Apa keputusan Tiara?
*** Tiara tetap menaruh curiga kepada Arya walaupun sikap laki-laki itu tidak berubah sama sekali. Arya selalu mengatakan kepada Tiara bahkan berani bersumpah kalau dirinya tidak pernah memiliki hubungan instimewa dengan Bella. Bella adalah sahabat terdekat Arya saat masih duduk di bangku kuliah. Ya, walaupun kenyataan kalau wanita itu sudah beberapa kali menyatakan cinta kepada Arya. Namun, ia tidak pernah menyimpan perasaan lebih untuk Bella. “Sayang, beberapa hari ini sikap kamu berubah. Kamu kenapa?” tanya Arya kepada istrinya di taman belakang rumah. “Nggak apa-apa, Mas.” Tiara memberikan jawaban dengan nada datar. “Kamu masih marah padaku karena kedatangan Bella saat itu ke rumah ini?” “Udah, ya, Mas … jangan bahas itu lagi. Aku ingin bersantai dengan anak-anakku.” Tiara memangku Arga, sedangkan Aditya bermain bola di sekitar tempat orang tuanya duduk. “Mereka juga anakku.” “Iya, anakmu.” “Kenapa kamu nggak percaya padaku, Sayang? Aku sudah jujur dan mengatakan yang sebe
*** Pagi ini, Haris dan Tika mengantarkan Tiara beserta kedua putranya ke bandara. Pasangan suami-istri itu sangat sedih melihat nasib yang menimpa Tiara. Haris merasa malu dan bersalah karena Arya tega melupakan wanita yang sudah bersedia menikah dengan adik sepupunya tersebut. “Kakak nggak habis pikir dengan Arya. Dia tidak mencari kalian sama sekali, bahkan ponselnya juga nggak aktif dari semalam.” Haris terlihat kesal. Sekarang mereka sudah tiba di bandara. Saatnya untuk Tiara dan kedua putranya untuk menaiki pesawat. Tika tidak kuasa menahan air matanya agar tidak jatuh menyaksikan adik satu-satunya yang belum lepas dari penderitaan. Ini kedua kalinya Tika melihat Tiara sesakit ini. Transportasi udara tersebut akhirnya membawa Tiara kembali ke kota kelahiran. Setelah satu jam lebih perjalanan, ibu dan dua orang anak itu pun tiba di tempat tujuan. Tiara sengaja tidak memberitahukan kedatangan mereka kepada ayah dan ibunya. Tiara dan kedua anaknta segera menaiki taksi online se
***“Sebenarnya ada apa, Sayang? Kenapa kamu dan anak-anak tiba-tiba datang tanpa memberikan kabar?” Bu Laras memegang pundak Tiara.Setelah melihat Arga juga sudah terlelap seperti Aditya, Tiara pun tidak mampu menahan bulir bening miliknya agar tidak jatuh. Ia langsung membenamkan wajah di pundak ibunya. Bu Laras sangat bingung.“Kamu kenapa, Sayang?” Bu Laras mengangkat wajah putrinya. “Lihat Bunda.” Wanita paruh baya itu memegang kedua pipi Tiara.“Mas Arya, Bun ….”“Ada apa dengan Arya?” tanya Bu Laras penasaran.“Dia mengkhianati Tia.”“Apa? Itu nggak mungkin, Sayang. Arya itu orang baik. Bunda bisa lihat dari sikap yang ditunjukkan.”“Tapi kenyataannya, Mas Arya bermain api dengan wanita lain, Bun.”“Kamu sudah bertanya pada Arya? Dia bilang apa?”“Belum, Bun. Dia juga nggak tahu kalau Tia dan anak-anak pergi dari rumah.” Bu Laras sangat terkejut mendengar penuturan Tiara.“Bagaimana mungkin kamu pergi dari rumah tanpa sepengetahuan suamimu, Sayang? Ini nggak benar. Bunda tidak
*** Bayu kini bahagia karena sudah mengetahui apa yang diyakini selama ini tentang Aditya. Matanya berkaca-kaca karena ternyata memiliki anak kandung bersama Tiara, wanita yang sudah ia campakkan demi Lisa. Bayu ingin sekali memeluk sang buah hati yang sudah sangat lama didambakan. Setelah pulang dari kantor nanti, ia akan ke rumah orang tua Tiara untuk menemui Aditya. Bayu tersenyum bahagia membayangkan pertemuan itu. Nada panggilan masuk tiba-tiba terdengar dari ponsel milik Bayu. Ia pun meraih benda tersebut dari saku kemejanya. Terdapat nama Lisa di layar. Bayu tetap akan bersikap seperti biasa kepada wanita itu sebelum waktu yang telah ia pikirkan. “Iya, Sayang, ada apa?” Bayu menerima telepon Lisa dengan nada lembut. “Aku lagi kesal, nih, Mas. Tadi aku ke rumah orang tuamu. Niatku ingin bertemu Mami dan mendekatkan diri, tapi kamu tahu apa yang kuterima?” Lisa mulai menciptakan sebuah cerita yamg ingin mempengaruhi Bayu. “Apa, Sayang?” “Mami mengusirku. Kalau aku nggak