Share

Bab 44

Penulis: Eyn Wija
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-24 16:54:13

“Mbok, motor Ayra belum ada. Dia belum pulang sekolah?” Attar baru saja keluar dari mobil. Pikirannya terganggu karena tidak melihat adanya motor milik Ayra di garasi. Biasanya selalu berada di sana ketika dirinya pulang dari kantor.

“Non Ayra pergi, Tuan,” sahut Mbok Inah setelah selesai menutup pintu gerbang.

“Ke mana?” Attar mengernyitkan alis. Tidak biasanya ‘kan Ayra pergi pada jam seperti ini. Sebentar lagi magrib dan senja akan habis.

Mbok Inah menggeleng. “Saya kurang tahu, Tuan. Non Ayra nggak pamit.”

“Dia pergi tapi nggak pamit lagi?!” tegas Attar membuat Mbok Inah sedikit tersentak.

“I- iya, Tuan. Tadi saya disuruh Non Ayra buat beli minuman Vitamin C. Begitu sampai di rumah, Non Ayra nya sudah pergi,” ujar Mbok Inah dengan lebih jelas.

Attar gelisah dan merasakan sesuatu yang tidak beres. “Ya sudah, Mbok. Saya mau masuk dulu.”

Lelaki yang tengah dikuasai rasa gelisah, khawatir serta cemas itu segera masuk ke rumah. Ruangan pertama yang menjadi tujuan Attar ialah kamar mili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eyn Wija
Hai kak, sudah up yaa
goodnovel comment avatar
Ochie
jangan lama² up ny kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Goodbye School   Bab 45

    “Sayang, hari pernikahan kita tinggal menghitung hari,” ucap Sania sembari mengunyah makanan yang sudah tersaji di depannya.Sampai detik ini, Attar melarang Sania mendatangi rumahnya karena di rumah yang ia tempati tidak ada orang tua. Mereka hanya bertemu di luar saja. Kalau tidak, Attar yang mendatangi rumah orang tua Sania.“Masih dua minggu lagi, Sania.” Attar menyahut. Sebenarnya ia merasa sedikit kesal setiap kali Sania selalu membahas hari pernikahan itu. Semakin ke sini Attar menjadi malas mendengar pembahasan pernikahan mereka.Lelaki itu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Suapan yang ke-tiga kalinya. Attar ingin cepat-cepat menyelesaikan pertemuan di antara mereka berdua. Selain tidak terlalu niat bertemu dengan Sania, tubuh Attar juga merasa lelah dan ingin segera beristirahat.Satu penyesalan yang Attar lakukan sampai sekarang adalah, tidak memilih wanita dengan benar-benar secara hati. Yang ia tahu, Sania hanyalah gadis baik dan merupakan istri idaman. Perasaan yang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Goodbye School   Bab 46

    Fera memasang telinga baik-baik ketika Ayra mulai berbicara. Ia yakin kalau pembicaraan itu pasti sesuatu yang besar dan serius. Buktinya sampai Ayra berlari ke rumah itu.Fera menebak telah terjadi sesuatu antara Ayra dengan Attar hingga sahabatnya memilih untuk pindah tempat tinggal. Ia masih menunggu kelanjutan cerita Ayra yang terjeda.“Kamu dan Pak Attar kenapa, Ra?” tanya Fera tidak sabar.Ayra terdiam lagi sejenak. “Aku suka sama dia, Fer.”Kedua mata Fera sedikit melebar setelah mendengar pengakuan Ayra. Antara terkejut dan sudah bisa menebak sebelum-sebelumnya. Ia pernah berpikir bagaimana jadinya kalau Attar dan Ayra pada akhirnya ada yang jatuh cinta di antara mereka atau mungkin keduanya saling memiliki rasa?Sebenarnya Fera tidak merasa bahwa itu kesalahan. Mereka tidak ada ikatan darah. Sejak awal mendengar kabar kalau Ayra tinggal bersama lelaki dewasa yang masih single pun Fera sempat memikirkan hal itu.Fera masih terus menatap Ayra yang memandang lurus ke depan. Ia t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Goodbye School   Bab 47

