Beranda / Romansa / Gus! I Lap Yuh! / [17] Jantung Tatiana Berkedut

Share

[17] Jantung Tatiana Berkedut

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-23 21:46:50

Hari demi hari berlalu. Tatiana sudah tak mempermasalahkan pandangan aneh teman-teman kuliahnya. Sama seperti dirinya, mereka mungkin tak terbiasa melihat perubahan penampilannya. Mulut nyinyir mereka pun tak lagi mengusik ketenangan jiwa Tatiana. Ia sungguh malas menanggapi. Buang-buang energi.

Seperti kata Khoiron, tidak semua manusia akan memberikan penerimaan yang baik. Mereka berhak menilai sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Selagi tidak merugikan, anggapan mereka tak perlu dipedulikan. Waktu yang akan membungkam mereka dengan sendirinya.

“Udah denger belom?”

“Apa-Apa?”

Brandon menyiku Tatiana yang sibuk memainkan ponsel. “Mulai tuh si biang gosip,” ucapnya mengarah kepada kumpulan biang gosip di kelas mereka. Terisla, Lulu dan Joy— tiga gadis yang sejak awal dunia perkuliahan dimulai, selalu sibuk mencari gara-gara dengan Tatiana. Penyebabnya pun terlalu kekanakan. Tere, begitu Terisla dipanggil oleh dayang-dayangnya merupakan mantan kekasih Thomas ketika SMA. Gadis itu ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gus! I Lap Yuh!   [18] Neraka Kehidupan

    “Assalamualaikumnya Dek!” Peringat Khoiron karena Tatiana langsung saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tanpa sebuah salam.“Adek! Ayo mundur, Sayang,” dengan lembutnya pria itu meminta Tatiana untuk kembali ke sisinya. “Salamnya dulu, terus langkahin kaki sebelah kanan buat masuk. Kamu nggak mau ke kamar mandi loh..” Indera penglihatannya begitu jeli, menangkap kesalahan sang istri.“Ir!! Gue udah masuk!!” Tatiana menghentak-hentakkan kakinya. “Kita ngucapin salam juga nggak ada yang bales, Ir! Nggak ada orang di ruang tamu,” ucapnya, karena tak ingin membuang energi dan waktunya.“Sini, Dek! Jangan sampai Mas gendong keluar.”Kalau saja Tatiana diciptakan memiliki kekuatan ajaib, ia akan menggunakan kekuatannya itu untuk membuat Khoiron tidak bisa berbicara. Pria itu bertingkah sangat menyebalkan hari ini. Semua yang keluar dari mulutnya menyulut hasrat berperang.“Assalamualaikum, Rumah!” tekan Tatiana.Khoiron mengerti kekesalan istri cantiknya. Ia tertawa pelan, mengiku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Gus! I Lap Yuh!   [19] Nggak Gitu Juga Dong!

    “Dek, tolongin, Mas.” Khoiron memandang Tatiana dipojokan. Mengiba supaya sang istri berkenan untuk membantunya keluar dari kemurkaan Umi Aisyah.“Umi, sakit.” Erang Khoiron karena Tatiana tak juga menunjukan pergerakan berarti. Selepas bersalaman dengan sang ibunda tadi, Khoiron harus merasakan pedasnya jeweran. Tubuhnya terpelanting ke atas akibat tarikan Umi Aisyah pada daun telinganya.“Le, kamu itu bisa ndak bilangin istri? Apa duitmu kurang, sampai ndak mampu beliin Tiana celana yang bener?!” Hardik Umi Aisyah. Usai sang menantu, Khoiron pun mendapatkan gilirannya. Sebagai seorang suami, putranya lah yang bersalah. Khoiron seharusnya dapat membimbing Tatiana, mengingat usia menantunya itu masih teramat belia. Tatiana membutuhkan bimbingan dan putranya belum mampu menjalankannya perannya dengan baik.“Gimana kalau ada tamu? atau pekerja di luar masuk, liat pakaian mantu, Umi, Khoir?!” Keresahan tersebut nyatanya juga terpikirkan oleh Umi Aisyah. Sudah menjadi tugas Khoiron untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Gus! I Lap Yuh!   [20] Mas Khoir! Umi Serem!

