Home / Romansa / Greedy / 35 (A) - Bagaimana jika sebesar bunga matahari?

Share

35 (A) - Bagaimana jika sebesar bunga matahari?

Author: Ezzel kalila
last update Last Updated: 2022-01-07 21:16:11

Biarkan rasa ini tumbuh dengan sendiri sampai sebesar alam semesta, atau hancurkan seperti bubur saja?

Naina semakin merasa getaran itu semakin nyata. Awalnya setitik, mengapa sekarang sudah sebesar pantai cantik?

****

Pagi hari yang cerah adalah waktu yang baik untuk berolahraga. Sudah lama sekali Naina tidak berolahraga semenjak kehamilannya dulu. Pagi ini, ia memutuskan untuk joging di sekitaran rumah. Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah bunga mawar merah yang sangat indah. Kemudian, ia memetik dan mencium aroma yang begitu harum yang ditimbulkan oleh si merah cantik itu. 

"Mawar merah," ucap Naina dan kemudian tersenyum. 

Sebuah angin kecil membuat rambutnya berterbangan dan menutupi sedikit wajahnya. Ia menyipitkan mata memastikan apa yang dia lihat ini adalah benar. Dia melihat Rey sedang meregangkan tubuhnya di balkon lantai tiga rumahnya. Perlahan sebuah senyuman indah muncul di bibirnya. Ia menggeleng-gelengkan kepala sambi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Greedy   36 (B) - Bagaimana jika sebesar bunga matahari?

    Rey meletakkan Naina di atas kasur. Matanya mengelilingi ruangan yang sangat tidak asing baginya. Ia merasa senang, karena setelah sekian lama dirinya bisa menginjakkan kaki di kamarnya sendiri. Kemudian, ia menyelimuti tubuh Naina dengan selimut dan mengusap pelan kepala Naina. Rey merasa ragu-ragu untuk menyentuh pipi putih nan lembut Naina. Ia mengurungkan niatnya untuk itu dan tangan yang tak jadi untuk menyentuh Naina mengepal."Selamat tidur," bisik Rey.*****Bi Sri membuka gorden kamar Naina. Hal itu menyebabkan cahaya matahari masuk dan menyilaukan. Naina yang merasa terganggu dengan cahaya itu terbangun dari tidurnya.Naina duduk bersandar si kasurnya. Ia mengusap perlahan wajahnya. Matanya masih terasa berat, karena ia tak terbiasa tidur malam. Kecuali, begadang untuk menonton film. Itu pun jarang dilakukannya. Ia hanya melakukan itu jika tidak bisa tidur.Perlahan ia membuka lebar kedua matanya. Matanya menyisir

    Last Updated : 2022-01-07
  • Greedy   37 - Jujurlah

    "Apakah benar seperti itu, Kak?" tanya Joy semakin penasaran. "Tentu saja. Apakah kamu nggak yakin?" balas David. Joy menaikkan alisnya. "Tapi, aku masih kurang yakin. Apa benar seperti itu, Kak?" "Iya ... Joy ..." "Masa iya, kak Rey selama ini cuek cuma biar keliatan cool?!" Joy membulatkan matanya. ***** "Banyak sekali aku berjumpa tokoh baru dalam kehidupanku. Tetapi, hanya dirimu yang selalu menjadi pemenang tokoh utama dalam hidupku," batin David. Ia terlihat duduk dengan santai di balkon kamar dan tak lupa ditemani dengan secangkir kopi susu.  

    Last Updated : 2022-01-17
  • Greedy   38 - Siapa yang aneh?

