Share

Enam

Author: kajede10
last update Last Updated: 2021-09-23 14:17:55

Laura keluar dari aula sendirian. Ia baru saja mengikuti rapat anggota baru Harmony. Tidak ada yang namanya pelantikan, seperti ekskul yang lain. Harmony hanya memiliki beberapa acara bersama, untuk menjaga solidaritas, serta kekeluargaan antar anggota.

Ekskul dimulai minggu depan, menyesuaikan dengan semua ekskul yang ada di SMA Nirmala. Setiap hari selasa dan sabtu, Laura akan pulang telat, karena mengikuti kegiatan ekskul yang diadakan diluar jam belajar sekolah.

Laura memulai langkah kakinya, meninggalkan aula yang kini sudah sepi.

“Kak Gara” teriaknya, ketika melihat Sagara membawa ranselnya keluar dari dalam kelas.

“Eh, Laura” sapa Sagara menghampiri gadis itu.

“Mau kemana nih kak, bolos ya?” tebaknya yang langsung disanggah oleh Sagara.

“Engga kok, ini mau latihan di Gor. Sekalian persiapan tanding bulan depan” jelas Sagara agar tidak salah paham.

“Ohhh, gitu toh. Maaf ya kak aku gatau, btw semangat ya! Aku bakal dukung kak Gara selalu!” mendengar suara antusias Laura membuat Sagara sedikit terkejut. Lalu tersenyum manis seperti biasanya.

“Makasih Laura…”

“Kalau gitu, aku duluan ya. Takut ditungguin anak-anak.” Pamit Sagara lalu meninggalkan gadis itu, Laura melambaikan tangannya, masih menatap punggung Sagara yang kian menjauh. Lalu hilang ketika ia berbelok menuju parkiran sekolah.

*Abian Ganteng”

Abian Ganteng: “Ngapain lo sendirian disana, senyum-senyum lagi. Udah gila lo?”

Dering ponselnya berbunyi, satu pesan masuk dari Abian membuatnya memalingkan wajah. Mencari-cari keberadaan Abian yang ia yakini sedang bersembunyi. Sepi, tidak ada siapapun disekitarnya.

Abian Ganteng: “Gausah nyariin gua gitu ah”

Laura Gistava: “Lo dimana? Bilang gak sekarang”

Abian Ganteng: “Yang jelas gua ga lagi dideket lo, Laura”

Laura lalu membuka tong sampah, yang berada sekitar lima belas meter darinya.

Abian Ganteng: “Heh… ngapain lo buka tong sampah, Maemunah…”

Abian Ganteng: “Gua bisa liat lo ya dari sini”

Laura Gistava: “Ya makanya lo liat gua darimana”

Abian Ganteng: “Keliatan dari kuku”

Laura mematikan ponselnya, tidak lagi menanggapi kejahilan Abian yang sudah mandarah daging.

Laura sudah berada di dalam kelas. Mendengarkan gurunya yang sedang menjelaskan materi. Kali ini, Laura tidak memainkan ponselnya. Ia mengikuti pembelajaran dengan baik. Mencatat, materi-materi yang penting menurutnya.

“Hukum memperhatikan Guru saat menjelaskan di depan kelas adalah wajib bagi para siswa” kalimat yang dilontarkan guru itulah, yang membuat hati Laura terbesit untuk berubah. Tapi semua itu tidak bertahan lama, lima menit setelah mencatat materi yang ada dipapan, Laura langsung kembali menutup bukunya karena bosan.

Bel pulang sekolah adalah deringan yang selalu membuat siswa-siswi kegirangan. Menghabiskan waktu selama delapan jam di sekolah benar-benar terasa menyiksa, terlebih pelajaran matematika yang membuatmu ingin mati setiap mencoba menghitung rumus dengan seksama namun hasilnya tetap saja salah.

“Nontonin Kak Sagara latihan yuk, di GOR” Laura mengajak Abian pergi ketika mereka sudah berada di parkiran bersama.

“Engga ah, ngapain. Gamau. Cuman latian doang juga, nanti kalau udah tanding baru gua mau ” jawaban tidak memuaskan dari Abian, membuat Laura marah. Ia mengancam tidak akan mau pulang bareng lagi dengan Abian. Membuat Abian pasrah, pasalnya jika ia ketahuan membiarkan Laura pulang sendirian, maka mamanya akan sangat marah.

