Gerry langsung menutup kedua telinganya, karena ternyata suara wanita itu sangatlah kencang sekali. Persis seperti kaleng kosong yang ditendang dan bunyinya terasa tidak enak saat terdengar di telinganya.Wanita itu langsung bangun dengan lutut yang bergetar, dia bahkan menatap wajah Gerry tanpa berkedip. Dia mengelilingi tubuh Gerry, tidak lama kemudian dia kembali duduk dan berkata."Ya ampun, lututku terasa lemas. Kamu, kamu siapa?" tanya wanita itu."Saya anak dari pemilik warung ini, Kakak mau pesan apa?" tawar Gerry dengan sopan walaupun dia merasa bingung dengan tingkah dari wanita itu."Aku, aku mau pesan kamu aja boleh?" tanya wanita itu seraya tersenyum nakal.Gendis yang melihat interaksi antara Gerry dan juga wanita itu merasa kesal, dia langsung berdiri tepat di depan wanita itu dan berkata."Tidak boleh, dia itu adalah Daddy aku. Kamu tidak boleh nakal seperti itu, Tante!""Eh? Daddy? Maksudnya suami kamu ya? Wah, enggak nyangka masih muda udah punya istri. Padahal kalau
Jika Gerry kini sedang berusaha untuk mencari tahu tentang kejahatan yang dilakukan oleh James, berbeda dengan ayah dari Gerry. Pria itu kini sedang duduk dengan begitu tegang di hadapan pengusaha asal tanah air."Setelah saya membaca semua berkas yang anda serahkan, saya sangat setuju jika project kerjasama kita berjalan seperti yang anda usulkan. Ide yang anda usulkan sangatlah brilian," ujar pria itu.Untuk sesaat Nawaf terdiam, dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Namun, tidak lama kemudian dia tersenyum penuh kebahagiaan."Yes!" Nawaf bersorak, dia bahkan sampai mengangkat tangan kanannya ke udara.Pria yang ada di hadapannya bahkan sampai tertawa seraya menggelengkan kepalanya, dia merasa lucu dengan tingkah yang dilakukan oleh pria yang ada di hadapannya."Saya tidak menyangka jika project yang akan dilaksanakan selama satu bulan ini bisa selesai dalam waktu 1 minggu saja, anda benar-benar sangat cerdas. Tidak sia-sia saya bekerja sama dengan perusahaan an
"Anu, Mak. Itu---"Gerry terdiam mendengar pertanyaan dari ibunya, dia juga merasa begitu kaget dengan nominal angka yang dia terima dari bayaran atas pekerjaan yang dia lakukan.Gerry memang dijanjikan akan mendapatkan sepuluh persen pendapatan dari keuntungan yang perusahaan dapatkan, tetapi dia tidak menyangka jika pendapatannya akan sebesar itu.Melihat Gerry yang hanya diam saja, Gita dan juga mak Odah nampak saling pandang. Lalu, Gita mengelus lengan suaminya dan kembali bertanya."Tolong jawab pertanyaan aku, Sayang. Tolong jangan pernah ada rahasia di antara kita, tolong jangan melakukan hal yang aneh-aneh di belakang aku." Gita menatap Gerry dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan."Kamu tahu, Gita, aku begitu malu bersanding dengan kamu. Karena kamu adalah wanita cantik yang begitu sempurna, kamu mempunyai skill yang tinggi, usaha yang banyak dan juga uang yang begitu melimpah. Aku malu kepada kamu, karena sebagai lelaki aku belum bisa menafkahi kamu."Walaupun Gita
"Gue kagak nyangka kalau tuh mantu sempurna nyatanya penjahat yang ulung," ujar Mak Odah.Mak Odah berjalan keluar dari dalam warung dengan kekesalan, kekecewaan dan juga kesedihan yang luar biasa di dalam hatinya.Dia tidak menyangka jika menantunya adalah pemilik perusahaan tempat di mana dulu suaminya bekerja, dengan seperti itu kemungkinan besar Gita juga ikut campur dalam memulangkan suaminya ke negeri asalnya.Dia tahu jika suaminya memang salah karena tidak mentaati aturan, pria itu tinggal di tanah air tetapi masih menggunakan kewarganegaraan asing. Namun, tetap saja dia merasa kecewa setelah mengetahui jika Gita adalah pemilik perusahaan di mana tempat suaminya bekerja."Mak! Tunggu sebentar, Emak nggak mau dengerin dulu apa yang Gita katakan?" tanya Gerry dengan raut kecewa di wajahnya.Ya, Gerry kecewa karena ternyata ibunya tidak mau mendengarkan penjelasan dari Gita, padahal menurut Gerry semuanya bisa diselesaikan dengan kep
"Yeobo, jika saja aku tahu ada ponsel kamu ini. Aku pasti bisa melepas rindu dengan mantap wajah kamu walaupun hanya lewat video," ujar Mak Odah.Mak Odah tidak bisa tidur sampai malam menjelang, karena dia begitu sibuk menonton video yang ada di dalam galery ponsel milik suaminya. Terkadang dia tertawa, terkadang dia menangis.Dia bahkan sampai menghabiskan baterai ponsel milik suaminya, barulah dia berhenti menatap layar ponsel milik suaminya itu."Aku jadi semakin rindu, aku merasa kalau kita semakin dekat. Kapan kita bisa bertemu lagi Yeobo?" tanya Mak Odah.Gerry yang tahu ibunya belum tidur malah duduk di depan kamar tidur ibunya tersebut, dia menyalakan laptopnya dan kembali mengerjakan pekerjaannya.Ada tugas baru yang harus dia kerjakan, dia baru saja mendapatkan pesan lewat email yang dikirimkan dari perusahaan kepada dirinya. Di sana tertulis jika pemimpin perusahaan tersebut sedang ada dalam kegiatan pribadi.Gerry di