    Rey menjauhkan diri dari Naina dan tertawa. Naina memiringkan kepalanya merasa bingung."Kali ini leluconmu tidak lah lucu, " kata Naina dengan datar.Rey berdiri dan turun dari gazebo. "Maaf, nona. Aku perhatikan, kau sering menganggapku seperti tuan. Aku merasa sangat tidak enak jika disamakan dengannya," jelas Rey. "Ya nggak enak lah. Emangnya aku mau disamain seperti dia," batin Rey.Naina memandang Rey dari atas sampai ke bawah. "Aku pun baru menyadari. Postur tubuhmu sama seperti Rey.""Ah, nona bisa aja. Saya kan suka olahraga.""Dan Rey pun sangat menyukai olahraga." Kini Naina berdiri dan mendekati Rey dengan tatapannya yang tajam

    Last Updated : 2022-01-18
  • Greedy   39 - Emas dan panas

    Bara sangat tidak suka dengan orang pemalas dan tidak cekatan. Dan pada malam itu, Bara meluapkan amarahnya, sebab orang-orang yang tidak cekatan.Malam itu rumahnya dihebohkan dengan pencurian emas di kamar ayahnya. Emas yang diambil pun jumlahnya tidak main-main. Bara merasa marah, karena satpamnya yang tidak cekatan. Dan salah satu satpam menjadi korban dari hantaman kepalan tangan Bara."Maaf, tuan," ucap Gama. Yaitu satpam muda yang menjadi korban dari hantaman kepalan tangan Bara. Ia mengelus pipinya yang memerah dan terasa sangat sakit.Pencuri ini begitu mencurigakan. Sebab, bagaimana caranya ia bisa masuk ke dalam rumah begitu saja. Pasti ada orang dalam di balik semua ini."Bagaimana bisa, mali

    Last Updated : 2022-01-19
  • Greedy   40 - Bukan wanita murahan

    Alex dan Joy kini saling berhadapan. Seluruh wajah Joy menyala. Dia mendorong Alex dan memberikan tangannya kepada Rey untuk membantunya berdiri. "Berdirilah," ucap Joy.Tangan Rey gemetar. Dengan ragu-ragu dia memegang tangan Joy dan segera bangkit.Rey merintih kesakitan. "Awh ..."Tak kuasa menahan amarahnya yang semakin naik. Joy memaki Alex. "Kamu itu sebenarnya siapa, sih?! Pasti kamu orang lain. Iya, kan? Wajah kamu memang mirip seperti Kak Rey. Tetapi, hati dan kepribadian kalian berdua berbeda. Terserah orang menganggapku gila. Tapi aku memang yakin, bahwa kamu orang asing!" Joy mendorong pundak Alex.Rahang Alex mengeras menahan amarah lantaran Joy memakinya. "Joy!" bentak Alex.

    Last Updated : 2022-01-20
  • Greedy   41 - Apakah dirimu sempurna?

    David mengakui, dirinya sangat tidak andal dalam hal merayu wanita. Tekadnya dalam melajang seumur hidup menjadi masalah besar bagi keluarganya, terutama ayahnya.Pagi hari itu, tiba-tiba David mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang tidak dikenal. Pesan itu menyatakan, bahwa David akan dijodohkan dengan seseorang yang memberinya pesan tersebut. David pun merasa marah. Ditambah lagi, wanita itu bilang, bahwa pernikahan mereka akan dilangsungkan dua bulan lagi.David membanting ponselnya di kasur dan menuruni anak tangan dengan cepat."Papa!" teriak David yang masih melangkah menuruni anak tangga di rumahnya.Ia langsung berjalan dengan cepat menuju ruang makan. "Papa!" teriaknya sekali l

    Last Updated : 2022-01-21
  • Greedy   42 (A) - Berita mengejutkan

    Di satu meja bundar di ruangan bernuansa klasik David duduk melamun. Untuk menghilangkan kekesalannya kepada papanya, David memutuskan untuk bersantai minum kopi di pagi hari. Pikirannya terus berputar di satu pertanyaan, apa yang harus dia lakukan?Di dalam gelas kopi itu sudah habis setengah diminum David. Ia terus melamun hingga membuat suhu kopi yang tadinya panas menjadi dingin. Saat kopi itu dingin dia menyeruput kembali dan mengernyitkan dahi merasa sudah tidak sedap."Sudah dingin," ucap David.Sesekali David mengecek ponselnya. Sepertinya, saat ini dia sedang menunggu sebuah kabar dari seseorang. Berulang kali dia mengecek arloji hitam di pergelangan tangan kirinya.Sebuah notifikasi masuk dan ia tersenyum lebar setelah membaca pesan itu."Semuanya akan tamat dan selesai. Ya, kisahmu sebentar lagi akan selesai," ucap David.********Alex dan Naina masih berpisah ranjang sejak kejadian malam itu. Ha

