Share

Gara-Gara Status Palsu
Gara-Gara Status Palsu
Author: Risma Dewi

Gedubrak!

Author: Risma Dewi
last update Last Updated: 2022-06-30 08:22:26

"Buuu … Ibu … tolong, dong. Aku mau foto di sini." Aira meminta tolong pada Bu Indarti untuk mengambil fotonya. Bu Indarti tersenyum seraya mengambil handphone milik Aira kemudian menjepretnya beberapa kali.

 

"Udah, ayuk pulang! Sebentar lagi sore, kamu belum masak," ajak Bu Indarti.

 

"Bentar lagi, Bu … belum dapat posisi yang bagus." Aira menawar. 

 

Sementara Bu Indarti hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah pembantunya yang masih sangat muda.

Aira yang kurang puas dengan hasil jepretan Bu Indarti, akhirnya mengambil swafoto berkali-kali dengan berbagai pose. Ia sengaja memperlihatkan posisinya yang sedang berada di sebuah toko, seolah sedang memilih-milih berlian. Jari-jari centilnya langsung menyentuh aplikasi berwarna hijau. Dia pilih satu gambar terbaik untuk dipajang di kolom history W* miliknya. Tak lupa tertulis caption di sana. 'Edisi jenuh di rumah terus, cuci mata di sini dulu'.

 

Aira sedang berusaha menarik perhatian seorang lelaki tampan, yang baru dikenalnya sebulan lalu. Zayen, lelaki yang selalu berpenampilan rapi dan memakai barang-barang mewah nan bermerk adalah targetnya. 

 

Gadis itu bertekad melakukan apa pun untuk mendapatkan Zayen. Dulu, ia pernah gagal menarik perhatian anak majikannya. Aira gagal melancarkan aksinya, karena anak Bu Indarti itu pergi ke luar negeri untuk melanjutkan S2. Aira kerap kali merasa sebal jika mengingat anak majikannya yang tak peka pada kemauannya. 

 

Padahal, mereka berdua seringkali ke sana-kemari bersama. 

Sekarang, Aira tidak ingin gagal lagi. Gadis itu akan membuktikan kepada anak majikannya, bahwa ia bisa mendapatkan yang setara dengannya.

 

"Walaupun aku hanya seorang pembokat, aku juga berhak dapat suami kaya. Aku boleh datang dari desa, tapi rezekiku harus tetap rezeki kota. Kamu lihat aja, Niko." Begitu kata hati Aira untuk menguatkan tekadnya.

 

Beberapa menit setelah memasang status di W******p, Aira membuka kembali untuk melihat apakah pujaan hatinya sudah mengintip statusnya hari ini.

 

"Yess!" 

 

Aira bersorak kegirangan. Target sudah melihat statusnya yang sok kaya.

 

"Wow …!" Kini, giliran Aira yang takjub, ketika membuka status Zayen yang di-upload beberapa menit setelah statusnya dipasang tadi. 

 

Zayen mengunggah sebuah gambar sepatu bola merk Nike Mercurial Superfly 7 Elite seharga 4 juta rupiah, dengan caption … 'kado pilihanku'.

 

"Buat kado aja dia keluarin duit segitu. Benar-benar pria idaman, udah tajir-melintir … murah hati pula. Tak akan kulepas," batin Aira sambil berbasa-basi membalas status W* Zayen.

 

[Keren!]

 

Beberapa menit kemudian, masuk balasan yang diawali dengan emoticon senyum lebar.

 

[Enggak semahal berlian.] 

 

[Enggak penting mahalnya, yang penting hatinya.] 

 

Aira dapat peluang mengeluarkan jurus rayuan gombalnya.

 

[Masa sih?] balas Zayen.

 

[Ya, iyalah. Masa ya-iya, dong.]

 

Zayen membalas dengan sticker jempol dan senyum lebar.

Sejak saat itu, Aira dan Zayen sering berbalas komentar di status mereka. Keduanya menjadi semakin akrab. Maka dari itu, Aira selalu memanfaatkan kesempatan bila sedang mengantar majikannya jalan-jalan, terutama saat pergi ke pusat-pusat perbelanjaan kaum elite.

