Share

Bab 48. Rindu

Penulis: Penasaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-02 10:01:23

Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.

Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayanginya itu.

Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.

Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 49. Lima menit yang ketujuh

    Mata Fahira terasa panas menahan bendungan air bening dan sesaknya dada melihat keromantisan Yazdan terhadap Nayyara. Jika saja sudah tidak memiliki kewarasan, wanita itu pasti akan menghabisi Nayyara sekarang. Akan tetapi Fahira tidak ingin membuat Yazdan membencinya karena lagi-lagi berulah.Sementara, sepasang pengantin baru di seberang sana masih saja mengumbar kemesraan. Yazdan terus merangkul sang istri di mana keduanya—sambil menikmati jagung bakar yang masih hangat.Fahira pun menelan kasar salivanya tatkala Yazdan menyuapi jagung bakar miliknya pada Nayyara. "Aaarrg! Aku tidak tahan melihatnya! Kenapa mereka tidak pulang saja?" gumam Fahira seraya menghentakkan kaki.Namun, bagaimanapun Fahira kesal, tidak akan berpengaruh terhadap mereka berdua. Kini Yazdan justru berdiri dan meninggalkan istrinya di bangku panjang itu. Kening Fahira mengernyit, pun kedua alisnya yang saling bertaut."Mau ke mana Yazdan?" tanyanya dalam hati.Seketika bola mata wanita itu membulat sempurna.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 50. banyak pertanyaan.

    "Hmmm, dari subuh sampai matahari terbit Abang masih aja peluk aku kayak gini. Aku juga mau bangun, Bang. Mau nyuci," ucap Nayyara sedikit kesal."Memangnya kamu lebih mentingin cucian daripada Abang?" Yazdan justru mempererat pelukannya pada pinggang Nayya."Bukannya gitu, Bang. Kalau aku di kamar terus pasti Abang nggak berangkat-berangkat ke kantor," timpal sang istri."Tapi Abang pilih di kamar saja sama kamu, daripada harus ke kantor. Capek," balas Yazdan sesuai isi hati.Nayyara jadi tertawa kecil mendengarnya. Walaupun di luar matahari sudah mulai merangkak naik, tapi di dalam kamar mereka berdua masih terasa nyaman seperti malam hati, mengingat gorden jendela yang tebal sehingga tidak tembus cahaya. Akan tetapi—sedikit cahaya matahari bisa menembus celah-celah kamar.Umi dan Alzena bahkan sudah selesai menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Namun, mereka berdua paham mengapa sampai pukul 07:15 pagi ini sepasang pengantin itu belum juga keluar kamar."Mau sarapan dulu aja, N

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 51. Rindu

    Baru lagi sehari tepatnya, Yazdan meninggalkan Nayyara seorang diri, namun gadis cantik tersebut sudah merasa rindu dengan keberadaan sang suami. Lihatlah, niat awal tidur setelah melaksanakan sholat isya, nyatanya tak begitu. Seorang Nayyara sama sekali tidak merasakan kantuk. Nayyara hanya duduk bersandar di tepi ranjang sambil memperhatikan isi kamarnya. Tepatnya, kamar baru dirinya. Kamar dimana dirinya tidak akan pernah lagi kesepian karena ada sosok Yazdan, suaminya.Suaminya yang insyaAllah akan menuntun ke jalan surga-Nya. Sayang, karena ada urusan pekerjaan yang memang mengharuskan sang suami pergi cukup jauh, membuat Nayyara ditinggal seorang diri.Lebih tepatnya, Nayyara sendirilah yang menolak untuk ikut. Padahal, Yazdan sudah membujuknya berulang kali. Sebenarnya, Nayyara ingin ikut. Namun, takut kalau dirinya akan menganggu."Sedang apa Abang Yazdan di sana ya?" lirih Nayyara. Netranya menatap lurus ke depan. Tepatnya ke sebuah foto pernikahan yang terpampang jelas. Sont