    Khoiron— Pria itu berdiri disisi ranjang, dimana Tatiana terlelap. Ia merunduk, mensejajarkan bibirnya pada lubang telinga sang istri.Setiap malamnya, setelah Tatiana terlelap, Khoiron tak pernah absen membisikan doa. Berharap doa yang dirinya lantunkan dapat menjaga sang istri dari gangguan-gangguan setan yang terkutuk. Semoga saja alam bawah sadar Tatiana pun mengikuti bisikannya.Tak berhenti dengan doa pengantar tidur, Khoiron merangkum wajah mungil gadis yang dirinya nikahi. Hanya pada saat Tatiana tertidur, dirinya dapat menatap lekat kecantikan itu. Mengakhiri harinya dengan ciuman di atas kening istri cantiknya.“Selamat tidur ya Zaujati.” Ucapnya tersenyum lalu sekali lagi mendaratkan bibirnya.Khoiron tak langsung ikut merebahkan diri. Pertama-tama, dirinya membereskan barang-barang Tatiana. Merapikan laptop dan buku-buku pengantar milik istrinya. Sebelum menyimpan barang-barang tersebut, Khoiron memastikan jika tugas Tatiana sudah dirinya cetak. Hanya perlu membawanya ke te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Gus! I Lap Yuh!   [21] Ya Nggak!

    Tatiana berlari menyusul keberadaan Khoiron. Gadis itu sempat menabrak tubuh sang suami, sebelum bersembunyi dibalik punggung tegapnya. Tangannya pun meremas pinggang Khoiron dibalik baju koko yang suaminya kenakan.“Hey, kenapa, Dek?”“Umi mau goreng gue.” tidak ada umi Aisyah disekitar mereka. Jadi ia bisa leluasa tak ber-aku-kamu. Apalagi memanggil Khoiron dengan embel-embel mas.“Digoreng, Dek?” Khoiron tertawa mendengar penuturan sang istri, “nggak bakalan cukup penggorengannya, Sayang,” kelakarnya karena tidak mungkin uminya melakukan hal tersebut. Tatiana memberengut, merasa tidak dipercayai. Ia lantas semakin meremas pinggang Khoiron sampai pria itu meringis. Dimana letak tidak cukupnya. Sebelum digoreng, bisa saja tubuhnya dimutilasi terlebih dahulu kan? Apa suaminya itu tidak pernah menonton film sepanjang hidupnya— di dalam hatinya, gadis itu menggerutu hebat.Ah! Tatiana lupa kalau suaminya kamseupay!“Adek tangannya. Mas sakit loh.” Erang Khoiron meminta Tatiana mengakhi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Gus! I Lap Yuh!   [22] Pulang Ndalem

    Rombongan Tatiana dan keluarga suaminya, diantarkan oleh Januar beserta istri, ke pangkalan bandar udara. Orang tuanya tidak dapat ikut dikarenakan pekerjaan sang papa, yang tidak bisa ditinggalkan. Pria itu sedang memantau audit yang dilakukan di perusahaan. Sehingga tak mungkin bisa mendampingi putri kesayangannya.“Jaga lisan ya, Ti. Inget jangan ngeluarin kata mutiara kamu. Kamu bawa nama keluarga suami kamu,” pesan Januar sembari membelai-belai kepala Tatiana. Ia tidak peduli dengan nama baiknya yang rusak, tapi tidak jika hal tersebut menimpa diri Tatiana dan besannya.“Anjing doang juga nggak boleh?”“Boleh..”Tatiana bergidik ngeri tatkala bukan papanya yang menjawab pertanyaannya, melainkan ibu mertuanya. Wanita itu berdiri disamping sang mama, meliriknya tajam sekali.“Kalau mau Umi hukum, ngapalin surah Al Baqarah, sampai kamu hafal.”Khoiron merundukkan kepalanya, membisikan berapa banyak ayat dalam surah kedua yang terdapat pada kitab sucinya itu. “Ada 286 ayat, Dek. Semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Gus! I Lap Yuh!   [23] Hati-Hati Dengan Hati!