 

Aira akan berfoto, dan tentu saja hasilnya langsung dipasang di status W*. Orang yang paling pertama membuka statusnya adalah Zayen.

 

Dikarenakan Aira takut Zayen keburu diambil orang, ia bertekad untuk mengatakan rasa sukanya secara terang-terangan. Tepat di hari Minggu, keduanya bertemu dan duduk-duduk santai di Taman Samarendah. Aira memberanikan diri untuk menyatakan tentang perasaannya.

 

"Zayen, aku … mau jujur tentang sesuatu." Aira mulai berbicara sambil menggigit bibir, berusaha menebalkan muka.

 

"Ngomong aja," jawab Zayen singkat.

 

"Aku … aku … suka sama kamu," ucapnya terbata, lantas menunduk.

 

"Kamu … yakin sama perasaanmu?" Zayen memandangnya untuk memastikan.

 

Aira mengangguk. Gayung pun bersambut. Gadis itu tak menyangka jika Zayen akan membalas perasaannya. Aira makin terhipnotis untuk menguasai lelaki itu. Ia rela melakukan apa pun, dan akan membuka status asli setelah Zayen menikahinya nanti.

 

Kadang, terbesit rasa takut di hati Aira jika Zayen akan meninggalkannya setelah status asli gadis itu terbongkar. Namun, Aira lekas berpikir … bukankah kelemahan kaum lelaki ada pada matanya? Jika setelah menikah nanti Zayen tidak terima, Aira tinggal menyusun siasat.

 

 Laki-laki normal itu gampang dirayu, seperti anak kecil yang sedang merajuk. Tinggal dibelikan paket KFC, dan diberi pilihan. Mau bagian paha atau dada? Pasti langsung senang. Begitu juga kaum lelaki, pasti akan langsung klepek-klepek.

 

Untuk saat ini, Aira akan fokus mengikat lelaki itu lebih dekat dengannya. Jika Zayen mengajaknya ke luar untuk jalan, Aira akan meminjam barang-barang bermerk milik anak majikannya yang  berusia 5 tahun lebih muda darinya. Postur tubuh mereka pun hampir sama.

 

Karena itu, dari segi pakaian pun cocok semua. Itu akan meyakinkan Zayen untuk tetap berada di sampingnya.

Aira beruntung karena memiliki majikan yang sangat baik. Mereka menyayanginya bagai anggota keluarga sendiri. Apabila dia ingin memakai barang-barang milik Ninda, dengan mudah akan didapatkannya. 

 

"Biar ajalah. Masa iya aku pakai tas dan sandal pasar, sedangkan Zayen datang menjemput dengan mobil mewah. Kan, enggak seimbang." Aira menepis sendiri rasa tak enak hati apabila ingin meminjam barang-barang Ninda.

 

"Jadi perempuan yang kondisional, diajak susah enggak nyusahin. Diajak berkelas enggak malu-maluin," tambahnya pada diri sendiri.

 

Begitulah prinsip Aira. Walaupun terkesan memanfaatkan kebaikan hati majikannya, dia tidak peduli. Baginya, menjadi pembantu hanyalah batu loncatan untuk menggaet lelaki kaya. Suatu saat, Aira yakin dirinya pun akan menjadi nyonya di rumah mewah.

 

***

"Mau makan apa, Ra?" tanya Zayen saat keduanya menikmati embusan angin di suatu sore. 

 

"Terserah yang ada di sini aja," jawab Aira sok kalem.

 

"Oke. Kamu memang super, mau aja makan di pinggir jalan kayak gini," Zayen memuji Aira yang tersipu.

 

Laksana dua insan yang sedang jatuh cinta, mereka berdua terlihat begitu romantis menikmati cendol dawet dan opak, cemilan khas kota tepian. Suasana bertambah romantis manakala Zayen mengeluarkan sebuah kotak perhiasan berbentuk hati. Lelaki itu membukanya di depan Aira.

 

"Aira, maukah kamu menikah denganku?" ucap Zayen.

 

Jantung Aira berdegup kencang, ia tak menduga Zayen akan melamarnya secepat itu. Gadis itu tidak menjawab dengan kata-kata, tetapi hanya tersenyum dan mengangguk bahagia.

