Home / Romansa / HALCYON / BAB 4 : LA CASA

Share

BAB 4 : LA CASA

Author: Xin Tsuna
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jam ditangan Namara tengah menunjukkan pukuh 14.40. Gadis itu telah tiba ditempat kerjanya 20 menit lebih cepat karena sejatinya ia adalah anak yang selalu ontime dan sangat bertanggungjawab atas apapun yang ia kerjakan. Perbincangan singkatnya dengan Citra kemarin semakin membuat ia bersemangat untuk belajar hal baru dari tempat kerjanya kali ini.

Sesampainya didalam kafe ia segera menyapa Citra yang tengah asyik merapikan catatan serta nota-nota pembelanjaan bahan kebutuhan kafe yang bertebaran di samping meja kasirnya.

“Halo kak Cit”

“Eh hai Nara, cepet banget udah sampai” Citra membalas sapaan Namara seraya melirik jam di pergelangan tangannya.

“Biasa kak hari pertama, harus bikin kesan yang baik supaya dapat nilai plus dari kak Citra”

“bisa aja lo. Seragam lo ada di loker 8 ya ini kuncinya”

“thanks kak Cit.” Namara mengambil kunci yang diberikan Citra dan bergegas menu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • HALCYON   BAB 5 : Manis (tidak) Manja

    Jam di pergelangan Namara menunjukkan pukul 10.18 malam ketika ia tengah memundurkan sepeda motornya dari parkiran. Saat hendak menstarter motor matic-nya itu ia dikejutkan dengan sapaan dari Kaivan.“Udah mau pulang?” sapa Kaivan disambut lonjakan kecil dari bahu gadis didepannya yang seketika langsung menoleh kepadanya.“Astaga kaget!,” jawab Namara bersungut-sungut “iya nih udah malem, gue udah boleh balik kan?” lanjutnya masih dengan posisi duduk diatas sepeda motornya.“Emang kalau gue bilang nggak boleh, lo bakal ngapain?”“Ya gue bakal tetep pulang, kan sesuai perjanjian gue kerja mulai pukul 3 sore sampai 10 malam”“Nah itu ngerti”“Formalitas aja boss. Yaudah ya gue balik dulu” pamit Namara seraya menyalakan mesin motornya dan meninggalkan halaman parkir membiarkan Kaivan memandanginya sampai gadis itu menghilang ditelan hiruk pikuk jalan raya ya

  • HALCYON   BAB 6 : Butuh Cuci Mata

    Kaivan tampak mengerutkan kedua keningnya melihat Azrico yang tengah tertidur diatas sofa ruang kerja mereka dengan ponsel yang tengah menyala menayangkan live streaming pertandingan mobile game online favorit mereka berdua.Dengan sendikit tenaga Kaivan menarik bantal sofa yang digunakan sebagai bantal tidur oleh lelaki bermata sipit tersebut.Seketika pria berkacamata minus 2,5 itu terbangun dari sembari menggerutu karena ulah pria berkulit cemerlang tersebut.“Jam berapa nih boss udah tumbang aja lo? Baru juga mau ngajakin minum.”“Gue baru kelar ngurusin laporan keuangan bulan ini. Gue skip deh lo aja sendiri”“Yaelah Co, renta banget sih”“Gue gak renta, gue cuma mau jadi anaknya bang haji malam ini. Mirasantika, no way..” ujar Azrico seraya menirukan salah satu lirik lagu dangdut lawas “lagian ribet amat lo kan tinggal ambil minuman di lemari terus lo minum disini aja kenapa sih Van

  • HALCYON   BAB 7 : Adiknya Abang

    Lima menit berlalu setelah Azrico meninggalkan Kaivan, pria itu memutuskan untuk mengambil salah satu botol yang yang berjajar rapi di rak ruang kerjanya. Tanganya meraih sebuah botol kaca berukuran 700ml yang berisi gin lantas menuangnya kedalam gelas tak lupa ia menambahkan beberapa cube es batu serta seiris jerup nipis kedalam minumannya. Ia menikmati minumannya sembari bersandar diatas sofa empuknya kepalanya mendongak keatas seolah semua beban pikirannya menguap ke langit-langit ruangan. Diteguknya lagi minuman yang kini mulai mengembun menciptakan butiran-butiran halus diluar gelasnya. Tatapannya menyiratkan bahwa pemiliknya tengah merasakan sebuah kehampaan yang membuatnya tidak nyaman.Tak lama layar smartphone Kaivan menyala memunculkan pemberitahuan pangilan masuk untuknya. Diliriknya jam pada sudut kanan layar ponselnya yang menunjukkan pukul 11.09 PM.“Halo”“Halo, abang sudah tidur belom?” suara diseberang ter

