Home / Lainnya / Gara-gara Transferan Nyasar / Gara-gara Transferan Nyasar_1

Share

Gara-gara Transferan Nyasar
Gara-gara Transferan Nyasar
Author: Cha Raney Alfian

Gara-gara Transferan Nyasar_1

last update Last Updated: 2022-06-10 22:49:20

GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_1

[Trx Rek. 1110105xxxxxx : Transfer FROM xxxxxx

TO Marisa Yuliana Rp. 10,000,000.00 ....]

Mataku membulat sempurna, membaca notifikasi SMS banking di ponselku.

Berulang kali aku membaca dengan saksama notifikasi transferan masuk ke rekeningku. Rasa penasaran, mendorongku untuk mengecek saldo rekening, melalui jalur SMS.

Ternyata benar. Jumlah saldo di rekeningku bertambah. Sejak kapan Mas Yuda mengirimkan uang sebanyak itu ke rekeningku? Biasanya uang bulanan selalu dijatah oleh Mas Yuda.

Selang lima belas menit, ponselku kembali berbunyi. Nama Mas Yuda terpampang di layar ponsel pintarku. Tanpa menunda, segera kuangkat teleponnya.

"Halo, Marisa, maaf, itu aku salah transfer barusan. Tolong kamu kirim balik ke rekeningku, ya!"

"Salah transfer gimana, Mas?" tanyaku balik.

Lantas, Mas Yuda menjelaskan bahwasannya uang yang ia kirim ke rekeningku harusnya ia tujukan ke Kak Winda—kakaknya Mas Yuda.

Sempat aku bertanya untuk apa uang dengan jumlah yang tidak sedikit itu ia kirimkan pada Kak Winda. Tetapi, bukan jawaban yang memuaskan yang aku dapatkan dari Mas Yuda. Ia berbelit-belit, membuatku pusing. Segala jawaban yang ia lontarkan juga sangat tidak masuk akal. Aku mulai curiga.

"Tolong, ya, Ris!" perintah Mas Yuda sekali lagi.

"Tapi, Mas ... aku perlu tau itu uang banyak buat apa kamu kirim ke Kak Winda? Kak Winda ada pinjam uang?" desakku.

"Sudahlah, Ris, nanti aja bahasnya. Aku masih kerja!" jawab Mas Yuda kemudian.

Tanpa kurespons percakapan kami berakhir. Di situ aku mulai berpikir negatif tentang Mas Yuda. Sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku.

Sore itu Mas Yuda akan terlambat pulang. Katanya ia hendak mampir ke rumah Ibu. Meski berat hati karena masih menaruh curiga, terpaksa kuizinkan saja Mas Yuda pergi.

💔💔💔

Tepat pukul setengah sepuluh malam, Mas Yuda tiba di rumah. Wajahnya tampak seperti tak biasa. Biasanya selepas kerja wajahnya tampak kusam, karena lelah bekerja. Tetapi berbeda dengan malam itu. Wajah Mas Yuda tampak cerah nan berseri. Kecurigaanku semakin kuat. Sepertinya aku harus menyelidiki perubahan Mas Yuda.

"Mas, mau langsung makan apa mandi dulu?" tanyaku pada Mas Yuda yang sedang melepas dasi.

"Hmm ... aku langsung mandi aja, Ris, aku juga sudah makan di rumah Ibu tadi," jawab Mas Yuda. Tanpa ia pedulikan perasaanku. Padahal sore tadi aku sudah menyiapkan makan malam untuknya.

Baru saja Mas Yuda masuk ke kamar mandi, ponselnya bergetar. Rupanya hanya notifikasi pesan dari aplikasi hijau. Biasanya aku tak pernah ikut campur urusan pribadi Mas Yuda, tetapi entah kenapa saat itu rasa ingin tahuku begitu besar.

Kudekati meja kecil di samping ranjang, tempat Mas Yuda meletakkan ponselnya. Kulihat layar ponsel yang masih menyala. Terpampang nama Kak Winda pengirim pesan tersebut. Mengetahui nama Kak Winda, aku jadi ingat kejadian siang tadi. Rasa penasaranku semakin membuncah. Memaksaku untuk membaca pesan itu.