 

"Kalau begitu, besok aku akan datang untuk melamarmu secara resmi." Zayen melanjutkan ucapannya.

 

"Ehm … Zayen, keluargaku sudah lama merestui hubungan kita. Mereka bahkan ingin kita cepat-cepat menikah. Enggak perlu lamaran secara resmi, kita langsung nikah aja." 

 

Aira menolak kemauan Zayen yang ingin melamar ke rumahnya. Tentu saja Aira takut Zayen dan keluarganya mundur teratur jika mengetahui bahwa dia hanyalah pembantu di rumah majikannya.

 

"Kamu yakin, Ra? Keluargamu enggak bakal nolak aku? Kalau nanti aku datang langsung bawa penghulu?" Zayen kurang yakin dengan keinginan Aira.

 

"1000 persen, yakin!" Aira menjawab mantap untuk meyakinkan Zayen.

Debur ombak kecil karena embusan angin di pinggiran sungai Mahakam menjadi saksi, Aira dan Zayen sebentar lagi akan mengikrarkan janji suci.

 

***

Seminggu lagi, Zayen akan menjadi suaminya. Aira mengutarakan hal tersebut kepada Pak Margono dan Bu Indarti. Tentu saja majikannya itu sangat senang. Mereka merasa lega karena akan ada seseorang yang akan menjaga Aira. Dulu, mereka menjemput Aira dari kampung dalam keadaan sebatang kara. Nenek yang membesarkannya meninggal dunia. 

 

Pak Margono dan bu Indarti berharap, calon suami Aira kelak, akan menjadi pelindungnya seumur hidup.

 

Bu Indarti begitu menyayangi Aira. Mengetahui pembantunya akan menikah, maka wanita itu mengajak Aira untuk berbelanja pakaian. Ia juga sudah memesan sebuah kamar di hotel yang tergolong mewah sebagai hadiah pernikahan untuk bulan madu Aira selama seminggu.

 

Aira sengaja memilih baju-baju seksi yang tipis. Hampir semua lingerie yang dipilihnya tanpa lengan dan tembus pandang. Aira tidak ingin Zayen pergi, jika nanti setelah menikah mengetahui status palsunya. Dengan baju-baju itu, dia yakin Zayen akan bertekuk lutut.

 

Setelah seminggu berlalu, sampailah saatnya keluarga Zayen datang. Sesuai kesepakatan, mereka langsung mengadakan pernikahan. Ada dua rombongan dari mobil berbeda yang datang dengan membawa beberapa bingkisan. 

 

Aira tidak peduli dengan bawaan mereka. Ia hanya ingin cepat mendengar kata 'sah' dari mulut penghulu dan para saksi yang turut serta dalam rombongan Zayen.

 

Majikan Aira terlihat begitu akrab dengan kedua orang tua Zayen. Mereka rupanya sudah saling mengenal. Sebentar lagi, ijab kabul akan dimulai. Aira yang menggunakan kebaya berwarna putih tampak cantik sekali. Semua mata terpana menatapnya, tak terkecuali Zayen. 

 

Aira menghampiri calon mertuanya dan mencium tangan keduanya dengan takzim. Setelah itu, ia duduk di sebelah Zayen yang mengenakan jas warna hitam. Sungguh pasangan yang serasi.

 

Ijab kabul berjalan dengan lancar. Setelah semua saksi mengatakan 'sah', Aira menarik napas lega. Sekarang, dia resmi menjadi nyonya Zayen. Impiannya sudah tercapai. 

 

"Aira …." Suara lembut seorang perempuan memanggil namanya. "Terima kasih, ya, sudah menerima Zayen apa adanya. Semoga kalian langgeng sampai maut memisahkan," lanjut wanita paruh baya tersebut sambil mengelus punggung tangan Aira.

 

"Eh, i–iya, Ma. Eh … iya, Bu!" Aira bingung ketika pertama kali berhadapan dengan mertuanya.

 

"Enggak usah sungkan. Panggil saja saya Ibu atau Bu May, seperti Zayen biasa memanggil saya. Zayen sudah Ibu anggap seperti anak sendiri," jelasnya lagi.