    Last Updated : 2022-01-24
  • Greedy   42 (B) - Berita mengejutkan

    Polisi-polisi itu menahan semua orang yang berada di club malam itu, termasuk Joy. Semua barang tahanan ditahan oleh polisi. Joy duduk di kursi panjang dengan tangan yang diborgol. Ruangan itu sangat asing baginya. Bagaimana tidak. Ini pertama kalinya dia masuk ke dalam jeruji besi. Sedari tadi dia terus memohon agar dilepaskan. Namun, semua itu tidak didengar oleh satu polisi pun.Joy duduk melamun di ujung jeruji besi. Salah satu tahanan memperhatikannya sedari tadi dan mendekat kepadanya."Sepertinya kau wanita baik-baik dan dari keluarga terhormat. Apakah ada yang menjebakmu di sini?" tanya wanita dengan tubuh yang berisi serta dengan rambut yang terikat ke belakang."Semua dugaanmu sepertinya benar," jawab Joy.Wanita itu menghela napas. "Kita bisa menjadi teman. Apakah kau mau menjadi temanku?" wanita itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Joy."Baiklah. Kita berteman," ucap Joy berjabatan tangan dengan

    Last Updated : 2022-01-25

Latest chapter

  • Greedy   Bab 97

    Naina terus menunggu pesan darinya berharap dia akan mengirimnya sebuah berita baik."Bagaimana dengan bulan madumu?" celetuk Bibi Sri yang tengah menyisir rambut Naina di balkon kamar Naina. Bibi Sri sangat senang sekali menyisir rambut Naina. Naina terus sibuk dengan ponselnya."Na?""Ah, iya, Bi. Ada apa?""Kamu ngeliatin apa, sih? Sampai-sampai nggak merhatiin Bibi ngomong.""Nggak ada apa-apa, Bi. Bibi tadi tanya apa?""Kamu nanti sore mau makan apa?" Bibi Sri mengganti topik pembicaraannya, karena merasa sudah tidak tertarik untuk membicarakan topik awal tadi."Hmm ... Aku ingin sop ayam, Bi. Sop buatan Bibi, 'kan enak."Sebuah notifikasi pesan masuk dan itu dari Alex. Alex: Temui aku jam sepuluh di cafe pelangi. Aku punya kabar baik untukmu. Kedua mata Naina berbinar seperti mendapatkan kabar dirinya memenangkan lotere. Naina: Kenapa tidak sekarang aja? Alex: Kalau kamu bisa sekarang ya nggak apa-apa. Naina langsung berdiri dan membuat Bibi Sri yang sedang memainkan rambu

  • Greedy   Bab 96

    Bara, Sella, Naina, dan Rey sampai di rumah Pak Wijaya pada malam hari. Mereka menggunakan mobil yang berbeda-beda bersama pasangan masing-masing.Pesan Joy kemarin berisi: Jika kalian ingin terus berjalan dengan tenang dalam hidup, maka datangilah aku di rumah Papa. Aku mempunyai sebuah hadiah besar untuk kalian. Masing-masing akan mendapatkan satu hadiah dariku. Bahkan, kalian mendapatkan pesan yang sama. ***Mereka berempat bersama-sama masuk ke dalam rumah. Mereka mencari Joy di mana-mana. Bahkan, rumah terlihat sangat sepi. Tak ada batang hidung seorang pun yang nampak. "Apa yang Joy mau," batin Bara. Ia terlihat sangat gelisah. Ia takut, apakah Joy menemukan ruang rahasianya. Naina memerhatikan Bara yang terlihat gelisah. Ia pun tersenyum tipis. "Joy!" teriak Rey. "Apa-apaan ini? Apakah kita sedang dipermainkan?" tanya Sella. "Diamlah. Aku sangat kenal Joy," balas Naina. Mereka pun kembali di ruang tamu. Dan tiba-tiba semua lampu mati dan ruangan menjadi gelap. "Lelucon