[Yuda, uangnya sudah kamu transfer belum? Kalau belum, cepat kamu kirim, ya!]

[Mbak udah atur semuanya. Kamu terima beres, deh.] disertai emot tersenyum.

Jantungku berdebar membaca pesan Kak Winda. Apa sebenarnya yang sedang mereka bahas. Sudah Mbak atur semua? Apa maksud dari kata-kata itu.

Segala pertanyaan memenuhi pikiran. Namun, semakin aku curiga semakin tak kutemukan jawaban atas pertanyaan itu.

Lantas terbesit sebuah ide, agar aku bisa mencari tahu sesuatu yang Mas Yuda sembunyikan di belakangku. Ya, satu-satunya dengan aku masuk ke aplikasi hijau Mas Yuda, kemudian menyadap whatsAppnya. Dengan begitu akan lebih memudahkan aku mengetahui semua yang Mas Yuda tutupi dariku.

Sial! Ternyata ponsel Mas Yuda menggunakan sandi. Berulang kali aku mencoba memasukkan sandi acak, tetap tak berhasil. Bagaimana aku bisa membaca pesan dari Kak Winda secara keseluruhan kalau begitu? 

Berpikir keras untuk mencari cara agar aku bisa membobol sandi ponsel Mas Yuda. Tak berputus asa, kembali aku mengutak-atik ponsel Mas Yuda. Segala angka dan aksara kucoba. Berharap sandi ponsel Mas Yuda terbuka.

Empat kali aku mencoba, tetapi masih saja gagal. Aku hampir saja menyerah. Karena sekali lagi aku memasukkan sandi yang salah, maka ponsel Mas Yuda akan terblokir.

Aku menyemangati diriku sendiri. Berusaha tenang, agar dapat berpikir jernih. Kemudian iseng aku mencoba menekan angka satu hingga delapan. Dan ternyata ... layar ponsel Mas Yuda berhasil terbuka.

Seperti mendapat lotrean zaman aku kecil. Rasanya senang sekali. Tanpa menunggu lama lagi, segera kusadap w******p Mas Yuda tanpa bantuan aplikasi. Cara itu pernah kuketahui dari seorang teman.

Sejurus kemudian, w******p Mas Yuda selesai kusadap. Bersamaan dengan berakhirnya mandi Mas Yuda. Sebelum Mas Yuda keluar dari kamar mandi, segera kuletakkan ponsel ke tempat semula. Dengan posisi yang sama persis. Tidak meninggalkan sesuatu yang janggal.

💔💔💔

Menjelang malam suasana tampak sepi. Aku yang masih terjaga duduk menyendiri di sofa depan televisi. Sedangkan Mas Yuda sudah terlelap selepas mandi tadi. Kesempatan bagiku untuk membaca semua chat yang masuk ke w******p Mas Yuda yang sebelumnya sudah kusadap tadi.

Deretan teratas pesan chat dari Kak Winda. Dengan perasaan berdebar kubuka laman pesannya. Membaca setiap pesan yang tak pernah luput dengan balasan dari Mas Yuda.

[Yud, untuk mahar totalnya xxx juta. Semua sudah Kakak percayakan sama teman Kakak.]

[Makasih, ya, Kak. Beruntung aku ada Kak Winda yang bantu buat acara aku dan Rasti.]

Hatiku memanas. Apa yang dimaksud dengan mahar dalam percakapan Kak Winda dan Mas Yuda? Bukan hanya itu. Masih banyak lagi pesan-pesan lain yang membuat hatiku sakit. Bukan hanya pesan dari Kak Winda. Melainkan hampir seluruh keluarga besar Mas Yuda banyak mengirimkan ucapan selamat untuk Mas Yuda dan perempuan bernama Rasti.

Dari situ aku dapat mengambil kesimpulan, bahwa Mas Yuda tengah bermain api di belakangku. Mas Yuda selingkuh. Dan yang paling parah dan kusayangkan, semua keluarga Mas Yuda mendukung perselingkuhan Mas Yuda dengan perempuan bernama Rasti.