    “Terus kamu mau melepasnya begitu saja?” tanya Fera dengan tegas.Ayra menoleh dan menatap Fera dengan tatapan sedih. “Aku harus bagaimana? Apa aku harus bersaing dengan wanita dewasa, sedangkan aku yakin kalau Pak Attar melakukan itu padaku karena sebuah kesalahan. Dia hanya menganggap kejadian tersebut sebagai ketidaksengajaan.”“Nggak, Ra. Aku yakin kalau Pak Attar pasti mencintaimu.” Fera mencoba meyakinkan sahabatnya setelah berpikir sejenak alasan Attar melakukan itu kepada Ayra.Ayra menggeleng menolak opini yang Fera jelaskan. Ia menganggap semua hanyalah angin berlalu meskipun hatinya tidak mampu merelakan Attar. “Sudah lah, Fer. Aku akan melupakan semuanya. Aku akan menata hidupku dengan lebih baik lagi dari sekarang. Aku akan fokus pada masa depan dan cita-citaku mulai saat ini. Aku yakin kalau aku bisa hidup sendiri,” cetus Ayra.“Ayra, sebenarnya aku nggak setuju melihatmu pergi dari rumah itu. Aku yakin kamu masih membutuhkan orang dewasa untuk berada di sisimu. Tapi sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Goodbye School   Bab 48

    Attar bela-bela keluar dari kantor lebih awal untuk dapat menyusul Ayra di sekolah gadis tersebut. Lebih tepatnya, Attar hanya akan melihat Ayra dari jarak jauh. Memastikan keadaan Ayra baik-baik saja.Karena sudah beberapa kali menghubungi Fera tidak dijawab, Attar yakin kalau Ayra berada di rumah Fera. Tidak mengapa kalau memang itu yang Ayra inginkan. Mungkin hubungan mereka akan cukup sampai di sana meskipun berat merelakan Ayra. Kelak Attar pasti akan mengundang Ayra ke pernikahannya.Sesampainya di area sekolah SMA tempat Ayra belajar, Attar menghentikan mobil tak jauh dari pintu gerbang. Ia berharap Ayra tidak menghafal nomor plat mobilnya. Attar sudah mengenakan topi dan kaca mata hitam supaya tidak diketahui oleh siapapun.Pandangan mata Attar menyapu satu-persatu anak-anak yang baru saja keluar dari pintu gerbang berukuran luas itu. Ia mengalami sedikit kesulitan. Yang Attar hafalkan hanyalah motor milik Ayra.Anehnya, Attar menunggu hingga murid-murid sekolah yang keluar t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Goodbye School   Bab 49

    Setelah sampai di depan rumah Ayra, Rendra memarkirkan motor di halaman.Ayra mengernyitkan dahi heran. Seharusnya Rendra langsung pulang saja. Bukan berhenti di sana lalu mampir. Hari ini Ayra berada di rumah sendirian. Fera tidak akan datang ke sana.“Kamu nggak pulang?” tanya Ayra. Menatap Rendra dengan tatapan tidak suka.“Aku mau di sini dulu sama kamu. Lagian kamu sendirian, ‘kan?”Ayra tidak berpikir macam-macam kepada Rendra karena malas menerka-nerka. Hanya akan membuang energi dan membuat beban pikiran saja. Ia tidak berkata apapun lagi dan langsung melenggang pergi dari hadapan Rendra yang masih duduk santai di atas motor.Ayra masuk ke rumah dibuntuti oleh Rendra. Anehnya, Ayra naik ke lantai atas hendak ke kamar pun, Rendra ikut bersamanya. Membuat Ayra menoleh ke belakang dan menatap tajam Rendra. “Ngapain ikut naik? Ruang tamu ada di bawah,” ucap Ayra mengedikkan dagu ke arah ruang tamu. Merasa gemas dengan sikap lelaki di belakangnya.Rendra sontak menghentikan langka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Goodbye School   Bab 50

