Share

Bab 17. Tamu di atas tanah

Author: Penasaya
last update Last Updated: 2024-01-14 10:32:21

"Kamu serius Al? Bagaimana bisa kita memenuhi target dalam waktu dua bulan?" ucap Nayyara menghentikan langkah Alzena yang baru saja keluar dari dalam ruangan milik Yazdan

"Tenang saja Nay, aku percaya kita bisa memenuhi syarat dari Bang Yazdan. Kan ada kamu" balas Alzena dengan entengnya

"Astaga, merintis itu bukan sesuatu yang mudah loh Al, semuanya butuh waktu dan juga proses," kata Nayyara tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis di depannya itu.

"Makanya aku percayakan sama kamu Nay, kamu kan sudah berpengalaman tuh dalam hal ini. Kamu ingin melanjutkan hobi kamu yang terhenti kan? Jadi, ini kesempatan kamu untuk memulainya kembali" Alzena berusaha menyakinkan

Nayyara berfikir sejenak, memang Nayyara tidak bisa berpaling dari hobinya membuat kue yang sedari dulu sudah sangat di gemari nya dan bermimpi ingin memiliki sebuah toko sendiri. Beberapa waktu lalu Nayyara sudah berhasil mewujudkannya, namun seperti yang di ketahui toko milik Nayyara kini sudah rata dengan tanah akibat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 18. Baik-baik saja

    Kondisi rumah mewah yang hanya diisi oleh beberapa orang itu kini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sunyi, itulah yang menggambarkannya saat ini, tidak ada lagi suara tangis yang terdengar, tidak ada lagi jeritan minta ampun dari seseorang yang mereka siksa tanpa belas kasih itu yang terdengar di telinga mereka, kini gadis itu benar-benar pergi dari kehidupan mereka Fania merasakan ada sesuatu yang hilang bersamaan dengan perginya Nayyara dari rumah itu. Ada sedikit rasa khawatir dan juga rindu yang memenuhi hatinya, namun Fania tetap saja berusaha untuk menepisnyaDulu saat melihat Rania yang selalu merasa iri dengan hidup Nayyara yang sempurna. Fania sangat-sangat ingin melihat Nayyara pergi dari rumah itu, ia tidak tega melihat putrinya terus-menerus membandingkan dirinya dengan Nayyara. Namun kini, entah mengapa wanita berusia lanjut itu seperti menyesali keputusannyaFania terbayang wajah Nayyara yang selalu tersenyum padanya meskipun baru mendapatkan perlakuan kasar darinya. Ia

    Last Updated : 2024-01-15
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 19. Tidak menerima hadirnya

    Siang itu, toko sekaligus kafetaria itu terlihat begitu banyak pengunjung yang memenuhi ruangan. Di iringi Arga yang selalu setia mendampinginya, Yazdan memasuki meja kosong yang terletak di pojok ruangan itu dengan seorang gadis yang memakai jilbab hitam itu melambaikan tangannya seolah sedang memberikan aba-aba bahwasanya ia sudah menunggu di sana"Sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat," ujarnya sembari melihat sekelilingnya"Memang selalu ramai begini setiap hari, jadi tidak ada kata waktu yang tepat bagi kami menerima tamu" ucap gadis berjilbab itu menyombongkan diri sedangkan gadis di sebelahnya hanya mampu tersenyum canggung"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi" kata Yazdan memandang gadis di depannya itu dengan tatapan tajamnya"Ih, bang Yaz, orang lagi bercanda juga. Begini nih kalau bercanda sama kanebo kering, bawaannya serius mulu" sungut Alzena merasa sedikit kesalMelihat interaksi antara kedua orang di

    Last Updated : 2024-01-16
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 20. keluarga yang utuh