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 52. Bukan pesta

    Yazdan tampak bersiap-siap. Ia merapikan setelan jas dan dasinya seorang diri. Dia memang memiliki asisten. Namun, kali ini ia tidak ingin merepotkan orang lain. Terlebih, Yazdan hanya suka jika dirinya dibantu oleh sang istri tercinta. Tadi, dia sudah melihat gambar sang istri yang tengah membuat sarapan. Sangat cantik. Sampai sekarang, Yazdan belum menghubungi Nayyara secara langsung. Ia mengetahui keadaan Nayyara dari sang adik tercinta. Adiknya kali benar-benar sangat membantu. Meski yang dilakukan Alzena tidak gratis, hal itu tidak menjadi masalah."Masya Allah, ternyata aku semakin tampan saja. Tidak malu-maluin bersanding dengan istriku yang cantik," ujar Yazdan mematut dirinya di depan cermin. Tak lama, Yazdan terkekeh geli. Sejak kapan dirinya menjadi sedikit narsis begini? Ah iya, semenjak menikah dengan seorang Nayyara lebih tepatnya. Sebenarnya, sifat narsis itu sudah ada. Namun, semakin terasah saja saat ini.Yazdan berpikir kalau lama-lama sifatnya mulai mirip dengan Alz

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 53. khawatir

    Yazdan masih terduduk di salah satu meja yang berada di sana, entah dimana Fahira pergi. Namun laki-laki itu tidak terlalu memperdulikan nya sebab ia tahu jika Fahira pasti bisa menjaga dirinya.Sesaat kemudian, Yazdan merasakan hawa aneh di tubuhnya. Tiba-tiba saja hawa panas menggerayangi tubuhnya, ia meraih gelas yang berisi air putih tersebut untuk ia minum kembali, seraya mencoba untuk menghilangkan dahaga yang membuat ia merasakan sesuatu sensasi yang aneh."Jangan di minum, nih, aku bawakan yang baru," ucap Arga menghentikan pergerakan Yazdan yang berniat kembali menyeruput air putih yang berisikan obat tersebut. Yazdan merasa terkejut sekaligus bingung, melihat Arga yang sudah di depan matanya, padahal ia pergi sendiri tanpa memberitahu asisten sekaligus sahabat tersebut."Kenapa kamu sangat ceroboh Yazdan? Andai saja aku tidak mengikuti kemana kamu pergi, mungkin saat ini kamu sudah melakukan sesuatu yang akan menghancurkan keluarga yang baru akan kamu bina bersama Nayyara. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 54. Rindu yang tidak kalah besarnya

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayangi nya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 1. Nayyara Naizha Qotrunnada

    Langit malam yang hitam pekat menggelayut, tiada cahaya yang menyinari. Bahkan, bintang-bintang pun seakan tidak sudi menampakkan keindahannya. Warna yang suram bagaikan kehidupan seorang gadis yang sedang duduk di pinggir jendela dengan menatap kosong ke depan. Hari ini, dia lalui seorang diri, begitu juga hari kemarin, dan hari-hari yang sudah berlalu. Bagi Nayyara, sendiri adalah kehidupannya yang sesungguhnya.Nayyara Naizha Qotrunnada, gadis yang biasa dipanggil Nayyara itu berulang kali menghela napas panjang, mencoba untuk menghirup udara dan mengisi rongga dadanya yang terasa sangat sesak. Kehidupannya benar-benar berubah drastis, saat kedua orang tuanya yang sudah mengadopsinya sewaktu kecil tidak lagi menyayanginya. Hanya dengan alasan, hadirnya buah hati yang sudah dinanti-nanti selama ini.Gadis bertubuh tinggi dengan rambut panjang yang dia ikat asal itu masih setia memandangi langit malam dengan tersenyum miris. Dia menertawakan dirinya yang terlihat sangat menyedihkan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 2. Bukan milik bersama

    Nayyara tiba di rumah pukul tujuh malam, biasanya dia akan pulang sebelum matahari terbenam. Namun, akhir ini, kesibukannya di toko yang harus mengerjakan pesanan yang banyak, membuatnya telat sampai ke rumah hingga pulang malam.“Bagus, ya. Apa kau pikir aku pembantu di rumah ini. Hah?” bentak Fania pada Nayyara yang baru saja masuk ke dalam rumah, membuat Nayyara terkejut.“Maaf, Bun. Tadi banyak pesanan di toko, itu sebabnya Nayyara pulang terlambat,” ucap Nayyara mencoba menjelaskan.“Apa kau pikir aku peduli dengan itu? Cepat buatkan makan malam. Rania sudah sangat kelaparan sedari tadi,” ujar Fania yang hanya memperdulikan Rania, padahal Nayyara baru saja pulang dan tubuhnya terasa pegal-pegal semua karena seharian bekerja di toko dengan pesanan yang begitu banyak yang harus dikerjakan secepat mungkin.“Tapi, Bun. Aku baru saja sampai dan aku masih harus bersih-bersih dulu. Rania kan juga sudah besar, sudah pasti dia bisa memasak untuk dirinya sendiri,” ucap Nayyara mencoba untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 54. Rindu yang tidak kalah besarnya