    “Sialan!” Attar mengumpat ketika mobilnya terjebak di antara kendaraan besar di depannya saat membuntuti Rendra dan Ayra. Ia sudah kehilangan jejak sejak beberapa saat yang lalu dan tidak dapat menemukannya lagi.“Mereka ke mana coba?” Attar sudah mencoba melajukan mobilnya dengan cepat sembari mencari dua anak sekolah itu. Ia cemas kalau Rendra dan Ayra pergi ke tempat yang tidak selayaknya. Namun apa daya, Attar benar-benar tidak tahu lagi harus mencari mereka ke mana usai kehilangan jejak keduanya. Ia memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Kalau tidak sibuk, besok Attar akan melakukan hal yang sama.Berhubung masih sore dan Attar terus-menerus dihubungi oleh Sania untuk bertemu, akhirnya ia mau menemui wanita itu meskipun hatinya melawan. Attar tidak tahu akan sampai kapan dirinya menjalani hubungan yang baginya palsu. Semakin hari kian enggan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Padahal mereka pada akhirnya tetap menikah.*** “Apapun yang kamu tahu tentangku, Ra, aku mohon maa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Goodbye School   Bab 51

    “Reti, kamu jangan gila!” bentak Rendra melepas pelukan Reti. Mereka berdua mulai menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu di sekitar jalanan itu. Kebetulan Rendra ingin berhenti mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu. Sebelum itu, Reti sudah lebih dulu menghadangnya menggunakan motor.“Rendra, aku cuma mau manja-manja sama kamu.”“Ini di pinggir jalan! Kamu nggak tahu malu apa?” Lelaki itu menjauh dari Reti.“Ya udah, ke rumah kamu saja, Ren.” Reti memajukan langkah mendekati Rendra kembali.“Ret, bukannya aku sudah bilang sama kamu kalau kita nggak usah berhubungan lagi? Aku mau kita kayak dulu yang nggak kenal dekat.”“Kamu mau seenaknya buang aku setelah apa yang kamu dapat, Ren?” tanya Reti dengan suara merendah. Pertanda kalau ia tengah marah. Ia menatap Rendra kecewa.“Aku nggak mau tahu. Mulai sekarang dan seterusnya, aku nggak ingin kita ada hubungan apa-apa lagi. Anggap saja kita nggak saling mengenal,” pungkas Rendra menaiki motor miliknya.“Kamu tega, ya, Ren?”

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Goodbye School   Bab 52

    Fera terdiam usai mendengar pertanyaan Attar. Haruskah ia menjawab? “Memangnya penting ya Pak?” Dengan lancangnya, Fera balik bertanya kepada lelaki dewasa di sebelahnya.“Ayolah, Fer. Aku nggak ada niatan bercanda sama sekali.” Pria itu hampir frustrasi dengan keadaan. Ditambah sikap Fera mulai berani terhadapnya.“Saya juga nggak bercanda. Saya tanya sama Pak Attar, seberapa penting kabarnya Ayra untuk Pak Attar? Apakah Pak Attar menc—” Fera hampir saja menanyakan apakah Attar mencintai Ayra atau tidak? Ia tidak ingin berkata lebih lancang lagi setelah memberikan pertanyaan seperti sebelumnya. Akhirnya Fera membungkam mulutnya.“Kenapa? Kamu mau tahu jawabannya? Jawabannya adalah aku akan segera menikah, tapi belum tenang sebelum mengetahui kondisi batin Ayra.”Fera menghela napas malas. Pertanyaannya tidak dijawab dengan detail dan itu membuatnya menyerah. Padahal Fera sangat ingin memastikan sedikitnya bagaimana hati Attar untuk Ayra. “Kalau gitu, saya juga nggak akan jawab,” pun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04