    Malam yang dingin membuat Yazdan melawan lelah serta kantuknya untuk beribadah. Sungguh, sangat berat rasanya untuk mengistiqomahkan diri dalam ibadah yang di sukai Allah, jika saja ia mau, maka Yazdan tidak perlu repot-repot untuk bangun dan juga beribadah. Namun kecintaannya pada ilahi Robbi membuat Yazdan melawan hawa nafsunyaSementara itu, di sebuah kamar yang berwarna coklat muda. Nayyara juga sedang terhanyut dalam sujudnya. Ia merasa begitu dekat dengan Allah di setiap kali mengerjakan shalat malamnya yang baru-baru ini ia kerjakan. Nayyara mendoakan semua orang yang ia kenal dan juga ia sayangi, terlebih kedua orangtuanya, Nayyara juga meminta semoga Allah beri ia kesabaran serta keikhlasan yang lebih luas lagi dan di jaga di setiap langkah dan juga napasnya.Kedua insan yang sama-sama terhanyut dalam sujudnya. Melangitkan harapan serta doa pada penduduk bumi, tiba-tiba semilir angin sejuk membelai lembut wajah keduanya, seolah-olah ikut mengaminkan doa yang mereka panjatkan

    Last Updated : 2024-01-17
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 21. Perhatian

    Jarum jam terus berputar dengan detik yang kian berlalu, mengejar dari waktu ke waktu. Sudah sebulan Nayyara belajar memperdalam ilmu agamanya, dan sekarang gadis berwajah teduh itu sudah bisa membaca Alquran berkat Umi Syafanah yang mengajarinya tanpa lelah dan juga penuh kesabaranJika biasanya Nayyara akan ikut andil membantu dalam hal mengembangkan usahanya. Kini, ia hanya perlu mengawasi dengan sesekali berkunjung, sepenuhnya ia serahkan pada Salwa dan juga Zahira untuk mengajari pekerja baru yang mereka rekrut. Saat ini, Nayyara sedang menghabiskan waktunya di rumah Alzena atas permintaan Umi Syafanah. Wanita paruh baya itu merasa senang setiap Nayyara berkunjung kerumahnya, ia merasa seperti memiliki anak perempuan lainnya, setelah Alzena"Umi, Nayya bantuin ya" ucap Nayyara menghampiri wanita berusia senja itu yang sedang sibuk menyirami sayur-sayuran hijau yang berada di halaman belakang"Boleh, tapi bukannya tadi lagi belajar fiqih sama Zena? Udah selesai?" tanya umi Syafan

    Last Updated : 2024-01-18
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 22. Tersenyum dalam duka

    Arga masih menatap pria didepannya dengan penuh curiga. Sedangkan pria itu dengan santainya memasang wajah datar seperti tidak pernah terjadi apa-apa"Kali ini apa lagi?" tanya Yazdan setelah beberapa saat mengabaikan tatapan mata Arga"Sejak kapan kamu mulai mengkhawatirkan seorang wanita?" ucap Arga masih dengan tatapan yang sama"Sejak dulu, salah satunya kedua wanita yang sangat aku cintai di rumah"jawab Yazdan dengan entengnya"Itu aku tahu, maksud aku, wanita yang baru saja kamu kenal baru-baru ini" "Aku mengkhawatirkan nya, sebab aku lihat dia memang benar-benar terlihat kelelahan. Aku sudah selesai" kata Yazdan sembari berdiri meninggalkan Arga, sebelum kembali melayangkan pertanyaan-pertanyaan lainnyaMalam ini Nayyara pulang sedikit terlambat, sebab keadaan toko hari ini memang sangat ramai. Bahkan lebih dari biasanya, Nayyara menelusuri jalanan yang tampak masih ramai dengan beberapa pengendara yang masih melintas, Nayyara memilih pulang dengan berjalan kaki karena jarak a

    Last Updated : 2024-01-19
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 23. Ingat dikala susah, lupa dikala senang

    Nayyara terus berlari membelah jalanan, pandangan matanya sudah mulai memburam. Namun Nayyara tetap berusaha untuk tetap bertahan. Ia tidak ingin tertangkap lagi, sungguh Nayyara sangat tidak inginDari arah yang berlawanan, Nayyara melihat sebuah mobil yang akan melintas melewatinya. Nayyara berlari ke tengah jalan dengan membentangkan kedua tangannya, Nayyara butuh bantuan saat ini, ia sudah sangat-sangat tidak sanggup lagi bahkan sekadar untuk melangkahkan kakinya saja rasanya sudah sangat sulit untuk ia gerakkanBrukkNayyara pingsan bertepatan dengan mobil yang berhenti tiba-tiba di depannya"Astaghfirullah apa itu? Aku seperti melihat seseorang tadi" ucap pria yang sedang mengemudi itu"Aku juga melihatnya, sebaiknya kita turun untuk melihatnya secara langsung" timpal pria yang di sampingnyaKedua pria itu turun dari mobil dan melihat pemandangan yang sangat membuat mereka terkejut"Astaghfirullah" ucap mereka serentak serta mengalihkan sejenak pandangan mereka ketempat lainPri

