Bella dan Sunny diam-diam pindah kos ke tempat yang jauh dari kosan sebelumnya, mereka dibantu oleh Nilesh. Mereka pindah karena permintaan dari Bella Shara. Tidak ada diantara mereka yang tahu mengapa Bella mendesak untuk segera pindah. "Aku tidak tahu apa alasan Bella untuk pindah dari kosan lama, jangan-jangan telah terjadi sesuatu padanya," ucap Nilesh saat ia bersama dengan Sunny. "Mungkin saja telah terjadi sesuatu padanya, tapi dia tidak menceritakan itu pada kita, karena aku yakin Bella tidak mungkin memaksa untuk pindah jika tidak terjadi sesuatu, tapi kenapa Bella tidak menceritakan apapun pada kita? Bella semakin lama semakin berubah, coba tanyakan padanya Nilesh apa yang sebenarnya telah terjadi, mungkin saja beban yang ia rasakan sangat sulit untuk di ceritakan, aku sangat khawatir," kata Sunny. Ia tidak ingin melihat Bella seperti orang yang ketakutan. Sementara di sisi lain, Bella mulai merasa aman karena ia tahu pria yang merenggut mahkotanya dengan paksa itu tidak
"Apa?"Suara Nilesh tiba-tiba sangat keras, ia mundur beberapa langkah, tubuhnya seakan tidak berdaya untuk berdiri. Sementara Bella masih terus menangis. Mereka dua insan yang tiba-tiba saja terdiam, hening, tidak ada yang bicara, seakan di sambar petir Nilesh mendengar ucapan Bella.Kemudian Nilesh mendekatinya, memegang bahunya sambil menatap matanya."Siapa yang melakukannya Bella?" Suara emosi terdengar dari bibir Nilesh."Aku tidak mengenalnya Nilesh", Bella menceritakan malam kepedihan itu pada Nilesh."Siapa Maudy? aku harus mencari tahu semuanya!" ucap Nilesh."Aku yakin dia salah paham, dia mengira aku adalah Maudy yang telah mengkhianatinya, waktu itu berkali-kali dia menyebutkan nama itu, tapi?" Bella berhenti bicara lalu menangis histeris."Ada apa?""Untuk kedua kalinya dia sengaja menculik ku lalu melakukan hal kotor itu lagi, aku tidak bisa menghubungi mu dan juga Sunny karena dia mengambil ponselku, aku sangat membenci diriku ini Nilesh."Nilesh memandang wajah Bella,
Arland dan Kay menatap layar laptop masing-masing, tidak ada yang bicara di antara mereka, Kay melihat Arland begitu fokus dan tatapannya hanya ada di layar laptop. "Syukurlah dia sudah fokus kerja, aku harus membuatnya sibuk dengan semua urusan kantor ini, supaya dia bisa melupakan Maudy," gumam Kay. Namun ternyata Arland hanya menatap laptop itu, sementara pikirannya tertuju pada Bella yang entah dimana sekarang, Kay memperhatikan dengan seksama pandangan Arland, dia mulai curiga saat pandangan itu ternyata kosong. "Arland," Kay mengangetkan nya dengan memukul pundaknya. "Iya," Arland menatap Kay dengan kening yang mengerut. "Ada apa lagi sih Arland, apa yang membuatmu berubah begini? masih banyak gadis yang lebih baik dari Maudy diluar sana," Kay mencoba memberi solusi pada Arland, tapi menurut Arland masalahnya sekarang bukan lagi tentang Maudy. "Aku..," Arland belum selesai bicara, tiba-tiba ponselnya berdering di atas meja, ia melihat panggilan itu dari mommy nya,
Arland pun menatap mata Maudy dengan rasa benci. "Siapapun dia, aku sangat mencintainya," ucap Arland lalu melepaskan tangan Maudy. "Dengar Arland, aku tidak akan membiarkan siapapun merebut mu dari aku, aku adalah satu-satunya yang pantas untukmu." Maudy pun segera meninggalkan Arland, tanpa menoleh ke arah Maudy Arland berjalan ke kamarnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya mommy Arland saat melihat Maudy turun dari tangga dengan mata sembab dan berlinang air mata. "Mommy, Arland mencintai gadis lain," ucap Maudy sambil menangis di pelukan mommy Arland, mommy nya tidak percaya jika Arland mencintai gadis lain selain Maudy, karena selama ini ia tahu Maudy adalah satu-satunya gadis impian Arland. "Tidak mungkin, Arland tidak mungkin mencintai gadis lain." "Tadinya aku tidak percaya mom, tapi Arland sendiri yang mengatakan itu, ia mengatakan seseorang telah berhasil menggantikan diriku di hatinya, aku tidak tahu alasannya kenapa sampai tega dia mengkhianati cintaku," Maudy berpur