Bab terbaru

  • Goodbye School   Bab 136 (SELESAI)

    Bunyi bel rumah membuat Ayra berjalan cepat menuju ke pintu untuk segera membukakannya. “Iya sebentar!” teriaknya sembari menuruni tangga. “Siapa sih, pagi-pagi gini udah ada yang datang? Kalau itu tamu kurang sopan, sih. Tapi kalau Mbok Inah nggak mungkin datang sepagi ini,” gumamnya dengan heran. Pasalnya, tidak biasanya ada orang yang datang ke rumahnya saat hari masih begitu pagi. Langit pun baru terlihat sedikit terang. Ayra meninggalkan Attar yang tadi masih rebahan di kasur. Dia meraih gagang pintu lalu membukanya. Betapa terkejut Ayra saat dia mendapati wajah seorang wanita yang berdiri di depan pintu dengan penampilan lebih menarik dibanding dirinya. Melihat wajah wanita itu, Ayra langsung menahan amarahnya yang seketika menggebu. Ada urusan apa lagi dengan wanita itu? Kendati demikian, Ayra harus belajar untuk bersabar. Dia terpaksa memasang wajah senyum. “Mbak Sania? Ada apa?” Ayra sadar bahwa semenjak mendengar kabar Sania dirawat di rumah sakit, kini sudah berlalu sel

  • Goodbye School   Bab 135

    “Coba jelasin.”“Kok kamu keliatan nggak suka gitu, Mas? Harusnya senang?”“Bu-bukannya aku nggak suka. Tapi aku kaget aja.”“Loh, kaget kenapa, Mas?” Ayra menuntut penjelasan atas reaksi suaminya yang terlihat membingungkan setelah dia menyatakan kalau Attar akan menjadi calon ayah. Seharusnya lelaki manapun akan merasa senang dan bangga mengetahui istrinya yang tengah hamil.“Maksud dari perkataanmu tadi ... kamu hamil?” tanya Attar untuk memastikan kembali.Kepala Ayra mengangguk.“Dari mana kamu tahu?”“Aku udah cek tadi sambil nungguin kamu pulang.”“Loh, tapi ‘kan aku pergi buat beli test pack. Kamu dapat alat itu dari mana?”“Makanya kalau mau apa-apa itu tanya atau bicara dulu sama istrinya. Ya aku masih nyimpen test pack lah! Aku punya stok banyak.” Ayra nyaris dibuat emosi oleh suaminya.“Oh ... jadi ... kamu beneran hamil?” Attar masih saja seperti orang linglung.“Ih! Mas Attar kok gitu reaksinya?!” teriak Ayra sambil memukul dada Attar dengan keras karena benar-benar kesa

  • Goodbye School   Bab 134

    “Ay, sampai sekarang aku merasa masih punya hutang sama dia. Aku merasa sangat bersalah. Aku merasa berdosa karena perbuatanku waktu itu. Aku harap kamu ngerti.” Attar menggigit bibir bawahnya. Menahan rasa gelisah sekaligus cemas. Takut apabila Ayra semakin marah.“Jadi ... kamu diam-diam masih mikirin dia, Mas?” Ayra mengusap air matanya yang menetes lagi, menyapu pori-pori di kulit wajahnya.Hati kecil Attar ingin sekali berteriak. Dia tidak bermaksud seperti itu. Namun dia gagal menyampaikan kepada Ayra dan wanita itu semakin salah paham terhadapnya.“Ay, kenapa kamu mikir sejauh itu?” tanya Attar sembari melangkah, mendekati Ayra. Kemudian perlahan meraih wajah Ayra dan berakhir memeluk tubuh istrinya.Tangis Ayra seketika pecah. Suaranya menggema di ruang tamu, teredam oleh dada Attar. Lelaki itu mempererat pelukannya.“Aku minta maaf. Ini salahku.”“Aku cuma takut kalau kamu diam-diam menjalin hubungan atau punya perasaan dengan wanita lain, Mas. Aku nggak mau sampai itu terjad

