''No! Daddy hanya sedang mengerjakan tugas kuliah saja, ada apa, hem?""Makan yuk! Ini sudah sangat malam, Gendis laper," ajak Gendis."Oh, ayo Daddy temani makan. Tapi, Dad tidak makan.""Kenapa?" tanya Gendis heran."Karena Mom kamu belum pulang, Dad takut dia belum makan. Kasihan nanti kalau dia makan sendirian," jawab Gerry.Gerry memang masih begitu muda, tetapi pria itu berpikir dengan begitu dewasa. Gendis semakin mengagumi sosok ayah sambungnya tersebut.Kini Gendis sangat yakin jika Gerry benar-benar mencintai Gita dengan begitu tulus, dari sikapnya, dari perhatiannya, dari cara Gerry memandang Gota dan dari cara Gerry memperlakukan dirinya."Kalau begitu aku makan duluan saja, nanti Dad makannya bareng mom saja." Gendis langsung pergi setelah mengatakan hal itu.Perutnya sudah terasa begitu lapar, dengan cepat dia melangkahkan kakinya menuju ruang makan dan melaksanakan ritual makan malamnya.Selepas kepergian Gendis, Gerry dengan cepat menyimpan laptopnya. Lalu, dengan cepa
Keiko berlari dengan sekuat tenaga, karena dia tidak mau berakhir di tangan preman yang mengejarnya itu. Dia benar-benar ketakutan, penampilannya pun kini semakin berantakan.Keringat bercucuran di seluruh tubuhnya, rambutnya sudah terlihat berantakan. Wajahnya terlihat begitu pucat, kakinya bahkan sudah terlihat berdarah, karena dia berlari tanpa menggunakan alas."Ya Tuhan, aku harus berlari ke mana?" tanya Keiko dengan panik.Akhirnya Keiko memutuskan untuk masuk ke dalam gang sempit yang tidak jauh dari sana, dia berharap bisa bersembunyi dari kejaran pria bertato itu.Brugh!"Ah!" jerit Keiko karena dia bertabrakan dengan seorang pria, kini dia terjatuh di atas aspal, bokongnya bahkan mendarat dengan sempurna. Tentu saja hal itu membuat bokongnya terasa begitu sakit, dia merintih kesakitan bahkan air matanya langsung mengalir begitu saja."Sakit!""Waduh! Maaf, Tante. Eh? Ibu, Mbak. Anu, saya tidak sengaja," ucap pria itu.Melihat wajah pria yang merasa tidak enak hati saat melih
Gita merasa belum siap karena Gerry tiba-tiba saja memberikan serangan kenikmatan kepada dirinya, tidak ada kecupan di bibir atau menikmati hidangan pembuka seperti biasanya.Gerry langsung saja memakan hidangan utamanya, tetapi walaupun seperti itu rasa nikmat dan juga geli langsung datang secara bersamaan, Gita sampai mengangkat pinggulnya karena tidak tahan.Dia sedang berusaha untuk menghindari serangan dari Gerry, tetapi Gita salah. Justru dengan seperti itu, Gerry bisa dengan leluasa bermain dengan inti tubuh istrinya tersebut.Gerry bahkan langsung menahan pinggul istrinya, lalu dia menjulurkan lidahnya untuk bermain dengan bagian terkecil dari inti tubuh istrinya tersebut.Dua jari tangannya bahkan dengan nakalnya masuk ke dalam liang kelembutan milik istrinya, Gita sampai menggeliatkan tubuhnya dengan tidak karuan."Ampun, Gerry. Aku mau kamu, buruan Gerry." Gita merengek meminta untuk dimasuki, dia terlihat begitu tidak tahan.Gerry benar-benar membuat dirinya kelabakan, Git
"Ada apaan sih? Kenapa elu geret-geret gue kayak gini?" tanya Gerry dengan raut kesal di wajahnya."Gerry! Bapak elu masih idup!" celetuk Gilang dengan penuh keyakinan."Apa?" teriak Gerry dengan kaget.Selama ini ibunya selalu berkata jika ayahnya sudah meninggal, kenapa tiba-tiba Gilang datang dan berkata jika bapaknya masih hidup. Lelucon macam apa yang sedang dimainkan oleh Gilang, pikirnya.Melihat Gerry yang begitu kaget, Gilang menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu dengan tatapan prihatin.Bukan hanya Gerry, tetapi Gilang juga memiliki perasaan yang campur aduk saat ini. Banyak praduga yang bersarang di otaknya, banyak pertanyaan yang terlintas dipikirannya."Elu tahu dari mana kalau bokap gue masih hidup?" tanya Gerry memastikan.Dia tidak boleh begitu saja memercayai apa yang dikatakan oleh Gilang, karena dia merasa jika ibunya tidak mungkin membohongi dirinya.Kalau pun ibunya membohongi dirinya, dia yakin jika ibunya memiliki alasan yang kuat, tetapi dia tidak tahu alasan apa
Gerry merasa bingung karena tiba-tiba saja Gita mengatakan hal tersebut, jika Gita berkata jika dirinya mengetahui tentang masa lalu mak Odah, itu artinya hanya dirinya yang tidak mengetahui apa pun."Tolong ceritakan semuanya sama Gerry, jika memang bapak-nya Gerry masih hidup, bukankah Gerry juga berhak tahu? Tolong jangan sembunyikan apa pun dari Gerry," pinta Gerry.Gerry menatap Gita dengan penuh harap, selama ini ibunya tidak pernah mau mengatakan apa pun. Kini hanya Gita harapan satu-satunya, sungguh dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya sudah terjadi.Dia tidak mau menjadi orang yang terlihat begitu bodoh karena tidak mengetahui apa pun tentang bapaknya, dia merasa bodoh karena tidak mengetahui apa pun tentang masa lalunya.Terkadang dia merasa bingung sendiri, kenapa dia tidak mengingat masa lalunya. Seharusnya dia bisa mengingat semuanya, karena saat dia menganggap bapaknya tidak ada, usia Gerry sudah menginjak sepuluh tahun."Gerry! Sebenarnya bapak kamu memang masih hid