    “Nopo mboten saget dipun pertimbangkeun, Pak Yai?”Di dalam khimarnya, Lia meremas tangannya. Gadis itu merasa kasihan terhadap ayahnya, yang seperti tengah memohon, hanya demi seorang calon pendamping untuknya. Salahnya memang. Ia sendiri yang mengatakan tidak akan pernah menikah, jika itu bukan dengan Gus Khoiron. Tidak masalah menjadi istri kedua asalkan bersama laki-laki yang dirinya cinta.Sebelumnya Lia sudah berusaha menghindar. Ia tidak menghubungi kedua orang tuanya. Namun siapa sangka, jika pihak ndalem mengirim utusan untuk memboyong mereka datang.“Ngomong apa dia, Ra?” bisik Tatiana, karena dirinya tidak memahami bahasa jawa. Ia lahir dan dibesarkan di Ibu Kota, meski papanya keturunan Jawa asli. Namanya saja Januar.“Minta Mbah buat mempertimbangkan lamarannya, Mbak,” jawab Zahra juga melalui bisikan. Keduanya duduk berdampingan, dengan umi Aisyah paling kanan.“Ngapunten, Pak,” Kyai Dahlan memohon maaf, “Kami ndak bisa kalau harus menyakiti hati menantu kesayangan kami.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Gus! I Lap Yuh!   [24] Gemas Sendiri

    Khoiron sudah rapi dengan baju koko dan sarungnya. Pria itu pun menggunakan peci putih di atas kepalanya. Dulu ketika papanya mengenakan template serupa untuk shalat jumat, Tatiana akan mengolok papanya. Mengejek sang papa dengan julukan Pak Haji yang tersesat. Namun melihat look tersebut pada diri Khoiron, mengapa tak ada kesan Tukang Bubur Naik Haji ya di dalam diri suaminya?Aneh, tapi nyata. Khoiron tampak meneduhkan jiwanya.“Kenapa lihatin Masnya begitu, Dek?!”Usapan pada kepala Tatiana membuat dirinya tersentak. Secepat yang dirinya bisa, wanita itu mencoba menguasai diri atas kekagumannya.“Mau ikut Mas jamaah di masjid? Kebetulan Mas mau jadi imam subuh ini?” tawar Khoiron. Siapa tahu saja istrinya mau. Semalam ketika hendak membuat secangkir kopi, abinya menyarankan hal tersebut. Katanya lebih sering mengajak Tatiana mengelilingi pondok dapat meningkatkan citra istrinya.Sebenarnya Khoiron tidak masalah. Bagaimana pun citra sang istri dimata manusia, ia tak akan mengambil pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Gus! I Lap Yuh!   [25] Pargoy

    Khoiron tersenyum tatkala matanya melihat sosok cantik sang istri. Tatiana tengah menunggu dirinya di halaman masjid bersama umi dan adiknya. Wanita itu terlihat begitu menawan dengan niqab yang masih bertahan, menutupi sebagian wajah ayunya.Hatinya membuncah, mengetahui Tatiana tak melepaskan kain itu, hingga tanpa sadar ia berlari, bergegas memakai alas kaki secara asal. Pria itu tak menyadari jika alas kaki yang dirinya kenakan tertukar."Sandale [Sandalnya] Abi kuwi [itu] lho, Le!" Disamping anak pertamanya yang protes, Kyai Dahlan menggelengkan kepala, "wis-wis! Mirip Abi-ne pas awal-awal nikah!" Ucapnya, mengomentari ketidaksabaran cucunya yang ingin menemui sang istri."Putune nembe kasmaran, dimaklumi Mbah!" Kekeh Kyai Dahlan menyebut jika ayahnya harus memaklumi cucunya yang sedang kasmaran. Maklum saja, Tatiana sepertinya merupakan cinta pertama anaknya kepada lawan jenis. Hampir tak pernah Kyai Sholeh mendapatkan laporan jika putranya tengah dekat atau memiliki minat pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [3] Ketika Mas Adnan Ngajakin Ibu Ke Nekara

