Share

BAB 29 A

Part 29

Langit di ufuk barat memancarkan sinar merahnya. Aku berdiri menikmati senja yang bertugas menjadi pembatas antara malam dan siang. Darinya aku harus belajar sebuah makna, bahwa setiap kita memiliki peran sendiri di dunia ini. Senja tak pernah protes meski ia hadir hanya menjadi sebuah pintu penghubung antara terang dan gelap. Aku pun meski bersikap demikian, ikhlas menerima setiap garis hidup yang telah Allah tuliskan.

Senja mengingatkanku pada suara riuh suara anak berebut wudhu di pancuran yang menjadi satu-satunya sumber air di dusun kami. Anak laki-laki yang jahil akan menghadang kami untuk menyentuh agar gadis-gadis yang baru saja beranjak remaja--batal dan akan kembali berwudhu. Sekelumit kisah di masa dulu yang membuat bibir ini tertarik membentuk senyum kala mengingatnya. Ya, bahagiaku adalah bila bermain dengan mereka. Karena pada saat kaki melangkah masuk ke dalam rumah, maka yang ku temui adalah tatapan kebencian dari wanita bergelar ibu tiri.

Bohong bila tak ada r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status