Home / Romansa / Gus! I Lap Yuh! / [10] Go Away from Meeeh!!

Share

[10] Go Away from Meeeh!!

Author: qeynov
last update Last Updated: 2024-10-23 17:20:18

“Kamu nggak bisa lari, Dek!”

Khoiron menutup pintu belakang mobilnya sebelum berlari kencang mengejar Tatiana. Tanpa ba-bi-bu, pria itu mengangkat tubuh sang istri, memanggul layaknya gadis itu karung berisikan butiran beras-beras.

“ANJING! Woi! Turunin gue!!” Jerit Tatiana memukuli punggung Khoiron. Kepalanya langsung pusing karena dijungkir-balikkan.

“Toloooong!! Gue diculik Om-Om mesum!!” Teriak Tatiana meminta bantuan. “Isilop!!! 911!! Brandoooon!! Sembooooh!!”

“Om Botaaaakkk!!!” Semua orang Tatiana panggil, termasuk si pemilik acara tutup pintu.

Khoiron menggelengkan kepalanya. Pria itu tidak takut sekali pun orang-orang mulai mendatanginya. “Istri saya, Pak, Bu,” jelasnya mencoba menyakinkan mereka.

“Bohong! Gue bukan istrinya!” bukan Tatiana namanya jika menyerah begitu saja. Ia tidak akan membiarkan Khoiron menang. Lagipula tidak ada bukti yang menunjukan mereka telah menikah. “Papa! Mama! Tolongin Tiana! Ada orang jahat!!”

“Mas! Jangan bohong! Mbaknya bilang bukan istri Mas!”
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gus! I Lap Yuh!   [11] Menghukum Tatiana

    Berniat ingin membangunkan Tatiana, Khoiron justru dibuat terkejut. Pria itu sampai memegangi dadanya karena istrinya tiba-tiba saja terduduk.“Hiyaa!!!”Tatiana mengubah posisinya, merangkak menaiki kepala ranjang. “Kenapa lo ada disini? Gue udah kabur kayak babi ngepet,” seingatnya ia sudah berlari tunggang-langgang untuk menghindari kejaran Khoiron. Memasuki hutan belantara. Menyebrangi lautan bahkan memanjat Burj Khalifa.Mengapa ia masih melihat wajah Khoiron yang datar seperti papan triplek di hadapannya?Mata Tatiana mengedar. Ia merasa familiar dengan ruangan yang ditempatinya sekarang. Perasaan ia sedang melompat ke atas helikopter karena Khoiron memiliki sayap layaknya capung. Menghindari kejaran pria itu sampai tunggangannya oleng ke laut merah.“Eh, loh, ini kamar gue,” gumamnya pelan, melihat satu per satu perabotan yang ada. Otaknya masih sangat waras. Ia tak menderita amnesia walau beberapa kali jatuh bangun dalam pelariannya. “Weh, sakti banget gue ternyata,” ucapnya b

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [12] Make Dukun Mana?

    “Iya!”Sejujurnya Khoiron tidak tahu apa itu arti ena-ena. Ia hanya sedang mengusili istri cantiknya. Salah gadis itu sendiri tidak mau menurut. Padahal tinggal mengganti pakaian dan mereka tak perlu membuang waktu lebih banyak lagi.“Mun-Mundur! Gue masih dibawah umur! Jangan apa-apain gue, Om!”‘Om?’ Alis Khoiron menyerngit. Jarak usia mereka memang terpaut sepuluh tahun, tapi apakah wajahnya se-tua itu sampai diberikan panggilan Om oleh istrinya ini. “Kamu habis ngumpatin Mas, sekarang ngejek Mas tua, Dek? Wah! Mas bener-bener nggak akan lepasin kamu sih!” goda Khoiron semakin melancarkan kejahilannya.Tatiana memejamkan matanya erat. Ia memeluk dirinya sendiri. Merasa ketakutan dengan ancaman Khoiron kepadanya.Kaki gadis itu melangkah mundur sampai sebuah nakas menghentikan pergerakannya. Sepertinya ia tidak akan bisa meloloskan diri. Tamat sudah riwayat harta berharga, yang dirinya jaga dari jamahan pria hidung belang di kelab malam.“Papa tolong!” pekik Tatiana keras ketika tel