    “Ibu..”Tatiana mengangkat kedua tangannya ke atas.Tidak, tidak!— Ia tidak akan terpengaruh dengan raut memelas suami tercintanya. Pria itu harus merasakan betapa spektakulernya kelakuan anak mereka saat menginginkan sesuatu.‘Enak aja! Bikinnya bareng-bareng, masa bagian puyengnya, Ibu yang paling banyak.’ Dumel Tatiana, membantin.“Mau ini, Ayah! Mas Adnan mau ini.” Keras kepala Adnan dengan menunjuk satu unit mobil yang sedang dipamerkan pada lantai dasar sebuah Mall ternama di Jakarta.Tatiana terkekeh sembari memalingkan wajahnya. Biarlah ia berdosa. Namun wajah frustasi suaminya sangatlah menghibur jiwa emak-emaknya.“Beliin! Mas Adnan mau punya mobil yang pintunya 2, Ayah.”“Ya Allah, Mas.. yang pintunya 4 kan udah punya.”“Kan empat, nggak dua!” Ngeyel Adnan, membalas kata-kata sang ayah.“Mas..”“Enggak dalem!” potong anak itu menolak panggilan Khoiron.Khoiron menatap lembut kedua mata putranya yang membola. “Kok begitu jawab ke Ayahnya, Mas?” Sama seperti tatapannya, suara

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [2] Kehangatan Keluarga

    Mendekati pukul lima sore hari, Tatiana, Adnan dan Soraya— ketiganya tampak rapi, berjajar pada halaman luas kediaman mereka.Barisan vertikal yang ketiganya bentuk itu, merupakan pemandangan yang sehari-harinya akan terlihat jika saja tidak turun hujan kala hari hari kerja berlangsung.Di dalam barisan itu, ketiganya akan melakukan sebuah penghormatan besar kepada dua orang terkasih yang telah rela menghabiskan waktunya untuk bekerja keras agar mereka dapat hidup enak.Mereka akan menunggu kepulangan para pencari nafkah. Menyambut keduanya dengan senyum hangat supaya seluruh lelah yang merajai diri mereka sirna.Dalam hal ini, tradisi itu dibentuk setelah si kecil Adnan terlahir ke dunia. Sebuah kebiasaan kecil yang pada akhirnya terus dipertahankan dan menjadi rutinitas harian yang keberadaannya tak pernah ditinggalkan oleh Tatiana dan mamanya.“Itu mobil Ayah.” Seru Adnan, gembira. “Opa sama Ayah pulang, ye-ye-ye-ye!” Anak itu melompat kegirangan, merasa tak sabar untuk menyambut a

  • Gus! I Lap Yuh!   Ekstra Chapter [1] Ibu Angkat Tangan

    Tatiana tak pernah berhenti dibuat istighfar oleh atraksi anak laki-lakinya. Si kecil yang kini menginjak usia 5 tahun itu mempunyai banyak sekali tingkah. Kulit di dadanya mungkin sudah menipis saking seringnya dibelai secara mandiri karena kelakuan membagongkannya.“Ibu nyerah, Mas Adnan!” Tatiana mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia menyerah, mengibarkan benderah putih ke angkasa.Ayah anak itu baru saja pergi beberapa menit yang lalu, dan si kecil sudah kembali berulah.Adnan memang sangat tahu caranya menguji batas kesabaran ibunya. Dia mencari momen terbaik saat satu-satunya manusia yang ditakutinya tak lagi berada di rumah.“Mas, Ya Allah! Ikan koinya Ibu loh, mati itu ntar Mas!” lontar Tatiana, lemas tak bertenaga.Tatiana pikir dengan dirinya menyatakan kekalahkannya, putranya akan berbaik hati untuk hengkang dari kolam kesayangannya. Namun ternyata, ia salah. Anak itu tetap melanjutkan kegiatan merusuhnya.“Mas Adnan baik loh, Ibu. Mas kan lagi bantu ikan koinya Ibu napas.

