Setelah mendengar apa yang diceritakan oleh istrinya, Gerry terus saja memikirkan semuanya. Setelah Gita terlelap dalam tidurnya, Gerry masih terdiam seraya memangku laptop butut kebanggaannya.Pantas saja dia begitu pandai dalam mengotak-atik laptop tersebut, bahkan beberapa kali dia bisa meretas dokumen penting dari sebuah perusahaan. Karena ternyata ayahnya adalah seorang ahli IT, Gerry kini menuruni kemampuan dari ayahnya tersebut.Tanpa Gita dan mak Odah tahu, Gerry sudah satu minggu ini bekerja sebagai online writing freelance di sebuah perusahaan ternama dari negeri ginseng.GA group, itulah nama perusahaan besar tempat di mana dia bekerja saat ini. Dia benar-benar merasa senang karena bisa bekerja, walaupun hanya sebatas online dan sebagai karyawan freelance.Gerry yang membutuhkan pekerjaan mencoba untuk melamar sebagai online writing freelance di sebuah perusahaan ternama dari negeri ginseng, ternyata Gerry sangat beruntung.Dia langsung diterima dan langsung bekerja saat it
Gerry langsung menutup kedua telinganya, karena ternyata suara wanita itu sangatlah kencang sekali. Persis seperti kaleng kosong yang ditendang dan bunyinya terasa tidak enak saat terdengar di telinganya.Wanita itu langsung bangun dengan lutut yang bergetar, dia bahkan menatap wajah Gerry tanpa berkedip. Dia mengelilingi tubuh Gerry, tidak lama kemudian dia kembali duduk dan berkata."Ya ampun, lututku terasa lemas. Kamu, kamu siapa?" tanya wanita itu."Saya anak dari pemilik warung ini, Kakak mau pesan apa?" tawar Gerry dengan sopan walaupun dia merasa bingung dengan tingkah dari wanita itu."Aku, aku mau pesan kamu aja boleh?" tanya wanita itu seraya tersenyum nakal.Gendis yang melihat interaksi antara Gerry dan juga wanita itu merasa kesal, dia langsung berdiri tepat di depan wanita itu dan berkata."Tidak boleh, dia itu adalah Daddy aku. Kamu tidak boleh nakal seperti itu, Tante!""Eh? Daddy? Maksudnya suami kamu ya? Wah, enggak nyangka masih muda udah punya istri. Padahal kalau
Jika Gerry kini sedang berusaha untuk mencari tahu tentang kejahatan yang dilakukan oleh James, berbeda dengan ayah dari Gerry. Pria itu kini sedang duduk dengan begitu tegang di hadapan pengusaha asal tanah air."Setelah saya membaca semua berkas yang anda serahkan, saya sangat setuju jika project kerjasama kita berjalan seperti yang anda usulkan. Ide yang anda usulkan sangatlah brilian," ujar pria itu.Untuk sesaat Nawaf terdiam, dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Namun, tidak lama kemudian dia tersenyum penuh kebahagiaan."Yes!" Nawaf bersorak, dia bahkan sampai mengangkat tangan kanannya ke udara.Pria yang ada di hadapannya bahkan sampai tertawa seraya menggelengkan kepalanya, dia merasa lucu dengan tingkah yang dilakukan oleh pria yang ada di hadapannya."Saya tidak menyangka jika project yang akan dilaksanakan selama satu bulan ini bisa selesai dalam waktu 1 minggu saja, anda benar-benar sangat cerdas. Tidak sia-sia saya bekerja sama dengan perusahaan an
"Anu, Mak. Itu---"Gerry terdiam mendengar pertanyaan dari ibunya, dia juga merasa begitu kaget dengan nominal angka yang dia terima dari bayaran atas pekerjaan yang dia lakukan.Gerry memang dijanjikan akan mendapatkan sepuluh persen pendapatan dari keuntungan yang perusahaan dapatkan, tetapi dia tidak menyangka jika pendapatannya akan sebesar itu.Melihat Gerry yang hanya diam saja, Gita dan juga mak Odah nampak saling pandang. Lalu, Gita mengelus lengan suaminya dan kembali bertanya."Tolong jawab pertanyaan aku, Sayang. Tolong jangan pernah ada rahasia di antara kita, tolong jangan melakukan hal yang aneh-aneh di belakang aku." Gita menatap Gerry dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan."Kamu tahu, Gita, aku begitu malu bersanding dengan kamu. Karena kamu adalah wanita cantik yang begitu sempurna, kamu mempunyai skill yang tinggi, usaha yang banyak dan juga uang yang begitu melimpah. Aku malu kepada kamu, karena sebagai lelaki aku belum bisa menafkahi kamu."Walaupun Gita
