**
Sagara dan Abian memasuki lift menuju lantai enam belas, dimana Darrel tinggal. Dengan menenteng kantong belanjaan tadi, Abian memencet bel kamar Darrel.
Darrel yang sedang rebahan diatas sofa, beranjak membuka pintu. “Lama banget ey” serunya ketika wajah dua temannya sudah terpampang nyata didepannya.
Darrel mempersilahkan dua temannya untuk masuk kedalam, Sagara mengeluarkan isi kantong belanja tersebut keatas meja. Tangannya dengan cepat meraih susu coklat miliknya dan juga satu plastic snack kacang.
“Eh lo kapan manggung lagi rel?” tanya Sagara sambil membuka snacknya. “besok malem” jawab Darrel tanpa menoleh. “Dimana?” “Tempat biasa” “Ohhhhh” setelah percakapan itu, ketiganya sibuk dengan urusan masing-masing.
“Eh, main yuk” “Hidupin dong Rel, ps nya” suruh Abian yang sudah memegang stick. “Hompimpa ya”
**Pecinta DudaDezora: “@Laura lo kenapa ra? Seharian engga ada kabar”Abella: “Sakit? @Laura”Laura: “Udah baikan kok, santai aja”Dezora: “Bagus deh, jadi besok bisa sekolah dong?”Laura: “Yoi”Dezora: “Bersyukur banget gua ra….”Laura: “Kenapa?”Dezora: “Abel tadi di sekolah diem aja anjirrr. Berasa orang tolol gua ngomong sendirian”Abella: “Gua dengerin cerita lo kok zor”Laura: “Hahaha, emang biasanya gitu kan?”Dezora: “Iya sih xixixxi”Abella: “Btw ada tugas kimia tadi, nanti gua kirim soalnya ya”Dezora: “Engga sekalian sama jawabannya Bel?”Abella: “Belajar sendiri sana!”Abella: “Fisika sama bio ada tugas juga. inget besok dikumpul!”
**Laura meminta Abian menjemputnya pagi-pagi sekali untuk datang ke sekolah. Bahkan saat Abian masih tidur, Laura sudah selesai mandi dan akan bersiap. Jadinya Abian harus cepat-cepat karena kabar mendadak dari perempuan itu.Seperti biasa, Laura mengolesi lip tint pada bibirnya agar tidak terlihat pucat. Laura sejak kemarin sudah memikirkan kata-kata yang ingin ia sampaikan pada Darrel. Semalaman Laura tidak bisa tidur karena takut, ia juga gugup pastinya ketika nanti bicara dengan laki-laki itu.Tadi Laura sudah bilang pada Abian, jika ia tidak bisa Laura akan berangkat sendiri saja. Tapi Abian tidak mau, dia ingin berangkat bersama dengan Laura. Laura juga merasa malu jika terus-terusan membuat Abian kerepotan sendiri karena dirinya.Laura melihat penampilannya di kaca, semuanya sudah rapi. Ia tersenyum dan meyakinkan dirinya sendiri, “Semua pasti bakal baik-baik aja” katanya pelan.Laura mendeng
harmony 51 **Cecan HarmonyYuni: “Guysssss, astagaaaa”Yuni: “Breaking news!!!!!”Yuni: “@Laura”Sarah: “@Laura”Mia: “@Laura”Siska: “@Laura”Vina: “@Laura”Siska: “Yang dibilang anak-anak bener ya?”Yuni: “Gosipnya udah nyebar ke anak kelas dua belas anjir”Vina: “Mana rame banget lagi yang bahas”Sarah: “Gua sebagai fans Darrel merasa potek”Yuni: “Sama gua juga”Mia: “Untung gua fans bts, jadi ngga potek-potek banget”Siska: “Aduhh udah deh, sekarang kita butuh klarifikasi iniiiiii”Siska: “@Laura, mba mohon klarifikasinya. Apa
**Pulang sekolah, Laura mengirim pesan bahwa ia tidak bisa ikut pulang bersama Abian. jadi hari ini Abian memilih untuk pulang sendiri, belum jauh dari area sekolah Abian bisa melihat Nayla yang berjalan di trotoar sendirian.“Nayla…” panggilnya lalu menepi, mematikan motornya dan menghampiri Nayla. “Kok sendiri?” tanya Abian, “Emang harus sama siapa? Aku kan emang sering sendiri Bi?” jawab Nayla, “Hahaha iya, maksudnya kok tumben jalan? Biasanya kan ada yang jemput” ujarnya.“Iya nih, lagi engga ada yang bisa jemput. Kalau nunggu bus kelamaan” jawab perempuan itu. “Gua sendirian nih, mau bareng ga?” Nayla menoleh kea rah motor abian yang memang tidak ada penumpangnya.