“Yaudah iya, tapi bentar aja ya” ujar Abian lemas.

“Iya, janji deh cuma sebentar” sahut Laura dengan senyuman manis yang terlihat dari wajahnya, gadis itu sangat senang dan bersemangat untuk menonton Sagara.

Mereka berdua pergi, meninggalkan sekolah yang masih dipenuhi siswa-siswi yang menunggu jemputan.

Laura membeli satu botol air mineral, pada salah satu kios ketika mereka berdua sudah sampai di depan Gedung Olahraga yang berada tidak begitu jauh dari sekolah.

“Buat Sagara?” tanya Abian polos.

“Lo, mau?” tanya Laura, Abian menganggukkan kepalanya.

“Beli sendiri” jawaban Laura membuat Abian hampir mencekik gadis itu.

“Aaaaaaaa, Kak Gara!!! Semangat kak Gara” teriakan Laura, menggelegar di dalam GOR. Hingga Sagara yang focus bermain, bisa mendengarnya. Tidak terlalu ramai di GOR saat ini. Hanya beberapa orang yang mungkin punya waktu luang lebih banyak yang mau menonton latihan basket seperti ini. Termasuk Laura, yang siap memberikan seluruh waktunya untuk Sagara Wijaya.

Selesai latihan, Laura menghampiri Sagara. Diikuti oleh Abian yang memasang wajah malas, sekaligus kesal karena daritadi Laura mencampakannya dan focus berteriak untuk Sagara.

“Haiii kak,” sapa Laura berlari menghampiri Sagara.

“Haii Ra, oi Bi” sapa Sagara menepuk pundak Abian saat mereka sudah berhadapan.

“Cape ya kak?” Laura lalu mengulurkan tangannya, memberikan satu botol air mineral yang tadi ia beli bersama Abian.

“Makasih ra, jadi ngerepotin” ujar Sagara sambil menerima air tersebut.

“Banget” jawab Abian pelan, sangat pelan. Hingga dua orang itu mengabaikannya.

“Engga kok kak, santai aja. Iya kan Bi” Laura menyenggol lengan Abian, meminta persetujuan.

“Iya Gar, lo kan sahabat gua yang paling baik. Yang namanya sahabat, kan harus saling support” Abian memasang senyuman terpaksa, membuatnya terlihat sangat ketara dengan pandangan Sagara.

“Thank you bro” suara lemah lembut Sagara membuat Abian menggeli. Lalu tawa lepas akhirnya keluar dari mulut kedua cowok itu.

“Kak Gara mau langsung pulang?” tanya Laura saat mereka bertiga berjalan keluar dari Gor.

“Iya nih, udah ditungguin sama Fara” ujar Sagara, matanya terlihat berbinar ketika menyebut nama Fara yang entah siapa Laura tidak mengetahuinya.

“Ohhh gitu, yaudah yuk pulang juga Bi” ajak Laura menarik tangan Abian agar berjalan lebih cepat. Sejak tadi Abian terus berjalan dibelakang Sagara dan Laura, sudah seperti orang ketiga saja.

“Katanya mau mampir ke super market dulu” sahut Abian membuat Laura tersenyum, “Oh iya, lupa gua. Maafin” kata Laura melembut.

Tiba di parkiran, ternyata motor Sagara dan mobil Abian bersebelahan. “Kirain lo parkir disana” ujar Abian menunjuk tempat biasa mereka parkir jika kesini.

Sagara hanya cengengesan saja, tadi ia datang sedikit terlambat jadi parkiran disana sangat penuh. “Gua balik duluan ya” ujar Sagara yang sudah bersiap pergi dengan motornya itu.

“Hati-hati ya kak” kata Laura sambil melambaikan tangannya sebelum Sagara benar-benar pergi.

*

Abian dan Laura sudah berada di super market sekarang. Membeli bahan dapur, yang sudah habis.

Mengambil beberapa botol minyak goreng, Laura memasukkanya kedalam troli besar yang Abian bawa. Juga beberapa daging, sayuran, buah, serta bumbu dapur. Tidak lupa dengan cemilan yang mereka suka. Berkeliling, mengitari super market sambil bercanda.