per
*** Setelah Bayu meninggalkan rumah orang tua Tiara, Arya memegang tangan istrinya, lalu membawa wanita itu kembali memasuki rumah. Bu Laras yang menyaksikan tingkah sang anak dan menantu hanya bisa menggeleng. “Lepasin, Mas! Kamu apa-apaan, sih?” Tiara berusaha melepaskan genggaman suaminya. Arya melepaskan genggamannya setelah tiba di ruang keluarga. Laki-laki itu berlutut di depan Tiara sambil menitikkan air mata. Aditya yang menyaksikan kejadian itu langsung minta turun dari gendongan Tiara. Aditya mengusap pipi laki-laki yang selama ini dianggap sebagai ayahnya. Anak itu menyeka bulir bening milik Arya yang telah jatuh di pipi. “Jangan nangis, Pah.” Aditya langsung memeluk Arya. Arya segera menghapus air matanya, lalu menatap anak yang sangat ia sayangi tersebut. Ia pun memegang kedua pipi Aditya. “Papa nggak nangis, Nak. Mata Papah perih.” Arya berusaha menutupi kebenaran di depan Aditya. Aditya membalikkan badan, lalu memegang tangan ibunya. “Mama jangan malah.” Anak itu b
*** Pak Agus langsung meraih Aditya, lalu menggendongnya. Ia sangat bahagia karena kini dapat mendekap cucu yang selama ini ia harapkan. Bu Sandra yang menyaksikan hal itu, menitikkan air mata. Tiara kesal karena sang buah hati tidak memedulikan panggilannya, Aditya justru kini berada dalam dekapan Pak Agus. Ia pun meletakkan apa yang ia bawa di atas meja, lalu menghampiri Pak Agus dan Bu Sandra yang sedang berdiri di depan teras rumah orang tuanya. “Kembalikan anak Tia, Pih.” Tiara mengulurkan tangannya ke arah Aditya. “Izinkan Papi mendekap tubuh Adit, Nak. Sudah lama Papi mendambakan hal ini. Menggendong cucu kandung Papi sendiri.” Pak Agus memberikan penjelasn dengan lembut kepada Tiara. Sejak dulu, laki-laki paruh baya itu selalu sayang kepada mantan menantunya tersebut. Tiara akhirnya terdiam, ia tidak dapat menolak permintaan Pak Agus. Ia sudah pasrah karena akhirnya keluarga Bayu pun mengetahui status Aditya yang merupakan anak kandung dari Bayu. Bu Sandra tidak sabar ing
*** “Sepertinya kamu menikmati tatapan mantan suamimu.” Arya terlihat kesal kepada istrinya. Ia sengaja langsung membawa sang istri ke kamar untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. “Jangan asal nuduh kamu, Mas. Bukannya kamu sangat bahagia menggendong wanita lain hingga bermalam di rumahnya?” Tiara kembali mengingat apa yang Arya lakukan hingga ia kini berada di rumah orang tuanya. “Kenapa kamu justru mengalihkan topik? Kita sedang membicarakan pandangan mantan suamimu saat kamu tadi berada dalam dekapannya.” “Kamu seolah-olah menuduhku, Mas. Aku juga nggak minta agar dia membantuku.” Tiara sangat kesal mendengar tuduhan suaminya. “Sekarang kamu mengerti bagaimana rasanya dituduh dengan sesuatu yang tidak kita lakukan. Itu yang aku rasakan saat kamu menuduhku dengan Bella.” Arya mengingatkan apa yang Tiara katakan kepadanya karena menolong Bella. “Itu ceritanya beda, Mas. Kamu bersikap lebih memilih temanmu sendiri daripada istri dan anak.” Tiara tidak terima d
*** Hari ini, Lisa ingin mengikuti kegiatan Bayu. Semalam, ia susah untuk memejamkan netra karena mengingat penolakan Bayu yang tidak biasanya. Ini untuk pertama kalinya Lisa merasa dipermainkan oleh laki-laki itu. Selama ini, Bayu selalu saja memenuhi apa yang Lisa inginkan. Pria itu tidak pernah sekalipun menolak permintaan Lisa. Namun, entah kenapa tadi malam Bayu tidak bersikap seperti biasanya. Ia juga meninggalkan rumah wanita itu tanpa berpamitan. Lisa mengintai Bayu keluar dari kantornya. Sore ini, Lisa ingin mengetahui apa yang menyebabkan perubahan sikap laki-laki itu. Bayu memasuki mobil, lalu meluncur meninggalkan kantor. Lisa tidak tinggal diam, ia pun mengikuti kendaraan roda empat milik pria tersebut. Lisa sangat heran karena Bayu melaju berlawanan arah dengan rumahnya. Lisa semakin curiga dan penasaran. Ia pun tetap mengikuti laki-laki itu. Lisa amat terkejut karena ternyata Bayu berhenti di rumah milik orang tua Tiara. Lisa sangat tahu posisi dan letak rumah manta