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [13] Tatiana Depresot Sampai Ngesot

    “Bodo amat-lah!”Tatiana tidak peduli Khoiron akan ngambek atau marah-marah kepadanya. Nanti bisa dirinya urus ketika ia selesai melakukan perhitungan dengan Brandon. Ada baiknya Khoiron tak jadi mengantarkannya ke rumah Brandon. Ia jadi tak harus mencari-cari alasan tentang siapa diri pria itu.“Liat ya lo, Nyet!” tangan Tatiana mengangkat ujung gamisnya. Ia berjalan setengah berlari untuk melalui rumahnya.“MasyaAllah, Mbak Tiana! Mau pengajian ke mana?!”“Banyak lambe! Bukain Pak, gece!” ujar Tatiana membalas pertanyaan satpam rumahnya. Ia sengaja tidak menggunakan mobil karena rumah Brandon terlampau sangat dekat. Sia-Sia bensin mobilnya.“Tumben Mbak pakai jilbab? Beneran mau pergi ke tempat kajian?”“Kajian apaan sih!” bentak Tiana mulai kehilangan kesabaran. Satpam rumahnya dari tadi ngang-ngeng-ngong tak jelas, mengucapkan kalimat yang ia sendiri tidak mengerti. “Gue mau nyamperin Brandon! Udah ah, cepetan! Panas ini yak!”“Saya kirain mau ke masjid. Kan ada ustad terkenal tuh

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [14] Alamak! Tamat Riwayat..

    “Salim dulu, Dek. Tolong dibiasakan.”Khoiron mengulurkan tangannya yang langsung saja ditarik secara bar-bar oleh Tatiana. Gadis itu menempelkan punggung tangan Khoiron pada keningnya, bersalim ria meski terpaksa.“Salah, Dek,” koreksi Khoiron dengan kepalanya yang menggeleng. “Bukan kening yang cium tangan Mas, tapi bibir kamu. Ayo diulang biar benar,” ucapnya mengarahkan Tatiana.Tatiana mendengus dan itu membuat Khoiron menatapnya tajam. Pria itu mulai membuka sesi ceramahnya. Mengatakan jika Tatiana akan sangat berdosa karena berlaku tidak sopan kepada suaminya.“Mas mengajarkan kebaikan loh ke kamu. Memang salah, jadi harus dirubah.”“Iya.. Iya!” Kesal Tatiana. Ia mengulangi cara salimnya, sesuai dengan perintah Khoiron the munapuck man. “Udah kan? Gue boleh turun kan?”“Sebentar,” tahan Khoiron.‘Apaan lagi dah!’ Dumel Tatiana. Sebentar lagi kelasnya dimulai ini. Gara-Gara Khoiron membangunkannya pukul tiga pagi untuk sholat berjamaah, ia jadi harus begadang sampai subuh. Setel

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [15] Mulut Nyinyir, Minta Dibasmi!

    “Kho-Khoir!” Adakah kesialan lain, selain bertemu mantan pacar saat bertransformasi menjadi ukhti? Jawabannya, ada! Ke-Gep Khoiron saat lagi enak-enaknya nyebat. Tatiana tidak tahu mengapa nyalinya yang bar-bar, mendadak menciut saat melihat tatapan setajam silet Khoiron. Ia merasa seperti anak ayam yang takut diperkosa oleh kucing gila di jalanan.“Ikut, Mas!” Perintah itu terdengar cukup tegas, seolah Khoiron tak ingin dibantah. Anehnya Tatiana bangkit. Ia menyenggol lengan Brandon agar mengikuti dirinya. Kalau pun batang lehernya nanti ditebas, ia memiliki saksi supaya hidup Khoiron tak tenang di alam dunia.“Bentar.. Bentar! Lo beneran Tiana, mantan gue?” Namun langkahnya yang sudah berat tertahan oleh cekalan tangan Thomas. Mantannya ini memang mengesalkan. Selain tak memiliki kesadaran diri, dia juga spesialis tukang ngajak ribut. “Lo kesambet apaan, Ti? Abis kecelakaan?” “Anak Muda, tolong lepaskan jari-jari kamu dari tangan Tatiana!” Entah sejak kapan Khoiron melangkahka

