamanya membuat ia buru-buru mengangkat telfon itu. “Hallo ma, kenapa?” tanya Abian, “Selamat ya sayang, dari tadi mama telfonin kenapa ga diangkat sih” “Makasih ma, maaf mah tadi Abi abis bareng temen-temen jadi ga pegang hp” ujarnya menjelaskan. “Minggu depan kosongin jadwal ya, kita liburan bareng, rayain kemenangan kamu” ujar mama membuat Abian gembira. “SERIUSAN MAH..” “Iya, seriusan mama ga bohong kok” “Aaaa mau banget banget banget, gasssin lah” ujarnya bersemangat. “Yaudah kalau gitu mama matiin telfonnya ya, nanti kita bahas mau liburan kemana” “Iya ma, seman
***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a