Beralih ke peperangan yang terjadi di depan reruntuhan kuno...Ledakan besar terjadi setelah dua kekuatan milik Bara dan Bunisrawa saling beradu di udara. Tubuh Dewa Cahaya itu terpental jauh dan menabrak bebatuan hingga tercipta dentuman. Bunisrawa sendiri juga terpental dan menghantam pasukannya sendiri yang kala itu tengah berperang melawan pasukan es milik Lian Xie.Du Khan dan Lu Xie yang melihat kesempatan menyerang secara bersama-sama dengan kecepatan kilat. Namun belum sampai mereka menghantam Bunisrawa, ribuan prajurit inti Mayadwipa telah menghadang dengan serangan gabungan yang menciptakan sinar merah ganas. Tentu saja kedua Dewa itu segera menghindari serangan tersebut karena sinar merah itu sangatlah kuat. Bunisrawa segera memberi perintah untuk mengepung para dewa pengikut Bara Sena yang berada di jarak paling dekat. Dan Du Khan serta Lu Xie adalah sasaran mereka yang terdekat sehingga ribuan prajurit itu segera mengepung mereka lalu membuat formasi."Nona Lu Xie, Bisak
Rui Yun tercekat melihat dirinya telah diincar. Dengan terpaksa dia pun mengerahkan kekuatan sejati miliknya yang telah lama dia pendam. Padahal dia sudah tak ingin menggunakan kekuatan Iblis tersebut dan memilih untuk menjadi Rui Yun seutuhnya. Namun keadaan memaksanya untk melakukan hal itu."Peti Iblis!" teriaknya.Tiba-tiba dari dalam tanah muncul satu peti hitam yang berdiri di depan Rui Yun. Peti tersebut pun terbuka lebar lalu menghisap semua tombak yang mengarah ke wanita tersebut. Para prajurit inti Mayadwipa terkejut melihat kemunculan peti aneh itu. Tapi terlambat untuk mereka menyadari keanehan dari peti Iblis milik Rui Yun. Karena sesaat kemudian, dari dalam peti itu muncul tangan-tangan hitam yang dalam sekejap berhasil menyambar tubuh mereka.Anehnya, tangan itu tidak mencengkram tubuh kasar para prajurit inti, melainkan mengincar jiwa mereka. Dan jiwa para prajurit itu pun ditarik paksa dari tubuhnya lalu diseret masuk ke dalam peti iblis. Meski mereka meronta tetap sa
Meili Tian Zi menoleh kearah Bara Sena yang berada palung dekat dengan dirinya."Ayah, aku ada dimana? Kenapa pemandangan disini jelek sekali?" tanya gadis kecil itu.Bara mendekati putrinya lalu mengusap kepala gadis kecil itu. Sambil mengusap, dia membungkuk kan badan dan berbisik di telinga putrinya tersebut."Ibumu dalam bahaya..." Mendengar bisikan itu, seketika kedua mata Meili menyala biru terang. Dia menoleh kearah Bunisrawa yang terkejut dengan perubahan pada gadis kecil tersebut."Apa yang terjadi...?" batinnya dengan perasaan sedikit ngeri saat melihat tatapan Meili yang seolah hendak menelan dirinya."Siapa yang membuat ibuku celaka?" tanya gadis itu.Bara menunjuk ke arah bawah sana dimana Xue Ruo dan Rui Yun berada. Meili pun menatap kearah yang ditunjuk oleh ayahnya tersebut. Gadis kecil itu pun berteriak keras melihat sang ibu yang tergeletak di bawah sana. Ditambah ribuan pasukan inti Mayadwipa yang sudah siap untuk menyerang dengan serangan gabungan."Anakku, kau ha
