"Itu menjelaskan mengapa banyak sekali ras yang ada di Mitridem." Sambil melihat kertas yang dipegangnya, Aria tersenyum puas membaca isi laporan yang ada di tangannya itu. Bagi Aria untuk mendapatkan informasi yang ada di tangannya itu adalah sesuatu yang penting. Sesuatu yang bisa mendorongnya untuk melakukan suatu hal dan juga kunci untuk menggapai segala yang ia rencanakan. Jika tidak mendapatkan informasi yang ada di tangannya itu, maka bisa saja Aria akan berganti rencana karena akan terasa hambar untuk melanjutkan rencana yang ada.Aria kemudian mengangguk dan kemudian memuji kepada bawahannya, "kerja yang sangat bagus."Bawahannya yang diberi pujian itu menjawabnya dengan bangga, "sangat menarik bukan-nya~? Aku menemukan itu di berbagai tempat secara terpisah. Butuh waktu lama, bahkan aku harus mencarinya di tempat perdagangan gelap-nya~. Sungguh merepotkan." Orang yang menjawab omongan Aria dengan logat kucing adalah Catherine. Salah satu NPC yang juga dipanggil oleh Aria b
Istana Kerajaan Ordioth adalah satu-satunya bangunan di Kerajaan Ordioth yang memiliki banyak warna karena tidak terbuat dari tanah kering atau batu-batuan, karena banyak material yang digunakan untuk membangun istana tersebut. Istana Kerajaan Ordioth juga dapat terlihat dan dikenali langsung karena bangunannya yang besar serta warnanya yang kontras mencolok dibanding dengan bangunan lainnya. Terdapat taman hijau yang juga menghiasi istana tersebut. Bahkan taman tersebut lebih mendapatkan perhatian banyak orang karena berada di daerah yang kebanyakan adalah pasir. Desain istana yang seperti itu menunjukkan bahwa Kerajaan Ordioth akan makmur meski tidak berada di tanah yang subur dan air yang banyak. Bentuk yang elegan dan indah juga menjadi primadona bagi penduduk Ordioth itu sendiri. Mereka bangga dengan kuatnya negara tersebut, juga keadaan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya sebelum Iskandar muda mulai memerintah. Perut mereka tercukupi dan hidup mereka meningkat berkat s
"Menghadap raja baru Kerajaan Ordioth. Tiga orang Paladin delegasi Kekaisaran Holy Havellz, datang menemui anda." Di ruangan audiensi kerajaan yang terdapat banyak patung prajurit di ruangan yang megah, 3 orang sedang berjalan di atas sebuah karpet merah besar. Mereka disinari oleh cahaya lampu juga sinar matahari yang masuk melalui jendela yang besar. Ketiga orang tersebut sedang menatap lurus menghadap ke kursi tahta yang terbuat dari emas dengan ukiran-ukiran yang rumit. Mereka memakai pakaian pendeta berwarna putih dan terkesan sederhana. Tetapi mereka bertiga adalah delegai Kekaisaran yang mempunyai julukan Three God Paladins. Tapi Raja Aria duduk di sana, di kursi empuk dengan emas dan ukiran yang rumit tersenyum sambil menyilangkan kakinya."Senang bertemu dengan anda, Raja baru Kerajaan Ordioth, Raja Aria." Yang berbicara adalah orang yang berdiri di paling depan. Dia adalah seorang laki-laki dengan rambut pirang, wajahnya cukup tampan dengan memakai baju pendeta yang cuku
Rasa percaya diri Isaias terhadap Kekaisaran sungguh lemah. Isaias takut dengan kekuatan Kekaisaran yang begitu kuat, bahkan jika dirinya mengerhakan seluruh pasukannya, kerajaan akan masih tetap hancur. Itu adalah sebuah fakta. Memang benar kekaisaran adalah negara yang kokoh dan kuat. Negara terbesar kedua juga tidak berani macam-macam dengan kekuatan Kekaisaran. Lalu apa yang diinginkan oleh kekaisaran saat ini? Kekaisaran adalah negara yang kuat, mereka pastinya akan mencurigai negara besar, terutama yang berbatasan langsung dengan mereka. Dengan junlah tentara yang banyak, Ordioth tentu menjadi ancaman. Maka dari itu pergesekan diantara dua negara ini selalu ada. Jika mereka berniat melemahkan Ordioth dari dalam kemudian mengambil wilayah Ordioth juga tidak akan berakhir dengan mulus. "Tidak berhubungan satu sama lain adalah jalan terbaik bagi benua ini. Sebagai pemegang kekuasan terbesar, tentunya aku meyakini kaisar kalian mengetahui itu."Nyatanya, karena tidak ada yang me
