Home / Lainnya / Gara-gara Transferan Nyasar / Gara-gara Transferan Nyasar_2

Share

Gara-gara Transferan Nyasar_2

last update Last Updated: 2022-06-10 23:18:13

GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_2

"Ris, kamu semalem pake handphoneku nggak?" tanya Mas Yuda saat menungguku menyiapkan sarapan di dapur.

Aku yang sedang sibuk menata makanan di piring saji, mendadak menghentikan kegiatanku. Kaget akan pertanyaan Mas Yuda yang tiba-tiba. Padahal semalam ponselnya yang sengaja kubobol sudah kuletakkan kembali ke tempat semula. Atau jangan-jangan Mas Yuda tahu kalau aku mengutak-atik ponselnya? Wah, gawat!

"Ris, kok, diam?" tanya Mas Yuda mengejutkanku.

Aku beralih menatapnya. Menetralkan kegugupan agar tak tampak.

"Enggak, Mas. Mana pernah aku mainin ponselmu. Emangnya kenapa?" tanyaku balik.

Tampak Mas Yuda mengerutkan keningnya. Sedangkan jari telunjuk dan kedua jari lainnya ia ketuk-ketukkan ke meja makan. Sepertinya ia sedang berpikir.

"Ehm ... sepertinya aku lupa, semalam aku mainin ponsel sampai ketiduran. Ya udah, maaf, ya, aku curiga sama kamu."

Lega ... untungnya Mas Yuda tidak curiga. Betapa cerobohnya aku hampir membuat diri sendiri celaka. Pantas jika Mas Yuda curiga. Semalam pesan terakhir dari Kak Winda belum sempat ia baca, tetapi sudah keburu kubaca lebih dulu.

Selepas Mas Yuda berangkat ke tempat kerja, aku hendak segera menjalankan rencanaku. Aku akan mencari tahu kapan rencana pernikahan Mas Yuda dengan Rasti.

Sekali lagi kubuka aplikasi hijau di ponselku. Membaca semua percakapan Kak Winda dengan Mas Yuda. Sakit. Sangat perih kurasakan. Mas Yuda yang kukira akan selalu menyayangiku, ternyata tega berbuat jahat. Menorehkan luka yang mungkin tidak akan pernah kumaafkan.

Kuamati pesan terakhir Kak Winda kemarin. Sebuah foto sampul undangan pernikahan. Tertera nama lelaki yang sudah tiga tahun menikahiku. Hancur, betapa hancurnya hatiku saat itu. Tak terasa air mata yang berusaha kutahan akhirnya jatuh juga. Kuluapkan segala sesak di dalam dada. Namun, mendadak tangisku terhenti. Aku berpikir waras. Percuma juga aku menangis, kalau kenyataannya Mas Yuda tega berselingkuh. Itu artinya cintanya tak lagi untukku. Tetapi, aku benci caranya. Lebih baik sekarang aku mencari tahu kapan pernikahan Mas Yuda dan Rasti digelar. Kebetulan teman lamaku ada yang sekantor dengan Mas Yuda.

Segera kuraih ponsel, lalu kucari kontak Rian, temanku yang sekantor dengan Mas Yuda. Aku berharap, dengan meminta bantuan Rian, aku segera mendapatkan informasi tanggal pernikahan Mas Yuda.

[Rian, aku ada perlu. Apa bisa kita bertemu?]

Kukirimkan pesan w******p ke nomor Rian, sesaat setelah mendapatkan kontaknya di daftar kontakku. Tak lama tanda di samping pesan berubah warna biru. Tak sabar aku menanti pesan balasan dari Rian.

Terlihat di pojok atas tulisan mengetik berubah online, begitu berulang kali. Aku sempat tak enak hati pada Rian, karena telah mengganggunya di saat jam kerja. Lantas, tak lama ponselku berbunyi. Pesan balasan dari Rian.

[Ehm ... maaf, Ris. Bukan aku nggak mau, tapi aku sedang sibuk. Memangnya ada perlu apa, ya, kok, nggak biasanya kamu hubungi aku?]

Daripada bertele-tele, maka segera kuutarakan maksud dan tujuanku menghubunginya.

Setelah tahu maksudku, balasan Rian sangat tidak masuk akal. Katanya, ia dan Mas Yuda sangat jarang bertemu. Sungguh aneh. Padahal setahuku Rian dan Mas Yuda sering sekali bertemu. Bahkan mereka berdua tak sungkan saling berkomunikasi.