Kehadiran Kubus Biru raksasa itu membuat ribuan pasukan Mayadwipa tertegun tak bisa berkata apa-apa. Mereka semua tak percaya, seorang Bunisrawa yang terkenal Sakti mandraguna dan tak Terkalahkan itu dibuat tak berdaya oleh gadis kecil yang baru saja muncul.Meili Tian Zi menatap tajam kearah kubus biru seolah dia masih belum puas dengan apa yang baru aja dia lakukan. Bara Sena ikut menatap kearah kubus raksasa tersebut. Dia merasakan adanya kekuatan yang meningkat dari arah benda berukuran raksasa tersebut."Mustahil...manusia iblis itu masih hidup setelah menerima serangan beruntun dari putriku?" batin Bara. Meski tak percaya hal itu akan terjadi, dia tetap waspada karena adanya peningkatan kekuatan yang tidak wajar. Dan tak berapa lama kemudian, kubus biru raksasa itu mulai bergerak-gerak. Bara menatap benda tersebut dengan mata tak berkedip. Dia benar-benar tak percaya benda sebesar itu bergerak secara perlahan. Aura kekuatan yang muncul dari arah itu pun semakin menguat seiring
Gandi dan Dara serta Pragasena melangkah memasuki lantai paling dasar dari Istana Abadi tersebut. Suasana yang megah dengan warna emas itu menyambut mereka bertiga. Karena sudah hapal dengan tempat tersebut, Pragasena langsung membawa Gandi menuju ke satu tempat yang ada di sana. Mereka pun berhenti di depan gerbang kembar yang tidak terlalu besar."Ini adalah ruangan tempat Empu Jagat membuat senjata. Lantai ini dikhususkan olehnya...Dara Purbavati pun lahir di tempat ini bersama kakak-kakaknya," kata Pragasena.Bara menoleh kearah Dara yang tersenyum melihatnya."Kalau bole tahu, siapa saja yang diciptakan oleh Empu Jagat selain Dara dan Suryo?" tanya Gandi."Ada tujuh senjata yang dibuat oleh Empu Jagat. Yang pertama kali diciptakan adalah Pedang Cahaya yang memiliki roh bernama Suryo. Saat pembuatan senjata itu, aku belum dilahirkan di dunia ini." kata Pragasena."Jadi itu adalah senjata tertua...? Lalu yang selanjutnya?" tanya Gandi lagi."Pedang Tanpa Wujud seperti yang pernah a
Gandi berhenti melangkah setelah memasuki ruangan besar dan luas tersebut. Matanya menatap nanar kearah beberapa patung raksasa yang berdiri di sana. Pragasena menepuk bahu Raja Naga tersebut."Tak perlu kaget, patung itu adalah para pekerja di tempat ini. Mereka digunakan untuk membantu Empu Jagat dalam membuat senjata. Karena tak ada makhluk hidup yang bisa bertahan di tempat ini saat Empu Jagat menciptakan senjata..." kata Pragasena menjelaskan."Jadi untuk membantunya dia menggunan patung raksasa itu? Luar biasa...Bukankah dia harus mengendalikannya dengan kekuatan?" tanya Gandi."Tentu saja. Untuk Empu Jagat, mengendalikan patung itu sangat mudah baginya. Setelah kau mendapatkan Tombak Banyu Biru, patung-patung ini bisa menjadi pembantumu," kata Pragasena."Mereka hanya patung, apakah tidak akan menyulitkanku dalam mengendalikan semuanya?" tanya Gandi yang merasa cukup senang kalau memang patung-patung raksasa itu kelak aka menjadi miliknya."Kau tak perlu khawatir kakang, saat t
Gandi, Dara dan Pragasena sama-sama melangkah masuk ke dalam ruangan yang merupakan gudang senjata milik Empu Jagat Martapura. Aura aneh tersebut semakin santer membuat Gandi semakin penasaran, senjata apa yang tersimpan di dalam gudang tersebut.Setelah masuk ke dalam, pemuda itu nampak terpana melihat begitu banyaknya senjata berbagai jenis dan macamnya. Namun kebanyakan, senjata tersebut berada di tingkat Langit, bukan di tingkat Surga. Yang artinya, masih biasa-biasa saja bagi sang Raja Naga Air tersebut.Senjata itu nampak berderet rapi. Ada yang diletakkan di dalam peti kayu, ada pula yang tergeletak di atas batu persegi. Dari sekian banyaknya senjata, mata Gandi hanya tertuju pada satu senjata yang tergantung di dinding batu. Itu adalah busur panah berwarna putih Gading."Busur panah itu...Apakah hanya dia yang berada di tingkat Dewa? aura kuat tadi, berasal darinya..." batin Gandi.Dia pun mendekati busur panah tersebut dan berniat untuk mengambilnya. Namun tiba-tiba, dari dal
