Katanya, Asher cuma ingat mata Laura malam itu, berarti si Paman jatuh cinta sama ... 🤐
“Aku mencintaimu, Laura Smith.” Asher mengulang pernyataannya. Gemuruh di dada Asher lebih kencang daripada sambaran petir di luar rumah bulan madu. Asher benar-benar gugup setengah mati setelah mengucapkannya. Asher tanpa sadar mengorek ingatannya tentang hubungannya bersama Celine. Bagaimana dia dulu menyatakan cinta pada Celine? Sialnya, Asher tak menemukan ingatan tentang kejadian itu! Dia baru sadar, selama berhubungan dengan Celine, tak sekali pun Asher mengatakan kata-kata cinta padanya. Asher hanya memberi perhatian kepada Celine karena wanita itu merupakan kekasihnya. Dan setiap kali Celine menyatakan cinta, Asher hanya menjawab, ‘aku juga.’ Pria itu frustrasi karena tak bisa memulai hal-hal asing yang tak pernah dilakukannya. Banyak wanita menyatakan cinta padanya, tetapi dia belum pernah mengatakan sekali pun pada wanita. Agaknya, Asher selalu ingin mendengar Laura mengungkap isi hatinya terlebih dulu karena dia tak tahu cara mengutarakan perasaannya. Hal-hal rumit yan
Suasana berbeda terjadi di sebuah kamar milik pasangan yang belum lama ini menikah. Pagi-pagi buta, Nora sudah marah-marah karena rencana bulan madunya dibatalkan suaminya secara sepihak. Dia sudah menanti-nanti hari ini, tetapi Noah malah sibuk menyelesaikan urusan penting perusahaan. “Kenapa kau tiba-tiba menunda bulan madu kita? Sudah cukup kau tidak pernah menyentuhku, kita tidak bisa terus seperti ini! Aku istrimu, Noah! Tolong … hargai perasaanku.” Sejak semalam Noah tak pulang, Nora sudah mempersiapkan pakaian-pakaian baru yang sengaja dibelinya untuk menarik perhatian Noah. Kain-kain dengan potongan mini, lingerie, bahkan dalaman dengan warna-warna menantang sudah tertata rapi di dalam kopernya. Namun, apa yang terjadi? “Justru karena kau istriku … kau seharusnya mengerti dengan kesibukanku. Banyak waktu untuk kita bulan madu nantinya. Tetapi, proyek baruku tidak dapat ditunda.” Proyek yang dikatakan Noah tersebut memang penting untuk perusahaan Myers, tetapi semua itu bisa
Pesan singkat dengan foto Nora dan Noah membuat Laura berang. Bukan karena dia cemburu, melainkan kata-kata Nora telah menghina suaminya. Siapa bilang Asher hanya pria tua yang hanya menginginkan tubuhnya saja? Asher sudah mengatakan seratus kali bahwa dia mencintai Laura! Saat Laura membaca ponsel itu, dia dan Asher masih duduk di kamar sambil melihat hujan. Karena gerimis senantiasa membasahi Pulau Hughes, mereka berdua terus berdiam diri di rumah, saling menghangatkan tubuh dan hati. Asher pun ikut membaca pesan dari Nora tersebut. “Wanita gila! Haruskah aku membuangnya ke negara lain agar kau tidak perlu lagi melihatnya?” “Tidak perlu, Sayang. Aku akan mengurus Nora sendiri. Kau tidak perlu membantuku.” Asher tersenyum senang. Setelah Laura tahu tentang perasaannya, wanita itu semakin berubah setiap harinya. Laura menjadi wanita yang penuh semangat dan tak terlihat ketakutan dari sorot matanya. “Baiklah. Aku percaya padamu. Kau bisa minta apa pun untuk membalas adik tiri yang
Nora senang bukan main, bukan hanya masakannya mendapat pujian dari Noah, setelah mereka masuk kamar, Noah juga menyuruhnya menyiapkan air hangat untuk mandi. Benar-benar tak seperti Noah sebelumnya. Apa yang membuat Noah tiba-tiba berubah? Apakah Noah sudah mulai mencintai dirinya? Entahlah … Nora tak mau ambil pusing mencari tahu perubahan Noah. Kali ini, Nora tak akan bersikap gegabah. Dia pun telah merencanakan kejutan bagi suaminya. Semua makanan yang telah disantap Noah telah diberi obat khusus untuk meningkatkan hasrat suaminya. Biarlah Noah yang mulai mendekatinya lebih dulu. Nora bertekad akan mendapatkan Noah malam ini juga. Dia lebih leluasa menjebak Noah karena tak ada Ariana yang selalu mengawasi dirinya. Dia pun tak mau lagi kalah oleh kemesraan yang ditunjukkan Laura dengan suaminya. Di lain sisi, Noah juga sudah tak mampu lagi menahan rasa ingin tahu tentang kehamilan Laura. Dia harus cepat-cepat mencari tahu kejadian malam itu melalui istrinya. Setelah mandi, Noa