 

"Ma–maksud Ibu?" Aira menjadi bingung mengartikan ucapan mertuanya.

 

"Zayen sudah hampir 5 tahun bekerja sebagai sopir saya. Orang tuanya ada di pulau Jawa, jadi enggak bisa hadir. Dia anak yang baik sehingga saya menganggapnya seperti anak sendiri. Sama seperti kamu yang sudah dianggap anak sendiri oleh Pak Margono dan Bu Indarti," jawab Bu May yang terlihat bahagia sekali.

 

"Iya. Enggak nyangka kalian berjodoh," timpal Bu Indarti.

 

Ucapan Bu May bagai petir di siang bolong. Sungguh jauh ekspektasi dari realita yang di dapatkan Aira.

 

"Oh, Tuhan! Kenapa begini …? Kenapa Engkau tak merestui hamba-Mu yang ingin merubah nasib …." Hati kecil Aira menjerit.

 

Akhirnya, Aira pun pingsan di depan Bu Indarti dan Bu May.

 

Related chapters

  • Gara-Gara Status Palsu   POV Zayen

    Namaku Zayelani, atau panggil saja aku Zayen. Tempat kelahiranku adalah pulau Jawa, dan aku besar di sana. Sebuah daerah yang terkenal dengan kebun apelnya. Orang-orang dari luar daerah, setiap musim liburan akan berbondong-bondong datang ke tempat asalku.Kota Batu memang memiliki wahana beragam. Selecta yang memanjakan mata dengan keindahan bunga-bunga. Predator Fun Park mengenalkan hewan-hewan dari bangsa predator, termasuk buaya darat seperti diriku. Sore sampai malam hari, BNS atau Batu Night Spektakuller menyuguhkan permainan yang memacu adrenalin. Jatimpark 1, 2, dan 3 dengan ciri khas masing-masing, dan banyak lagi tempat wisata lainnya yang ditawarkan kota asalku. Namun, entah mengapa aku memilih merantau ke Kalimantan daripada mencari pekerjaan di Kota Batu. Samarinda adalah kota yang kupilih. Aku mengabdi pada keluarga kaya yang baik hati, Pak Gunawan dan Bu May.Aku sering dibelikan barang-barang mewah. Mereka memperlakukan aku bukan seperti seorang supir pribadi, melain

    Last Updated : 2022-06-30
  • Gara-Gara Status Palsu   Kejutan Yang Menyebalkan

    "Aira pingsan ...." tiba-tiba terdengar suara bu Indarti berteriak panik."Ra ... bangun, Ra? Kamu kenapa Ra?" Bu Indarti menyandarkan kepala Aira di pangkuan bu May kemudian berlari mengambil minyak kayu putih. Zayen hanya bengong memandang istrinya yang tiba-tiba ambruk. Dia tidak tau harus berbuat apa. "Zayen ... sini! Kamu gimana sih? Kok diam aja dari tadi. Lupa apa, kalau sudah punya istri?" Bu May langsung mengomeli Zayen yang tidak berinisiatif mendekat."Oh, ya Bu, Maaf!" Zayen gelagapan sendiri. Akibat berhayal yang tidak-tidak dia jadi di omelin. Zayen segera meraih botol aqua lalu beringsut mendekat. Dibuka tutupnya dan dituang sedikit ke telapak tangan. Lalu di percikkan ke wajah Aira. "Astagfirullah, kaya Mbah Dukun yang ngobati pasien aja kamu!" Bu may ngomel lagi melihat kelakuan Zayen.Zayen jadi bingung mau berbuat apa. Bu Indarti dan Bu May bergantian menggosok-gosokkan minyak kayu putih ke telapak kaki dan tangan Aira. Sekali-sekali botol minyak kayu putih yang