Srttttt!Tubuh Gandi bergerak secepat kilat diikuti kekuatan petir miliknya. Kusumadewi tak tinggal diam melihat serangan kilat tersebut. Dia segera membuat gerakan tangan yang kemudian disusul munculnya ratusan anak panah yang melayang di belakangnya."Ingin menyerangku? Coba dulu kekuatan Panah Penghancur Surga!" teriak Kusumadewi lalu dia pun mendorong tangan kanannya ke depan. Ratusan anak panah nampak berputar dan mengeluarkan kekuatan aneh bercahaya hijau. Sesaat kemudian panah-panah tersebut menderu kearah Gandi yang tengah melesat kearah roh wanita tersebut.Raja Naga Air itu terkejut melihat ratusan anak panah yang menderu kearahnya. Gandi segera berkelit dari serangan anak panah tersebut dengan kecepatan kilat yang dia miliki. Namun rupanya anak panah itu sudah mengunci tubuhnya sehingga saat panah berhasil dihindari, anak panah tersebut berputar kembali dan menyerang pemuda tersebut tanpa henti.Geram karena dikepung serangan ratusan anak panah, Gandi pun langsung menciptak
Mendengar saran dari Banyu Biru, Gandi pun segera mengumpulkan niat dan kepercayaan dirinya. Sementara Sanskara yang akan bertarung lebih dulu melawan Mayadwipa dengan Palu Naga Bumi. Teriakan Mayadwipa terhenti. Namun saat itu juga muncul sesuatu dari atas langit sana. Awan hitam disertai suara gemuruh membuat suasana di area tersebut menjadi mencekam. Sanskara yang siap untuk menghadapi serangan musuh nampak tertegun."Kekuatan yang sangat mengerikan..." batinnya.Tiba-tiba saja muncul Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang melayang di sampingnya."Aku tahu kau tubuh ganda miliknya. Sepertinya dia tengah mengumpulkan kekuatan penuh untuk menggunakan Tombak Banyu Biru. Aku akan membantu mengulur waktu," kata Bara."Kekuatan Mayadwipa ini tidaklah main-main. Harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menahan serangan sekuat ini," sahut Kahiyang Dewi. Bara Sena menatap keaerah bawah sana dimana pasukan Mayadwipa masih sangatlah banyak tengah
Pedang hitam kemerahan itu meluncur dengan cepat ke arah perut Gandi yang tak bisa bergerak sedikit pun karena tertahan oleh sesuatu. Sesaat sebelum pedang itu menghujam ke perut Raja Naga Air, tiba-tiba cahaya biru terang muncul dan terdengar suara dentrangan cukup keras.Trang!Mayadwipa terkejut setelah melihat sasarannya kini telah mengenakan sebuah zirah perang berwarna biru langit. Itu adalah Zirah Pelindung Naga milik Gandi yang dia dapatkan dari Empu Jagat Martapura."Zirah!? Dan dia bisa menahan serangan dariku dengan mudah!?" seru Mayadwipa.Gandi menyeringai lebar. Lalu tubuhnya pun berhasil bergerak kembali setelah mengenakan zirah Sakti tersebut. Dengan cepat tubuh pemuda itu berputar di udara lalu melanjutkan serangan sebelumnya yang tertunda. Tentu saja Mayadwipa tak tinggal diam melihat Gandi mengerahkan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Dia menggunakan telapak tangan kirinya untuk menahan pukulan dari Raja Naga Air tersebut.
