Jangan bilang, pesawatnya nanti hilang ditelan badai đđ
Kejadian di bandara siang itu langsung menjadi fenomenal. Banyak orang yang merekam pernyataan cinta Hillary Smith dan Nevan Erlangga. Kisah cinta mereka pun mendapat kritikan dan pujian di saat yang sama. Di media sosial dan berita-berita internet, banyak yang mencibir Hillary karena mengencani pria yang lebih muda darinya. Namun, tak sedikit pula yang mendukung Hillary dan Nevan karena mereka terlihat manis saat saling menyatakan cinta di depan banyak orang yang menjadi saksinya.Pro dan kontra tentang hubungan mereka itu, tentu saja telah terdengar oleh Asher Smith. Asher tak suka semua orang membicarakan keponakannya. Bahkan, ada pula yang sampai mencaci maki Hillary.Bukan karena Hillary mencoreng nama baik Keluarga Smith karena tindakannya yang membuat Asher lebih marah, melainkan karena Asher tak terima bahwa Hillary dan Nevan dikatakan sebagai pasangan yang akan bersinar tahun ini.Dalam hanya waktu satu jam, berita itu sudah tersebar di mana-mana. Dan ketika sampai di rumah,
Sepasang pengantin tampak bahagia setelah mengikrarkan janji suci pernikahan. Rachel pun melangkah maju untuk melemparkan bunga berlapis emas. Kegaduhan terjadi karenanya.âKau yang memesan bunga itu? Yang kau titipkan pada Dion waktu itu?â bisik Asher di dekat telinga sang istri.Bunga itu melayang tepat tertangkap oleh Rangga Cakrawala. Tentunya mendapat protes dari tamu undangan.Laura mengangguk. Suaranya tak terdengar saat terjadi kegaduhan.Kemudian, dia berkata setelah tamu cukup tenang, âBunga itu dibuat mirip dengan bunga yang Alan berikan pertama kali untuk Rachel. Bunga yang aslinya benar-benar dilapisi emas agar tetap abadi katanya.â Laura tersenyum kecil. Betapa manisnya pemikiran Rachel. Rachel sangat menyukai benda-benda berkilauan, bahkan Laura pun sering diberi emas darinya.âJadi, karena itu kau bersikeras datang? Kau juga mau bunga emas? Aku bisa memberikan ribuan buket bunga emas untukmu kalau kau mau.âTepuk tangan meriah menenggelamkan suara Asher Smith ketika Ra
Alan dan Rachel sangat antusias dan bahagia menjelang pernikahan mereka. Namun, setelah menjadi pasangan resmi, mereka justru berjauhan di dalam kamar hotel.âKau tidak jadi mandi?â tanya Alan dengan mata yang tertuju ke arah lain.Alan beberapa kali mengibaskan kerah kemeja seperti orang kepanasan meski ruangan terasa sejuk. Sementara Rachel duduk sambil menekan-nekan asal layar ponselnya. âSebentar lagi,â balas Rachel datar dan berusaha tenang.Sejak acara pernikahan usai, Rachel ingin segera mandi. Namun, setelah sampai di kamar, dia justru sangat gugup berhadapan dengan sang suami selama hampir setengah jam.Tak tahan lagi, Rachel meletakkan ponsel dan menuju kamar mandi. Alan melirik-lirik sambil bersenandung tak jelas seraya menatap luar jendela.Dia melihat pintu kamar mandi dari pantulan kaca jendela. Rachel menutup pintu setelah melihat dirinya.Alan akhirnya bisa duduk di sofa sambil menghela napas panjang.âMalam pertama kami ⌠akan seperti apa?â gumam Alan sambil membayang
Melihat peluh di wajah Alan dan tercium bau familier dari tubuhnya, Rangga menjadi sangat sedih. Alan ternyata telah mendapatkan sang putri kesayangan. Rangga tak bisa menatap Alan, bukan karena membencinya, tetapi hatinya terasa aneh. Anak yang dulu selalu melompat ke sana kemari itu, kini telah sepenuhnya menjadi wanita dewasa dan dimiliki pria itu. âAku akan memanggil Rachel dulu, Ayah. Kami akan segera menyusul!â seru Alan pada Rangga yang tak berbalik atau menjawab dirinya. âKau seharusnya melakukan itu nanti malam âŚ. Namanya juga malam pertama. Sekarang masih terbilang sore. Aneh kalau disebut sore pertama, bukan?â celetuk Nevan, lalu tertawa pelan. Alan memutar bola mata. âKami tinggal mengulangi lagi nanti. Lalu, apa yang membawamu kemari?â Tawa Nevan menghilang. Dia sebenarnya hanya ingin mengajak Hillary makan makan bersama keluarga besarnya meski Asher dan Laura juga diundang sebagai tamu kehormatan. Tetapi, dia ingin sedikit menggoda Hillary dengan menuntunnya ke area