“Engga enak tahu bawa motor sendirian, berasa kesepian gitu” ujarnya lagi. “Engga papa nih aku nebeng? Takut ngerepotin kamu, kayaknya kalau dipikir-pikir aku sering ban
**Abian masuk kedalam rumah Laura, dengan dua kotak martabak manis dan juga martabak asin sesuai pesanan Laura. kebiasaan, perempuan itu tidak mengunci pintu rumahnya, membuat Abian sendiri yang ngeri.“Ra, kebiasaan deh lo. Suka banget engga tutup pintu depan” ujar Abian ketika melihat perempuan itu duduk santai di depan televisi. “Soalnya kan gua tahu lo dateng, jadi biar engga usah ngetuk pintu lagi” ujarnya membela diri.“Nih” Abian memberikan dua kotak bawaannya itu pada Laura, perempuan itu langsung tersenyum sumringah mendapat makanan dari Abian. “Makasih banyak mas Abi” ujar Laura lalu membuka kotak tersebut.“Oh iya, lo mau ngomongin apa?” tanya Laura dengan mulut yang terisi penuh dengan martabak. “Lo kalau makan, makan aja deh dulu. Gausah ngomong” suruh Abian pada perempuan itu, takut dia keselek.“Iya, iya. Jadi gimana, a
**Laura risih dengan tatapan beberapa siswi yang menatapnya tajam, bak ingin menghabisi Laura saat itu juga. perempuan itu hanya bisa menundukkan kepalanya, sedikit bergindik ngeri bila tiba-tiba mereka semua benar-benar menyerang perempuan itu. Abian yang berdiri dibelakang Laura langsung menghampiri perempuan itu, lalu menggenggam tangannya, sontak membuat Laura terkejut dan refleks memukul Abian. “Aw, maaf Bi. Gua kira siapa” ujarnya pelan. “Gapapa, jangan nunduk. Ayo jalan!” ajak Abian menarik tangan Laura. “Gua takut Bi” ujar Laura pelan, “Kalau ada apa-apa langsung lapor ke gua. Engga ada yang boleh macem-macem sama lo kalau gamau berurusan sama gua” jawab Abian setelah mereka berdua berdiri didepan kelas Laura. “Gua harus ke kelas juga, nanti gua dateng lagi pas jam istirahat!” Laura hanya mengangguk mengerti. Benar-benar sangat menyeramkan sekali fans fanatic itu, membuat Laura tak habis pikir. Laura duduk sendirian di bangkunya, menunggu kedua sahab
**Bel tanda istirahat berdering dengan sangat keras, membuat semua siswa kegirangan karena akhirnya selesai juga belajar jam pertamanya. Bosan rasanya berlama-lama mendengarkan gurun menjelaskan materi yang sama sekali tidak ia mengerti. “Tunggu sini dulu ya, gua mau cabut bentar” ujar Abian pada dua temannya yang sedang makan kerupuk. “Kemana bi?” tanya Sagara masih dalam keadaan mengunyah kerupuknya. “Bentar doang, tar juga balik lagi. jangan kemana-mana lo bedua” suruhnya lalu beranjak dari meja kantin itu. Didalam kelas, hanya sisa mereka bertiga saja yaitu Laura, Abella, dan juga Dezora. Mereka masih asik bergosip ria, membahas film bioskop yang diperankan oleh actor terkenal akan tayang. “Nonton bareng hayuk, gua udah gasabar banget.” Ajak Dezora super excited. “Gua sih ayo aja, gimana Abella nih?” tanya Laura, “Ya kalau engga ada halangan, boleh aja sih.” jawabnya membuat Dezora tersenyum senang. Abian datang sesuai janjinya, menghampiri Laura
**Membersihkan halaman sekolah yang luas ini, dibawah terik sinar matahari siang membuat ketiga laki-laki ini mengeluh. Belum melakukannya saja sudah terasa lelah, apalagi jika mereka benar-benar berdiri menyapu disana. “Udah gausah ngeluh, yuk kerjain biar cepet selesai” ajak Sagara pada dua temannya. Abian dan Darrel mengikuti Sagara menyapu halaman. “Gar lo bagian situ ya” suruh Abian menunjuk bagian utara. Sagara tidak meyahut, tapi ia tetap melangkah sesuai perintah Abian. Sedangkan Darrel menyapu bagian selatan, agar pekerjaan mereka cepat selesai. Sagara, Abian dan juga Darrel terus mengumpulkan sampah dedaunan yang jatuh dari pohon. Tanpa banyak bicara, mereka bertiga focus pada pekerjaannya sendiri. Setelah lima belas menit berlalu, sampah dedaunan sudah beres mereka kumpulkan dan dibuang di tong sampah. “Panas banget jing” ujar Abian menghampiri Sagara yang sedang berteduh dibawah pohon rindang. Darrel juga ikut datang dari berlawanan arah, me