    Last Updated : 2024-01-20
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 24. Perihal jodoh

    Bab 24Nayyara berada di gedung putih yang sangat mewah dan juga luas. Dinding-dinding nya di hiasi oleh kaligrafi-kaligrafi yang indah, beberapa orang ramai mengenakan pakaian yang serba putih memandangi dirinya"Apakah aku sudah mati? Apa sekarang aku berada di surga?" pertanyaan demi pertanyaan muncul di benaknya dengan terus mengintai sekeliling nyaSeorang wanita paruh baya mendekati dirinya dengan membawa sesuatu di tangannya. Wajah itu bersih, kedua matanya tampak sangat indah suaranya jernih dan begitu fasih melantunkan ayat-ayat yang tidak asing di telinga Nayyara. Wanita itu meraih tangan Nayyara dan membawanya ketempat yang di kelilingi wanita-wanita yang serupa dengannya. Wajah itu sedemikian anggun dan mempesona, wajah yang segar serta menebarkan kebahagiaan bagi yang melihatnya. Nayyara duduk di tengah-tengah mereka yang sedang melantunkan ayat-ayat penuh dengan kerinduan itu, ayat-ayat suci Al-Qur'an menggema di seluruh penjuru ruangan itu, bahkan Nayyara sendiri tidak

    Last Updated : 2024-01-22
  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 25. Mengambil hati

    Senyum lebar langsung terukir di wajah gadis berkerudung putih itu. Hatinya begitu senang mendengar keputusan sahabatnya untuk selangkah lebih baik dan lebih memperbaiki diri, ia selalu senang bisa berbagi ilmu dan apapun itu untuk sahabat yang begitu di sayangi nya"Kita sama-sama belajar ya Nay, InsyaAllah segala niat baik, akan di permudah Allah," ucap Alzena haru"Jangan bosan-bosan mengajari aku ya Al, dan tetap mau menjadi sahabat terbaik aku" Nayyara berujar pelan sembari menggenggam tangan sahabatnya itu"InsyaAllah, sahabat sampai Jannah-Nya."Hidayah itu bisa datangnya dari mana saja. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata."Tiga pintu masuknya hidayah, dari apa yang didengar dengan telinganya, yang di lihatnya dari matanya dan yang di pahami nya dengan hatinya."Dengan hati yang berdebar dan juga gugup yang bersamaan, Nayyara berusaha untuk menormalkan semua sembari menarik napas berkali-kali. Perempuan itu sedang menatap dirinya di sebuah kaca yang berukuran besar di depannya, p

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 54. Rindu yang tidak kalah besarnya

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayangi nya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 53. khawatir

    Yazdan masih terduduk di salah satu meja yang berada di sana, entah dimana Fahira pergi. Namun laki-laki itu tidak terlalu memperdulikan nya sebab ia tahu jika Fahira pasti bisa menjaga dirinya.Sesaat kemudian, Yazdan merasakan hawa aneh di tubuhnya. Tiba-tiba saja hawa panas menggerayangi tubuhnya, ia meraih gelas yang berisi air putih tersebut untuk ia minum kembali, seraya mencoba untuk menghilangkan dahaga yang membuat ia merasakan sesuatu sensasi yang aneh."Jangan di minum, nih, aku bawakan yang baru," ucap Arga menghentikan pergerakan Yazdan yang berniat kembali menyeruput air putih yang berisikan obat tersebut. Yazdan merasa terkejut sekaligus bingung, melihat Arga yang sudah di depan matanya, padahal ia pergi sendiri tanpa memberitahu asisten sekaligus sahabat tersebut."Kenapa kamu sangat ceroboh Yazdan? Andai saja aku tidak mengikuti kemana kamu pergi, mungkin saat ini kamu sudah melakukan sesuatu yang akan menghancurkan keluarga yang baru akan kamu bina bersama Nayyara. B

