Apa hasil tes DNA yang Bayu lakukan?
***“Sebenarnya ada apa, Sayang? Kenapa kamu dan anak-anak tiba-tiba datang tanpa memberikan kabar?” Bu Laras memegang pundak Tiara.Setelah melihat Arga juga sudah terlelap seperti Aditya, Tiara pun tidak mampu menahan bulir bening miliknya agar tidak jatuh. Ia langsung membenamkan wajah di pundak ibunya. Bu Laras sangat bingung.“Kamu kenapa, Sayang?” Bu Laras mengangkat wajah putrinya. “Lihat Bunda.” Wanita paruh baya itu memegang kedua pipi Tiara.“Mas Arya, Bun ….”“Ada apa dengan Arya?” tanya Bu Laras penasaran.“Dia mengkhianati Tia.”“Apa? Itu nggak mungkin, Sayang. Arya itu orang baik. Bunda bisa lihat dari sikap yang ditunjukkan.”“Tapi kenyataannya, Mas Arya bermain api dengan wanita lain, Bun.”“Kamu sudah bertanya pada Arya? Dia bilang apa?”“Belum, Bun. Dia juga nggak tahu kalau Tia dan anak-anak pergi dari rumah.” Bu Laras sangat terkejut mendengar penuturan Tiara.“Bagaimana mungkin kamu pergi dari rumah tanpa sepengetahuan suamimu, Sayang? Ini nggak benar. Bunda tidak
*** Bayu kini bahagia karena sudah mengetahui apa yang diyakini selama ini tentang Aditya. Matanya berkaca-kaca karena ternyata memiliki anak kandung bersama Tiara, wanita yang sudah ia campakkan demi Lisa. Bayu ingin sekali memeluk sang buah hati yang sudah sangat lama didambakan. Setelah pulang dari kantor nanti, ia akan ke rumah orang tua Tiara untuk menemui Aditya. Bayu tersenyum bahagia membayangkan pertemuan itu. Nada panggilan masuk tiba-tiba terdengar dari ponsel milik Bayu. Ia pun meraih benda tersebut dari saku kemejanya. Terdapat nama Lisa di layar. Bayu tetap akan bersikap seperti biasa kepada wanita itu sebelum waktu yang telah ia pikirkan. “Iya, Sayang, ada apa?” Bayu menerima telepon Lisa dengan nada lembut. “Aku lagi kesal, nih, Mas. Tadi aku ke rumah orang tuamu. Niatku ingin bertemu Mami dan mendekatkan diri, tapi kamu tahu apa yang kuterima?” Lisa mulai menciptakan sebuah cerita yamg ingin mempengaruhi Bayu. “Apa, Sayang?” “Mami mengusirku. Kalau aku nggak per
*** Setelah Bayu meninggalkan rumah orang tua Tiara, Arya memegang tangan istrinya, lalu membawa wanita itu kembali memasuki rumah. Bu Laras yang menyaksikan tingkah sang anak dan menantu hanya bisa menggeleng. “Lepasin, Mas! Kamu apa-apaan, sih?” Tiara berusaha melepaskan genggaman suaminya. Arya melepaskan genggamannya setelah tiba di ruang keluarga. Laki-laki itu berlutut di depan Tiara sambil menitikkan air mata. Aditya yang menyaksikan kejadian itu langsung minta turun dari gendongan Tiara. Aditya mengusap pipi laki-laki yang selama ini dianggap sebagai ayahnya. Anak itu menyeka bulir bening milik Arya yang telah jatuh di pipi. “Jangan nangis, Pah.” Aditya langsung memeluk Arya. Arya segera menghapus air matanya, lalu menatap anak yang sangat ia sayangi tersebut. Ia pun memegang kedua pipi Aditya. “Papa nggak nangis, Nak. Mata Papah perih.” Arya berusaha menutupi kebenaran di depan Aditya. Aditya membalikkan badan, lalu memegang tangan ibunya. “Mama jangan malah.” Anak itu b
*** Pak Agus langsung meraih Aditya, lalu menggendongnya. Ia sangat bahagia karena kini dapat mendekap cucu yang selama ini ia harapkan. Bu Sandra yang menyaksikan hal itu, menitikkan air mata. Tiara kesal karena sang buah hati tidak memedulikan panggilannya, Aditya justru kini berada dalam dekapan Pak Agus. Ia pun meletakkan apa yang ia bawa di atas meja, lalu menghampiri Pak Agus dan Bu Sandra yang sedang berdiri di depan teras rumah orang tuanya. “Kembalikan anak Tia, Pih.” Tiara mengulurkan tangannya ke arah Aditya. “Izinkan Papi mendekap tubuh Adit, Nak. Sudah lama Papi mendambakan hal ini. Menggendong cucu kandung Papi sendiri.” Pak Agus memberikan penjelasn dengan lembut kepada Tiara. Sejak dulu, laki-laki paruh baya itu selalu sayang kepada mantan menantunya tersebut. Tiara akhirnya terdiam, ia tidak dapat menolak permintaan Pak Agus. Ia sudah pasrah karena akhirnya keluarga Bayu pun mengetahui status Aditya yang merupakan anak kandung dari Bayu. Bu Sandra