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayangi nya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 53. khawatir

    Yazdan masih terduduk di salah satu meja yang berada di sana, entah dimana Fahira pergi. Namun laki-laki itu tidak terlalu memperdulikan nya sebab ia tahu jika Fahira pasti bisa menjaga dirinya.Sesaat kemudian, Yazdan merasakan hawa aneh di tubuhnya. Tiba-tiba saja hawa panas menggerayangi tubuhnya, ia meraih gelas yang berisi air putih tersebut untuk ia minum kembali, seraya mencoba untuk menghilangkan dahaga yang membuat ia merasakan sesuatu sensasi yang aneh."Jangan di minum, nih, aku bawakan yang baru," ucap Arga menghentikan pergerakan Yazdan yang berniat kembali menyeruput air putih yang berisikan obat tersebut. Yazdan merasa terkejut sekaligus bingung, melihat Arga yang sudah di depan matanya, padahal ia pergi sendiri tanpa memberitahu asisten sekaligus sahabat tersebut."Kenapa kamu sangat ceroboh Yazdan? Andai saja aku tidak mengikuti kemana kamu pergi, mungkin saat ini kamu sudah melakukan sesuatu yang akan menghancurkan keluarga yang baru akan kamu bina bersama Nayyara. B

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 52. Bukan pesta

    Yazdan tampak bersiap-siap. Ia merapikan setelan jas dan dasinya seorang diri. Dia memang memiliki asisten. Namun, kali ini ia tidak ingin merepotkan orang lain. Terlebih, Yazdan hanya suka jika dirinya dibantu oleh sang istri tercinta. Tadi, dia sudah melihat gambar sang istri yang tengah membuat sarapan. Sangat cantik. Sampai sekarang, Yazdan belum menghubungi Nayyara secara langsung. Ia mengetahui keadaan Nayyara dari sang adik tercinta. Adiknya kali benar-benar sangat membantu. Meski yang dilakukan Alzena tidak gratis, hal itu tidak menjadi masalah."Masya Allah, ternyata aku semakin tampan saja. Tidak malu-maluin bersanding dengan istriku yang cantik," ujar Yazdan mematut dirinya di depan cermin. Tak lama, Yazdan terkekeh geli. Sejak kapan dirinya menjadi sedikit narsis begini? Ah iya, semenjak menikah dengan seorang Nayyara lebih tepatnya. Sebenarnya, sifat narsis itu sudah ada. Namun, semakin terasah saja saat ini.Yazdan berpikir kalau lama-lama sifatnya mulai mirip dengan Alz

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 51. Rindu

    Baru lagi sehari tepatnya, Yazdan meninggalkan Nayyara seorang diri, namun gadis cantik tersebut sudah merasa rindu dengan keberadaan sang suami. Lihatlah, niat awal tidur setelah melaksanakan sholat isya, nyatanya tak begitu. Seorang Nayyara sama sekali tidak merasakan kantuk. Nayyara hanya duduk bersandar di tepi ranjang sambil memperhatikan isi kamarnya. Tepatnya, kamar baru dirinya. Kamar dimana dirinya tidak akan pernah lagi kesepian karena ada sosok Yazdan, suaminya.Suaminya yang insyaAllah akan menuntun ke jalan surga-Nya. Sayang, karena ada urusan pekerjaan yang memang mengharuskan sang suami pergi cukup jauh, membuat Nayyara ditinggal seorang diri.Lebih tepatnya, Nayyara sendirilah yang menolak untuk ikut. Padahal, Yazdan sudah membujuknya berulang kali. Sebenarnya, Nayyara ingin ikut. Namun, takut kalau dirinya akan menganggu."Sedang apa Abang Yazdan di sana ya?" lirih Nayyara. Netranya menatap lurus ke depan. Tepatnya ke sebuah foto pernikahan yang terpampang jelas. Sont

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 50. banyak pertanyaan.