Sesekali Laura duduk diatas troli, lalu didorong keras oleh Abian seperti anak TK bermain. Membuat video dan mengambil gambar ala-ala orang luar adalah kesenangan mereka. Mereka juga sempat menjadi bahan tontonan, karena Abian tidak sengaja menjatuhkan satu kaleng susu. Hingga isinya berhampuran, jadi mereka harus bayar ganti rugi. Selain itu mereka juga membantu membersihkan lantai karena murni kesalahan Abian. Laki-laki itu sama sekali tidak menyesali perbuatannya, ia malah menahan tawa ketika satpam menegurnya.

“Udah Ra? Segini aja?” tanya Abian, ketika mereka sudah menyelesaikan list yang ada didalam kertas.

“Iya udah semua kok” sahut Laura saat melihat semua barang yang harus dibeli sudah dicentang.

“Habis ini, mau kemana?” tanya Abian sambil mendorong troli yang sudah terisi penuh.

“Capek, pulang aja deh” sahut Laura yang memang sudah kelelahan.

Laura mengeluarkan semua barang-barang didalam troli untuk menghitung jumblah belanjaannya, “Banyak juga ya” ujar Abian pelan. Laura hanya mengangguk tanda setuju dengan apa yang Abian bilang.

Ketika semua barang yang dibeli sudah dimasukkan kedalam kardus besar dan beberapa plastic kantong, kasir itu mentotal jumlah pembayaran. “Totalnya jadi 4.565.000 mbak” ujar kasir itu dengan ramah.

“Buset” ucapan spontan Abian, membuat Laura dan pelayan kasir menoleh terkejut. Laura melototi mata Abian dengan tatapan tajamnya. Malu, sangat malu rasanya mengajak Abian kesini, sekarang banyak pasang mata lagi yang menatap kearah mereka.

Abian mengendarai mobilnya, “Pulang ke rumah lo dulu ya Bi” pinta Laura,

“Ngapain?” tanya Abian membuka pintu mobilnya.

“Bentar aja” Abian menuruti perintah Laura. Mengendarai mobilnya menuju rumahnya sendiri.

Perjalanan tidak begitu macet, entah karena apa alasannya. Laura mengambil beberapa kantong plastic tadi, membawanya masuk kedalam rumah Abian.

“Ngapain bawa itu masuk?” tanya Abian saat Laura membawa belanjaan mereka tadi masuk kedalam. Perempuan itu tidak menyahut, ia bergegas ke dapur dan meletakkannya ke kulkas.

“Pantesan lo belanja banyak banget. Di sedekahin ke rumah gua toh” ujar Abian sambil tertawa.

“Kasian gua liat lo soalnya. Sendirian di rumah gede begini, kaga serem apa” Laura lupa bahwa dirinya juga tinggal sendirian, bisa-bisanya dia malah meledek Abian.

Related chapters

  • HARMONY   Tujuh

    Abian mengirim pesan, meminta Laura untuk datang ke atap sekolah. Abian memilih bolos karena malas belajar matematika. Membuatnya pusing menghitung rumus-rumus matematika yang rumit. Sedangkan Laura merasa bosan karena jam kosong di kelas.Laura melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga. Lalu membuka pintu rooftop yang tertutup, ia mendapati Abian yang berdiri membelakangi tubuhnya. Mendengar suara langkah kaki, membuyarkan lamunan Abian. Laura melangkah sambil tersenyum,menghampiri Abian yang sudah menunggunya. Lalu mereka berdua duduk diatas kursi panjang, berwarna coklat. Abian mengeluarkan satu kantong totebag yang ia bawa, mengeluarkan satu kotak makanan. “Lo sakit Bi?” tanya Laura binggung, ia menaruh tangannya diatas kening Abian. “Ga panas kok” ujar Laura. Ia tidak pernah melihat Abian membawa bekal dari rumah sebelumnya. Abian hanya melirik ke arah Laura sekilas, lalu membuka kotak makan yang ternyata ada nasi goreng didalamnya. Abian mema