“Tidak … aku ingin mendengar kau memaafkanku terlebih dulu. Lalu aku akan pergi dari sini,” tegas Noah. Noah tak ingin bersikap pengecut dengan pergi meninggalkan Alice begitu saja setelah menodainya. Setidaknya, dia tak ingin dihinggapi rasa bersalah dan ingin mendengar Alice memaafkan perbuatannya. “Apa kau pikir perbuatanmu dapat dimaafkan begitu saja?” Alice masih sesenggukan biarpun air matanya telah mengering. “Kenapa kau mendatangiku dan tidak pulang menemui istrimu?” “Alice … aku sungguh menyesal … aku baru saja mengetahui fakta bahwa istriku ternyata wanita jahat yang merusak hidupku. Dialah yang memberiku obat perangsang itu. Dan aku tidak sudi menyentuhnya.” “Dan kau malah menyentuhku yang bukan siapa-siapamu?” geram Alice tak mau menerima alasan Noah. Walaupun dia sedikit terkejut karena rumah tangga Noah tak sebaik yang dipikirnya. “Bagaimana kalau aku sampai hamil?” Noah tersentak oleh pertanyaan Alice. Dia tak sadar menumpahkan benihnya di rahim gadis itu karena bar
Permintaan Noah tersebut segera disampaikan kepada Asher. Pria yang sedang mengelus-elus perut Laura yang sedikit menonjol, terganggu oleh dering dari ponselnya “Ada telepon.” Laura mendorong kepala Asher yang justru semakin menempel di perutnya. “Aku sedang bulan madu. Tidak ada yang bisa menggangguku.” Bunyi ponsel kembali terdengar. Laura kesal karena Asher tetap tak mau menerima panggilan itu. “Cepat angkat teleponmu ... aku tidak akan mengizinkanmu mengunjungi bayi kita kalau ponselmu terus berbunyi karena kau mengabaikannya terus-menerus.” Asher menegakkan badan setelah diancam Laura. Dengan malas, dia mengambil ponsel di nakas. Nama Theo tertera di layar depan. Sesaat kemudian, panggilan terputus sebelum dia menjawabnya. Namun, Theo memanggilnya lagi. “Ada apa?” tanya Asher dengan nada kesal. Laura tak suka melihat Asher bicara dingin dan angkuh seperti itu. Tangannya bergerak membelai titik-titik sensitif suaminya untuk membuatnya tenang. “Ough … Sayang … jangan nakal.
“Tentu saja tidak.” Asher mencoba meraih kepala Laura untuk diusap seperti biasa, tetapi Laura mengelak dan bergeser ke samping. “Kau tidak mau disentuh?” “Kau sudah meragukanku. Apa yang kau katakan kemarin saat kita berurusan dengan Celine? Kau bilang, kita hanya akan hidup sambil memikirkan masa depan. Noah adalah bagian dari masa laluku dan dia sudah tidak lagi berhubungan denganku, kecuali hanya keponakan iparku. Aku tidak mungkin kembali dengannya walaupun dia menggodaku.” Asher menggertakkan gigi karena gugup. Dia seakan-akan sedang menjilat ludahnya sendiri karena dia yang mengatakan tak ingin membahas masa lalu, namun dia sendiri khawatir dengan pria dari masa lalu istrinya. Tapi, bukankah Laura juga curang? Laura seenaknya sendiri mengorek masa lalu Asher. Tetapi, giliran sedang membahas masa lalunya sendiri, Laura langsung berkata jika Noah sudah tak berhubungan lagi dengannya.“Bukan begitu … kau hanya salah paham. Kau tidak mendengar semua percakapan ku, bukan?” Asher b
“Sayang sekali, Noah, wanita yang kau cintai sekarang sudah menjadi bibi iparmu. Mulai sekarang, cintailah Laura sebagai bibimu, bukan sebagai wanita yang dulu kau kenal.” Noah mengepalkan tangan tanda menahan kemarahan yang luar biasa. Dia tahu, tak mungkin bisa melawan Asher sekarang. Noah tak boleh gegabah dan harus bersabar menerima apa pun yang dikatakan pamannya. “Aku akan mencobanya.” “Bagus.” Asher mengangguk biarpun dia bisa melihat ketidaktulusan dari raut wajah Noah. “Aku dengar, kau ingin bercerai dengan istrimu?” “Kakek yang memberi tahu Paman? Aku belum tahu pasti, tetapi aku benar-benar sedang memikirkannya. Tidak akan ada bagusnya jika aku harus tetap mempertahankan pernikahan yang hanya dilandasi dengan paksaan. Aku ingin menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.” Noah berniat menyindir Asher yang menurutnya telah memaksa Laura menikah. Akan tetapi, Asher segera membalik ucapannya. “Kau seharusnya memikirkan itu lebih cepat, Noah. Kenapa kau baru sadar ketika semu