Sepanjang jalan ketika Arland menyetir, ia hanya berharap bisa melihat Bella, matanya yang jeli memperhatikan ke sana kemari namun ia tidak melihatnya. "Aku mohon Bella, hanya sekali saja berikan aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan yang ku lakukan padamu, aku sungguh tidak berdaya jika kau menghilang, kemana aku harus mencari mu?" ucap Arland dalam hati sambil melihat sekeliling jalan. Tak lama kemudian, ia tiba di bar yang di katakan oleh Kay, ia masuk ke dalam di sambut oleh gadis-gadis pilihan sang germo, gadis-gadis dengan kulit yang mulus dan seksi, bahkan tidak terlihat kekurangan pada mereka, tetapi Arland tidak tertarik pada mereka. "Hei" seru Kay melambaikan tangannya pada Arland. Arland mendekatinya sambil menggelengkan kepala, bagaimana tidak Kay berada di antara lima gadis cantik nan seksi. "Kalian pergilah dulu, aku akan memanggil kalian setelah urusanku selesai," ucap Kay pada para gadis itu. "Baiklah, kami tidak suka menunggu," ucap salah satu dari
Sunny dan Bella sibuk membereskan barang-barang nya di kos yang baru, Sunny masih tidak tahu yang sebenarnya terjadi, Nilesh juga tidak memberitahunya tentang permasalahan Bella. Bella merasa aman, Nilesh juga akan selalu menjaganya dari pria yang menakutkan itu. "Bella, di mana aku meletakkan ponsel ku? rasanya aku lupa," ucap Sunny sambil merogoh isi tas nya. "Aku tidak tahu Sun, mungkin saja kamu meletakkannya di tempat lain," jawab Bella sambil tersenyum manis, sekarang senyumannya sudah kembali seperti dulu, matanya juga tidak lagi sembab karena air mata. Sunny bahagia melihat sahabatnya itu bahagia. Mereka berbaring setelah selesai menyusun barang, rasa lelah membuat mereka malas untuk memasak makanan, untung saja Nilesh datang tepat waktu membawakan makanan untuk mereka berdua. "Terimakasih Nilesh, kamu datang tepat waktu," kata Sunny sambil mengunyah makanannya. "Ia Sun, sama-sama." Setelah Sunny dan Bella selesai makan, Sunny langsung mandi, sedangkan Bella dan N
Cukup lama Sunny berdiri di depan cermin, ia rasanya tidak percaya jika Bella sudah bertunangan, pertemuannya dengan Arland dan Kay membuatnya sangat gusar, saat ia mondar-mandir di depan cermin, ponsel dalam saku celananya bergetar, ia mengambil ponsel itu lalu melihat panggilan dari Nilesh. Saat ia hendak mengangkat telepon itu ia melihat pria yang mencari Bella berjalan ke arah toilet pria, membuatnya semakin gemetar, panggilan dari Nilesh pun ia abaikan. "Bagaimana ini? bagaimana jika mereka tahu aku ada disini, mati aku," gumamnya. Ia pun mematikan ponselnya supaya Nilesh tidak menelepon dirinya, ia takut jika kedua pria itu sampai menemukan dirinya. Ia pun mengingat kejadian 2 hari lalu, dimana Bella memaksa supaya mereka pindah kos, ia pun menyadari semuanya. "Jangan-jangan Bella? Ya Tuhan, Bella selama ini berbohong? Apa yang dia sembunyikan dariku dan Nilesh, aku harus mencari tahu" gumamnya, ia mengira omongan kedua pria itu benar adanya yang mengatakan jika Bella adal
Setelah 1 jam Sunny menunggu, akhirnya Bella pun pulang membawa beberapa makanan di dalam kantong kresek. "Sunny" Bella melambaikan tangan dari jauh saat ia melihat Sunny menunggunya. Sunny hanya tersenyum ia menyembunyikan kesedihannya dari Bella. "Kamu sudah lama menunggu?" Tanya Bella tersenyum. "Belum, aku juga baru pulang." Setelah membuka pintu, saat mereka akan masuk ke dalam kos, 2 orang pria langsung menutup mulut mereka, 1 orang mengunci Sunny di dalam 1 lagi membawa Bella pergi. "Sunny," Bella teriak meskipun mulutnya di tutup pakai kain, sedangkan Sunny hanya bisa melihat kepergian Bella yang semakin jauh hingga Bella hilang dari pandangannya. Air mata pun tidak terbendung dari pelupuk mata Sunny, ia segera menghubungi Nilesh tapi tidak ada jawaban. "Bagaimana ini? Siapa mereka, mengapa mereka menculik Bella?" Bella terus meronta agar terlepas dari dua pria itu, saat tangan Bella terlepas dari tangan pria itu, ia langsung menarik topeng dari wajah mereka, Bel