  • Goodbye School   Bab 133

    “Dari mana aja kamu, Mas?” tanya Ayra dengan nada dingin.Attar baru saja masuk ke rumah. Dia langsung mematung seketika mendapati istrinya berdiri tak jauh dari meja tamu, dengan posisi membelakanginya. Di sana sudah tidak ada kedua orang tuanya. Kemungkinan besar, ayah dan ibunya Attar sudah masuk ke kamar karena hari sudah berganti menjadi malam. Attar pergi selama kurang lebih dua jam.Keberanian Attar menciut. Terlebih lagi, Ayra terus memunggungi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa wanita itu sungguh marah padanya.“Ay, aku habis—”“Siapa yang kamu bayarkan di rumah sakit?” Ayra memotong perkataan Attar dan ucapannya itu membuat sang suami menelan saliva dengan berat.Dari mana Ayra bisa tahu?Kini Ayra berbalik badan. Dia tidak mendengar jawaban dari Attar dan rasa kecewa itu terus menyelimuti hatinya hingga membuat napas Ayra terasa sesak.“Ayo jawab, Mas! Ada yang kamu sembunyiin dari aku? Jangan-jangan ada wanita lain yang diam-diam menjalin hubungan sama kamu di belakangku. Ta

  • Goodbye School   Bab 132

    “Mas? Kamu pergi? Jangan lama-lama, ya?” Ayra menyahut dari kejauhan sana.“Iya, Sayang. Nggak akan lama kok.”“Oke. Aku tunggu di rumah. Setengah jam lagi harus nyampe rumah. Daah.” Ayra mematikan panggilan secara sepihak.Sedang Attar menggigit bibir bawahnya. Perjalanan dia menuju rumah sakit terdekat saja memakan waktu sekitar dua puluh menit. Belum lagi dia harus menggunakan waktunya lagi untuk membeli makanan yang Ayra inginkan. Perjalanan pulang juga kembali memakan waktu.“Aku harus mencari cara supaya Ayra nggak marah. Atau aku harus mencari cara supaya bisa mencari alasan yang masuk akal kenapa aku bisa lama.” Attar bermonolog dalam hatinya.Attar kembali menoleh ke arah Sania. Wanita itu terlihat begitu malang. Ada apa dengan Sania? Mengapa terlihat rapuh seperti itu? Apakah terjadi sesuatu padanya?Attar mengontrol pikirannya. Itu bukan hak dan urusannya. Hanya saja, dia sedikit penasaran atas apa yang terjadi pada wanita yang ditempatkan di jok belakangnya.Dua puluh meni

  • Goodbye School   Bab 131

    “Ayra tidur?” tanya Sarah saat Attar kembali turun ke ruang tamu menemui kedua orang tuanya yang masih duduk di sana.“Iya, Bu. Badannya lagi kurang sehat. Mungkin dia sakit karena kecapekan.” Attar menjawab. Dia mengembuskan napas berat saat mengingat kalau keadaan istrinya saat ini sedang kurang baik meskipun jauh di lubuk hatinya, Attar merasa seperti ada kabar bahagia yang sebentar lagi hadir di rumah tangga mereka.“Jangan-jangan istri kamu nggak enak badan bukan cuma karena perjalanan aja? Gimana kalau ternyata Ayra sedang isi? Coba cek kehamilan,” usul Sarah yang langsung disetujui oleh suaminya.“Aku setuju banget, Bu. Attar, lebih baik sekarang kamu pergi ke apotek terdekat dan beli test pack. Nanti malam coba tes kehamilan. Ayah yakin kalau ini pertanda baik.”Attar mengalihkan perhatiannya ke wajah sang ayah. Dia belum sempat duduk dengan benar, tetapi perkataan ayahnya seakan menggugah hatinya untuk segera pergi ke suatu tempat dan mendapatkan alat kecil yang sedang dibica