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [16] Ya Allah, Lindungilah Hamba

    “Saya titip Tatiana selagi saja mengajar.” Mengetahui istrinya memiliki seorang sahabat, Khoiron cukup lega. Untuk sementara dirinya bisa menitipkan perempuan itu, alih-alih membiarkannya sendirian. Emosi istrinya sedang terguncang. Salah-Salah sang istri malah mencari dosen wanita yang membuatnya mengamuk tadi.“Iy-iya, Pak,” jawab Brandon.Dosen Cuy! Takutnya ia juga diajar nanti. Kan harus memberikan kesan yang baik. Siapa tahu dapat nilai A+. Biar hasil semesterannya bisa mencengangkan papa, mama, di rumah.“Tolong jangan dipegang-pegang, ya, Brandon.” Mereka sudah berkenalan tadi. Secara baik-baik hingga pemuda sepantaran istrinya itu tahu statusnya. “Kalian bukan muhrim!”Brandon meneguk ludahnya. Sebenarnya spek macam apa yang menikahi sahabatnya ini. Brandon jadi ragu kalau pria dihadapannya jatuh cinta kepada Tatiana.Amazing sekali!“Siap, Pak! Nggak saya pegang-pegang si curut! Aman! Jaga jarak kayak truk gandeng saya!” Cengir Brandon, bekelakar. Kalau dilihat-lihat, dosen

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [17] Jantung Tatiana Berkedut

    Hari demi hari berlalu. Tatiana sudah tak mempermasalahkan pandangan aneh teman-teman kuliahnya. Sama seperti dirinya, mereka mungkin tak terbiasa melihat perubahan penampilannya. Mulut nyinyir mereka pun tak lagi mengusik ketenangan jiwa Tatiana. Ia sungguh malas menanggapi. Buang-buang energi.Seperti kata Khoiron, tidak semua manusia akan memberikan penerimaan yang baik. Mereka berhak menilai sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Selagi tidak merugikan, anggapan mereka tak perlu dipedulikan. Waktu yang akan membungkam mereka dengan sendirinya.“Udah denger belom?”“Apa-Apa?”Brandon menyiku Tatiana yang sibuk memainkan ponsel. “Mulai tuh si biang gosip,” ucapnya mengarah kepada kumpulan biang gosip di kelas mereka. Terisla, Lulu dan Joy— tiga gadis yang sejak awal dunia perkuliahan dimulai, selalu sibuk mencari gara-gara dengan Tatiana. Penyebabnya pun terlalu kekanakan. Tere, begitu Terisla dipanggil oleh dayang-dayangnya merupakan mantan kekasih Thomas ketika SMA. Gadis itu ta

    Last Updated : 2024-10-23
  • Gus! I Lap Yuh!   [18] Neraka Kehidupan

    “Assalamualaikumnya Dek!” Peringat Khoiron karena Tatiana langsung saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tanpa sebuah salam.“Adek! Ayo mundur, Sayang,” dengan lembutnya pria itu meminta Tatiana untuk kembali ke sisinya. “Salamnya dulu, terus langkahin kaki sebelah kanan buat masuk. Kamu nggak mau ke kamar mandi loh..” Indera penglihatannya begitu jeli, menangkap kesalahan sang istri.“Ir!! Gue udah masuk!!” Tatiana menghentak-hentakkan kakinya. “Kita ngucapin salam juga nggak ada yang bales, Ir! Nggak ada orang di ruang tamu,” ucapnya, karena tak ingin membuang energi dan waktunya.“Sini, Dek! Jangan sampai Mas gendong keluar.”Kalau saja Tatiana diciptakan memiliki kekuatan ajaib, ia akan menggunakan kekuatannya itu untuk membuat Khoiron tidak bisa berbicara. Pria itu bertingkah sangat menyebalkan hari ini. Semua yang keluar dari mulutnya menyulut hasrat berperang.“Assalamualaikum, Rumah!” tekan Tatiana.Khoiron mengerti kekesalan istri cantiknya. Ia tertawa pelan, mengiku