  • Gus! I Lap Yuh!   Keputusan Akhir

    Holla, temen-temen.Setelah banyak merenung, Qey mohon maaf karena pada akhirnya, cerita Gus! I Lap Yuh! ini akan tamat sesuai dengan naskah aslinya.Keputusan ini diambil karena beberapa aspek, khususnya dari segi kesehatan Qey yang tampaknya tidak mumpuni untuk mengerjakan 3 on going sekaligus.Takutnya, seluruh karya termasuk judul ini malah akan terbengkalai nantinya. Jadi, Qey putuskan untuk hanya meng-uploud ekstra partnya saja dan mengurungkan niat untuk melangkah ke seasion 2-nya. Bagi pembaca baru, cerita ini sudah ada sequelnya, judulnya Pelet Cinta Lolita!, ya. Disitu menceritakan kisah cintanya Mas Adnan dengan Female Lead, Lolita. Bu Tatik & Ayah Khoir ada disana juga kok, jadi kangen kalian sama pasangan ini akan sedikit terobati nantinya.Segitu aja ya temen-temen. Mohon doanya untuk kesembuhan Qey. Semoga diakhir tahun ini, sakitnya Qey ditutup dengan penutupan tahun. Doain Qey sehat dan pulih sedia kala ya. Amin, Amin.Terima kasih atas perhatiannya, Semua.Salam Saya

  • Gus! I Lap Yuh!   Diskusi yuk, Kak.

    Hai, semua. This is Qey.Kemarin saat Qey up chapter untuk ending, kebetulan ada kakak yang mengusulkan untuk dilanjutkan ke Season 2-nya. Untuk kakak-kakak yang lain bagaimana? Season 2-nya akan fokus ke Bu Tatik & keluarga kecilnya, termasuk Mas Adnan versi bocil ya. Karena untuk cerita Mas Adnan sendiri, versi dewasanya sudah ada tuh dijudul "Pelet Cinta Lolita." Kebetulan Mas Adnan tokoh utama prianya disana. Qey membutuhkan masukan sebelum akhirnya memutuskan apakah naskah chapter spesial yang ada akan tetap dijadikan chapter ekstra, atau digunakan untuk melanjutkan ke Season 2. Jadi, please komen ya semua. Terima kasih atas perhatiannya.

  • Gus! I Lap Yuh!   [ENDING]

    “Mas.. Zahra cantik ya?”Kepala Khoiron mengangguk, “iya, Dek,” ucapnya menjawab pertanyaan sang istri kepadanya.Pria itu meremas tangan Tatiana yang berada di dalam genggamannya, lalu kembali berucap, “tapi istri Mas ini, jauh lebih cantik.”Dibalik niqab yang dirinya kenakan, senyum seindah mekarnya bunga di musim gugur, menghiasi wajah Tatiana.“Mas ini! Zahra ratunya hari ini!” Tutur Tatiana, pura-pura menghardik Khoiron. Ia tidak ingin dibuat salah tingkah di momen bersejarah sahabat dan adik iparnya. Kalau pun ada kebahagiaan, seharusnya itu berasal dari acara penting mereka berdua. Bukannya dari hasil gombalan suaminya.Khoiron pun memalingkan wajahnya ke kanan. Ia menatap kedua manik Tatiana dalam. “Mas nggak mau bohong. Ibunya Mas Adnan wanita paling cantik. Ratunya Mas setiap hari.”“Uhuk!”Suara batuk dibelakang mereka menyadarkan Tatiana, jika saat ini keduanya tengah berada di dalam kerumunan santri-santri yang tengah menemani Zahra.“Ya Allah, Mas! Malu.”“Gus Khoir tern