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 52. Bukan pesta

    Yazdan tampak bersiap-siap. Ia merapikan setelan jas dan dasinya seorang diri. Dia memang memiliki asisten. Namun, kali ini ia tidak ingin merepotkan orang lain. Terlebih, Yazdan hanya suka jika dirinya dibantu oleh sang istri tercinta. Tadi, dia sudah melihat gambar sang istri yang tengah membuat sarapan. Sangat cantik. Sampai sekarang, Yazdan belum menghubungi Nayyara secara langsung. Ia mengetahui keadaan Nayyara dari sang adik tercinta. Adiknya kali benar-benar sangat membantu. Meski yang dilakukan Alzena tidak gratis, hal itu tidak menjadi masalah."Masya Allah, ternyata aku semakin tampan saja. Tidak malu-maluin bersanding dengan istriku yang cantik," ujar Yazdan mematut dirinya di depan cermin. Tak lama, Yazdan terkekeh geli. Sejak kapan dirinya menjadi sedikit narsis begini? Ah iya, semenjak menikah dengan seorang Nayyara lebih tepatnya. Sebenarnya, sifat narsis itu sudah ada. Namun, semakin terasah saja saat ini.Yazdan berpikir kalau lama-lama sifatnya mulai mirip dengan Alz

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 51. Rindu

    Baru lagi sehari tepatnya, Yazdan meninggalkan Nayyara seorang diri, namun gadis cantik tersebut sudah merasa rindu dengan keberadaan sang suami. Lihatlah, niat awal tidur setelah melaksanakan sholat isya, nyatanya tak begitu. Seorang Nayyara sama sekali tidak merasakan kantuk. Nayyara hanya duduk bersandar di tepi ranjang sambil memperhatikan isi kamarnya. Tepatnya, kamar baru dirinya. Kamar dimana dirinya tidak akan pernah lagi kesepian karena ada sosok Yazdan, suaminya.Suaminya yang insyaAllah akan menuntun ke jalan surga-Nya. Sayang, karena ada urusan pekerjaan yang memang mengharuskan sang suami pergi cukup jauh, membuat Nayyara ditinggal seorang diri.Lebih tepatnya, Nayyara sendirilah yang menolak untuk ikut. Padahal, Yazdan sudah membujuknya berulang kali. Sebenarnya, Nayyara ingin ikut. Namun, takut kalau dirinya akan menganggu."Sedang apa Abang Yazdan di sana ya?" lirih Nayyara. Netranya menatap lurus ke depan. Tepatnya ke sebuah foto pernikahan yang terpampang jelas. Sont

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 50. banyak pertanyaan.

    "Hmmm, dari subuh sampai matahari terbit Abang masih aja peluk aku kayak gini. Aku juga mau bangun, Bang. Mau nyuci," ucap Nayyara sedikit kesal."Memangnya kamu lebih mentingin cucian daripada Abang?" Yazdan justru mempererat pelukannya pada pinggang Nayya."Bukannya gitu, Bang. Kalau aku di kamar terus pasti Abang nggak berangkat-berangkat ke kantor," timpal sang istri."Tapi Abang pilih di kamar saja sama kamu, daripada harus ke kantor. Capek," balas Yazdan sesuai isi hati.Nayyara jadi tertawa kecil mendengarnya. Walaupun di luar matahari sudah mulai merangkak naik, tapi di dalam kamar mereka berdua masih terasa nyaman seperti malam hati, mengingat gorden jendela yang tebal sehingga tidak tembus cahaya. Akan tetapi—sedikit cahaya matahari bisa menembus celah-celah kamar.Umi dan Alzena bahkan sudah selesai menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Namun, mereka berdua paham mengapa sampai pukul 07:15 pagi ini sepasang pengantin itu belum juga keluar kamar."Mau sarapan dulu aja, N

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 49. Lima menit yang ketujuh

    Mata Fahira terasa panas menahan bendungan air bening dan sesaknya dada melihat keromantisan Yazdan terhadap Nayyara. Jika saja sudah tidak memiliki kewarasan, wanita itu pasti akan menghabisi Nayyara sekarang. Akan tetapi Fahira tidak ingin membuat Yazdan membencinya karena lagi-lagi berulah.Sementara, sepasang pengantin baru di seberang sana masih saja mengumbar kemesraan. Yazdan terus merangkul sang istri di mana keduanya—sambil menikmati jagung bakar yang masih hangat.Fahira pun menelan kasar salivanya tatkala Yazdan menyuapi jagung bakar miliknya pada Nayyara. "Aaarrg! Aku tidak tahan melihatnya! Kenapa mereka tidak pulang saja?" gumam Fahira seraya menghentakkan kaki.Namun, bagaimanapun Fahira kesal, tidak akan berpengaruh terhadap mereka berdua. Kini Yazdan justru berdiri dan meninggalkan istrinya di bangku panjang itu. Kening Fahira mengernyit, pun kedua alisnya yang saling bertaut."Mau ke mana Yazdan?" tanyanya dalam hati.Seketika bola mata wanita itu membulat sempurna.