    "Hmmm, dari subuh sampai matahari terbit Abang masih aja peluk aku kayak gini. Aku juga mau bangun, Bang. Mau nyuci," ucap Nayyara sedikit kesal."Memangnya kamu lebih mentingin cucian daripada Abang?" Yazdan justru mempererat pelukannya pada pinggang Nayya."Bukannya gitu, Bang. Kalau aku di kamar terus pasti Abang nggak berangkat-berangkat ke kantor," timpal sang istri."Tapi Abang pilih di kamar saja sama kamu, daripada harus ke kantor. Capek," balas Yazdan sesuai isi hati.Nayyara jadi tertawa kecil mendengarnya. Walaupun di luar matahari sudah mulai merangkak naik, tapi di dalam kamar mereka berdua masih terasa nyaman seperti malam hati, mengingat gorden jendela yang tebal sehingga tidak tembus cahaya. Akan tetapi—sedikit cahaya matahari bisa menembus celah-celah kamar.Umi dan Alzena bahkan sudah selesai menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Namun, mereka berdua paham mengapa sampai pukul 07:15 pagi ini sepasang pengantin itu belum juga keluar kamar."Mau sarapan dulu aja, N

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 49. Lima menit yang ketujuh

    Mata Fahira terasa panas menahan bendungan air bening dan sesaknya dada melihat keromantisan Yazdan terhadap Nayyara. Jika saja sudah tidak memiliki kewarasan, wanita itu pasti akan menghabisi Nayyara sekarang. Akan tetapi Fahira tidak ingin membuat Yazdan membencinya karena lagi-lagi berulah.Sementara, sepasang pengantin baru di seberang sana masih saja mengumbar kemesraan. Yazdan terus merangkul sang istri di mana keduanya—sambil menikmati jagung bakar yang masih hangat.Fahira pun menelan kasar salivanya tatkala Yazdan menyuapi jagung bakar miliknya pada Nayyara. "Aaarrg! Aku tidak tahan melihatnya! Kenapa mereka tidak pulang saja?" gumam Fahira seraya menghentakkan kaki.Namun, bagaimanapun Fahira kesal, tidak akan berpengaruh terhadap mereka berdua. Kini Yazdan justru berdiri dan meninggalkan istrinya di bangku panjang itu. Kening Fahira mengernyit, pun kedua alisnya yang saling bertaut."Mau ke mana Yazdan?" tanyanya dalam hati.Seketika bola mata wanita itu membulat sempurna.

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 48. Rindu

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayanginya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 47. Penuh kebencian

    Suara adzan terdengar sayup-sayup di kamar yang malam itu di penuhi bahagia cinta. Yazdan terbangun lebih dulu, sebelum beranjak ia lebih dulu memandangi wajah Nayyara, istrinya, kekasih halalnya, cintanya serta bidadari surganya, Yazdan memandang lekat wajah cantik alami istrinya itu, ia membangunkan Nayyara dengan cara yang paling lembutYazdan mencium kedua kelopak mata Nayyara dengan cinta, ia ingin melaksanakan shalat subuh pertama berjamaah dengan istri cantiknya itu. Melihat Nayyara yang masih terlelap dengan wajah cantiknya membuat Yazdan ingin berlama-lama menikmatinya"Assalamualaikum sayangku," bisik Yazdan tepat di telinga NayyaraWanita itu menggeliat sebelum benar-benar membuka matanya, ia mengerjapkan mata mencoba mengumpulkan nyawa yang masih di awang-awang. Merasakan ada hembusan nafas yang begitu dekat mengenai pipinya, Nayyara menoleh, segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia malu Yazdan sudah lebih dulu bangun di bandingkan dirinya"Kenapa di tutupi waja

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 46. Wanita yang tidak pantas

    Mendung menggelayut, gerimis perlahan turun, titik-titik hujan membasahi petala bumi. Gerimis itu terus saja turun seiring suara lantang laki-laki menyebut namanya, pagi ini akad nikah di adakan secara sederhana di rumah Yazdan. Bahkan semuanya di adakan dengan begitu tiba-tiba, Nayyara sendiri juga tidak tahu apa penyebabnya, Alzena hanya mengatakan padanya bahwa alasan Abang laki-lakinya itu mempercepat karena ingin menghindari sesuatu yang mungkin bisa saja terjadi.Nayyara menghela nafas dalam-dalam, seharusnya ia merasa senang dan juga bahagia. Tapi entah kenapa ia merasa seperti ada kesedihan yang menyesak di dadanya, sehingga rasa bahagia tidak bisa ia rasakan seutuhnya."Sah!""Sah!" Mendengar suara sah yang menggema di lantai bawah, mampu di dengar oleh Nayyara yang berada di lantai atas. Detik itu juga air matanya mengalir begitu saja, ada bahagia, sedih yang menggelayut di hatinya, Nayyara mengangkat kedua tangannya mengamini setiap doa yang di panjatkan oleh penghulu sert

DMCA.com Protection Status