    Last Updated : 2024-10-24

Latest chapter

  • Gus! I Lap Yuh!   [Final Ekstra Chapter] Mas Adnan Pengen Punya Adek

    “Mas Adnan, grrr!” Geraman tersemat pada panggilan yang Tatiana layangkan kepada sang putra.Ibu muda itu sudah lelah mengimbangi tenaga putranya yang seakan tak pernah ada habisnya.“Pake kopiahnya dulu, Mas Adnan! Mbah Uyut bentar lagi sampai loh!” Seru Tatiana.Dua hari Khoiron pergi demi untuk menjemput Kyai Dahlan. Awalnya merekalah yang ingin bertolak kesana mengingat usia sepuh sang kakek. Namun beliau melarang, dengan alasan kasihan pada cicit lelakinya. Selain itu beliau juga mengatakan jika dirinyalah yang merindu. Sudah sepatutnya dia yang menyambangi mereka ke Jakarta.“Nggak mau pake Ibu. Nanti Mas Adnan mirip tukang sate tak-iye itu!” Beo Adnan. Anak itu pernah bertanya mengapa setiap tukang sate yang dia temui memakai kopiah, dan ayahnya menjawab jika kopiah tersebut merupakan ciri khas mereka.“Ya kamu makainya kayak Ayah biar nggak dikira Abah-Abah penjual sate, Mas!”“Sini cepetan! Ibu nggak kuat kalau kamu ajakin lari-lari mulu!” timpal Tatiana, meninggikan suaranya.

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [5] Ngerti kan Sekarang?

    Kepulangan Tatiana dan Adnan dari sekolah disambut oleh kekepoan Soraya. Mama Tatiana itu langsung memberondongi putrinya dengan serangkaian kalimat tanya.“Kok kamu pulang bawa Mas Adnan? Tadi cepet-cepet pergi kemana, Ti?”“Ibu jemput Mas Adnan, Oma,” jawab Adnan mewakili ibunya.“Loh, kan belum waktunya pulang sekolah. Kok sudah dijemput? Mas Adnan nggak kenapa-napa kan?” tanya Soraya sembari mengekori anak dan cucunya.“Mas Adnan nggak kenapa-kenapa. Temen Mas Adnan yang masuk UKS, Oma.”“Hah?”Pemaparan tersebut semakin membuat Soraya bertanya-tanya. Jawaban sang cucu mengindikasikan jika telah terjadi sesuatu yang buruk, sehingga Adnan dijemput tak sesuai waktu kepulangannya.“Mas Adnan mau dibuatin es susu nggak?” tanya Tatiana setelah mendaratkan pantat Adnan ke atas sofa ruang keluarga mereka.“Mau, Ibu. Dikasih marshmallow di atasnya.”Tatiana membelai kepala Adnan, menyematkan ciuman dikening anak itu sebelum berkata, “oke.”Penasaran dengan apa yang terjadi, Soraya pun men

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [4] Ibu, Mas Adnan Anaknya Siapa?

    “Minggir!!” Teriak Tatiana sembari terus menekan klakson motornya berulang kali.“MINGGIR! GUE TABRAK YA LO LAMA-LAMA!”Perempuan muda beranak satu itu sama sekali tidak pernah menarik tuas rem setelah memutar gagang gas motor yang dipinjamnya. Motornya melaju bak pembalas nasional, menyalip pengemudi-pengemudi lain yang menggunakan jalanan searah dengan tempat dimana putranya mengenyam bangku pendidikan.Beberapa saat yang lalu, Tatiana mendapatkan telepon dari ibu wali kelas si bocil. Wanita itu berkata jika Adnan terlibat perkelahian dengan teman sekelasnya. Tentu saja hal tersebut membuat Tatiana panik bukan kepalang. Ia sampai meminjam motor bebek milik satpam rumahnya agar tak terjebak macet.Bukan apa-apa. Adnan meskipun seringkali bertindak seperti bocil kematian, anak itu cukup manis di luaran. Dia sama sekali tidak pernah bertengkar apalagi berkata keras terhadap orang lain. Nakalnya ya sebatas kenakalan wajar terhadap mamanya yang cantik. Jadi setelah mendapatkan informasi