  • Gus! I Lap Yuh!   [80] Semua Karena Tatiana

    Di dalam kamus Khoiron, ia tidak mengenal apa itu pamali. Pamali hanyalah sebuah culture yang keberadaannya terus dipertahankan dari tahun ke tahun. Namun ia tetap tidak bisa membawa Adnan pergi ke luar rumah terlalu lama. Bagaimana pun, usia Adnan masih beberapa hari. Daya tahan tubuhnya masihlah belum sekuat orang dewasa.“Adek, kita sepertinya nggak bisa bawa Mas Adnan ke kampus.”“Loh, kenapa Mas?”“Mas Adnannya masih kecil, Ibu. Pamernya ditunda saja dulu ya?”Tatiana adalah wanita yang mudah untuk diberikan pengertian. Istrinya mungkin sedikit keras kepala dalam beberapa hal, tapi dia bukan seseorang yang akan mengorbankan orang terkasih demi kesenangan pribadinya.“Mas Adnannya bisa sakit, Ibu. Urusan Brandon, biar ayah yang ngomong ke dia. Dia pasti nggak akan berani nakal.”“Nurut ya, buat Mas Adnan kecil kita.”“Kalau Ayah ngomong buat Mas Adnan, gimana Ibu bisa nggak nurut.” Tutur Tatiana sembari menyandarkan dirinya pada dada bidang Khoiron.Anaknya adalah sosok paling pen

  • Gus! I Lap Yuh!   [79] Kenyang Sama Angan-Angan, Muehehe..

    “Mas Adnan, emang Ibu salah ya?”Tatiana menyangga kepalanya menggunakan tangan. Ia tidur menyamping, menatap putranya kesayangannya.“Jawab dong, Mas. Ibu nggak salah kan, ya?”Khoiron mengulum bibirnya. Istrinya sedang mencari pembenaran, hanya saja kepada orang yang salah.Apa yang istrinya harapkan dari seorang bayi mungil tak berdosa? Pembelaan?! Jelas Adnan belum bisa melakukannya. Putranya mereka masih tak memiliki daya untuk hal itu. Tunggu usianya bertambah, nanti Adnan akan dapat diajak berkomunikasi.“Adnan, mah! Ibu hopeless nih. Ayah juga ngambek ke Ibu. Ibu jadi nggak ada temennya, Mas.”“Kok bawa-bawa Ayah, Bu? yang ngambek bukannya Ibu, ya?”“Mas diem!”Lucu sekali istrinya. Dia yang mogok bicara pada semua orang, tapi malah mengaku menjadi pihak tersakiti. Mana mengelabui anak sendiri. Sungguh nakal!“Mas dianggurin nih?! Mentang-mentang sudah punya Mas Adnan sekarang.”“Aduh! Ada yang ngomong, siapa sih! Ganggu quality time aku sama anakku aja deh!”Khoiron terkikik.

  • Gus! I Lap Yuh!   [78] Tatiana The Crazy Sujatmiko

    “Uh, gemesinnya anak Ibu. Ibu pengen gepengin kamu, Dek.”Khoiron yang baru saja memasuki kamar, kontan berlari mendekati ranjang. “Adek! Istighfar! Jangan gepengin Adnan!” Ucap, pria itu panik. Gemasnya sang istri sungguh membahayakan. Masa anak sendiri mau dibuat gepeng.“Bercanda, Mas Khoir!”“Huh!” Khoiron melepaskan napasnya. Ia pikir istrinya serius ingin menggepengkan anak mereka.“Umi gimana, Mas? Udah dipanggilin dokter belum?”“Udah sadar kok..” Khoiron mendudukan dirinya disamping Tatiana. Tangannya yang besar menggenggam telapak kecil anak lelakinya. “Nggak sampai harus manggil dokter. Umi cuman kaget aja, Dek.”Jangan kan uminya, abinya kalau berada di kamar, pasti juga akan ikut pingsan. Ia tidak mengira kalau kenakalan istrinya sampai bisa membuat heboh satu komplek.“Hehe.. Mama dulu juga pingsan, Mas.” Cengir Tatiana. Mamanya sampai dilarikan ke rumah sakit saat rumahnya di demo. Akhirnya masalah diselesaikan oleh orang tua Brandon. Mereka hanya perlu mengganti mobil

DMCA.com Protection Status