Tring!

Kembali notifikasi pesan berbunyi di ponselku. Ternyata Kak Winda pengirimnya. Segera kubaca pesan yang masuk. Dan ... bagai hati tertusuk belati. Kak Winda mengirimkan sebuah foto sampul undangan pernikahan. Nama mempelai prianya sangat kukenal. Siapa lagi kalau bukan Mas Yuda—suamiku sendiri—dengan perempuan yang selalu dibanggakan oleh keluarga Mas Yuda ialah Rasti.

Tak pernah kusangka Mas Yuda berkhianat kepadaku. Begitu juga dengan keluarganya. Diam-diam mereka mendukung kecurangan Mas Yuda. Aku nggak bisa terima semua ini.

Lihat saja kamu, Mas. Aku takkan tinggal diam. Akan kubalas perbuatan kalian semua!

Next ....

Related chapters

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_2

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_2"Ris, kamu semalem pake handphoneku nggak?" tanya Mas Yuda saat menungguku menyiapkan sarapan di dapur.Aku yang sedang sibuk menata makanan di piring saji, mendadak menghentikan kegiatanku. Kaget akan pertanyaan Mas Yuda yang tiba-tiba. Padahal semalam ponselnya yang sengaja kubobol sudah kuletakkan kembali ke tempat semula. Atau jangan-jangan Mas Yuda tahu kalau aku mengutak-atik ponselnya? Wah, gawat!"Ris, kok, diam?" tanya Mas Yuda mengejutkanku.Aku beralih menatapnya. Menetralkan kegugupan agar tak tampak."Enggak, Mas. Mana pernah aku mainin ponselmu. Emangnya kenapa?" tanyaku balik.Tampak Mas Yuda mengerutkan keningnya. Sedangkan jari telunjuk dan kedua jari lainnya ia ketuk-ketukkan ke meja makan. Sepertinya ia sedang berpikir."Ehm ... sepertinya aku lupa, semalam aku mainin ponsel sampai ketiduran. Ya udah, maaf, ya, aku curiga sama kamu."Lega ... untungnya Mas Yuda tidak curiga. Betapa cerobohnya aku hampir membuat diri sendiri celaka. Pant

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_3

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_3Sabar menunggu Mas Yuda di dalam mobil taksi online yang kusewa. Untungnya sopir taksi sabar. Ia paham dengan keadaanku. Bapak sopir itu bersedia mengantarku ke mana pun tujuanku. Aku sempat merasa berhutang budi kepada sopir tersebut. Masih ada orang baik yang bersedia membantu orang lain yang sedang kesusahan."Sabar, ya, Mbak. Semoga suami Mbak segera diberikan hidayah oleh Allah," ucap sopir taksi, ketika ia tahu aku menitikkan air mata karena melihat pemandangan yang tak mengenakkan.Aku hanya mampu mengaminkan tanpa melihat sopir taksi yang menatapku.Kurang lebih hampir satu jam menunggu Mas Yuda, akhirnya ia keluar juga dari rumah minimalis itu. Dengan menggandeng seorang perempuan cantik tadi. Aku yakin bahwa perempuan itu bernama Rasti—selingkuhan Mas Yuda."Kita ikuti lagi, Mbak?" tanya sopir taksi.Aku mengangguk menanggapi pertanyaannya. Dengan perasaan yang masih terasa sakit, menahan kecewa, dan amarah, aku berusaha untuk meredam semua rasa