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 48. Rindu

    Sebulan telah berlalu, selama itu juga Nayyara dan juga Yazdan tidak pernah bertukar kabar, Yazdan selalu mempertanyakan keadaan istrinya pada Alzena adiknya. Begitu pula dengan Nayyara, ia tahu alasan Yazdan tidak menghubunginya itu sebabnya ia juga melakukan hal yang sama seperti Yazdan. Mereka berdua bertukar kabar melalui Alzena, meskipun sesekali gadis itu mendengus kesal pada keduanya.Namun mengingat Yazdan yang berjanji akan menambahkan uang jajannya selama membantu dirinya. Maka, meskipun di landa sedikit kesal, ia tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh kedua manusia yang di sayanginya itu.Bagi Yazdan waktu satu bulan yang ia habiskan di negeri orang sangat menguras tenaga serta rindunya. Ia merindukan istri beserta keluarganya, Yazdan dengan semangat menyusun segala barang-barang miliknya tanpa tertinggal.Akhirnya setelah berjuang selama satu bulan ini, ia berhasil merampungkan bisnisnya dengan nyaris sempurna. Dan tentunya semua itu berkat kerja keras, usaha serta

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 47. Penuh kebencian

    Suara adzan terdengar sayup-sayup di kamar yang malam itu di penuhi bahagia cinta. Yazdan terbangun lebih dulu, sebelum beranjak ia lebih dulu memandangi wajah Nayyara, istrinya, kekasih halalnya, cintanya serta bidadari surganya, Yazdan memandang lekat wajah cantik alami istrinya itu, ia membangunkan Nayyara dengan cara yang paling lembutYazdan mencium kedua kelopak mata Nayyara dengan cinta, ia ingin melaksanakan shalat subuh pertama berjamaah dengan istri cantiknya itu. Melihat Nayyara yang masih terlelap dengan wajah cantiknya membuat Yazdan ingin berlama-lama menikmatinya"Assalamualaikum sayangku," bisik Yazdan tepat di telinga NayyaraWanita itu menggeliat sebelum benar-benar membuka matanya, ia mengerjapkan mata mencoba mengumpulkan nyawa yang masih di awang-awang. Merasakan ada hembusan nafas yang begitu dekat mengenai pipinya, Nayyara menoleh, segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia malu Yazdan sudah lebih dulu bangun di bandingkan dirinya"Kenapa di tutupi waja

  • Genggam Tanganku menuju Jannah-Nya    Bab 46. Wanita yang tidak pantas

    Mendung menggelayut, gerimis perlahan turun, titik-titik hujan membasahi petala bumi. Gerimis itu terus saja turun seiring suara lantang laki-laki menyebut namanya, pagi ini akad nikah di adakan secara sederhana di rumah Yazdan. Bahkan semuanya di adakan dengan begitu tiba-tiba, Nayyara sendiri juga tidak tahu apa penyebabnya, Alzena hanya mengatakan padanya bahwa alasan Abang laki-lakinya itu mempercepat karena ingin menghindari sesuatu yang mungkin bisa saja terjadi.Nayyara menghela nafas dalam-dalam, seharusnya ia merasa senang dan juga bahagia. Tapi entah kenapa ia merasa seperti ada kesedihan yang menyesak di dadanya, sehingga rasa bahagia tidak bisa ia rasakan seutuhnya."Sah!""Sah!" Mendengar suara sah yang menggema di lantai bawah, mampu di dengar oleh Nayyara yang berada di lantai atas. Detik itu juga air matanya mengalir begitu saja, ada bahagia, sedih yang menggelayut di hatinya, Nayyara mengangkat kedua tangannya mengamini setiap doa yang di panjatkan oleh penghulu sert

DMCA.com Protection Status