Jangan lupa untuk selalu vote dan berikan komentar yang bersifat membangun setelah membaca cerita ini.
“Gar, HP lo berisik banget jing. Angkat dulu sana, siapa tau telpon penting” suruh Darrel yang segera melempar ponsel berwarna hitam milik Sagara, karena merasa terganggu dengan suara dering berisiknya. “Emang siapa yang nelpon malem-malem gini, Rel?” Darrel yang tadi sempat membaca sekilas nama yang tertulis di layar ponsel itu menyebut. “Jessica” sebutnya. “Anjir, si Jessica! Lo balikan Gar sama dia?” tanya Abian yang duduk di sebelah Sagara, dengan stik PS yang masih ia pegang. “Lanjutin dulu dong, Rel” Sagara mengambil ponselnya yang dilempar Darrel tadi. Sagara menggeser tanda hijau di layar ponsel, sebelum mulai berbicara. Darrel yang baru saja menggantikan Sagara bermain dimarahi Abian habis-habisan. “Halah, gua kira suhu ternyata cupu. Maen begini doang kaga bisa” serbu Abian dengan kata-kata sedikit pedas, mereka kalah karena Darrel yang terlambat menghindari tembakan. “Hallo, kenapa Jes?” pertanyaan pertama yang Sagara keluarkan, ketika panggilan te
“Setelah gua pantau, lo udah deket sama Jessica. Selama kurang lebih dua bulan.” Abian berbicara sambil mengganti seragam sekolahnya, dengan kaos oblong hitam yang ada didalam tasnya. Yang diajak bicara hanya berdeham mengiyakan. “Terus rencana lo selanjutnya, kapan mau nembak Jessica?” “Kalau ditembak, yang ada tuh cewek mati” sahut Darrel yang mendengar. “Ga mungkin sampe mati sih, paling cuman sampe jantung doang yang ga berdetak” sahut Abian menimpali candaan Darrel. “Kapan ya kira-kira waktu yang tepat?” tanya Sagara meminta saran dari kedua temannya yang suhu itu. “Kalau lo masih mau ngeliat Jessica lebih lama, mending undur dulu deh. kasian gua liatnya“ ujar Darrel membuat Abian geram karena terus saja tidak focus. Dengan kata-kata mujarab, lo bisa tuh bikin Jessica langsung jatuh hati” ujar Abian meyakinkan. “Gimana tuh?” tanya Sagara penasaran. “Yang pertama lo harus siap dulu. Lo harus perjelas hubungan kalian berdua, cewek gasuka nunggu Gar
Laura duduk dibangku nomer tiga belas, dengan segelas ice taro kesukaanya. Kali ini Laura datang lebih cepat, dari waktu yang mereka janjikan. Mereka berenam akan latihan lagi. Kurang dari seminggu lagi waktu yang mereka punya, mereka akan bernyanyi diatas panggung Harmony. Akan disaksikan oleh semua anggota Harmony, Laura merasa gugup takutnya mereka melakukan kesalahan yang mempermalukan kelompok mereka.*Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, guys?”Sarah: “Ada yang mau dijemput gak? Mobil gua kosong”Yuni: “Ekhem, jemput dong”Siska: “Ekhem, gua juga”Sarah: “Oke keep. Cuman muat dua orang aja, yang lain jalan kaki lo semua”Mia: “Yah, udah closed. Yakali gua udah dandan cantik, malah naik angkot”Sarah: “Gapapa gasih, siapa tahu lo ketemu jodoh disana”Mia: “Ga asik banget ketemu jodoh di angkot. Minimal di pesawat kek”Yuni: “Gayaan banget lo, ketemu di bus juga udah syukur”Vina: “@Mia, gua aja yang jemput”Mia: “Nah, gini dong. Lo ema