  • HALCYON   BAB 8 : Kana Cantik dan Kakak Cantik

    Dua setengah jam kemudian mereka telah tiba disebuah mall setelah sebelumnya Kaivan mampir ke La Casa untuk menengok tempat kerjanya tersebut. Setelah memastikan semua persiapan serta stok bahan baku aman, ia lantas menyerahkannya kepada Citra untuk menghandle dan berpamitan bahwa mungkin hari ini hanya Azrico yang yang akan standby di Kafe sementara ia akan menemani Kana jalan-jalan.Sesampainya di tempat tujuannya, Kana segera melanglang buana memasuki satu persatu outlet mainan maupun counter gift shop yang berada di area Mall dengan penuh antusias.“Kana mau ini” ucapnya seraya memegang kotak mainan bertuliskan Lego Disney Princess Ice Castle dan Lego Architecture Tokyo.“Emang Kana bisa main Lego?”“Menurut abang?”“Enggak” jawab Kaivan disambut tatapan cemberut Kana.“Kana bisa bang, gini-gini Kana pinter lho. Sekarang aja Kana udah bisa kuncir rambut sendiri&rdquo

  • HALCYON   BAB 9 : Bunda

    Setelah menuntaskan makan siang mereka, Kaivan segera mengajak Kana pulang sementara Alanna tidak ikut karena satu jam lagi dia akan mengikuti sebuah acara ajang pemilihan duta yang diselenggarakan oleh kampusnya di aula Mall, sehingga mereka bertigapun akhirnya berpisah setelah gadis itu memeluk Kaivan dengan mesra serta mencium pipi Kana.Sepanjang perjalanan menuju lobby mall Kana tidak henti-hentinya menggerutu, ia menceritakan betapa enggannya ia harus mengikuti semua les yang telah dijadwalkan oleh kedua orangtuanya. Padahal menurut Kana ia sudah kelelahan menghabiskan 5 hari dalam seminggu untuk belajar di sekolah, namun hari sabtunya yang indah masih harus diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari latihan berkuda bahkan sampai les piano yang tidak begitu ia sukai. Kaivan hanya mendengarkan dengan khidmat seraya sesekali menyunggingkan senyumnya seakan menikmati berbagai keluhan dari gadis kecilnya tersebut.Tidak lama kemudian sebuah mobil Vellfire berwarna whi

  • HALCYON   BAB 10 : Rajin Belum Tentu Kaya

    Hari kedua Namara bekerja disuguhi dengan pemandangan di La Casa yang cukup ramai padahal waktu masih siang menjelang sore namun hampir semua meja tampak terisi penuh oleh pengunjung. Dalam hati Namara membatin kalau masih menjelang sore saja sudah penuh seperti ini, bagaimana dengan nanti malam? Apalagi ini adalah hari sabtu, hari dimana orang-orang akan menghabiskan malam yang panjang setelah lima hari berkutat dengan pekerjaan mereka.Citra juga tidak kalah sibuknya melayani pelanggan seraya melakukan inspeksi singkat pada masing-masing bagian operasional kafe. Mulai dari ruang persediaan bahan baku, ruang pendingin, dapur, toilet, hingga parkiran. Memastikan semua pelanggan merasa nyaman dan para koki serta bartender tidak kekurangan bahan baku untuk olahan mereka.Melihat kesibukan yang berlalu-lalang di depannya tersebut membuat Namara semakin bersemangat untuk bekerja, entah kenapa ia malah menikmati hiruk pikuk disekitarnya itu. Semua terlihat berus