    Last Updated : 2022-06-30
  • Gara-Gara Status Palsu   Rebutan Kasur

    Perlahan mobil yang mengantarkan pasangan pengantin baru tersebut bergerak meninggalkan Kota Samarinda. Sepanjang perjalanan tidak ada canda atau tawa, yang menyiratkan kebahagian sepasang insan yang pergi berbulan madu. "Mbak sama Masnya, tegang amat," celetuk driver travel yang matanya naik turun bergantian memandang jalan dan kaca.Senyum di bibir Zayen sedikit terkembang, lalu hilang saat ujung mata Aira meliriknya tajam. "Mau di putarin lagu apa biar rilexs?" Lanjut sang driver ingin menawarkan kenyamanan untuk penumpangnya."Terserah situ," jawab Aira karena sedang malas berbicara."Kalau gitu lagu kesukaanku, gak papa ya mbak?" Tanyanya lagi."Uuh, apa semua sopir memang banyak omong? Sudah ku bilang terserah, suka-suka Bapak!" Jawab Aira dengan tekanan pada kata sopir. Sekilas Aira melirik Zayen dengan dongkol yang tertahan.Zayen berpura-pura tak mendengar ucapan Aira. Ia berlagak asik menikmati perjalanan dengan melihat-lihat keluar.Pak Sopir memilih-milih kaset dengan

    Last Updated : 2022-06-30
  • Gara-Gara Status Palsu   Obat Sakit Perut

    **Zayen bangun untuk membersihkan diri, membuka koper lalu menarik lipatan handuknya. Walaupun di hotel sudah di sediakan handuk, tapi karena di koper ada handuk sendiri Zayen lebih memilih memakai miliknya pribadi. Tiba-tiba botol obat perangsang ikut melompat keluar koper, bersamaan dengan tarikan handuknya."Siapa ya yang masukin pakaianku, kok obat sialan ini ikut juga, kalau Pak Gun atau Bu May,aduh! Tapi semoga mereka enggak paham ini obat apa."Pikiran Zayen berkelana hingga tak menyadari botol tersebut berguling dan berhenti tepat di dekat jempol kaki Aira yang sedang menjuntai di sofa.Tangan Aira lekas mengambil botol tersebut dan memandangnya sambil memicingkan mata."Obat apa ini?" "Emm ... anu, itu obat ... a-anu ...."Zayen yang tak menyangka botol tersebut juga di sertakan oleh majikannya dalam koper jadi gagu menjawab, karena tidak ada persiapan ber bohong untuk satu hal tersebut. Beruntung sebelumnya dia sudah melepas gambar yang menempel di botol luarnya sehingga t

    Last Updated : 2022-06-30
  • Gara-Gara Status Palsu   Antara Aksi dan Reaksi

    Setelah meneguk minuman yang sudah tercampur dengan obat, Aira menarik nafas panjang sambil merebahkan kepalanya di bantal kembali. Kakinya berselonjor, dan dari ujung kaki hingga kepala ditutupnya dengan selimut. "Semoga aku bisa lelap seperti manusia sok kaya di atas itu!" Aira membatin sambil memiringkan tubuhnya membelakangi tempat tidur Zayen.Pukul 02.00 dini hari, nyeri di perut Aira mulai berkurang, tapi ada hawa aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Hawa panas tapi membuatnya berkeringat dingin. Dibukanya selimut supaya hawa panasnya berkurang, tapi tulangnya terasa dingin. Aira duduk, meringkuk memeluk kedua lutut, sambil menyandarkan kepalanya ditepi pembaringan. Diliriknya Zayen yang sedang tertidur pulas."Kalau diperhatikan, dia ganteng juga," tiba-tiba hati Aira yang keras dan pongah berbisik nakal."Uh! Pikiran apa ini? Jangan ikuti bisikan setan. Enggak ... enggak ... enggak! Aku enggak boleh begini, dia pembohong! Penipu! Jangan sampai segelku rusak ditangan penip