tidak sabar ing
*** “Sepertinya kamu menikmati tatapan mantan suamimu.” Arya terlihat kesal kepada istrinya. Ia sengaja langsung membawa sang istri ke kamar untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. “Jangan asal nuduh kamu, Mas. Bukannya kamu sangat bahagia menggendong wanita lain hingga bermalam di rumahnya?” Tiara kembali mengingat apa yang Arya lakukan hingga ia kini berada di rumah orang tuanya. “Kenapa kamu justru mengalihkan topik? Kita sedang membicarakan pandangan mantan suamimu saat kamu tadi berada dalam dekapannya.” “Kamu seolah-olah menuduhku, Mas. Aku juga nggak minta agar dia membantuku.” Tiara sangat kesal mendengar tuduhan suaminya. “Sekarang kamu mengerti bagaimana rasanya dituduh dengan sesuatu yang tidak kita lakukan. Itu yang aku rasakan saat kamu menuduhku dengan Bella.” Arya mengingatkan apa yang Tiara katakan kepadanya karena menolong Bella. “Itu ceritanya beda, Mas. Kamu bersikap lebih memilih temanmu sendiri daripada istri dan anak.” Tiara tidak terima d
*** Hari ini, Lisa ingin mengikuti kegiatan Bayu. Semalam, ia susah untuk memejamkan netra karena mengingat penolakan Bayu yang tidak biasanya. Ini untuk pertama kalinya Lisa merasa dipermainkan oleh laki-laki itu. Selama ini, Bayu selalu saja memenuhi apa yang Lisa inginkan. Pria itu tidak pernah sekalipun menolak permintaan Lisa. Namun, entah kenapa tadi malam Bayu tidak bersikap seperti biasanya. Ia juga meninggalkan rumah wanita itu tanpa berpamitan. Lisa mengintai Bayu keluar dari kantornya. Sore ini, Lisa ingin mengetahui apa yang menyebabkan perubahan sikap laki-laki itu. Bayu memasuki mobil, lalu meluncur meninggalkan kantor. Lisa tidak tinggal diam, ia pun mengikuti kendaraan roda empat milik pria tersebut. Lisa sangat heran karena Bayu melaju berlawanan arah dengan rumahnya. Lisa semakin curiga dan penasaran. Ia pun tetap mengikuti laki-laki itu. Lisa amat terkejut karena ternyata Bayu berhenti di rumah milik orang tua Tiara. Lisa sangat tahu posisi dan letak rumah manta
*** Arya sangat bahagia karena dua hari ini, Bayu tidak berkunjung lagi ke rumah orang tua Tiara. Arya merasa kalau dirinya telah berhasil membuat laki-laki itu mengerti dengan apa yang Tiara rasakan. “Mas, kita berangkat sekarang.” Tiara dan kedua anaknya sudah bersiap-siap karena hari ini, mereka akan bertemu dengan sahabat lama wanita tersebut. Arya, Tiara, Aditya, dan Arga akhirnya meluncur meninggalkan rumah Pak Agus dan Bu Laras. Mereka akan memenuhi undangan makan siang dari sahabat Tiara saat masih SMA. Sudah beberapa tahun lamanya mereka tidak bertemu. Keempat orang itu menelusuri jalan menuju tempat yang telah ditentukan. Mereka tidak tahu bahwa Rio dan kedua sahabatnya telah mengikuti dari belakang. Rio akan menjalankan perintah dari kakak sepupunya hari ini. Arya berserta istri dan anaknya pun tiba di tempat tujuan. Mereka segera keluar dari mobil, lalu memasuki sebuah restoran yang telah dipesan oleh sahabatnya Tiara. Setelah mereka bertemu, Tiara terkejut melihat lak
***“Adit mana, Mas?” Tiara tidak sanggup lagi menahan air matanya setelah dirinya tidak melihat Aditya bersama Arya dan Danny.Arya pun langsung menghampiri sang istri, lalu menyeka air mata ibu dari anaknya tersebut. “Aku akan tetap mencari Adit, Sayang. Kamu jangan nangis.” Arya sangat sedih melihat wajah Tiara.“Bagaimana mungkin aku bisa tenang, Mas. Saat ini aku tidak tidak tahu di mana keberadaan anakku.” Tiara tetap saja menangis. Arya pun meraih tubuh Arga dari ibunya yang sedang bersedih.“Adit … kamu di mana, Sayang?” Tiara membenamkan wajahnya di bahu suaminya.“Adit gimana, Tia? Udah ketemu?” tanya Bayu tiba-tiba berdiri di hadapan Tiara. Ia sangat terkejut melihat Danny yang berdiri tidak jauh dari Arya.“Kau di sini? Ngapain?” tanya Danny dengan wajah kesal.Tiara mengangkat wajahnya setelah mendengar suara Bayu dan Danny. Ia bingung karena kedua pria itu saling mengenal. Tiara langsung melihat ke arah Bayu, sedangkan Arya merasa tidak suka kepada laki-laki tersebut.“A