    Last Updated : 2021-10-05
  • HARMONY   Delapan

    Laura memasukkan buku-bukunya yang berada diatas meja kedalam tas. Bel pulang sekolah sudah berdering tiga menit yang lalu. Laura berjalan keluar kelas bersama dengan dua temannya itu, Dezora dan Abella. “Kita balik duluan ya, Ra” ujar Dezora sambil memegang tangan Abella.“Iya, hati-hati ya” dua temannya itu mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan Laura sendiri. Laura berjalan menuju ruang Ekskul Harmony, sambil bersenandung pelan.Laura sedikit terkejut, ketika melihat semua orang sudah berkumpul di ruangan ini. Ia melihat jam tangannya sudah lewat satu menit, masih belum terlambat untuk ikut bergabung. Laura berlari kecil dan mengambil barisan paling belakang. Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa membuat ia mendongak, dan menoleh kearah kanan. Darrel menarik tangannya, dan membawa Laura ke barisan paling ujung. “Lo terlambat!” “Lo lupa sama peraturan Harmony? Anggota yang terlambat bakal dapet hukuman” Jelas Darrel dengan tegas. Laura hanya menund

    Last Updated : 2021-10-06
  • HARMONY   Sembilan

    *Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, gengs?” Mia: “Rumah”Yuni: “2”Siska: “3”Vina: “4”Yuni: “Laura, mana nih?”Laura: “Hadir”Siska: “Harus diabsen dulu ya, Ra”Siska: “Baru mau keluar,”Laura: “Hahaha”Vina: “Share Location”Vina: “Jam tiga ya, guys…”Siska: “Ok”Yuni: “2”Laura: “3”Sarah: “4”Mia: “5”Vina: “Ini keywordnya pada kaga isi abc apa gimana dah”Yuni: “Males ngetik”Siska: “2”Sarah: “Kaga usah dilanjut ya”Vina: “Yaudah sana, pada siap-siap dulu gih”Sarah: “Okeee, see u guys..”Laura keluar dari roomchat grup tersebut, ia bangun dari posisi rebahannya. Lalu bersiap untuk bertemu teman-teman barunya. Laura hanya mengoleskan bedak tipis pada wajahnya, menggunakan liptint peach untuk mempercantik bibirnya. Laura mengambil satu jepit rambut motif bintang, lalu memakainya. Laura memperhatikan dirinya di depan cermin, dengan seulas senyum ia mengambil tasnya, lalu keluar dari kamar.

    Last Updated : 2021-10-17
  • HARMONY   Sepuluh

    Abian sibuk berkutit dengan buku dan pulpen yang ia pegang, menyalin tugas biologi yang lupa ia kerjakan. Matanya sibuk melihat buku disampingnya, membaca tulisan itu dalam hati, mempercepat tangannya menulis setiap kata. Padahal kemarin siang Sagara sudah mengingatkan Abian bahwa tugas biologi akan dikumpul hari ini. Tetap saja Abian menanggapinya dengan santai, dan sekarang dia kelimpungan sendiri. Sedangkan Sagara dan Darrel yang sudah mengerjakan tugas itu kemarin, bisa mabar game online. Abian mempercepat tangannya menulis, mendengar keseruan dua temannya bermain membuat dirinya tidak sabar untuk bergabung. “Woi, tungguin gua dong” Pinta Abian sambil menulis. “Cepetan nulisnya bege, lelet amat lo” jawab Sagara asal. Abian langsung membuka aplikasi game yang sudah terinstall di ponselnya sejak lama. Ikut bergabung main dengan Sagara dan Darrel. Sesekali mengumpat kasar karena hampir kena tembakan. “Anjing! Lo yang bener mainnya setan!” umpatnya kasar.

    Last Updated : 2021-10-18
  • HARMONY   Sebelas

    “Gar, HP lo berisik banget jing. Angkat dulu sana, siapa tau telpon penting” suruh Darrel yang segera melempar ponsel berwarna hitam milik Sagara, karena merasa terganggu dengan suara dering berisiknya. “Emang siapa yang nelpon malem-malem gini, Rel?” Darrel yang tadi sempat membaca sekilas nama yang tertulis di layar ponsel itu menyebut. “Jessica” sebutnya. “Anjir, si Jessica! Lo balikan Gar sama dia?” tanya Abian yang duduk di sebelah Sagara, dengan stik PS yang masih ia pegang. “Lanjutin dulu dong, Rel” Sagara mengambil ponselnya yang dilempar Darrel tadi. Sagara menggeser tanda hijau di layar ponsel, sebelum mulai berbicara. Darrel yang baru saja menggantikan Sagara bermain dimarahi Abian habis-habisan. “Halah, gua kira suhu ternyata cupu. Maen begini doang kaga bisa” serbu Abian dengan kata-kata sedikit pedas, mereka kalah karena Darrel yang terlambat menghindari tembakan. “Hallo, kenapa Jes?” pertanyaan pertama yang Sagara keluarkan, ketika panggilan te