[Beneran, Ris. Aku nggak tau kalau masalah Yuda mau nikah lagi. Sejauh ini sikap Yuda nggak ada yang berubah.]

Belum sempat aku membalas pesan Rian, kembali Rian mengirimku pesan. Ia mohon pamit karena akan melanjutkan pekerjaannya yang sempat terabaikan beberapa saat tadi.

Aku terdiam memikirkan masalah yang cukup rumit. Berusaha tenang, agar otakku dapat berpikir jernih. Tetapi, sekerasku berusaha memikirkan cara agar dapat mengorek informasi lebih lengkap lagi, rasanya semakin sulit. Maka kuputuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di kamar sambil merebahkan diri.

💔💔💔

Bersantai sambil berselancar di dunia maya merupakan pilihan tepat. Baru saja aku merebahkan diri, ponselku berbunyi notifikasi dari aplikasi hijau. Ternyata pesan dari Kak Winda untuk Mas Yuda. Mengingat kecurigaan Mas Yuda terhadapku pagi tadi, maka kuurungkan niat untuk membaca pesan tersebut.

Sambil menunggu pesan dari Kak Winda terbaca oleh Mas Yuda, kuputuskan untuk mengintip status w******p dari kontak ponselku. Mataku menangkap satu nama dengan unggahan status tertulis, tanpa menunggu, segera kubaca status dari kontak Mas Yuda.

"Semakin dekat dengan hari istimewa. Hari ini jadwal fitting baju." Tak lupa emot tersenyum serta dua hati Mas Yuda bubuhkan.

Ternyata hari ini Mas Yuda ada jadwal fitting pakaian pengantin. Sebuah ide terlintas di benakku. Apa salahnya jika aku membuntuti Mas Yuda. Siapa tahu dengan begitu aku bisa mendapatkan informasi tentang pernikahannya.

Segera kupesan taksi online, untuk mengantarku ke kantor Mas Yuda. Sambil menunggu taksi pesanan datang, aku memilih untuk bersiap.

Notifikasi ponsel mengganggu konsentrasiku saat berdandan. Karena letak ponsel sangat dekat denganku, dapat kuketahui dengan jelas pengirim chat yang masuk ke nomorku. Ternyata sopir taksi online memberi tahu bahwa dirinya sudah tiba di dekan rumah. Sejurus kemudian, aku segera beranjak dan pergi ke kantor Mas Yuda.

"Pak, lebih cepat, ya, jalannya!"

Aku meminta kepada sopir taksi agar lebih cepat mengemudikan mobilnya. Aku tidak mau kalau harus ketinggalan jejak Mas Yuda. Betapa geramnya diriku terhadap lelaki yang kukira setia. Tetapi kini, kesetiannya terbukti bahwa hanya pura-pura.

Satu jam kemudian aku sampai di depan kantor Mas Yuda. Dapat kulihat jelas mobil Mas Yuda masih terparkir di halaman kantor yang cukup luas. Maka aku meminta kepada sopir taksi untuk menunggu sebentar lagi.

Sambil menunggu kemunculan Mas Yuda, ingatanku kembali berputar ke masa lalu. Di mana ketika Mas Yuda menyatakan perasaannya terhadapku. Karena kelembutan dan perhatiannya, diriku menerima cintanya.

Mas Yuda tertolong lelaki ulet. Di usianya yang masih terbilang muda, ia sudah memiliki kehidupan yang mapan. Kuakui, sebagai seorang arsitek Mas Yuda memang sangat tekun dan pandai dalam bekerja. Tak heran jika pimpinan sangat memuji kinerjanya. Tapi sayang, di saat Mas Yuda meraih sukses, ia malah bermain api dengan rumah tangganya.

Saat pandangan menyapu seluruh area gedung tempat Mas Yuda bekerja, seseorang yang kukenal berjalan mendekati mobil yang terparkir di tempat paling ujung. Maka kuminta sopir taksi untuk bersiap mengikuti laju mobil Mas Yuda.

"Cepat ikuti mobil itu, Pak!" perintahku, sambil menunjuk ke mobil warna hitam yang sudah lebih dulu pergi.

Dengan sigap sopir taksi mengikuti laju mobil yang dikendarai Mas Yuda. Tetapi telah kuperingatkan sebelumnya pada sopir taksi untuk menjaga jarak, agar tidak ketahuan.

💔💔💔

Setelah menempuh perjalanan sekitar beberapa menit, mobil taksi yang kutumpangi berhenti di bawah pohon rindang.