Nawaf duduk dengan gelisah, Ia benar-benar merasa tidak tenang. Ingin menolak tetapi rasanya tidak bisa, melakukan hal yang diinginkan oleh James juga tentunya tidak bisa."Apakah aku harus memberitahukannya kepada nona Gita sekarang juga? Tapi, dia tidak akan percaya kalau ada bukti. Pasti aku di sangka fitnah," ucap Nawaf lirih.Cukup lama dia terdiam, hanya di dalam kemudian dia pun berpikir. Mungkin di dalam ruangan James ada CCTV, kalau iya, itu artinya Nawaf bisa meretas rekaman CCTV tersebut.Dengan cepat dia mengambil laptopnya, lalu melakukan tugasnya. Tidak lama kemudian dia tersenyum, karena ternyata di ruangan James memang dipasang rekaman CCTV.Itu artinya bisa dengan mudah dia meretas rekaman CCTV di mana James meminta dirinya untuk membunuh Gita, di sana juga Gita bisa melihat saat James mengancam dirinya."Selesai!" ucap Nawaf setelah dia meretas rekaman cctv-nya.Nawaf bertekad akan memberitahukan semuanya kepada Gita, karena dia tidak mungkin membunuh wanita itu. Bia
Beberapa saat kemudian Nawaf sudah tersadar, dia kini berada di sebuah rumah besar yang tidak tahu itu rumah siapa. Satu hal yang Nawaf sadari, di sana ada polisi dan juga ada petugas dari imigrasi.Nawaf sangat sadar dengan apa yang akan terjadi terhadap dirinya jika sudah seperti itu, karena itu artinya ucapan dari James tidak main-main. Dia akan dipulangkan ke negara asalnya, hanya karena tidak mau membunuh Gita."Ini bukti kalau dia adalah warga negara asing yang tidak memiliki izin tinggal di negara ini," ucap James seraya memberikan berkas kepada polisi dan juga petugas imigrasi.Nawaf hanya bisa terdiam, karena pada kenyataannya dia memang belum merubah kewarganegaraannya, hal itu terlupakan karena terlalu bahagia hidup bersama dengan istri dan juga putranya.Polisi dan juga petugas imigrasi melihat berkas yang diberikan oleh James, tidak lama kemudian mereka pun menolehkan wajahnya ke arah Nawaf."Maaf, Tuan Baek Hyeon. Anda harus kami pulangkan ke negara asal anda," ucap sala
Gerry terdiam setelah Gita menceritakan semuanya, dia merasa jika perjalanan hidup yang dilalui oleh dirinya dan juga mak Odah sangatlah pelik. Satu hal yang Gerry tidak menyangka, ternyata James begitu kejam. Hanya karena ayahnya tidak mau membantu untuk memuluskan rencana jahatnya, dengan teganya pria itu melaporkan ayahnya hingga dideportasi ke negara asalnya. Benci? Ya, saat ini Gerry benar-benar merasa benci kepada James. Dia juga merasa hidupnya tidak adil, dia merasa jika ibunya pasti merasa tertekan selama ini. Tidak lama kemudian, Gerry menatap wajah Gita dengan begitu lekat. Lalu dia usap pipi Gita dengan penuh kasih dan berkata. "Jadi... Bapak dideportasi ke negara asalnya?" tanya Gerry. "Ya, Sayang. Maafkan aku." Gita tertunduk lesu, dia takut jika Gerry akan marah kepada dirinya. Walau bagaimanapun juga, Nawaf dideportasi ada hubungannya dengan dirinya. Dia merasa menjadi penyebab bapaknya Gerry terpisahkan dari keluarganya. "Lalu, jika memang om James seja
Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selepas mengganti bajunya dengan piyama tidur yang panjang, Gendis mengajak Noah untuk berbicara di teras. Karena rasanya begitu canggung untuk berbicara di dalam rumah, terlebih lagi ada Gerry dan juga Gita.Gendis tersenyum karena merasa lucu ketika melihat apa yang dibawa oleh Noah, Noah membawa banyak makanan dan juga banyak mainan yang kini tersimpan dengan rapi di atas meja yang ada di teras.Tentunya mereka duduk dengan menjaga jarak, bukan karena tidak ingin saling mengenal. Namun, Gendis masih belum siap jika harus terlalu dekat dengan seorang pria.Berbeda dengan Noah, pria itu tidak seperti Gendis yang lebih santai dalam menghadapi dirinya. Noah malah masih teringat akan bentuk tubuh Gendis yang begitu indah.Pria dewasa itu tidak menyangka jika di balik kemeja panjang dan juga celana bahan panjang yang Gendis pakai selama di kantor, tersembunyi bentuk tubuh wanita itu yang begitu indah. Gendis benar-benar terlihat cantik dan juga seksi.Namun, menurut Noah keluarga dari Ge
Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal
Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u