Wanita paruh baya itu langsung menepuk jidatnya mendengar pertanyaan dari Nawaf, pria yang berada di hadapannya berkata jika dia sudah sepuluh tahun tidak bertemu dengan anak dan juga istrinya.Tentu saja pria itu harus datang ke rumah RT, agar dia tahu ke mana pergi anak dan istrinya tersebut. Karena jika rumah itu sudah terjual, itu artinya pak RT menjadi saksi penjualan rumah tersebut."Tanyakan istri dan anakmu pada pak RT sana, jangan tanya sama saya," ujar wanita paruh baya itu.Setelah mengatakan hal itu, wanita paruh baya itu masuk ke dalam rumah tersebut. Hari sudah sangat malam, dia enggan melayani ucapan Nawaf yang dia rasa sangat tidak nyambung."Ya ampun, haruskah aku pergi ke rumah pak RT?" tanya Nawaf dengan bingung.Untuk sesaat Nawaf terdiam, dia merasa kebingungan harus melakukan apa. Kalaupun memang dia harus bertanya kepada pak RT, waktu sudah sangat malam. Dia takut mengganggu kegiatan orang lain."Ck! Apa ak
Pria yang sejak tadi menikmati bakso itu langsung menyimpan mangkok bakso tersebut di atas gerobak kang bakso, lalu dia menghampiri Gerry dan menatap wajah pria muda itu dengan lekat.Dia menatap Gerry dengan penuh telisik, matanya bahkan tidak berhenti menelisik tubuh Gerry dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki. Wajah Gerry yang begitu mirip dengan dirinya, hal itu membuat dia tidak ragu untuk bertanya."Kamu, Gerry, kan?" tanya pria itu seraya tersenyum dengan air mata yang tidak berhenti turun.Pria itu langsung mengusap-usap lengan Gerry dengan begitu lembut, tatapan matanya tidak pernah lepas dari wajah Gerry. Dia tatap mata itu dengan lekat, mata berwarna coklat sama persis dengan mak Odah, lalu dia tatap wajah Gerry yang seakan membuat dia sedang menatap dirinya di usia muda.Gerry masih terdiam, mulutnya seakan terkunci dengan rapat. Dia terlihat kebingungan harus mengatakan apa, dia benar-benar seperti patung yang bernyawa.Gerry memang begitu merindukan sosok pria yang b
Gerry tersenyum bahagia karena ayahnya sudah pulang, pria yang selalu dia tanyakan keberadaannya kini berada di dalam satu atap yang sama bersama dengan dirinya.Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan kepada pria itu, sayangnya bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan banyak kata.Bahkan, dia merasa ingin memeluk pria itu dengan waktu yang cukup lama. Sayangnya, dia melihat sorot kerinduan yang begitu besar dari mata bapaknya untuk sang Ibu tercinta.Mungkin jika Gerry belum menikah, dia tidak akan paham, tetapi kini pria muda itu sudah memiliki istri, dia sangat paham bagaimana rasa rindu yang tertahan terhadap istrinya.Dia bahkan sangat paham apa yang ingin dilakukan oleh seorang pria jika tidak bertemu dalam waktu yang lama dengan istrinya, tentunya selain melepas rindu dengan saling bertemu ada hal lain yang harus dituntaskan."Biarlah malam ini bapak tidur sama emak, besok baru aku akan bermanja-manjaan sama bapak." Gerry tersenyum lalu mematikan laptopnya, karena p
Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selepas mengganti bajunya dengan piyama tidur yang panjang, Gendis mengajak Noah untuk berbicara di teras. Karena rasanya begitu canggung untuk berbicara di dalam rumah, terlebih lagi ada Gerry dan juga Gita.Gendis tersenyum karena merasa lucu ketika melihat apa yang dibawa oleh Noah, Noah membawa banyak makanan dan juga banyak mainan yang kini tersimpan dengan rapi di atas meja yang ada di teras.Tentunya mereka duduk dengan menjaga jarak, bukan karena tidak ingin saling mengenal. Namun, Gendis masih belum siap jika harus terlalu dekat dengan seorang pria.Berbeda dengan Noah, pria itu tidak seperti Gendis yang lebih santai dalam menghadapi dirinya. Noah malah masih teringat akan bentuk tubuh Gendis yang begitu indah.Pria dewasa itu tidak menyangka jika di balik kemeja panjang dan juga celana bahan panjang yang Gendis pakai selama di kantor, tersembunyi bentuk tubuh wanita itu yang begitu indah. Gendis benar-benar terlihat cantik dan juga seksi.Namun, menurut Noah keluarga dari Ge
Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal
Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u