Kahiyang Dewi menatap sosok pemuda yang tubuhnya diselimuti aura merah. Sosok yang tak lain adalah Gandi Wiratama. "Kau...!" seru wanita itu dengan berbagai perasaan yang tak menentu. Gandi menoleh dan tersenyum kecil. Dari dalam tangannya mengalir kekuatan Agni Maya yang menyelimuti tubuh Kahiyang Dewi dan menyembuhkan luka dalamnya dengan cepat."Sekarang kau tak perlu khawatir lagi. Kali ini, aku yang akan melindungimu." ucap Gandi membuat Kahiyang Dewi semakin tak menentu. "Bagaimana bisa, kau menjadi Naga Api dengan kekuatan yang begitu murni... Jika itu kekuatan yang berasal dari diriku yang pernah kau dapatkan dulu, tidak mungkin akan semurni ini. Kau lebih layak disebut sebagai Naga Api yang sebenarnya sama sepertiku..." kata Kahiyang Dewi sambil menahan perasaannya yang benar-benar bergejolak. Gandi tersenyum melihat kebingungan di mata wanita tersebut."Kalau begitu, bukankah aku sudah layak untuk menjadi kekasihmu? Kau sendiri su
Melihat perubahan wujud Bara yang setengah Dewa Cahaya setengah Iblis Neraka membuat Mayadwipa tertegun."Iblis Neraka...?" batin wanita itu dengan mata menatap nanar kearah Bara Sena.Tubuh pemuda itu pun melesat ke langit dengan cepat diikuti kobaran api dan lahar yang berjatuhan dari tubuhnya. Bunisrawa yang melihat hal itu segera datang menghadang. Bara yang sudah murka langsung menerjang makhluk besar tersebut."Minggir kau bajingan!: teriak Bara. Tangan kanannya bergerak menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar cahaya terang disertai kobaran api yang panas membara. Kobaran api itu pun menderu ganas ke depan sana.Wosshh!Bunisrawa terkejut dengan kekuatan api yang begitu panas menghantam dirinya. Teriakan dahsyat terdengar dari penjaga Ratu Mayadwipa tersebut. Tubuhnya terbakar hebat oleh kekuatan api neraka yang Bara lancarkan. Bara Sena pun tiba didepan tubuh Bunisrawa yang tengah terbakar api dan langsun
Beberapa waktu sebelum Gandi mendapatkan Tombak Banyu Biru, di atas Istana Abadi sana, Bara tengah berjuang dengan keras melawan pasukan Mayadwipa yang dipimpin oleh Bunisrawa. Pasukan besar itu sebagian telah tewas dan hanya menyisakan pasukan inti yang jumlahnya masih sangat banyak bagi Bara dan para pengikutnya.Keadaan Bara dan para pengikutnya pun bahkan sudah mulai melemah karena kehabisan tenaga. Untungnya ada Meili Tian Zi dan Manguntur yang masih sanggup bertarung. Bahkan gadis kecil anak Bara dan Xue Ruo itu berhasil membunuh ribuan pasukan inti Mayadwipa dengan kekuatan Kubus Biru miliknya.Bunisrawa yang hebat karena kekuatan Raksasa yang dia miliki pun merasa jeri menghadapi gadis kecil tersebut. Keadaan sebenarnya sudah dikuasai Bara dan para pengikutnya karena adanya Meili Tian Zi yang memang memiliki kekuatan di atas ayahnya sendiri. Sayangnya, keadaan yang sudah membaik itu harus terputar kembali saat Ratu Iblis itu datang ke tempat tersebut.