Sambil tersenyum lebar dan melihat ke arah bawah, Aria menyapa mereka dengan gembira. "Senang bertemu kalian kembali." "Kami yang seharusnya merasa seperti itu. Senang bertemu dengan anda kembali, Raja Ordioth, Aria." Menanggapi dengan sopan, Legruie dan rekan-rekannya bersamaan menunjukkan etiket bangsawan yang elegan.Lima hari setelah pertemuan mereka yang pertama, Aria memanggil kembali Three God Paladins, delegasi resmi kekaisaran yang membawa pesan langsung dari pemimpin mereka, kaisar kekaisaran Holy Havellz. Segera ingin menyudahi adegan itu, Aria kemudian bertanya kepada mereka. "Bagaimana hari kalian di Kerajaan? Apakah kalian menikmatinya?" "Saya tidak tahu harus berkata apa, tapi ... " Legruie berhenti sebentar dan memikirkan sesuatu. "Memang benar selama lima hari terakhir, kami bertiga merasakan perbedaan yang cukup kuat." ujarnya.Legruie kembali menjadi orang yang memimpin percakapan untuk kelancaran negoisasi antara Kekaisaran juga Keraja
*** Setelah ketiga paladin itu benar-benar jauh dari ruangan pertemuan, Isaias mendekati Aria. "Apa yang kau rencanakan?" Isaias mengatakannya dengan nada yang sangat penasaran. Menurut pikirannya, rajanya itu sedang membuat sebuah rencana. Isaias mencoba untuk membongkar rencana itu dari semua petunjuk yang ada, namun semuanya nihil. Isaias tidak menemukan apapun. Maka dari itu cara tercepatnya adalah dengan menanyakan langsung kepada sumbernya."Tidak ada." Tapi apa yang didapatkannya adalah jawaban yang dingin. Aria menjawabnya dengan acuh tak acuh. Mencoba untuk tidak menggubris pertanyaan Isaias.Sebagai seorang perdana menteri yang langsung mengurus rakyat, Isaias merasa bahwa dirinya perlu untuk mengetahui segala sesuatu tentang rencana rajanya. Dengan sifatnya yang tidak mudah menyerah juga, Isaias mencoba mendesak Aria sekali lagi."Umurku memang tidak lagi muda, tapi pikiranku masih tetap tajam." ucap Isaias dengan nada yang lebih menek
Hanya mengandalkan cahaya lilin dari ornamen keagamaan. Tujuh orang sedang duduk bersama di ruangan yang minim cahaya. Dinding ruangan itu dihiasi oleh patung dan kaca bergambar yang memantulkan warna biru. Ketujuh orang tersebut duduk di meja bundar yang sama. Mereka sama-sama memakai pakaian gereja namun dengan gaya mereka berbeda masing-masing. Hal itu ditujukan untuk mempresentasikan identitas mereka masing-masing yang menganut salah satu dari sifat dewa mereka sendiri. "Salam sejahtera semuanya. Sebelum memulai, aku ingin kita untuk mengucapkan rasa syukur kepada dewa kita. Agar berkah Dewa Enytch selalu menghampiri kita semua. Sekarang, rekatkan telapak tangan kalian dan mulailah berdoa." Salah satu dari mereka yang kelihatannya sebagai pemimpin rapat menginstruksikan kepada sesamanya untuk berdoa mengucap syukur kepada dewa mereka. Seluruhnya yang ada di ruangan itu mengikuti perkataan pria tersebut. Mereka merekatkan kedua tangan mereka masing-masing kemudian menutup mata d
"Raja baru itu sepertinya memiliki bakat dalam memerintah. Jika memang seperti itu, ada kemungkinan pendistribusian informasi tentang teokrasi yang selama ini kita tahan ke seluruh benua menjadi tidak berguna. Maka bisa dipastikan Ordioth akan mendapatkan informasi tentang keadaan teokrasi." Yang menjawab pertanyaan itu bukanlah paus iman, melainkan paus Superioritas. Diberi jawaban oleh rekannya, Paus Iman tersenyum dan melanjutkan, "Apa yang dikatakan itu benar. Informasi adalah sesuatu yang berharga bagi sebuah negara. Teokrasi tidak mendapatkan hal sulit selama ini karena terbatasnya informasi teokrasi yang tersebar luas di luar sana. Ini akan sangat menguntungkan, walaupun kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan lain, teokrasi masih bisa tetap bertahan dengan sumber daya yang ada. Namun jika ada informasi tentang teokrasi yang keluar dan itu adalah sesuatu yang negatif, bisa dipastikan teokrasi dalam keadaan yang darurat." Seluruh Paus di sana hanya bisa mengang