    Last Updated : 2022-07-21
  • Gara-Gara Status Palsu   Menghilangkan Reaksi Obat

    "Ayolah, jangan bangun sekarang, dek! Ini bukan waktu dan orang yang tepat. Pleasee! Ini saatnya tidur," Zayen berguman pada masa depannya yang mulai naksl sambil menutup mata rapat-rapat. Ia memikirkan cara melepaskan diri dari Aira.Pelan-pelan Zayen menurunkan tangan kiri Aira, lalu pindah dan bertukar tempat membelakangi Aira. Aira yang hanya berpura-pura, menyadari perubahan reaksi Zayen akibat aksinya sendiri. Sekuat tenaga Aira berusaha menetralkan perasaanya, tapi Aira tak mampu menahan diri. Aira kembali berbalik dan memeluk Zayen dari belakang.Zayen merasa aneh, dan membuka matanya pelan-pelan. Ia kaget setengah mati begitu pandangannya tertuju ke meja tempat air minum. Botol obatnya hanya tersisa separuh. "Berarti ... dia ...."Zayen mengeleng-gelengkan kepalanya saat menyadari apa yang terjadi, kenapa Aira ada di atas dan memeluknya. Zayen mulai paham, Aira hanya berpura-pura menggigau."Sumaira, bangun! Enggak usah-pura!" Zayen berbisik pelan di telinga Aira yang masih

    Last Updated : 2022-07-24
  • Gara-Gara Status Palsu   Naluri Lelaki

    Byurrrr ....Aira terlempar ke kolam tanpa perlawanan. Zayen yang sudah merasa menang bersiap-siap kembali ke kamar. "Zay ... Za-yen! To-long! To-long!"Zayen menghentikan langkahnya mendengar suara Aira meminta tolong yang terputus-putus di sela kecipak suara air yang tak beraturan. Zayen membalikkan badannya segera. Dilihatnya kepala Aira timbul tenggelam, dengan kedua tangan terulur ke atas."Astaga! Aku enggak pernah bertanya dia bisa berenang atau enggak selama ini! Mati anak orang!" Zayen langsung panik melihat Aira yang sudah mau tenggelam.Byuuurrrrr ....Tanpa pikir panjang Zayen ikut menceburkan dirinya ke dalam air kolam yang dingin. Secepat mungkin Zayen mendekati Aira. Tangan kirinya langsung meraih pinggang Aira, dan ditopangkan perut Aira di bahunya. Lalu dengan sekuat tenaga tangan kanannya mengayuh di air supaya cepat sampai ke tepi. Nafas Zayen terengah-engah begitu sampai ditepi kolam. Tangan kanan menahan tubuhnya, perlahan ia merebahkan Aira yang terlihat lemas

    Last Updated : 2022-07-27
  • Gara-Gara Status Palsu   Bimbang

    "Uhuk! Za-yen ...." Terdengar suara Aira memanggilnya lirih. Zayen mendekat, ia lega akhirnya Aira sudah sadar. Ia memberanikan diri mendekati istrinya."Emm ... Ma-maaf ya, Ra!, Ak-aku enggak tau kalau Kamu, gak bisa berenang."Zayen berbicara dengan terbata-bata karena merasa bersalah. Aira hanya diam sambil membalikkan badan enggan melihat ke arah Zayen."Marahkah dia?" Zayen bertanya dalam hati."Ra, maaf!" Zayen duduk disebelah Aira dengan kaki menjuntai ke bawah. "Ra ..."Hening.Wanita, jika marahnya sambil berbicara tanpa berhenti berarti masih normal. Tetapi jika marahnya wanita tanpa mengeluarkan suara lagi, itu berbahaya. Di atas Normal. Begitu pikir Zayen, karena sering melihat meme yang sering berseliweran di status WA maupun Facebook teman-temannya."Ra, maaf! Aku ngapain? Buat nebus kesalahanku tadi?" Suara Zayen mulai memelas karena benar-benar merasa bersalah.Aira membalikkan tubuhnya, dan menatap Zayen dengan nanar."Pijitin Aku, dari kaki sampai kepala!"Aira mel

    Last Updated : 2022-07-31

Latest chapter

  • Gara-Gara Status Palsu   Akhir Sebuah Cerita (Ending)

