“Good morning girls…” Laura duduk di hadapan Abella dan Dezora yang sedang sibuk dengan ponselnya.
“Pagi Ra” balas Dezora meletakkan ponselnya diatas meja.Melihat wajah Laura yang nampak bersinar dari biasanya, dan senyumnya yang mengembang membuat Abella merasa aneh.Sepertinya ada sesuatu yang membuat Laura senang hari ini, “Kenapa lo, Ra?” tanya Abella menatapnya aneh.“Gua ada cerita bagus nih” ujarnya semangat.“Lo habis dapet uang jajan banyak?” Laura menggeleng, tanda jawaban Dezora salah.“Bokap, nyokap udah balik?” lagi-lagi Laura menggeleng.“Ya terus apa dong?” kesal Abella yang sudah penasaran. Apa yang membuat Laura menjadi senang hingga menyebalkan seperti ini.“Soal kak Gara!” serunya senang.“Kak Sagara? kenapa dia?” Abella dan Dezora masih tidak mengerti.Laura bersiap untuk cerita, ia mematikan music yang berputar dari ponsel Abella, agar ceritanya dapat terdengar.“Jadi, kemarin habis ekskul, gua papasan sama kak Sagara"Semua orang memiliki ke khawatirannya masing-masing. Ada banyak orang yang berpura-pura kuat meski sebenarnya rapuh. Selalu berusaha meski tidak tahu, kapan hasil terbaik dari usaha mereka akan tiba. Karena pada akhirnya, yang ingin dilihat orang-orang bukan seberapa besar usaha mu. Tapi seberapa besar hasil yang kamu dapat dari semua itu.”Abian, Darrel, dan juga Sagara duduk di atas meja kecil yang ada di rooftop. Dengan satu plastik sedang makanan ringan dan satu botol besar minuman soda yang Abian bawa.Tiga laki-laki itu sedang membuat pesta kecil, entah apa yang mereka rayakan. Hanya ingin saja melakukannya karena bosan di kelas. Menyetel musik dengan sound kecil miliknya dan gitar yang Darrel bawa, mereka bersenandung ria. Abian tertawa kencang saat melihat Sagara yang hampir jatuh dari tempat duduknya.Ketiga remaja laki-laki itu terlihat sangat senang, tawanya pecah begitu saja meski hanya lelucon garing yang mereka keluarkan.Seperti remaja yang tidak memi
Abian naik ke kamar Laura, tidak tahu apa yang mau ia lakukan di sana. Duduk di meja belajar Lauram dengan laptop yang menyala. Abian memilih untuk bermain game saja, selama teman-teman Laura ada di sini. “Guys… udah mau malem nih, balik yuk” ajak Vina saat melihat jam yang melingkar di tangan kanannya. “Yuk lah” sahut Sarah, dia juga sudah di telepon beberapa kali oleh ayahnya, karena anak perempuan itu belum juga pulang. Mereka membersihkan ruang tengah rumah Laura terlebih dahulu, membuang sampah-sampah yang berserakan, dan mengelap lantai yang tidak sengaja kejatuhan air akibat Yuni yang sedikit sembrono. “Bersih!!” Yuni selesai mengelap lantai tersebut, lalu mencuci tangannya. Sarah, Vina, Siska, Yuni, dan juga Mia mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang. “Thank you, Laura. Besok-besok kita main lagi ya” senyum Vina. “Iya, hati-hati ya. Jangan ngebut, udah malem” semuanya mengangguk. Laura lupa, ia hendak memanggil Abian karena teman-temannya akan
Abian bangun dari tidurnya, bingung mengapa ada selimut di atas tubuhnya. Kenapa juga dia tidur di atas sofa. Dimana dia saat ini, Abian bingung karena nyawanya belum terkumpul sempurna. Masih terasa mengantuk, tapi rasanya matanya tidak bisa tertutup lagi. Abian lupa kalau ternyata dia ketiduran disini, padahal dia janji akan menemani Laura hingga tugasnya selesai. Masih pukul enam pagi, ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Aroma makanan sudah tercium dari hidungnya, laki-laki yang sedang berada di ruang tengah, mengikuti langkahnya mencari darimana sumber aroma sedap itu.Dia melihat Laura yang berada di dapur, sedang membelakangi tubuhnya, dengan kaos biasa dan celana pendek rumahan. Rambut yang di cepol asal, dan wajah cerah natural, tanpa polesan sedikit pun. Laura terlihat sedang mengaduk sesuatu yang ada di atas kompor, dengan sendok berukuran sedang yang biasa orang gunakan. Dengan api kecil, Laura terus mengaduk makanan itu agar bumbunya meresap. A