Abian melangkahkan kakinya dengan malas keluar rumah. Menurutnya ini sangat tidak adil, mengapa hari senin ke minggu ditempuh selama enam hari, sedangkan hari minggu ke senin hanya satu hari saja. Meski sehari tetap saja Abian bersyukur, hari minggu bisa ia gunakan untuk bermain game sepuasnya, bersantai atau pergi keluar. Hanya hari minggu saja ia terbebas dari tugas sekolah yang menyebalkan, sangat banyak hingga terkadang lupa ia kerjakan. Bahkan ada beberapa pelajaran yang sengaja tidak ia kerjakan karena malas, dengan dalih harus latihan renang karena perlombaan akan segera tiba. Abian meronggoh ponselnya yang berada di saku celana. Menghubungi satu perempuan yang minta dijemput itu.Abian: “Gua otw ya, tunggu bentar”Laura: “Oke sip.”Abian memanasi motornya terlebih dulu, takut-takut motornya mati di tengah jalan. Sekitar sepuluh menit, lalu motor besar itu siap mengantar Abian pada Laura. Abian mengendarai motornya dengan cepat, tidak ingin membuat Laura
Sagara melihat jam yang ada di ponselnya, masih pukul tujuh tiga puluh. Sagara mengajak dua manusia di depannya untuk naik ke rooftop. Memilih bersantai sebentar diatas gedung sekolah. Mereka berjalan menaiki satu persatu anak tangga, hingga di lantai paling atas. Mereka membuka pintu yang ada di rooftop. Ada satu Gudang kecil yang di bangun disana, tapi sudah lama kosong. Abian membuka kunci pintu gudang itu, lalu masuk kedalam tempat itu. Gudang kecil yang dulunya sangat kotor, sudah di sulap oleh ketiga remaja kaya itu. Gudang ini sekarang menjadi markas rahasia, hanya untuk mereka bertiga. Di dalam gudang terdapat kasur kecil untuk rebahan, dengan kipas besar agar tidak kepanasan, serta barang-barang lain yang mereka beli. Mereka susun dengan rapi, dan selalu bergantain membersihkan tempat itu. Gudang ini awalnya adalah tempat bersembunyi Abian, saat di kejar-kejar oleh Pak Bimo. Meski awalnya banyak debu, Abian harus bertahan agar tidak ketahuan dan dihukum Pak Bimo
Sepulang sekolah, Laura dan teman-temannya berjalan memasuki ruangan Harmony. Mereka berenam, dan anggota lainnya sudah berada disana. Hari ini mereka akan menyanyikan lagu yang mereka dapatkan dua minggu lalu, dihadapan semua nggota. Sedikit gugup, tapi masih bisa mereka semua atasi. Semua anggota sudah duduk dengan kelompoknya masing-masing. Laura dan teman satu kelompoknya, duduk di tempat paling belakang. Bersiap mendapat giliran bernyanyi nantinya. “Baik teman-temanku semuanya yang tercinta. Jadi biar adil, dan engga dianggap pilih kasih. Kak Dava, mau undi aja ya, kelompok siapa yang dapat giliran maju paling pertama.” Intrupsi Dava yang dimengerti semua anggota. “Baik kak” jawab semua anggota kompak. Dava mengambil botol yang dilempar Juan padanya. Botol tersebut sudah berisi pipet, dengan gulungan kertas judul lagu di dalamnya. Dava mengocoknya dengan semangat, seperti sedang arisan. Dava mengeluarkan satu gulungan kertas dengan pipet itu, membukanya. Dav
Laura kembali menghampiri teman-temannya, yang masih belum bergerak dari tempat tadi. “Yaudah yuk balik, guys” ajak Laura ketika dia sudah berdiri disebelah Sarah. “Eh besok pada sibuk ga?” tanya Vina tiba-tiba. “Kenapa emangnya Vin?” tanya Sarah. “Main yuk, itung-itung rayain, karena udah nampilin yang terbaik tadi” “Setuju….” Teriak Yuni keras. “Kemana dong?” Siska tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan. “Mending netflixan sambil maskeran gasih” ujar Mia memberi saran. “Ide bagus tuh,” sahut Sarah.“Mau main dimana tapi?” Biasanya mereka akan bermain di rumah Siska, tapi kali ini Siska menolak. Karena kakak laki-lakinya yang tinggal diluar kota, sedang berada di rumah. Takut membuat kakaknya terganggu dengan kehadiran Siska dan teman-temannya yang berisik.“Di rumah Mia aja gimana?” tunjuk Sarah. “Gamau, lo pada ga inget apa. Terakhir kali main ke rumah gua, hampir aja kebakaran gara-gara Yuni.” Kalimat itu membuat mereka teringat kejadian du