"Loh, kok, berhenti, Pak?" tanyaku heran.

Sopir taksi menoleh ke arahku. Lalu, tangannya menunjuk mobil hitam Mas Yuda yang berhenti di depan sebuah rumah minimalis.

Terlihat dari mobil, Mas Yuda berjalan menuju rumah yang pintunya tertutup rapat. Berkali-kali mengetuk pintunya, tak lama kemudian pintu rumah itu terbuka. 

Seorang perempuan cantik, yang tak pernah kuketahui sebelumnya. Perempuan itu bergelayut manja pada suamiku. Begitu pula dengan Mas Yuda, ia mendaratkan kecupan singkat di dahi wanita di hadapannya.

Bukan hanya hatiku yang memanas. Mataku pun tak kalah panas. Tanpa kusadari pandanganku kabur. Tertutup oleh butir-butir air mata yang mengahalangi.

Masih dengan perasaan tak keruan, kembali mata ini disuguhkan oleh pemandangan yang mengejutkan. Bagaimana tidak, tak kusangka seorang wanita yang selama ini memperlakukanku dengan baik, muncul dari dalam rumah itu. Tampak wajahnya berseri, lantas wanita itu merangkul pundak si perempuan yang kukira Rasti, masuk ke dalam rumah. Disusul dengan Mas Yuda sesudahnya.

Benar-benar keterlaluan! Ibu mertua yang kukira baik, ternyata tak ubahnya ular berkepala dua.

Next ....

Related chapters

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_3

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_3Sabar menunggu Mas Yuda di dalam mobil taksi online yang kusewa. Untungnya sopir taksi sabar. Ia paham dengan keadaanku. Bapak sopir itu bersedia mengantarku ke mana pun tujuanku. Aku sempat merasa berhutang budi kepada sopir tersebut. Masih ada orang baik yang bersedia membantu orang lain yang sedang kesusahan."Sabar, ya, Mbak. Semoga suami Mbak segera diberikan hidayah oleh Allah," ucap sopir taksi, ketika ia tahu aku menitikkan air mata karena melihat pemandangan yang tak mengenakkan.Aku hanya mampu mengaminkan tanpa melihat sopir taksi yang menatapku.Kurang lebih hampir satu jam menunggu Mas Yuda, akhirnya ia keluar juga dari rumah minimalis itu. Dengan menggandeng seorang perempuan cantik tadi. Aku yakin bahwa perempuan itu bernama Rasti—selingkuhan Mas Yuda."Kita ikuti lagi, Mbak?" tanya sopir taksi.Aku mengangguk menanggapi pertanyaannya. Dengan perasaan yang masih terasa sakit, menahan kecewa, dan amarah, aku berusaha untuk meredam semua rasa

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_4

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_4Tiga hari menjelang pernikahan Mas Yuda, ia sering kali terlambat pulang. Alasannya banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bukan! Bukan seperti itu alasan sebenarnya. Melainkan ia sibuk dengan acara persiapan hari istimewanya.Seperti malam di mana Mas Yuda hendak melangsungkan acara pertemuan kedua belah pihak keluarga. Usai mandi Mas Yuda bersiap. Ia berdandan rapi. Menyemprotkan minyak wangi lebih dari biasanya. Sangat tampan memang wajah suamiku. Tak heran jika banyak perempuan yang menggilanya. Namun, apa kurangnya aku. Wajah, kulit, serta bodiku tak kalah apik dengan perempuan di luar sana. Hanya saja satu kekuranganku. Menginjak usia tiga tahun pernikahan, aku belum memberikan keturunan. Tetapi menurutku tak masuk akal jika Mas Yuda berpaling hanya karena masalah itu. Aku pernah memeriksakan diri, hasilnya positif dan sehat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."Mau ke mana lagi, Mas? tanyak, ketika Mas Yuda bercermin sedang menyisir rambutnya.Ma

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_5

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_6

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_7

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_7"Marisa, siapa yang datang?" Ibu mengulang pertanyaan yang sama, karena merasa belum mendapatkan jawaban dariku.Aku terlonjak ketika mendapati Ibu sudah berdiri di belakangku. Ibu melongok ke luar rumah, mencari tamu yang datang barusan. Degup jantungku sangat kencang. Lebih kencang daripada habis berlari jauh."I-itu, Bu. Tadi orang tanya alamat. Bukan siapa-siapa, kok!" jawabku asal dan gugup, sambil cepat-cepat menutup pintu. Semoga saja Ibu tidak curiga karena kegugupanku.Ibu melihatku, keningnya tampak berkerut. Aku semakin tak kuasa membalas tatapannya."Oh, orang tanya alamat? Terus udah ketemu alamatnya?" tanya Ibu memastikan.Aku menggeleng, serta mengatakan bahwa aku pun tak paham karena petunjuknya kurang jelas. Rasa bersalahku semakin menjadi. Banyak sudah kebohongan yang aku lakukan terhadap kedua orang tuaku. Maaf, kan, Risa, Bu ... Ayah!Ketika Ibu sudah kembali ke kamarnya, aku pun memilih beristirahat di kamarku. Membuka ponsel yang seb