Setelah dua orang tua itu sama-sama tenang, Gandi pun akhirnya memiliki kesempatan untuk menjajal Zirah Pelindung Naga pemberian dari Empu Jagat Martapura. Ternyata zirah tersebut sangat mudah digunakan. Baru saja dia berpikir untuk mengenakannya, zirah itu pun langsung berubah menjadi aura biru lalu menempel di tubuh Gandi dengan cepat. Setelah menempel, aura biru itu pun kembali menjadi Zirah Pelindung Naga."Wah! Ini sangat hebat! Bahkan aku tak perlu repot-repot mengenakannya!" seru Gandi takjub karena apa yang dia lihat itu adalah untuk pertama kalinya. Padahal sebelumnya dia membayangkan betapa susahnya harus mengenakan perlengkapan perang tersebut satu persatu."Hehehe, tentu saja aku sudah memperhitungkan semua itu untuk mempermudah dalam pemakaian. Dengan kata lain, kau bisa melepas atau mengenakan itu dalam waktu sekejap mata saja hanya menggunakan hatimu." sahut Empu Jagat sambil mengelus jenggot putihnya. Dia merasa sangat senang melihat Gandi yang begitu kagum dengan zira
Gandi tak mengerti apa yang dikatakan oleh Empu Jagat setelah mendengar berita darinya mengenai Batara Geni yang memiliki tiga kekuatan Dewa Kuno."Sebenarnya, apa istimewanya kekuatan Dewa Kuno itu Eyang?" tanyanya kemudian karena selama ini dia hanya tahu namanya saja tanpa mengetahui seperti apa kekuatan Dewa Kuno yang dimiliki oleh ayah mertuanya tersebut."Kekuatan Dewa Kuno itu sangatlah langka. Kekuatan itu hanya ada tiga saja di tiga dunia ini dan tidak bisa ditiru oleh orang lain yang bukan memilikinya. Dengan kata lain, kekuatan tersebut hanya bisa diberikan, tanpa bisa diturunkan. Dan siapa pun yang memilikinya, maka dia akan menjadi Tangan Kanan dari Sang Pencipta dunia, yaitu Sang Hyang Wenang..." kata Empu Jagat Martapura dengan nada yang berapi-api.Mendengar hal itu, Gandi benar-benar dibuat tak percaya dan tertegun cukup lama."Ayah mertua...Apakah dia memang sehebat itu...? Pantas saja tak ada satu pun Dewa yang berani menyinggung dirinya. Bahkan setingkat Anoman dan
Empu Jagat Martapura menunjukan sebuah peti emas dengan ukiran indah bahasa sansekerta. Namun pada sisi-sisi peti nampak ukiran berbentuk sepasang Naga yang melingkar dan saling berhadapan pada satu sisi."Apa yang akan kau berikan padaku Eyang?" tanya Gandi sambil melongok kearah peti tersebut. Dia penasaran apa yang ada di dalamnya."Ini adalah peti penyimpanan yang bisa menyimpan banyak harta. Sebanyak apa pun harta yang kau miliki bisa kau simpan ke dalam peti ini. Dan uniknya, kau bisa membawa kemana saja peti ini ke dalam alam jiwamu. Di dalam peti ini ada beberapa Harta mahal. Namun yang ingin aku tunjukkan adalah satu benda berupa zirah perang yang bisa kau gunakan sebagai pelindung dalam pertarungan. Zirah ini aku buat sendiri khusus untukmu," kata Empu Jagat Martapura."Baju Zirah Perang...?" tanya Gandi."Namanya adalah Zirah Pelindung Naga. Zirah ini adalah pasangan dari Pedang Naga Langit yang saat ini sudah kau miliki. Dengan Zirah Pelindung Naga dan Pedang Naga Langit,
Gandi terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru mengenai Tombak Banyu Biru yang bisa menyerap tiga kekuatan jiwa miliknya. Dua di antaranya adalah kekuatan milik orang lain yang ada di dalam tubuhnya dan bukan kekuatan sejati milik sang Raja Naga Air."Itu artinya, kekuatan petir dari Naga Petir Trikala juga akan dihisap olehnya!?" seru pemuda itu."Tentu saja. Melihat apa yang dilakukan tombak Banyu Biru jelas dia akan menghisap kekuatan lain selain air dan api yang sudah masuk ke dalamnya. Tapi kau tak perlu khawatir dengan semua itu. Karena justru inilah jalan yang terbaik untuk dirimu di masa depan. Karena setelah kekuatan milikmu terhisap ke dalam tombak, secara langsung maupun tak langsung, itu akan menjadi bagian dari dirimu karena kalian telah menyatu. Tombak ini memiliki kekuatan untuk memurnikan kekuatan jiwa menjadi kekuatan miliknya sendiri. Dan karena kau sudah menyatu dengannya, maka kau pun akan mendapatkan apa yang ada pada tombak tersebut. Itu arti