  • HALCYON   BAB 11 : MOGOK

    Sepeda motor Namara melaju dengan kecepatan sedang menembus dinginnya malam serta meliuk-liuk melewati kendaraan sekitar yang masih saja ramai walau sudah hampir tengah malam.Pikirannya melayang-layang memikirkan ucapan Citra hinga tiba ia mulai merasa bahwa laju sepeda motornya mulai aneh dan beberapa detik kemudian Namara memutuskan untuk menepi dan tepat saat ia berada disisi jalan, mesin sepeda motornya turut pula mati.Namara masih terhenyak dengan kejadian tersebut, tidak lama kemudia ia menepuk helmnya dengan cukup keras saat ia melihat kearah indikator display motornya pada panah bahan bakar mengarah ke indikator yang berwarna merah, ia baru menyadari bahwa sore tadi ia lupa mengisi tangki bahan bakar motornya.Namara melihat sekeliling namun matanya tidak menemukan tanda-tanda penjual bensin eceran. Dengan sedikit menggerutu menyesali kebodohannya ia lantas menuntun sepeda motornya dengan semangat yang sudah mulai menguap.“Ya Tuhan dosa a

  • HALCYON   BAB 12 : Sepi Walau Tidak Sendiri

    Kaivan menatap lagit-langit kamarnya dengan hampa. Satu lengannya menopang kepalanya menggantikan fungsi bantal. Pikirannya melayang entah kemana, akhir-akhir ini ia merasa sangat mudah merasa lelah serta stress.Rumah megah itu terasa lengang karena Nenek Kaivan tengah berada di Wellington mengunjungi Omnya yang bekerja disana. Setelah berpisah dengan Kana karena gadis itu harus tidur tepat waktu, suasana dirumah membuatnya kembali merasakan kesepian yang menyesakkan. Asisten rumahtangganya semuanya pasti sudah terlelap saat ini menyisakan pak Badri sang penjaga rumah di pos Satpamnya yang tengah terjaga sembari menonton pertandingan bola.Seketika ia teringat dengan karyawan barunya di La Casa yang sebelumnya ia temui di jalan saat diperjalanan pulang. Akan tetapi otak Kaivan entah mengapa tidak dapat mengingat nama gadis itu disaat mereka bertemu tadi, ia hanya teringat bahwa ia menjulukinya Singa. Nampaknya nama Leolina sepertinya cukup melekat dibenak

Latest chapter

  • HALCYON   BAB 39 : Tentang Kriteria

    Setelah menyelesaikan makan siangnya yang dibumbui dengan beberapa adegan tersedak akibat ulah Kaivan, Namara lantas mengeluarkan laptop dari tasnya dan segera membuka file yang seminggu terakhir ini membuatnya lebih banyak begadang.Setelah memberikan beberapa penjelasan kepada Kaivan serta setelah melalui diskusi yang panjang akhirnya Kaivan menerima hasil kerja keras Namara dengan beberapa perbaikan menyesuaikan selera Kaivan sebagai pemilik dari project yang tengah ia kerjakan.Tidak terasa satu jam berlalu sejak kedatangan mereka dirumah makan tersebut, waktu juga tengah menunjukkan pukul 2 siang dimana satu jam lagi Namara harus pergi ke La Casa untuk bekerja.“Gue anter aja sekalian biar lo nggak telat, kantor gue searah” tawar Kaivan yang disambut senyuman yang sumringah dari Namara.Tentu saja gadis itu merasa seanang karena ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa jasa ojek online. Terlebih di siang hari yang terik seperti ini,

  • HALCYON   BAB 38 : Makan Siang Bersama

    Hari ke delapan setelah terakhir kali Kaivan betemu dengan Namara akhirnya hari ini ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Gadis itu. Pagi ini Namara menghubunginya dan mengatakan bahwa tugas yang ia berikan padanya beberapa hari yang lalu telah rampung.Namara mengajak mereka bertemu di La Casa namun Kaivan menolaknya dan malah mengajaknya untuk menemaninya makan siang. Walau Namara mengajaknya bertemu di tempat janjian mereka namun hal tersebut juga ditolak oleh Kaivan karena ia enggan menunggu ataupun ditunggu sehingga Kaivan dengan sepihak memutuskan untuk menjeput Namara di Kampusnya.Namara yang malas berdebat dengan bossnya tersebut lantas mengiyakan tawaran Kaivan, alhasil hari ini ia kekampus menggunakan ojek online karena Ayahnya tengah sibuk berbelanja beberapa sparepart mobil pelanggan yang sudah beberapa hari diperbaiki oleh beliau.Setelah menyelesaikan konsultasi terakhir dengan para dosen pembimbing serta mendaftarkan jadwal s