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_4

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_4Tiga hari menjelang pernikahan Mas Yuda, ia sering kali terlambat pulang. Alasannya banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bukan! Bukan seperti itu alasan sebenarnya. Melainkan ia sibuk dengan acara persiapan hari istimewanya.Seperti malam di mana Mas Yuda hendak melangsungkan acara pertemuan kedua belah pihak keluarga. Usai mandi Mas Yuda bersiap. Ia berdandan rapi. Menyemprotkan minyak wangi lebih dari biasanya. Sangat tampan memang wajah suamiku. Tak heran jika banyak perempuan yang menggilanya. Namun, apa kurangnya aku. Wajah, kulit, serta bodiku tak kalah apik dengan perempuan di luar sana. Hanya saja satu kekuranganku. Menginjak usia tiga tahun pernikahan, aku belum memberikan keturunan. Tetapi menurutku tak masuk akal jika Mas Yuda berpaling hanya karena masalah itu. Aku pernah memeriksakan diri, hasilnya positif dan sehat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."Mau ke mana lagi, Mas? tanyak, ketika Mas Yuda bercermin sedang menyisir rambutnya.Ma

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_5

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh

    Last Updated : 2022-06-10
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_6

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_7

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_7"Marisa, siapa yang datang?" Ibu mengulang pertanyaan yang sama, karena merasa belum mendapatkan jawaban dariku.Aku terlonjak ketika mendapati Ibu sudah berdiri di belakangku. Ibu melongok ke luar rumah, mencari tamu yang datang barusan. Degup jantungku sangat kencang. Lebih kencang daripada habis berlari jauh."I-itu, Bu. Tadi orang tanya alamat. Bukan siapa-siapa, kok!" jawabku asal dan gugup, sambil cepat-cepat menutup pintu. Semoga saja Ibu tidak curiga karena kegugupanku.Ibu melihatku, keningnya tampak berkerut. Aku semakin tak kuasa membalas tatapannya."Oh, orang tanya alamat? Terus udah ketemu alamatnya?" tanya Ibu memastikan.Aku menggeleng, serta mengatakan bahwa aku pun tak paham karena petunjuknya kurang jelas. Rasa bersalahku semakin menjadi. Banyak sudah kebohongan yang aku lakukan terhadap kedua orang tuaku. Maaf, kan, Risa, Bu ... Ayah!Ketika Ibu sudah kembali ke kamarnya, aku pun memilih beristirahat di kamarku. Membuka ponsel yang seb

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_8

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_8"Mimpi apa, Bu?" tanyaku, penasaran dengan apa yang Ibu katakan."Ah, sudahlah, kamu nggak perlu tau. Yang jelas apa yang Ibu rasa beberapa hari terakhir ini benar. Rumah tanggamu sedang tidak baik-baik saja."Aku dan Mas Yuda terdiam. Kami menunduk, memainkan jemari masing-masing. Sedangkan pikiran, entah apa yang sedang aku pribadi pikirkan. Aku sendiri bingung harus bagaimana menghadapi Ayah dan Ibu yang terlanjur tahu akan biduk rumah tanggaku dengan Mas Yuda."Yuda, Ayah sangat kecewa denganmu. Ayah pikir kamu lelaki baik-baik, bertanggung jawab. Tapi kamu tak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luaran sana!" umpat Ayah. Terlihat urat-urat di lehernya menonjol. Pertanda beliau menahan amarahnya. Hingga berumah tangga, belum pernah sekalipun aku melihat Ayah semarah ini."Maaf, Yah. Yuda khilaf. Yuda mengaku salah, daripada Yuda berzina, lebih baik Yuda menikahi Rasti, Yah," ucap Mas Yuda tanpa merasa bersalah.Aku tak menyangka Mas Yuda akan

    Last Updated : 2022-06-20
  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_9

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_9"Maaf, Yah, kalau boleh tau ... syarat apa yang akan Ayah ajukan?" tanyaku, turut menimpali pertanyaan Mas Yuda.Ayah bungkam, memandang ke arahku dan Mas Yuda. Kemudian, tampak beliau menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan cepat."Kita pulang! Biar Ayah jelaskan di rumah."Setelah menyelesaikan administrasi, aku beserta kedua orang tuaku dan juga Mas Yuda kembali ke rumah. Selama di perjalanan tak ada satu pun percakapan di antara kami. Sungguh bosan!Untungnya jarak antara klinik dan rumah tidaklah jauh. Sesampainya di rumah, aku segera masuk lebih dulu. Memilih merebahkan diri dulu di kamar. Tak lama setelah aku rebahan, Mas Yuda masuk ke kamar yang dulu menjadi kamar tidur kami berdua."Ngapain kamu masuk ke kamar?" tegurku ke arah Mas Yuda.Betapa terkejutnya aku melihat Mas Yuda tiba-tiba masuk ke kamar. Meski kami masih sah sepasang suami istri, tetapi aku tidak suka Mas Yuda masuk ke dalam kamar tidurku.Mas Yuda berhenti tepat di