“Jangan lama-lama ya, sampe rumah langsung mandi. Terus siap-siap, berangkat sekolah. Cepetan biar engga telat, tapi jangan ngebut juga di jalan, bahaya” ujar Laura saat mereka sudah berada di depan sekolah. Laura turun dari motor Abian, Laki-laki itu tersenyum simpul. “Iya, ga bakal lama kok. Tenang aja, gua janji bakal masuk sebelum kelas di mulai.” Sahutnya berjanji pada perempuan itu. “Makasih ya, Bi” Abian mengangguk, “Sama-sama Ra. Kalau gitu gua balik dulu” Abian lalu pergi setelah mengantar Laura dengan selamat ke sekolah. Ia membalik motornya dan pulang ke rumah, dan bersiap dengan cepat.Seorang perempuan yang berdiri di sebelah tembok mading sekolah, memperhatikan Laura dan Abian yang berbincang tadi. Nayla merasa sedikit iri pada perempuan yang sangat dekat dengan orang yang dia suka. Senyuman Abian terlihat lepas saat bersama Laura, sikapnya sangat berbeda jika ia bersama perempuan lainnya. Abian memang terkenal social butterfly, namun sangat terlihat
Sebentar lagi bel masuk kelas akan berdering, ketiga remaja laki-laki itu memilih turun ke bawah sebelum terlambat. Sagara kembali memasukkan kotak bekal itu, ke totebag kecilnya itu lagi. Ternyata masih ada banyak siswa yang duduk di luar kelas, beberapa juga ada yang sedang ngerumpi hangat di tengah kelas. “Thanks ya, Gar. Bunda emang the best” ujar Abian saat mereka akan memasuki ruang kelas. Bertepatan dengan itu, Nayla memanggil nama Abian saat cowok itu sudah di dalam kelas. “Abian” panggil Nayla, namun Abian belum sadar karena sedang bicara dengan Sagara. “Thanks banget deh ya Gar. Perut gua kenyang banget, masakan bunda emang selalu juara.” lanjut Darrel, menambahi ucapan Abian tadi. “Ada apa Nay?” tanya Abian, karena tadi ia sempat mendengar Nayla memanggilnya. Nayla menoleh pada Sagara, cowok itu sedang memasukkan tas kecil ke dalam kolong mejanya. Sepertinya Abian dan Darrel sudah sarapan masakan yang di buat oleh bundanya Sagara. Karena itu yang tidak sal
Abian langsung izin ke toilet untuk membasuh wajahnya, agar tidak ngantuk lagi. Sebenarnya rasa kantuknya sudah hilang saat ia chatingan dengan Laura tadi. Toilet hanya alasannya saja untuk keluar kelas sebentar.Toilet ada di sebelah kiri, kelas Laura berada di sebelah kanan. Abian cap cip cub sebentar, tempat mana yang harus ia tuju lebih dulu. “Cap cip cup kembang kuncup, pilih mana yang mau di cup” tangan Abian menunjuk nunjuk kedua tempat itu, dan berhenti di pilihan kedua yaitu kelas Laura. Dengan senyum sumringah, Abian berjalan sangat gagah. Tubuhnya yang menjutang tinggi karena dia adalah atlet renang, dan seragam sekolah yang keluar terlihat seperti remaja nakal yang suka membolos kelas. Abian melihat ada banyak siswa teman Laura yang bermain di dalam kelas, ada yang ngerumpi, juga ada yang sibuk membaca buku, atau ngebucin karena pacaran dengan teman satu kelas. Ada beberapa yang Abian lihat baru datang dari kantin, ia tahu karena melihat orang-orang it
“Nanti sore, pada sibuk ga?” tanya Abian pada dua temannya yang duduk di kantin, sambil memakan nasi gorengnya yang super nikmat kebanggaan siswa Nirmala. “Gua besok udah tanding, ya hari ini mau latihan enjoy aja. Banyak istirahat biar besok engga cape” jawab Sagara. “Gua juga sama, entar sore mau latihan bareng anak-anak. Bakal ada manggung lagi minggu depan.” Hanya Abain sendiri yang tidak sibuk hari ini, bukan hanya hari ini saja tapi setiap hari Abian selalu memiliki waktu luang yang banyak. Abian bukan ikan, jadi tidak mungkin ia setiap hari berada di kolam. Lagian dia sudah berlatih kemarin, jadi hari ini waktunya bersantai. “Yaelah ah, ga seru banget lo berdua. Gua kesepian dong” rengek Abian merasa sedih karena temannya yang sibuk. “Temenin Darrel latihan aja Bi, sekalian belajar nyanyi biar kaga fales suara lo” suruh Sagara sambil tersenyum menggoda. Dengan cepat tangan Abian menggeplak wajah Sagara dengan kerupuk mie di depan mereka. “Anjing, sakit