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [3] Ketika Mas Adnan Ngajakin Ibu Ke Nekara

    “Ibu..”Tatiana mengangkat kedua tangannya ke atas.Tidak, tidak!— Ia tidak akan terpengaruh dengan raut memelas suami tercintanya. Pria itu harus merasakan betapa spektakulernya kelakuan anak mereka saat menginginkan sesuatu.‘Enak aja! Bikinnya bareng-bareng, masa bagian puyengnya, Ibu yang paling banyak.’ Dumel Tatiana, membantin.“Mau ini, Ayah! Mas Adnan mau ini.” Keras kepala Adnan dengan menunjuk satu unit mobil yang sedang dipamerkan pada lantai dasar sebuah Mall ternama di Jakarta.Tatiana terkekeh sembari memalingkan wajahnya. Biarlah ia berdosa. Namun wajah frustasi suaminya sangatlah menghibur jiwa emak-emaknya.“Beliin! Mas Adnan mau punya mobil yang pintunya 2, Ayah.”“Ya Allah, Mas.. yang pintunya 4 kan udah punya.”“Kan empat, nggak dua!” Ngeyel Adnan, membalas kata-kata sang ayah.“Mas..”“Enggak dalem!” potong anak itu menolak panggilan Khoiron.Khoiron menatap lembut kedua mata putranya yang membola. “Kok begitu jawab ke Ayahnya, Mas?” Sama seperti tatapannya, suara

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [2] Kehangatan Keluarga

    Mendekati pukul lima sore hari, Tatiana, Adnan dan Soraya— ketiganya tampak rapi, berjajar pada halaman luas kediaman mereka.Barisan vertikal yang ketiganya bentuk itu, merupakan pemandangan yang sehari-harinya akan terlihat jika saja tidak turun hujan kala hari hari kerja berlangsung.Di dalam barisan itu, ketiganya akan melakukan sebuah penghormatan besar kepada dua orang terkasih yang telah rela menghabiskan waktunya untuk bekerja keras agar mereka dapat hidup enak.Mereka akan menunggu kepulangan para pencari nafkah. Menyambut keduanya dengan senyum hangat supaya seluruh lelah yang merajai diri mereka sirna.Dalam hal ini, tradisi itu dibentuk setelah si kecil Adnan terlahir ke dunia. Sebuah kebiasaan kecil yang pada akhirnya terus dipertahankan dan menjadi rutinitas harian yang keberadaannya tak pernah ditinggalkan oleh Tatiana dan mamanya.“Itu mobil Ayah.” Seru Adnan, gembira. “Opa sama Ayah pulang, ye-ye-ye-ye!” Anak itu melompat kegirangan, merasa tak sabar untuk menyambut a

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [1] Ibu Angkat Tangan

    Tatiana tak pernah berhenti dibuat istighfar oleh atraksi anak laki-lakinya. Si kecil yang kini menginjak usia 5 tahun itu mempunyai banyak sekali tingkah. Kulit di dadanya mungkin sudah menipis saking seringnya dibelai secara mandiri karena kelakuan membagongkannya.“Ibu nyerah, Mas Adnan!” Tatiana mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia menyerah, mengibarkan benderah putih ke angkasa.Ayah anak itu baru saja pergi beberapa menit yang lalu, dan si kecil sudah kembali berulah.Adnan memang sangat tahu caranya menguji batas kesabaran ibunya. Dia mencari momen terbaik saat satu-satunya manusia yang ditakutinya tak lagi berada di rumah.“Mas, Ya Allah! Ikan koinya Ibu loh, mati itu ntar Mas!” lontar Tatiana, lemas tak bertenaga.Tatiana pikir dengan dirinya menyatakan kekalahkannya, putranya akan berbaik hati untuk hengkang dari kolam kesayangannya. Namun ternyata, ia salah. Anak itu tetap melanjutkan kegiatan merusuhnya.“Mas Adnan baik loh, Ibu. Mas kan lagi bantu ikan koinya Ibu napas.