  • Greedy   Bab 95

    Alex berhenti memikirkan hal yang terjadi waktu itu. Ia pun memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan kepada Naina. Alex: Maaf, Na. Mungkin selama ini aku telah menjadi seorang monster bagimu. Mungkin sulit untuk mempercayaiku. Tapi percayalah. Aku benar-benar sangat menyesal atas segala perbuatanku selama ini. Maukah kamu memaafkanku? Sebagai balasannya, aku akan memberitahukan dirimu siapa itu pria bertopeng. Dialah yang sudah menghasutku untuk melakukan semua hal yang memalukan dan menjijikan itu. Aku merasa sangat malu sekarang. "Semoga Naina mau membaca pesanku ini," ucap Alex. Naina menghela napas lega membaca pesan dari Alex. Akhirnya, Alex menyadari semua perbuatannya selama ini salah. "Sebenarnya aku masih merasa takut kepada dirimu. Tapi, aku tidak mau menjadi seorang pendendam dan penuh kebencian seperti Bara," batin Naina. Ia pun membalas pesan Alex. Naina: Aku sudah tahu siapa itu pria bertopeng. Saat ini aku sedang bingung apa yang akan aku lakukan untuk melawan diri

  • Greedy   Bab 94

    Pak wijaya mengumumkan akan membagikan warisan. Hal itu membuat telinga Bara menjadi segar. Inilah yang ia nanti-nantikan selama ini. Bara pun merasa sudah tidak memerlukan Sella lagi sebentar lagi. Sandiwaranya akan segera berakhir dan tamat.Bara menari-nari di dalam ruangan rahasianya sambil bernyanyi gembira. "Inilah yang aku nantikan selama ini. Tinggal dua langkah lagi, aku akan menamatkan semua permainanku selama ini." Bara melangkah mendekati  bingkai foto Bu Diana. Bara mengambil bingkai itu dan mengusapnya. "Maafkan aku, Ma. Semua ini harus kulakukan. Aku memang egois. Tapi, ada orang lain yang lebih egois dan kejam melebihi diriku yang membuatku terpaksa melakukan semua ini," ucap Bara. ***Sesudah kejadian Alex yang menculik Naina, pikirannya mulai terbuka.Pada saat dirinya dan Naina berada di dalam kamar Alex. Naina mengatakan sesuatu yang membuat hati Alex menjadi goy

  • Greedy   Bab 93

    Sudah satu minggu sejak insiden Alex dan Sella yang menculik Naina dan Joy. Hal yang paling aneh menurut Joy adalah, ia diperintahkan untuk tutup mulut tidak menceritakan hal besar itu kepada siapapun, apalagi Rey. Joy pun marah kepada Naina sampai tiga hari, karena itu. Sore ini Naina tengah duduk bersantai di balkon lantai tiga sambil melukis. Sudah lama sekali dirinya tidak melakukan kegiatan itu. Joy mencari Naina di mana-mana dan menemukannya di atas balkon yang sedang duduk melukis Bibi Sri. Bibi Sri terlihat sangat lelah dan pegal, karena harus mempertahankan posisinya supaya tidk berubah. "Apakah ini belum selesai? Kamu ini ngerjain orang tua aja, Na," ucap Bibi Sri. "Sedikit lagi selesai, Bi."Joy berjalan cepat mendekati Naina. Ia pun mengejutkan Naina. "Dor!"Kuas yang sedang dipegang oleh Naina terpelas dari tangannya. Untung saja tidak terkena lukisannya yang sudah jadi. Jika sampai itu mengenai lukisannya, maka