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_8

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_8"Mimpi apa, Bu?" tanyaku, penasaran dengan apa yang Ibu katakan."Ah, sudahlah, kamu nggak perlu tau. Yang jelas apa yang Ibu rasa beberapa hari terakhir ini benar. Rumah tanggamu sedang tidak baik-baik saja."Aku dan Mas Yuda terdiam. Kami menunduk, memainkan jemari masing-masing. Sedangkan pikiran, entah apa yang sedang aku pribadi pikirkan. Aku sendiri bingung harus bagaimana menghadapi Ayah dan Ibu yang terlanjur tahu akan biduk rumah tanggaku dengan Mas Yuda."Yuda, Ayah sangat kecewa denganmu. Ayah pikir kamu lelaki baik-baik, bertanggung jawab. Tapi kamu tak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luaran sana!" umpat Ayah. Terlihat urat-urat di lehernya menonjol. Pertanda beliau menahan amarahnya. Hingga berumah tangga, belum pernah sekalipun aku melihat Ayah semarah ini."Maaf, Yah. Yuda khilaf. Yuda mengaku salah, daripada Yuda berzina, lebih baik Yuda menikahi Rasti, Yah," ucap Mas Yuda tanpa merasa bersalah.Aku tak menyangka Mas Yuda akan

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_9

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_9"Maaf, Yah, kalau boleh tau ... syarat apa yang akan Ayah ajukan?" tanyaku, turut menimpali pertanyaan Mas Yuda.Ayah bungkam, memandang ke arahku dan Mas Yuda. Kemudian, tampak beliau menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan cepat."Kita pulang! Biar Ayah jelaskan di rumah."Setelah menyelesaikan administrasi, aku beserta kedua orang tuaku dan juga Mas Yuda kembali ke rumah. Selama di perjalanan tak ada satu pun percakapan di antara kami. Sungguh bosan!Untungnya jarak antara klinik dan rumah tidaklah jauh. Sesampainya di rumah, aku segera masuk lebih dulu. Memilih merebahkan diri dulu di kamar. Tak lama setelah aku rebahan, Mas Yuda masuk ke kamar yang dulu menjadi kamar tidur kami berdua."Ngapain kamu masuk ke kamar?" tegurku ke arah Mas Yuda.Betapa terkejutnya aku melihat Mas Yuda tiba-tiba masuk ke kamar. Meski kami masih sah sepasang suami istri, tetapi aku tidak suka Mas Yuda masuk ke dalam kamar tidurku.Mas Yuda berhenti tepat di

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_10

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_10Hari itu aku dan Mas Yuda pulang ke rumah mertua. Bukan ingin bermalam di sana. Aku dan Mas Yuda hanya ingin mengabarkan berita kehamilanku."Bu, Yuda dan Marisa tidak akan berpisah seperti yang Ibu minta. Yuda akan segera punya anak dari Risa, Bu," ucap Mas Yuda menjelaskan kepada ibunya."Apa? Risa hamil?" tanya Ibu, terkejut, tak percaya dengan berita yang Mas Yuda kabarkan.Aku duduk bersisihan dengan Mas Yuda. Tatapan ibunya Mas Yuda tak lepas dari diriku. Tajam, sini, serta penuh makna. Entah apa maknanya, yang jelas tersirat kebencian. Aku tak terlalu menanggapi hal itu. Aku pun sudah terlanjur benci karena sakit hati dan kecewa oleh keluarga Mas Yuda.Mas Yuda mengangguk menanggapi ketidak percayaan ibunya. Aku hanya diam saja tak bersuara. Bukan karena takut, tetapi malas saja berinteraksi dengan mertua jahat yang pura-pura baik."Kamu yakin itu anakmu?" tanya ibu Mas Yuda curiga.Aku kaget atas pertanyaan. Apa maksudnya Ibu bertanya seperti itu