  • Gus! I Lap Yuh!   Keputusan Akhir

    Holla, temen-temen.Setelah banyak merenung, Qey mohon maaf karena pada akhirnya, cerita Gus! I Lap Yuh! ini akan tamat sesuai dengan naskah aslinya.Keputusan ini diambil karena beberapa aspek, khususnya dari segi kesehatan Qey yang tampaknya tidak mumpuni untuk mengerjakan 3 on going sekaligus.Takutnya, seluruh karya termasuk judul ini malah akan terbengkalai nantinya. Jadi, Qey putuskan untuk hanya meng-uploud ekstra partnya saja dan mengurungkan niat untuk melangkah ke seasion 2-nya. Bagi pembaca baru, cerita ini sudah ada sequelnya, judulnya Pelet Cinta Lolita!, ya. Disitu menceritakan kisah cintanya Mas Adnan dengan Female Lead, Lolita. Bu Tatik & Ayah Khoir ada disana juga kok, jadi kangen kalian sama pasangan ini akan sedikit terobati nantinya.Segitu aja ya temen-temen. Mohon doanya untuk kesembuhan Qey. Semoga diakhir tahun ini, sakitnya Qey ditutup dengan penutupan tahun. Doain Qey sehat dan pulih sedia kala ya. Amin, Amin.Terima kasih atas perhatiannya, Semua.Salam Saya

  • Gus! I Lap Yuh!   Diskusi yuk, Kak.

    Hai, semua. This is Qey.Kemarin saat Qey up chapter untuk ending, kebetulan ada kakak yang mengusulkan untuk dilanjutkan ke Season 2-nya. Untuk kakak-kakak yang lain bagaimana? Season 2-nya akan fokus ke Bu Tatik & keluarga kecilnya, termasuk Mas Adnan versi bocil ya. Karena untuk cerita Mas Adnan sendiri, versi dewasanya sudah ada tuh dijudul "Pelet Cinta Lolita." Kebetulan Mas Adnan tokoh utama prianya disana. Qey membutuhkan masukan sebelum akhirnya memutuskan apakah naskah chapter spesial yang ada akan tetap dijadikan chapter ekstra, atau digunakan untuk melanjutkan ke Season 2. Jadi, please komen ya semua. Terima kasih atas perhatiannya.

  • Gus! I Lap Yuh!   [ENDING]

    “Mas.. Zahra cantik ya?”Kepala Khoiron mengangguk, “iya, Dek,” ucapnya menjawab pertanyaan sang istri kepadanya.Pria itu meremas tangan Tatiana yang berada di dalam genggamannya, lalu kembali berucap, “tapi istri Mas ini, jauh lebih cantik.”Dibalik niqab yang dirinya kenakan, senyum seindah mekarnya bunga di musim gugur, menghiasi wajah Tatiana.“Mas ini! Zahra ratunya hari ini!” Tutur Tatiana, pura-pura menghardik Khoiron. Ia tidak ingin dibuat salah tingkah di momen bersejarah sahabat dan adik iparnya. Kalau pun ada kebahagiaan, seharusnya itu berasal dari acara penting mereka berdua. Bukannya dari hasil gombalan suaminya.Khoiron pun memalingkan wajahnya ke kanan. Ia menatap kedua manik Tatiana dalam. “Mas nggak mau bohong. Ibunya Mas Adnan wanita paling cantik. Ratunya Mas setiap hari.”“Uhuk!”Suara batuk dibelakang mereka menyadarkan Tatiana, jika saat ini keduanya tengah berada di dalam kerumunan santri-santri yang tengah menemani Zahra.“Ya Allah, Mas! Malu.”“Gus Khoir tern

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status