  • HALCYON   BAB 37 : Project Baru

    Namara tengah asyik memainkan jarinya diatas layar smartphone saat sebuah tangan tiba-tiba merangkul lehernya dari samping. Gadis dengan rambut sepunggung tersebut tampak kaget hampir saja gawai yang dipegangnya tersebut lepas dari tangannya.“Astaga kak Cit kebiasaan banget deh! Kalau sampe jatoh kan gue terpaksa minta ganti pake smartphone yang harganya 20juta” Namara berdecak seolah merasa kesal.“Yeee itu sih elo-nya aja yang cari kesempatan dalam kesempitan, mau meras gue ya lo?”“Ya siapa tau kan lo berbaik hati beliin buat gue kak. Kan duit lo banyak hehe”“Aamiin ya Allah! Ntar kalo beneran duit gue banyak gue jajanin lo sepuasnya di gerobak es kelapa Bang Jali”“Nggak jadi deh, nungguin kak Citra jajanin mah keburu tuh kelapa Bang Jali jadi pohon lagi” sungut Namara.“Emang gitu kalau pengen yang gratisan Ra, lo kudu sabar. Biksu Tong nyari kitab suci ke barat aja mod

  • HALCYON   BAB 36 : Pertemuan Singkat

    Dua minggu setelah pertemuan terakhir Kaivan dan teman lamanya di sebuah resto ternama, hari-hari setelahnya diisi kesibukan yang sangat menguras pikiran karena Kaivan harus mempersiapkan kontrak untuk calon investor barunya yang tidak lain adalah teman lamanya tersebut.Selain itu Kaivan juga tengah disibukkan dengan proses penjualan aset-asetnya yang juga menguras waktu dan pikirannya.Meskipun demikian, Kaivan tampak menikmati kesibukannya tersebut.Setidaknya ia patut berbangga hati bahwa kerja kerasnya selama beberapa bulan terakhir akhirnya memiliki secercah harapan. Bukankah tidak mudah bahkan bagi orang yang sudah berpengalaman sekalipun untuk dapat keluar dari bayang-bayang kegagalan bisnis mereka yang sudah berada di ujung tanduk?.Kaivan juga merasa beruntung sekali karena disaat perusahaannya terpuruk seperti ini ternyata masih banyak orang-orang baik serta hebat yang dimiliki neneknya di dalam perushaan yang juga dengan senang hati membantuny

  • HALCYON   Bab 35 : Mengambil Keputusan

    Pagi ini Kaivan bangun dengan penuh semangat, bahkan ia selepas shalat shubuh ia masih sempat menghabiskan waktunya di ruang gym pribadinya, hal yang sudah hampir 2 bulan tidak pernah ia lakukan. Setelah mandi dan mencukur kumis serta janggut tipis di wajahnya Kaivan segera beranjak ke ruang makan untuk sarapan.Selain bajunya yang rapi seperti biasanya, penampilan Kaivan cukup berbeda hari ini, rambutnya tertata rapi, wajahnya bersih serta cerah sekali sepertinya semalam ia beristirahat dengan baik.Setelah menyelesaikan sarapan paginya Kaivan segera beranjak meninggalkan rumah menuju kantor. Ditengah perjalanan ia menghubungi Pak Banu dan meminta untuk membuatkan janji dengan salah satu konsultan keuangan karena ada yang harus ia diskusikan.Satu jam kemudian Kaivan bertemu dengan seorang konsultan keuangan yang dipilihkan oleh Pak Banu beberapa waktu yang lalu dikantor Kaivan.Sang konsultan keuangan meminta Kaivan memberikan gambaran detail mengenai k