    Last Updated : 2021-10-21
  • HARMONY   Dua belas

    “Setelah gua pantau, lo udah deket sama Jessica. Selama kurang lebih dua bulan.” Abian berbicara sambil mengganti seragam sekolahnya, dengan kaos oblong hitam yang ada didalam tasnya. Yang diajak bicara hanya berdeham mengiyakan. “Terus rencana lo selanjutnya, kapan mau nembak Jessica?” “Kalau ditembak, yang ada tuh cewek mati” sahut Darrel yang mendengar. “Ga mungkin sampe mati sih, paling cuman sampe jantung doang yang ga berdetak” sahut Abian menimpali candaan Darrel. “Kapan ya kira-kira waktu yang tepat?” tanya Sagara meminta saran dari kedua temannya yang suhu itu. “Kalau lo masih mau ngeliat Jessica lebih lama, mending undur dulu deh. kasian gua liatnya“ ujar Darrel membuat Abian geram karena terus saja tidak focus. Dengan kata-kata mujarab, lo bisa tuh bikin Jessica langsung jatuh hati” ujar Abian meyakinkan. “Gimana tuh?” tanya Sagara penasaran. “Yang pertama lo harus siap dulu. Lo harus perjelas hubungan kalian berdua, cewek gasuka nunggu Gar

    Last Updated : 2021-10-24
  • HARMONY   Tiga belas

    Laura duduk dibangku nomer tiga belas, dengan segelas ice taro kesukaanya. Kali ini Laura datang lebih cepat, dari waktu yang mereka janjikan. Mereka berenam akan latihan lagi. Kurang dari seminggu lagi waktu yang mereka punya, mereka akan bernyanyi diatas panggung Harmony. Akan disaksikan oleh semua anggota Harmony, Laura merasa gugup takutnya mereka melakukan kesalahan yang mempermalukan kelompok mereka.*Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, guys?”Sarah: “Ada yang mau dijemput gak? Mobil gua kosong”Yuni: “Ekhem, jemput dong”Siska: “Ekhem, gua juga”Sarah: “Oke keep. Cuman muat dua orang aja, yang lain jalan kaki lo semua”Mia: “Yah, udah closed. Yakali gua udah dandan cantik, malah naik angkot”Sarah: “Gapapa gasih, siapa tahu lo ketemu jodoh disana”Mia: “Ga asik banget ketemu jodoh di angkot. Minimal di pesawat kek”Yuni: “Gayaan banget lo, ketemu di bus juga udah syukur”Vina: “@Mia, gua aja yang jemput”Mia: “Nah, gini dong. Lo ema

    Last Updated : 2021-10-24
  • HARMONY   Empat belas

    Abian melangkahkan kakinya dengan malas keluar rumah. Menurutnya ini sangat tidak adil, mengapa hari senin ke minggu ditempuh selama enam hari, sedangkan hari minggu ke senin hanya satu hari saja. Meski sehari tetap saja Abian bersyukur, hari minggu bisa ia gunakan untuk bermain game sepuasnya, bersantai atau pergi keluar. Hanya hari minggu saja ia terbebas dari tugas sekolah yang menyebalkan, sangat banyak hingga terkadang lupa ia kerjakan. Bahkan ada beberapa pelajaran yang sengaja tidak ia kerjakan karena malas, dengan dalih harus latihan renang karena perlombaan akan segera tiba. Abian meronggoh ponselnya yang berada di saku celana. Menghubungi satu perempuan yang minta dijemput itu.Abian: “Gua otw ya, tunggu bentar”Laura: “Oke sip.”Abian memanasi motornya terlebih dulu, takut-takut motornya mati di tengah jalan. Sekitar sepuluh menit, lalu motor besar itu siap mengantar Abian pada Laura. Abian mengendarai motornya dengan cepat, tidak ingin membuat Laura

    Last Updated : 2021-10-27

Latest chapter

  • HARMONY   delapan puluh

    Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an

  • HARMONY   tujuh puluh sembilan

    Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.