    Last Updated : 2022-06-20

Latest chapter

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_13

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_13"I-i-ibu!" kataku tergagap."Kenapa, kaget liat Ibu ada di sini?" ucapnya sambil berjalan mengitari ruangan tamu.Mau apa lagi perempuan bermuka dua itu hadir ke rumah ini? Bukan aku tidak bisa menghormati orang lain. Hanya saja rasa benci dan kesalku masih melekat. Apalagi jika aku ingat tentang perlakuan ibu mertua sebelumnya kepadaku. Dan melihat sekarang kenyataannya. Semua serasa seperti mimpi buruk, jauh berbanding terbalik. Ibu mertua hanya berpura-pura hanya karena Mas Yuda tampak terlalu mencintaiku."Ibu mau tinggal di sini beberapa hari bersama kita," terang Mas Yuda. Sepertinya ia paham jika aku kebingungan dan butuh penjelasan.Mataku terbelalak ketika mengetahui alasannya. Tidak! Aku tidak setuju kalau Ibu tinggal di rumah ininmeski hanya beberapa hari saja. Dapat kupastikan, tidak akan ada ketenangan selama Ibu di sini."Tap-tapi, Mas ...!" Aku tidak lagi melanjutkan kata-kataku, karena Ibu dan Mas Yuda sudah berlalu meninggalkanku."Sial

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_12

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_12Mobil Mas Yuda berhenti di sebuah kafe. Letaknya tak jauh dari tempat kerjanya dulu. Dari kejauhan tampak Mas Yuda turun dari mobilnya. Kemudian terlihat Rasti keluar dari dalam kafe menemui Mas Yuda.Mereka berpelukan di tempat umum. Benar-benar keterlaluan, tidak punya malu! Momen seperti itu yang aku tunggu. Mengambil bukti untuk menjebloskan Mas Yuda ke penjara. Dengan mudah, aku mendapat bukti pertama. Ternyata tak sulit seperti yang kupikirkan.Kini Mas Yuda dan Rasti sudah berjalan masuk ke dalam kafe. Saat itu juga aku turun dari taksi dan mengikuti langkah Mas Yuda dengan selingkuhannya.Di dalam kafe, pengunjung tampak ramai. Sampai aku kewalahan mencari keberadaan dua manusia pengkhianat itu. Lalu, pandanganku menangkap sosok wanita genit. Dirinya sedang bergelayut manja di lengan seorang lelaki. Siapa lagi kalau bukan Rasti dan Mas Yuda.Lagi, kesempatan untukku mengumpulkan bukti. Bahwa Mas Yuda ingkar dengan surat perjanjian yang telah dita

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_11

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_11"Kak, jujur sama aku! Sebenernya ada urusan apa Kakak atau Ibu atau mungkin Mas Yuda dengan Rasti? Sampai kalian tega mengorbankan rumah tanggaku?" desakku pada Kak Winda.Tampak jelas kegugupan di wajah Kak Winda. Sempat Kak Winda mengelak, tetapi aku tidak lepas begitu saja. Aku harus tau, sebenarnya ada masalah apa mereka dengan Rasti."Pokoknya aku nggak setuju kalau Yuda batalin nikah sama Rasti. Titik! Apa pun alasannya, mereka harus menikah!" bantah Kak Winda, tetap pada pendiriannya.Bagiku tak masalah jika memang Mas Yuda menuruti keinginan kakaknya. Kesempatan untukku menjebloskan Mas Yuda ke penjara."Terserah kalau itu keinginan Kakak! Aku nggak peduli. Asal jangan sampai kalian menyesal dan mencariku nanti!" tegasku, sambil menunjuk wajah Kak Winda.Kak Winda melepaskan tawa. Intinya tawa merendahkan."Apa nggak salah dengar aku? Nyesel? Cari kamu? Yang ada, tuh, kamu nyesel nggak ngizinin Yuda nikah lagi!" Lagi, Kak Winda merendahkanku. Aku