Sagara duduk di taman sendirian, taman sekolah tempat ia dulu pertama kali mulai memberanikan diri untuk berbicara dengan Jessica. Biasanya dulu sebelum bel masuk kelas, mereka akan duduk bersama di sini. Berbincang banyak hal, mulai dari yang sangat penting hingga yang tidak penting sama sekali. Sagara kembali mengingat tentang mereka berdua, menyalahkan dirinya sendiri atas semua hal yang terjadi dalam hubungan mereka. Dari sini, Sagara tidak sengaja melihat Jessica yang berjalan bersebelahan dengan pacar barunya. Jessica terlihat menampakkan senyumannya lagi, setelah sekian lama Sagara tidak melihat itu. Semenjak mereka putus, keduanya memang terlihat sangat berubah. Jessica yang terlihat jarang senyum, dan Sagara yang menutup dirinya sebentar. Sebelum akhirnya Abian dan Darrel menolongnya lagi, karena katanya Sagara sangat tidak cocok menjadi orang pendiam. Sagara senang Jessica kembali tersenyum seperti itu, rasanya semua kembali indah. Sebelum realita m
Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an
Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.
Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k
Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,
Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki
Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu
“Laura!” panggil Sagara yang sedang berdiri didepan koridor kelas sepuluh. Perempuan itu tersenyum, menunggu kedatangan Laura yang berjalan menghampirinya. “Kok sendirian aja?” tanya Sagara saat mereka sudah berhadapan sekarang. “Yang lain udah pada pulang duluan, kak Gara kenapa disini?” tanya Laura penasaran. “Lo sibuk ga? Gua ada dua tiket bioskop nih, mau nonton bareng?” Sagara memperlihatkan dua tiket bioskop yang sudah ia pesan. “Tadinya gua mau nonton bareng Darrel, tapi dia tiba-tiba ngecancel gitu aja. Sayang kalau dibuang” ujar Sagara lagi. Laura tidak mau menyianyiakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, dengan cepat ia setuju dengan ajakan Sagara. “Boleh deh” sahutnya bersemangat. Mereka berdua dengan cepat meninggalkan sekolah, Laura naik keatas motor besar milik Sagara. Tidak perlu waktu lama, mereka sampai di mall. Mereka berdua masuk kedalam mall lalu naik kelantai tiga tempat cinema21 berada. Karena mereka sampai tepat waktu jadi dua remaja itu langsu
**Abian mengendarai motornya pulang, ia meminta Darrel mengantar Nayla sedangkan Sagara dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Laura. Abian masuk kedalam rumahnya yang seperti biasa pasti sepi, inginnya ada kejutan dari kedua orang tuanya yang tiba-tiba datang. Ponsel Abian berdering, panggilan masuk dari mamanya membuat ia buru-buru mengangkat telfon itu. “Hallo ma, kenapa?” tanya Abian, “Selamat ya sayang, dari tadi mama telfonin kenapa ga diangkat sih” “Makasih ma, maaf mah tadi Abi abis bareng temen-temen jadi ga pegang hp” ujarnya menjelaskan. “Minggu depan kosongin jadwal ya, kita liburan bareng, rayain kemenangan kamu” ujar mama membuat Abian gembira. “SERIUSAN MAH..” “Iya, seriusan mama ga bohong kok” “Aaaa mau banget banget banget, gasssin lah” ujarnya bersemangat. “Yaudah kalau gitu mama matiin telfonnya ya, nanti kita bahas mau liburan kemana” “Iya ma, seman
***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a