  • HARMONY   tujuh puluh delapan

    Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k

  • HARMONY   tujuh puluh tujuh

    Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,

  • HARMONY   tujuh puluh enam

    Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki

  • HARMONY   tujuh puluh lima

    Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu

  • HARMONY   tujuh puluh empat

    “Laura!” panggil Sagara yang sedang berdiri didepan koridor kelas sepuluh. Perempuan itu tersenyum, menunggu kedatangan Laura yang berjalan menghampirinya. “Kok sendirian aja?” tanya Sagara saat mereka sudah berhadapan sekarang. “Yang lain udah pada pulang duluan, kak Gara kenapa disini?” tanya Laura penasaran. “Lo sibuk ga? Gua ada dua tiket bioskop nih, mau nonton bareng?” Sagara memperlihatkan dua tiket bioskop yang sudah ia pesan. “Tadinya gua mau nonton bareng Darrel, tapi dia tiba-tiba ngecancel gitu aja. Sayang kalau dibuang” ujar Sagara lagi. Laura tidak mau menyianyiakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, dengan cepat ia setuju dengan ajakan Sagara. “Boleh deh” sahutnya bersemangat. Mereka berdua dengan cepat meninggalkan sekolah, Laura naik keatas motor besar milik Sagara. Tidak perlu waktu lama, mereka sampai di mall. Mereka berdua masuk kedalam mall lalu naik kelantai tiga tempat cinema21 berada. Karena mereka sampai tepat waktu jadi dua remaja itu langsu

  • HARMONY   tujuh puluh tiga

    **Abian mengendarai motornya pulang, ia meminta Darrel mengantar Nayla sedangkan Sagara dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Laura. Abian masuk kedalam rumahnya yang seperti biasa pasti sepi, inginnya ada kejutan dari kedua orang tuanya yang tiba-tiba datang. Ponsel Abian berdering, panggilan masuk dari mamanya membuat ia buru-buru mengangkat telfon itu. “Hallo ma, kenapa?” tanya Abian, “Selamat ya sayang, dari tadi mama telfonin kenapa ga diangkat sih” “Makasih ma, maaf mah tadi Abi abis bareng temen-temen jadi ga pegang hp” ujarnya menjelaskan. “Minggu depan kosongin jadwal ya, kita liburan bareng, rayain kemenangan kamu” ujar mama membuat Abian gembira. “SERIUSAN MAH..” “Iya, seriusan mama ga bohong kok” “Aaaa mau banget banget banget, gasssin lah” ujarnya bersemangat. “Yaudah kalau gitu mama matiin telfonnya ya, nanti kita bahas mau liburan kemana” “Iya ma, seman

  • HARMONY   tujuh puluh dua

    ***Abian: “Ra, besok gua dispen ya. lo mau nebeng sama siapa ke sekolah? Atau gua anterin dulu aja?” Laura: “Gausah Bi, gua bareng temen gua aja” Abian: “Temen lo yang mana?”Abian: “Dezora sama Abella kan bawa supir” Laura: “Iya, gua bareng Vina aja” Abian: “Kalau dia gabisa lo langsung call gua ya. biar gua aja yang anter” Laura: “Iya Bi, udah malem juga mending lo istirahat gih. Biar besok fit” Abian: “Lo nonton kan Ra? Bisa kali bolos kelas siang” Laura: “Gua usahain ya Bi” Abian: “Okedeh. Good night, Laura” Abian mengecass ponselnya sebelum tidur, sudah menyetel alarm juga agar bangun pagi. Besok adalah waktu pembuktian, dia sudah berlatih jauh sebelum perlombaan diumumkan. Abian dan para anggota ekskul sudah menyiapkan diri, mereka harus mendapatkan piala itu. Abian sempat berhenti berlatih renang saat smp kelas 2, kakinya cedera karena terjatuh dari tangga di sekolahnya. Membuat ia merasa frustasi karena renang a

DMCA.com Protection Status