    Last Updated : 2022-07-17

Latest chapter

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_13

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_13"I-i-ibu!" kataku tergagap."Kenapa, kaget liat Ibu ada di sini?" ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan tamu.Mau apa lagi perempuan bermuka dua itu hadir ke rumah ini? Bukan aku tidak bisa menghormati orang lain. Hanya saja rasa benci dan kesalku masih melekat. Apalagi jika aku ingat tentang perlakuan ibu mertua sebelumnya kepadaku. Dan melihat sekarang kenyataannya. Semua serasa seperti mimpi buruk, jauh berbanding terbalik. Ibu mertua hanya berpura-pura hanya karena Mas Yuda tampak terlalu mencintaiku."Ibu mau tinggal di sini beberapa hari bersama kita," terang Mas Yuda. Sepertinya ia paham jika aku kebingungan dan butuh penjelasan.Mataku terbelalak ketika mengetahui alasannya. Tidak! Aku tidak setuju kalau Ibu tinggal di rumah ininmeski hanya beberapa hari saja. Dapat kupastikan, tidak akan ada ketenangan selama Ibu di sini."Tap-tapi, Mas ...!" Aku tidak lagi melanjutkan kata-kataku, karena Ibu dan Mas Yuda sudah berlalu meninggalkanku."Sial

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_12

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_12Mobil Mas Yuda berhenti di sebuah kafe. Letaknya tak jauh dari tempat kerjanya dulu. Dari kejauhan tampak Mas Yuda turun dari mobilnya. Kemudian terlihat Rasti keluar dari dalam kafe menemui Mas Yuda.Mereka berpelukan di tempat umum. Benar-benar keterlaluan, tidak punya malu! Momen seperti itu yang aku tunggu. Mengambil bukti untuk menjebloskan Mas Yuda ke penjara. Dengan mudah, aku mendapat bukti pertama. Ternyata tak sulit seperti yang kupikirkan.Kini Mas Yuda dan Rasti sudah berjalan masuk ke dalam kafe. Saat itu juga aku turun dari taksi dan mengikuti langkah Mas Yuda dengan selingkuhannya.Di dalam kafe, pengunjung tampak ramai. Sampai aku kewalahan mencari keberadaan dua manusia pengkhianat itu. Lalu, pandanganku menangkap sosok wanita genit. Dirinya sedang bergelayut manja di lengan seorang lelaki. Siapa lagi kalau bukan Rasti dan Mas Yuda.Lagi, kesempatan untukku mengumpulkan bukti. Bahwa Mas Yuda ingkar dengan surat perjanjian yang telah dita

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_11

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_11"Kak, jujur sama aku! Sebenernya ada urusan apa Kakak atau Ibu atau mungkin Mas Yuda dengan Rasti? Sampai kalian tega mengorbankan rumah tanggaku?" desakku pada Kak Winda.Tampak jelas kegugupan di wajah Kak Winda. Sempat Kak Winda mengelak, tetapi aku tidak lepas begitu saja. Aku harus tau, sebenarnya ada masalah apa mereka dengan Rasti."Pokoknya aku nggak setuju kalau Yuda batalin nikah sama Rasti. Titik! Apa pun alasannya, mereka harus menikah!" bantah Kak Winda, tetap pada pendiriannya.Bagiku tak masalah jika memang Mas Yuda menuruti keinginan kakaknya. Kesempatan untukku menjebloskan Mas Yuda ke penjara."Terserah kalau itu keinginan Kakak! Aku nggak peduli. Asal jangan sampai kalian menyesal dan mencariku nanti!" tegasku, sambil menunjuk wajah Kak Winda.Kak Winda melepaskan tawa. Intinya tawa merendahkan."Apa nggak salah dengar aku? Nyesel? Cari kamu? Yang ada, tuh, kamu nyesel nggak ngizinin Yuda nikah lagi!" Lagi, Kak Winda merendahkanku. Aku