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_10

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_10Hari itu aku dan Mas Yuda pulang ke rumah mertua. Bukan ingin bermalam di sana. Aku dan Mas Yuda hanya ingin mengabarkan berita kehamilanku."Bu, Yuda dan Marisa tidak akan berpisah seperti yang Ibu minta. Yuda akan segera punya anak dari Risa, Bu," ucap Mas Yuda menjelaskan kepada ibunya."Apa? Risa hamil?" tanya Ibu, terkejut, tak percaya dengan berita yang Mas Yuda kabarkan.Aku duduk bersisihan dengan Mas Yuda. Tatapan ibunya Mas Yuda tak lepas dari diriku. Tajam, sini, serta penuh makna. Entah apa maknanya, yang jelas tersirat kebencian. Aku tak terlalu menanggapi hal itu. Aku pun sudah terlanjur benci karena sakit hati dan kecewa oleh keluarga Mas Yuda.Mas Yuda mengangguk menanggapi ketidak percayaan ibunya. Aku hanya diam saja tak bersuara. Bukan karena takut, tetapi malas saja berinteraksi dengan mertua jahat yang pura-pura baik."Kamu yakin itu anakmu?" tanya ibu Mas Yuda curiga.Aku kaget atas pertanyaan. Apa maksudnya Ibu bertanya seperti itu

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_9

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_9"Maaf, Yah, kalau boleh tau ... syarat apa yang akan Ayah ajukan?" tanyaku, turut menimpali pertanyaan Mas Yuda.Ayah bungkam, memandang ke arahku dan Mas Yuda. Kemudian, tampak beliau menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya dengan cepat."Kita pulang! Biar Ayah jelaskan di rumah."Setelah menyelesaikan administrasi, aku beserta kedua orang tuaku dan juga Mas Yuda kembali ke rumah. Selama di perjalanan tak ada satu pun percakapan di antara kami. Sungguh bosan!Untungnya jarak antara klinik dan rumah tidaklah jauh. Sesampainya di rumah, aku segera masuk lebih dulu. Memilih merebahkan diri dulu di kamar. Tak lama setelah aku rebahan, Mas Yuda masuk ke kamar yang dulu menjadi kamar tidur kami berdua."Ngapain kamu masuk ke kamar?" tegurku ke arah Mas Yuda.Betapa terkejutnya aku melihat Mas Yuda tiba-tiba masuk ke kamar. Meski kami masih sah sepasang suami istri, tetapi aku tidak suka Mas Yuda masuk ke dalam kamar tidurku.Mas Yuda berhenti tepat di

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_8

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_8"Mimpi apa, Bu?" tanyaku, penasaran dengan apa yang Ibu katakan."Ah, sudahlah, kamu nggak perlu tau. Yang jelas apa yang Ibu rasa beberapa hari terakhir ini benar. Rumah tanggamu sedang tidak baik-baik saja."Aku dan Mas Yuda terdiam. Kami menunduk, memainkan jemari masing-masing. Sedangkan pikiran, entah apa yang sedang aku pribadi pikirkan. Aku sendiri bingung harus bagaimana menghadapi Ayah dan Ibu yang terlanjur tahu akan biduk rumah tanggaku dengan Mas Yuda."Yuda, Ayah sangat kecewa denganmu. Ayah pikir kamu lelaki baik-baik, bertanggung jawab. Tapi kamu tak jauh berbeda dengan lelaki hidung belang di luaran sana!" umpat Ayah. Terlihat urat-urat di lehernya menonjol. Pertanda beliau menahan amarahnya. Hingga berumah tangga, belum pernah sekalipun aku melihat Ayah semarah ini."Maaf, Yah. Yuda khilaf. Yuda mengaku salah, daripada Yuda berzina, lebih baik Yuda menikahi Rasti, Yah," ucap Mas Yuda tanpa merasa bersalah.Aku tak menyangka Mas Yuda akan