"Gue kagak nyangka kalau tuh mantu sempurna nyatanya penjahat yang ulung," ujar Mak Odah.Mak Odah berjalan keluar dari dalam warung dengan kekesalan, kekecewaan dan juga kesedihan yang luar biasa di dalam hatinya.Dia tidak menyangka jika menantunya adalah pemilik perusahaan tempat di mana dulu suaminya bekerja, dengan seperti itu kemungkinan besar Gita juga ikut campur dalam memulangkan suaminya ke negeri asalnya.Dia tahu jika suaminya memang salah karena tidak mentaati aturan, pria itu tinggal di tanah air tetapi masih menggunakan kewarganegaraan asing. Namun, tetap saja dia merasa kecewa setelah mengetahui jika Gita adalah pemilik perusahaan di mana tempat suaminya bekerja."Mak! Tunggu sebentar, Emak nggak mau dengerin dulu apa yang Gita katakan?" tanya Gerry dengan raut kecewa di wajahnya.Ya, Gerry kecewa karena ternyata ibunya tidak mau mendengarkan penjelasan dari Gita, padahal menurut Gerry semuanya bisa diselesaikan dengan kep
"Yeobo, jika saja aku tahu ada ponsel kamu ini. Aku pasti bisa melepas rindu dengan mantap wajah kamu walaupun hanya lewat video," ujar Mak Odah.Mak Odah tidak bisa tidur sampai malam menjelang, karena dia begitu sibuk menonton video yang ada di dalam galery ponsel milik suaminya. Terkadang dia tertawa, terkadang dia menangis.Dia bahkan sampai menghabiskan baterai ponsel milik suaminya, barulah dia berhenti menatap layar ponsel milik suaminya itu."Aku jadi semakin rindu, aku merasa kalau kita semakin dekat. Kapan kita bisa bertemu lagi Yeobo?" tanya Mak Odah.Gerry yang tahu ibunya belum tidur malah duduk di depan kamar tidur ibunya tersebut, dia menyalakan laptopnya dan kembali mengerjakan pekerjaannya.Ada tugas baru yang harus dia kerjakan, dia baru saja mendapatkan pesan lewat email yang dikirimkan dari perusahaan kepada dirinya. Di sana tertulis jika pemimpin perusahaan tersebut sedang ada dalam kegiatan pribadi.Gerry di
Wanita paruh baya itu langsung menepuk jidatnya mendengar pertanyaan dari Nawaf, pria yang berada di hadapannya berkata jika dia sudah sepuluh tahun tidak bertemu dengan anak dan juga istrinya.Tentu saja pria itu harus datang ke rumah RT, agar dia tahu ke mana pergi anak dan istrinya tersebut. Karena jika rumah itu sudah terjual, itu artinya pak RT menjadi saksi penjualan rumah tersebut."Tanyakan istri dan anakmu pada pak RT sana, jangan tanya sama saya," ujar wanita paruh baya itu.Setelah mengatakan hal itu, wanita paruh baya itu masuk ke dalam rumah tersebut. Hari sudah sangat malam, dia enggan melayani ucapan Nawaf yang dia rasa sangat tidak nyambung."Ya ampun, haruskah aku pergi ke rumah pak RT?" tanya Nawaf dengan bingung.Untuk sesaat Nawaf terdiam, dia merasa kebingungan harus melakukan apa. Kalaupun memang dia harus bertanya kepada pak RT, waktu sudah sangat malam. Dia takut mengganggu kegiatan orang lain."Ck! Apa ak
Pria yang sejak tadi menikmati bakso itu langsung menyimpan mangkok bakso tersebut di atas gerobak kang bakso, lalu dia menghampiri Gerry dan menatap wajah pria muda itu dengan lekat.Dia menatap Gerry dengan penuh telisik, matanya bahkan tidak berhenti menelisik tubuh Gerry dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki. Wajah Gerry yang begitu mirip dengan dirinya, hal itu membuat dia tidak ragu untuk bertanya."Kamu, Gerry, kan?" tanya pria itu seraya tersenyum dengan air mata yang tidak berhenti turun.Pria itu langsung mengusap-usap lengan Gerry dengan begitu lembut, tatapan matanya tidak pernah lepas dari wajah Gerry. Dia tatap mata itu dengan lekat, mata berwarna coklat sama persis dengan mak Odah, lalu dia tatap wajah Gerry yang seakan membuat dia sedang menatap dirinya di usia muda.Gerry masih terdiam, mulutnya seakan terkunci dengan rapat. Dia terlihat kebingungan harus mengatakan apa, dia benar-benar seperti patung yang bernyawa.Gerry memang begitu merindukan sosok pria yang b