Makan malam semalam menjadi peristiwa memalukan bagi Rachel. Dia tak sadar, Alan ternyata membuat lukisan cinta di sekujur tubuhnya. Hingga dirinya enggan keluar dari kamar. Sayangnya, hari ini Rachel harus menjadi pemandu untuk para tamu istimewa yang datang dari luar negeri. Dia sudah berjanji akan mengajak Laura dan Emma jalan-jalan di tempat-tempat indah di sana. âRachel, kau tidak perlu ikut dengan kami. Sepertinya, suamimu masih mengantuk âŚ.â Laura menyenggol lengan Rachel dari belakang sambil terkekeh pelan dan melirik ke arah Alan yang menguap lebar. âKak Alan pasti begadang semalaman.â Emma ikut menggoda kakak iparnya. Wajah Rachel merah padam mendengar para wanita itu menggodanya. âSebentar lagi kita sampai di pantai. Kalian pasti akan menyukainya.â Rachel buru-buru mengalihkan pembicaraan. Awalnya, Emma masih ingin menggoda Rachel. Namun, setelah melihat pemandangan indah di depannya, dia urung melakukannya. Emma segera menghampiri suami dan putrinya dan mereka berpisah
Di atas pantai pasir putih yang indah, Simon sedang tertelap dan ditemani wanita yang merupakan pelayan setia putri semata wayangnya. Hanna menggeser payung besar yang menghalau sinar matahari agar tubuh Simon tak kepanasan.âTuan Simon sedang mimpi apa? Kenapa bibirnya bergerak-gerak begitu?â gumam Hanna selagi memperhatikan wajah Simon.Simon berdecap-decap sambil tersenyum, kemudian bergumam dalam tidurnya, âKita akan menikah âŚ.âHanna terkekeh geli. âKau sudah menikah dua kali, Tuan. Saat ini, kau pasti sedang memimpikan Nyonya Callista.ââMenikah ⌠Hanna âŚ.â Simon kembali bergumam-gumam, membuat pemilik nama itu terkesiap.Gumaman Simon setelahnya semakin jelas. Wajah Hanna menegang ketika bibir Simon mengucap namanya berulang kali.Hanna segera berlari meninggalkan Simon sambil menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, seakan-akan tak tahan untuk meneriakkan sesuatu. âApa yang baru saja aku dengar?â batin Hanna.Selama ini, Simon selalu menganggap Hanna sebagai putrinya. Setid
âHanna, apakah aku-âHanna berjalan melewati Simon dan tak ingin mendengar penjelasan apa pun sekarang. Dia masih kecewa karena ternyata hanya dirinya yang menganggap Simon sebagai keluarga.Simon mengusap wajah dengan kasar, lalu berbalik menyusul Hanna. âAku harus segera menjelaskan kesalahpahaman ini.âHanna sudah hampir masuk ke mobil sambil bercakap-cakap dengan Laura. Melihat cara bicara Laura yang sambil melihat dirinya, Simon takut jika Hanna mengadukannya.Simon tak berani mendekat. Kemudian masuk ke pintu mobil di arah yang berlawanan dari mereka.Dalam perjalanan ke tempat wisata lain, Hanna sekali pun tak melihat Simon. Saat mengurus Claus dan Collin yang duduk di antara mereka dan harus menghadap Simon, Hanna selalu menunduk atau melihat ke arah lain.Hanna benar-benar mengacuhkan Simon sampai hari berikutnya. Dia selalu berkumpul dengan orang lain dan enggan duduk hanya berdua dengan Simon ketika mengasuh Claus dan Collin.Simon tak tahan lagi! Hari ketiga liburan merek
Waktu berlalu dengan cepat. Perut Laura kini telah membesar dan hampir melahirkan.Asher dan Laura sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin bayi mereka karena pertentangan pendapat. Namun, dokter tetap memberi tahu bahwa bayi di dalam rahim Laura kali ini hanya ada satu.Asher meyakini bahwa bayinya berjenis kelamin perempuan, sedangkan Laura yakin bahwa anaknya lelaki. Sementara itu, orang-orang di sekeliling mereka pun memperdebatkan hal yang serupa dan tak ada yang menebak sama. Karena itu, kamar untuk bayi mereka juga dipersiapkan setengah untuk perempuan, setengah lagi untuk laki-laki.âSayaaaang!â seru Asher dari koridor.Laura yang saat ini berada di kamar Claus dan Collin bersusah payah bangun untuk menyambut Asher yang baru saja pulang dari kerja. Simon gegas membantu Laura berdiri dan menuntunnya ke depan pintu.Rupanya, Asher masih jauh dari kamar itu dan hanya suaranya yang terlalu keras memanggil dirinya. Melihat sang istri kesulitan menegakkan badan, Asher gegas