  • Greedy   Bab 92

    "Sudah dua hari sejak sandiwaramu itu berakhir. Kamu betah berada di sini? Nggak mau pulang?" tanya Naina kepada Joy yang sedang duduk meminum teh di ruang keluarga.Joy meletakkan cangkir di atas meja. "Kakak ngusir aku, nih?""Bukan gitu, Joy." Lantas dia menarik kata-katanya tadi setelah mengingat ancaman Bara. "Eh, kamu lebih baik di sini aja sama kakak. Lagi pula kakak nggak ada temen ngobrol.""Nah, itu dia. Aku juga nggak ada temen di sana. Membosankan berada di rumah sendirian."***Alex dan Sella sedang menunggu Naina di Mall yang biasa dia kunjungi untuk berbelanja. Sudah dua jam mereka menunggu di dalam mobil sampai suntuk. Sella pun sampai tertidur, karena menunggu terlalu lama. "Apakah kamu yakin dia akan ke sini?" Kedua mata Alex berkeliling area parkir. "Ini sudah dua jam dan kita belum melihat tanda-tanda kedatangannya." Alex menoleh ke arah Sella dan melihat Sella yang sedang tertid

  • Greedy   Bab 91

    Naina terus melangkah maju mencari Bara. Dan tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menepuk pundaknya. Naina terperanjat kaget dan berbalik badan melihat siapa yang menyentuh pundaknya. Matanya membesar ketika melihat Bara yang sedang berdiri di hadapannya saat ini. Bara menarik tangan Naina dan memojokkan dirinya di tembok. Jantung Naina berdegup kencang. Ia merasa sangat takut. Baru pertama kalinya Bara menyentuh dan bersikap seperti itu kepada dirinya. Naina tak bisa mengucap satu patah kata pun. Yang bisa ia lakukan hanya diam membisu, karena merasa ketakutan."Apakah kamu mengikutiku?" tanya Bara. Naina menggeleng. "Nggak, Kak.""Jangan bohong. Ngaku aja."Naina masih tetap teguh pada jawaban pertamanya. "Nggak, Kak.""Semua yang kamu lihat dan kamu dengar itu tidak salah. Itu semua benar. Jadi, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" Naina menjadi berkeringa

  • Greedy   Bab 90

    Perusahaan Rey saat ini tengah mencapai puncak kejayaan. Dia bisa membuat Sakha Wijaya menjadi peringkat kedua perusahaan keluarga terkaya di Indonesia. Mengetahui hal itu, tentu saja Pak Wijaya merasa sangat bangga kepada putra keduanya itu. Pada pagi ini Pak Wijaya tengah membaca berita lewat ponsel di rumahnya. Dan ia merasa terkejut serta bangga, setelah mengetahui, bahwa keluarganya kini menjadi top dua terkaya di Indonesia.Hal itu membuat Pak Wijaya berencana ingin merayakannya bersama keluarga. ***Setelah Sella pergi dari rumah Rey, ia pun segera mencari seorang suster atau dokter yang mau merawat adiknya di rumahnya. Apalagi yang Joy tunggu? Bukankah Sella telah pergi dari sana? Kenapa dia tidak mengakhiri saja sandiwara ini. Naina masuk ke dalam kamar Joy dan membangunkan dirinya. "Joy ... Joy," panggil Naina sambil menggoyangkan tangan Joy. Joy membuka ke

  • Greedy   Bab 89

    Rey tak mempedulikan segala perkataan Sella. Rey tetap fokus dengan Naina. Ia pun menggendong Naina dan membawanya ke kamar.Sella terus mengekori Rey dari belakang sambil terus berbicara tanpa henti. Ia berbicara sambil menahan air matanya yang hendak tumpah membanjiri wajahnya."Rey apakah kamu mendengarku? Jawab aku Rey. Aku minta maaf. Bagaimana caranya agar kamu mau memaafkan diriku?" Sella terus mengulangi perkataan itu berkali-kali.Naina menjadi tidak tega melihat Sella yang terus memohon seperti itu. Ia menatap wajah Rey yang menggambarkan dirinya saat ini sedang marah besar. "Rey dengarkanlah Sella," ucap Naina.Rey seperti orang tuli. Ia tak mendengarkan segala perkataan Naina. Ia

DMCA.com Protection Status