  • HALCYON   BAB 34 : Sore Bersama Pak Dimas

    Kaivan menyesap teh hangat yang disajikan oleh Namara beberapa waktu yang lalu, air di gelasnya tersebut nyaris tandas. Semenjak tadi ia asyik berbincang dengan lelaki paruh baya di hadapannya tersebut, ia sangat terkesan dengan pengalaman hidup Pak Dimas.“Dulu waktu diusia bapak yang masih muda, banyak sekali hal-hal baru yang bapak coba. Masa-masa pertengahan usia 20-an sepertimu ini adalah usia coba-coba dan masih berapi-api serta penuh ambisi. Salah sedikit kamu bisa terjerumus pada hal-hal yang berbahaya apalagi dengan latar belakangmu sebaiknya kamu berhati-hati menapaki jalan hidupmu kedepannya nak Ipan” Dimas menatap serius ke arah Kaivan.“Wah berarti masa muda bapak dulu seru sekali dong”“Seru? Kalau diingat memang seru. Namun bapak tidak ingin mengulanginya lagi. Yang lalu biarlah menjadi pelajaran supaya kedepannya kita bisa menjadi lebih baik lagi.” Raut wajah Dimas sedikit berubah menjadi mendung.

  • HALCYON   BAB 33 : Mampir

    Setelah seharian berkutat dengan perkerjaan baru sebagai asisten dadakan Kaivan serta bersabar dengan kemacetan jalanan ibukota akhirnya sebentar lagi mobil yang ditumpangi oleh Namara itu akan segera sampai dirumahnya.Hari ini ia tidak perlu ke La Casa, Kaivan bilang ia sudah meminta Citra untuk memberikannya cuti karena sudah bersedia menemaninya seharian.“Makasih banyak udah ngasih gue pengalaman baru hari ini bos. Sejujurnya gue seneng banget waktu kita di studio ForQ tadi. Dulu gue pikir masuk di studio itu salah satu wishlist gue. Eh siapa sangka hari ini gue bisa kesana sebagai asisten klien hehe” ucap Namara tulus.“Santai aja, lagian itu bukan hal yang spesial. Perusahaan gue udah lama kerja bareng ForQ untuk mengahandle beberapa produk kami”“Iya sih, itu kan salah satu privilege lo makanya kesannya biasa aja. Tapi bagi orang kayak gue itu sesuatu yang spesial banget buat bisa masuk ke perusahaan besar seperti itu

  • HALCYON   BAB 32 : Asisten Dadakan

    Namara terperajat dari tempat tidurnya saat ia menyadari bahwa hari sudah terang benderang dan saat ia mengecek jam di smartphonenya menunjukkan pukul 10 pagi. Ia hampir tidak pernah bangun datas jam 8 pagi, walaupun dia adalah mahasiswi tingkat akhir yang tinggal menyiapkan sidang akhir untuk skripsinya dan sudah tidak perlu mengikuti kelas pagi, namun tetap saja bangun pagi adalah sebuah kewajiban untuk Namara.Ia segera beranjak dari tempat tidur dan buru-buru pergi menuju kamar mandi dengan terlebih dahulu menarik handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Sepuluh menit kemudian ia telah selesai membersihkan dirinya, kepalanya terasa pusing karena bangun kesiangan. Ditatapnya seisi rumah, tidak ada tanda-tanda kehidupan didalam rumah tersebut sepertinya semua anggota keluarganya telah melakukan aktivitasnya masing-masing.Namara lantas beranjak keaarah meja makan, ia langsung membuka tudung saji memeriksa apakah ada yang bisa ia makan untuk sarapannya yang

  • HALCYON   BAB 31 : Suzanna

    “Orang tua lo ngakpapa anaknya baru pulang jam segini?” tanya Kaivan setelah mereka cukup lama sibuk teggelam dengan pikiran masing-masing. “Nggak kok, kenapa? Lo khawatir banget ya sama gue boss?” “Dih pede amat. Jangan-jangan lo anak pungut ya?” “Jaga ucapan anda kisanak! Enak aja, gini-gini gue anak kesayangan tau!” protes Namara tidak terima. “Tuh buktinya lo nggak dicariin orangtua lo. Anak gadis tengah malam belom pulang ck ck ck.” Kaivan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Wah jangan-jangan nyawa lo belom kekumpul semua nih makanya ngomongnya ngaco. Menurut ngana siapa yang bikin gue pulang selarut ini? Lagian selama lo tidur kayak sleeping beauty tadi gue udah ijin sama orangtua gue kok.” “Hahaha iya iya gue bercanda” “Candaan lo nggak bikin gue ketawa tuh, yang ada malah bikin gue laper!” “yaudah cari makan dulu yuk! Lo pengen makan apa?” tawar Kaivan. “Hmm.... apa ya? Sate aja kali” “Lo Suza

DMCA.com Protection Status