    4 tahun kemudian ....Sebuah keluarga kecil beranggotakan 4 orang melangkah turun dari pesawat. Kedua orang tuanya tersenyum lebar, doa mereka terkabul untuk bisa kembali menjajakkan kaki di pulau Kalimantan.Setengah berlari mereka mengejar langkah kedua bocah yang tak pernah lelah berlari."Ragil ... Rasya ... jangan lari-lari terus, bunda capek, Nak!" Seru Ibunya yang menggunakan baju gamis berwarna merah maron dengan jilbab hitam. Ia nampak kesulitan, mengejar dua bocah yang sedang lincah-lincahnya.Sang Bapak, yang mengenakan jaket berwarna senada, hanya geleng-geleng kepala sambil tertawa melihat tingkah kedua bocahnya.Dari jauh tampak dua orang berdiri, untuk menyambut kedatangan mereka. "Ibuuuu ....""Airaaa ...."Kedua wanita tersebut saling berpelukan menumpahkan kerinduan. Sementara kedua bocah yang tadi berlari-lari menyembunyikan wajah di belakang ayahnya."Hey, Ragil! Rasya! Sini ... ini juga Nenek dan Kakek" ucap Aira memperkenalkan Bu Indarti dan Pak Margono pada ked

  • Gara-Gara Status Palsu   Rejeki Nomplok

    Aira dan Zayen baru saja selesai salat subuh. Zayen masih saja mengajak Aira bermanja-manjaan dan melarang Aira keluar dari kamar. Aira terpaksa menuruti kemauan bayi besarnya tersebut."Zayen, Bank jauh gak dari sini?" Tiba-tiba Aira bertanya.Zayen diam tak menjawab."Zayeeen! Dengar enggak sih Aku nanya!" Sungut Aira kesal."Enggak!""Enggak kok jawab.""Panggil Aku, Mas dulu ... baru aku jawab!""Hedeeh! Iya ... iyaaa ... Mas Zayen Zeyeeeenggg. Bank jauh enggak dari sini?""Mau ngapain ke Bank?"Aira duduk di samping Zayen dan meraih tangan suaminya. "Kalau aku panggil sayang aja, enggak papa kan?"goda Aira tanpa menghiraukan pertanyaan Zayen sebelumnya."Terserah dah, penting jangan panggil nama, ya! Mau ngapain ke Bank?" Ulangnya."Ya ... ya ... ya ... Sayaang, tadi malam, Bu Indarti transfer uang kita yang udah masuk untuk bayar rumah sama motor yang disana dia bayar juga. Karena rumahnya sekarang ditempatin sendiri ama Niko, jadi uang kita total di ganti.""Oh, Gitu! Tapi bia

  • Gara-Gara Status Palsu   Akhirnya

    Zayen melihat raut wajah istrinya yang nampak gelisah. Ingin sekali ia membawa istrinya ke kamar dan bertanya. Tapi kerabat dan tetangga masih datang silih berganti. Bisa jadi bulan-bulanan dia, jika siang bolong ketahuan mengajak Aira ke kamar.Zayen tersenyum sendiri, ingat bagaimana pernikahan pertamanya dengan Aira yang penuh kepalsuan, bagaimana Aira pingsan setelah ia mengucapkan Ijab qobul, bagaimana mereka bertengkar sepanjang bulan madu yang penuh kepalsuan.Zayen sedikit heran dengan reaksi sebagian orang. Ia diam-diam memperhatikan mereka seperti menemoohkan istrinya. Mungkin itu sebabnya Aira gelisah. "Ah ... lambat kali matahari tenggelam," gumam Zayen dalam hati.Menjelang Ashar, kerabat sudah mulai pulangan. Rumah mereka mulai sepi. Aira dan Alya membersihkan sisa-sisa piring kotor yang belum di cuci. Sebagian tadi sudah di cuci oleh orang-orang yang berdatangan secara bergantian. Sementara itu Zayen membersihkan sisa-sisa sampah tisu dan Aqua yang masih berceceran.K