  • Goodbye School   Bab 130

    “Udah, Mas. Lepasin. Aku bisa jalan sendiri,” ujar Ayra yang masih berada di gendongan depan suaminya bahkan setelah mereka baru saja tiba di dalam kamar.“Malu?”“Ya iyalah, Mas! Aku malu!” ketus wanita itu.“Tapi sekarang udah nggak ada mereka dan kita udah ada di kamar. Ngapain malu, hm?” Attar perlahan membaringkan tubuh Ayra ke atas tempat tidur. Dia membelai rambut dan wajah Ayra dengan lembut. Posisinya masih membungkuk di atas tubuh sang istri.Kedua insan itu saling bertatapan dengan tatapan yang dalam. Seakan keduanya tengah menciptakan dan menumbuhkan ulang perasaan cinta mereka yang berasal dari hati.“Mas Attar mau langsung turun lagi?” tanya Ayra dengan raut wajah sedih. Jemari tangannya bergerak mencapai pipi Attar. Kemudian menusuk-nusuk pipi Attar dengan pelan.“Kamu nggak mau ditinggal?” Attar menangkup jemari tangan Ayra yang menggelitik kulit pipinya.Kepala Ayra menggeleng. Dia memang tidak ingin ditinggal oleh suaminya karena merasa badannya sedang kurang sehat.

  • Goodbye School   Bab 129

    “Ibu tahu kalau kalian juga pasti nggak sabar ingin punya momongan, ‘kan? Ibu doakan yang terbaik buat kalian. Semoga secepatnya dikasih rejeki berupa anak. Ibu juga udah tahu kalau Attar usianya udah dewasa. Pasti ingn segera punya anak ‘kan?” sejak tadi, wanita bernama Sarah itu tiada henti membahas tentang kehamilan bahkan sampai mereka tiba di rumah.Usai turun dari mobil, Sarah masuk bersama Ayra. Sementara, Attar dan ayahnya sibuk menurunkan barang bawaan selama perjalanannya dengan sang istri.“Ayra, ayo duduk sini. Kenapa dari tadi cuma diam sama senyum aja? Atau jangan-jangan kamu sudah isi ya?” tebak Sarah sambil mendahului duduk di ruang tamu usai mereka tiba di ruang tamu.Ayra pun duduk di hadapan ibu mertuanya. Dia masih belum bisa menjawab seluruh percakapan Sarah karena masih bingung harus menjelaskan bagaimana. Ibu mertuanya sudah terlanjur sangat berharap besar akan kehamilannya, sedangkan sampai kini, Ayra belum merasakan adanya tanda-tanda kehadiran janin di dalam

  • Goodbye School   Bab 128

    Beberapa hari setelah menghabiskan waktunya selama berlibur di Jerman, kini Attar dan Ayra sudah kembali ke tanah air. Mereka pulang ke Indonesia satu hari lebih cepat dari rencana yang telah ditata sebelumnya.Kepulangan suami istri yang memiliki perbedaan umur sepuluh tahun itu di sambut oleh orang tuanya Attar di sebuah bandara di mana mereka mendarat.Karena Ayra baru bertemu dengan orang tuanya Attar saat acara pernikahan dan mereka kurang begitu akrab, wanita itu merasa malu-malu saat ketika akan bertemu kembali untuk yang ke-dua kalinya.“Aku masih malu sama orang tuamu, Mas,” ucap Ayra sambil memeluk lengan tangan Attar. Keduanya berjalan menuju ke titik penjemputan.Sementara, barang-barang mereka dibawakan oleh orang lain yang menyewakan jasa untuk membawakan barang.“Malu kenapa? Jangan malu-malu gitu. Nanti ditagih cucu, loh.” Attar merasa senang tatkala menggoda istrinya.“Ayah sama Ibu ke sini berdua aja?” tanya Ayra untuk memastikan siapa saja yang hendak dia temui nant

DMCA.com Protection Status