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_10

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_10Hari itu aku dan Mas Yuda pulang ke rumah mertua. Bukan ingin bermalam di sana. Aku dan Mas Yuda hanya ingin mengabarkan berita kehamilanku."Bu, Yuda dan Marisa tidak akan berpisah seperti yang Ibu minta. Yuda akan segera punya anak dari Risa, Bu," ucap Mas Yuda menjelaskan kepada ibunya."Apa? Risa hamil?" tanya Ibu, terkejut, tak percaya dengan berita yang Mas Yuda kabarkan.Aku duduk bersisihan dengan Mas Yuda. Tatapan ibunya Mas Yuda tak lepas dari diriku. Tajam, sini, serta penuh makna. Entah apa maknanya, yang jelas tersirat kebencian. Aku tak terlalu menanggapi hal itu. Aku pun sudah terlanjur benci karena sakit hati dan kecewa oleh keluarga Mas Yuda.Mas Yuda mengangguk menanggapi ketidak percayaan ibunya. Aku hanya diam saja tak bersuara. Bukan karena takut, tetapi malas saja berinteraksi dengan mertua jahat yang pura-pura baik."Kamu yakin itu anakmu?" tanya ibu Mas Yuda curiga.Aku kaget atas pertanyaan. Apa maksudnya Ibu bertanya seperti itu

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_9

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_9"Maaf, Yah, kalau boleh tau ... syarat apa yang akan Ayah ajukan?" tanyaku, turut menimpali pertanyaan Mas Yuda.Ayah bungkam, memandang ke arahku dan Mas Yuda. Kemudian, tampak beliau menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan cepat."Kita pulang! Biar Ayah jelaskan di rumah."Setelah menyelesaikan administrasi, aku beserta kedua orang tuaku dan juga Mas Yuda kembali ke rumah. Selama di perjalanan tak ada satu pun percakapan di antara kami. Sungguh bosan!Untungnya jarak antara klinik dan rumah tidaklah jauh. Sesampainya di rumah, aku segera masuk lebih dulu. Memilih merebahkan diri dulu di kamar. Tak lama setelah aku rebahan, Mas Yuda masuk ke kamar yang dulu menjadi kamar tidur kami berdua."Ngapain kamu masuk ke kamar?" tegurku ke arah Mas Yuda.Betapa terkejutnya aku melihat Mas Yuda tiba-tiba masuk ke kamar. Meski kami masih sah sepasang suami istri, tetapi aku tidak suka Mas Yuda masuk ke dalam kamar tidurku.Mas Yuda berhenti tepat di

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_8

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_8"Mimpi apa, Bu?" tanyaku, penasaran dengan apa yang Ibu katakan."Ah, sudahlah, kamu nggak perlu tau. Yang jelas apa yang Ibu rasa beberapa hari terakhir ini benar. Rumah tanggamu sedang tidak baik-baik saja."Aku dan Mas Yuda terdiam. Kami menunduk, memainkan jemari masing-masing. Sedangkan pikiran, entah apa yang sedang aku pribadi pikirkan. Aku sendiri bingung harus bagaimana menghadapi Ayah dan Ibu yang terlanjur tahu akan biduk rumah tanggaku dengan Mas Yuda."Yuda, Ayah sangat kecewa denganmu. Ayah pikir kamu lelaki baik-baik, bertanggung jawab. Tapi kamu tak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luaran sana!" umpat Ayah. Terlihat urat-urat di lehernya menonjol. Pertanda beliau menahan amarahnya. Hingga berumah tangga, belum pernah sekalipun aku melihat Ayah semarah ini."Maaf, Yah. Yuda khilaf. Yuda mengaku salah, daripada Yuda berzina, lebih baik Yuda menikahi Rasti, Yah," ucap Mas Yuda tanpa merasa bersalah.Aku tak menyangka Mas Yuda akan

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_7

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_7"Marisa, siapa yang datang?" Ibu mengulang pertanyaan yang sama, karena merasa belum mendapatkan jawaban dariku.Aku terlonjak ketika mendapati Ibu sudah berdiri di belakangku. Ibu melongok ke luar rumah, mencari tamu yang datang barusan. Degup jantungku sangat kencang. Lebih kencang daripada habis berlari jauh."I-itu, Bu. Tadi orang tanya alamat. Bukan siapa-siapa, kok!" jawabku asal dan gugup, sambil cepat-cepat menutup pintu. Semoga saja Ibu tidak curiga karena kegugupanku.Ibu melihatku, keningnya tampak berkerut. Aku semakin tak kuasa membalas tatapannya."Oh, orang tanya alamat? Terus udah ketemu alamatnya?" tanya Ibu memastikan.Aku menggeleng, serta mengatakan bahwa aku pun tak paham karena petunjuknya kurang jelas. Rasa bersalahku semakin menjadi. Banyak sudah kebohongan yang aku lakukan terhadap kedua orang tuaku. Maaf, kan, Risa, Bu ... Ayah!Ketika Ibu sudah kembali ke kamarnya, aku pun memilih beristirahat di kamarku. Membuka ponsel yang seb

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_6

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_5

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status