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_7

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_7"Marisa, siapa yang datang?" Ibu mengulang pertanyaan yang sama, karena merasa belum mendapatkan jawaban dariku.Aku terlonjak ketika mendapati Ibu sudah berdiri di belakangku. Ibu melongok ke luar rumah, mencari tamu yang datang barusan. Degup jantungku sangat kencang. Lebih kencang daripada habis berlari jauh."I-itu, Bu. Tadi orang tanya alamat. Bukan siapa-siapa, kok!" jawabku asal dan gugup, sambil cepat-cepat menutup pintu. Semoga saja Ibu tidak curiga karena kegugupanku.Ibu melihatku, keningnya tampak berkerut. Aku semakin tak kuasa membalas tatapannya."Oh, orang tanya alamat? Terus udah ketemu alamatnya?" tanya Ibu memastikan.Aku menggeleng, serta mengatakan bahwa aku pun tak paham karena petunjuknya kurang jelas. Rasa bersalahku semakin menjadi. Banyak sudah kebohongan yang aku lakukan terhadap kedua orang tuaku. Maaf, kan, Risa, Bu ... Ayah!Ketika Ibu sudah kembali ke kamarnya, aku pun memilih beristirahat di kamarku. Membuka ponsel yang seb

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_6

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_6Pagi itu aku masak banyak menu makanan. Semua kusajikan hanya untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku. Masalah Mas Yuda, terpaksa aku akan bersandiwara pada Ayah dan Ibu nanti. Semoga mereka semua percaya dengan alasan yang kuucapkan.Dering ponsel mengganggu aktivitas memasakku. Tak langsung kuangkat, karena masih berkutat dengan beraneka macam sayuran. Saat aku hendak menerima telepon, tiba-tiba deringnya terhenti. Maka kuputuskan untuk melanjutkan memasakku.Beberapa menit setelahnya, ponsel kembali berdering. Tak ingin mengecewakan penelepon. Segera kugeser layar ponsel yang lebih dulu kuletakkan di sampingku. Bermaksud agar lebih mudah untuk menjangkau. Tanpa aku melihat lebih dulu nama si penelepon."Halo," sapaku ramah. Setelah mendengar sapaan dari seberang, tak asing bagiku suara tersebut. Ternyata Ibu yang menelepon tadi. Jadi tak enak, karena teleponnya tadi sempat kuabaikan."Risa, satu jam lagi Ibu dan Ayah sampai di rumahmu, Nak. Kamu t

  • Gara-gara Transferan Nyasar   Gara-gara Transferan Nyasar_5

    GARA-GARA TRANSFERAN NYASAR_5"Silakan masuk, Pak!" perintahku pada seorang lelaki. Sedari aku tiba, orang yang kumaksud sudah menunggu di balik pintu rumah Rasti.Mas Yuda terkejut dengan kehadiran sosok lelaki yang sudah menjadi atasannya semenjak ia bekerja. Tak percaya dengan apa yang aku hadiahkan."Marisa, apa-apa kamu?" tanya Mas Yuda setengah berbisik. Ia mendekat ke arahku. Lalu, menarik tanganku, entah mau dibawa ke mana."Hentikan, Yuda!" seru Pak Nuno sebagai atasan Mas Yuda.Dengan terpaksa, Mas Yuda menghentikan langkahnya. Cengkeraman di pergelangan tanganku juga mengendor. Dengan perlahan, Mas Yuda berbalik badan menghadap Pak Nuno."Saya tidak menyangka kamu akan berbuat licik seperti ini dengan istrimu! Sangat saya sayangkan!" sesal Pak Nuno penuh emosi."Maaf, Pak. Tetapi saya akan berusaha adil dengan kedua istri saya, Pak," kilah Mas Yuda membela diri."Apa? Kedua istri? Nggak salah dengar aku, Mas?" tanyaku, terkejut.Enak saja, sudah bermain apa dan merusak keh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status