“Good morning girls…” Laura duduk di hadapan Abella dan Dezora yang sedang sibuk dengan ponselnya. “Pagi Ra” balas Dezora meletakkan ponselnya diatas meja. Melihat wajah Laura yang nampak bersinar dari biasanya, dan senyumnya yang mengembang membuat Abella merasa aneh. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Laura senang hari ini, “Kenapa lo, Ra?” tanya Abella menatapnya aneh. “Gua ada cerita bagus nih” ujarnya semangat. “Lo habis dapet uang jajan banyak?” Laura menggeleng, tanda jawaban Dezora salah. “Bokap, nyokap udah balik?” lagi-lagi Laura menggeleng. “Ya terus apa dong?” kesal Abella yang sudah penasaran. Apa yang membuat Laura menjadi senang hingga menyebalkan seperti ini. “Soal kak Gara!” serunya senang. “Kak Sagara? kenapa dia?” Abella dan Dezora masih tidak mengerti. Laura bersiap untuk cerita, ia mematikan music yang berputar dari ponsel Abella, agar ceritanya dapat terdengar. “Jadi, kemarin habis ekskul, gua papasan sama kak Sagara
Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an
Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.
Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k
Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,
Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki
Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu
“Laura!” panggil Sagara yang sedang berdiri didepan koridor kelas sepuluh. Perempuan itu tersenyum, menunggu kedatangan Laura yang berjalan menghampirinya. “Kok sendirian aja?” tanya Sagara saat mereka sudah berhadapan sekarang. “Yang lain udah pada pulang duluan, kak Gara kenapa disini?” tanya Laura penasaran. “Lo sibuk ga? Gua ada dua tiket bioskop nih, mau nonton bareng?” Sagara memperlihatkan dua tiket bioskop yang sudah ia pesan. “Tadinya gua mau nonton bareng Darrel, tapi dia tiba-tiba ngecancel gitu aja. Sayang kalau dibuang” ujar Sagara lagi. Laura tidak mau menyianyiakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, dengan cepat ia setuju dengan ajakan Sagara. “Boleh deh” sahutnya bersemangat. Mereka berdua dengan cepat meninggalkan sekolah, Laura naik keatas motor besar milik Sagara. Tidak perlu waktu lama, mereka sampai di mall. Mereka berdua masuk kedalam mall lalu naik kelantai tiga tempat cinema21 berada. Karena mereka sampai tepat waktu jadi dua remaja itu langsu
**Abian mengendarai motornya pulang, ia meminta Darrel mengantar Nayla sedangkan Sagara dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Laura. Abian masuk kedalam rumahnya yang seperti biasa pasti sepi, inginnya ada kejutan dari kedua orang tuanya yang tiba-tiba datang. Ponsel Abian berdering, panggilan masuk dari mamanya membuat ia buru-buru mengangkat telfon itu. “Hallo ma, kenapa?” tanya Abian, “Selamat ya sayang, dari tadi mama telfonin kenapa ga diangkat sih” “Makasih ma, maaf mah tadi Abi abis bareng temen-temen jadi ga pegang hp” ujarnya menjelaskan. “Minggu depan kosongin jadwal ya, kita liburan bareng, rayain kemenangan kamu” ujar mama membuat Abian gembira. “SERIUSAN MAH..” “Iya, seriusan mama ga bohong kok” “Aaaa mau banget banget banget, gasssin lah” ujarnya bersemangat. “Yaudah kalau gitu mama matiin telfonnya ya, nanti kita bahas mau liburan kemana” “Iya ma, seman
***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a