  • Gara-Gara Status Palsu   Yang Kedua Kali

    "Ada yang ngebet minta di halalin nih! Kayaknya ....""Ihhh ... Zayeeen!" Aira memukul lengan Zayen pelan."Eh, bukan ngebet ... kebelet!""Iiihhhh ...." Aira mencubit tangan Zayen sambil menunduk malu.Zayen tertawa gemas melihat tingkah Aira. Jika tidak berada ditempat umum sudah pasti di peluknya wanitanya itu."Yakin? Mau dihalalin lagi sama aku?"Aira mengangguk malu-malu."Tapi ..."Aira mendongakkan wajahnya harap-harap cemas, mendengar kata tapi dari mulut Zayen."Tapi apa?" Aira tak sabar."Tapi, aku enggak punya mobil. Enggak bisa beliin kamu berlian," ucap Zayen sambil tersenyum simpul.Aira mencubit pinggang Zayen berkali-kali dan menjawab," tapi kamu masih punya uang buat bayar penghulu kan?Lalu mereka tertawa berdua."Tapi, Zayen! Darimana dulu kamu bisa berpikir menyerahkan aku ke Niko, kaya barang aja!" Aira kembali merengut.Zayen menarik nafas panjang. Lalu mulai bercerita."Waktu malam, sebelum pagi-pagi Aku marah itu, ada nomor enggak kukenal ngirim video ke Aku."

  • Gara-Gara Status Palsu   Pertemuan Kembali

    "Tunggu!" Suara wanita memanggilnya. Aira membalikkan badan, rupanya mempelai wanita yang memanggil."Apa ... kamu bernama Aira?" Tanyanya."I-iya!" Aira menganggukkan kepalanya dan lanjut menunduk lagi."Masuklah!" Perintahnya kembali.Aira diam, tidak melangkah masuk juga tidak meneruskan keluar. Mempelai wanita tersebut berbisik ke telinga calon suaminya. Lalu suaminya mengangguk-angguk.Mempelai wanita tersebut mengisyaratkan kepada seseorang untuk membawanya ke kamar."Ayo!" Ia menghampiri Aira dan membawanya masuk ke kamar yang nampaknya merupakan kamar pasangan yang akan menikah. Aira menurut saja arah wanita tersebut menariknya, ia tak mengerti maksud perlakuan mereka."Disini dulu, ya! Sampai akad selesai. Kami khawatir kamu membuat keributan lagi!" ucap wanita tersebut sambil mengunci pintu kamar dari luar.Aira yang masih bingung dan malu hanya pasrah. Entah setelah itu apa yang akan mereka lakukan padanya, ia benar-benar sudah pasrah.Aira duduk di pinggir ranjang yang su

  • Gara-Gara Status Palsu   Ceroboh

    Aira mengecek jarak tempatnya berada dengan alamat Zayen. 30 menit, tertera. Aira segeara memanggil Gojek."Selama janur kuning belum melengkung, masih ada harapan," Aira nekad ingin menggagalkan akad nikah Zayen bagaimanapun caranya.Beruntung jalanan tampak senggang. Aira bisa sampai di alamat tujuan sesuai perkiraan waktu. Aira membayar gojek lalu melangkah menuju ke sebuah rumah yang nampak ramai. Aira melirik ke kanan-kiri, alamat tidak mencantumkan nomor rumah. Tapi ia yakin, di tempat yang ramai itulah akan berlangsung akad nikah.Aira berlari dan menerobos kerumunan orang. Belum nampak kedua mempelai yang akan melangsungkan akad nikah, karena acaranya masih setengah jam lagi."Hentikan!" Teriak Aira dengan suara lantang.Orang-orang yang semula riuh melihat kedatangannya, mendadak diam. "Ada apa ini? Kamu siapa?"Seorang lelaki tua menghampiri Aira yang masih berdiri dengan tubuh bergetar."Aku Aira, aku calon istri dari mempelai laki-lakinya," jawab Aira lantang.Suara orang

  • Gara-Gara Status Palsu   Sepertinya Dia

    Hari sudah beranjak siang, Aira kembali tiba di hotel."Huh!"Aira melempar tasnya ke kasur dan langsung merebahkan diri. Tangannya langsung memijit-miji kakinya yang sakit bukan kepalang."Sialan ...." gerutunya.Aira benar-benar sebal karena mengejar mayat lelaki tua yang beristri dua tadi. Tapi kemudian Aira tersenyum, ia tak membayangkan bila mayat tadi benar mayat Zayen. Aira terus memijit-mijit kakinya yang sakit sekali. Ia meringis, ada bagian yang terkelupas karena kena gesekan sandalnya saat berlari. Aira kembali meraih handuk untuk mandi lagi."Asem," sungut Aira sambil mengendus-ngendus bagian keteknya sendiri.Selesai mandi, Aira merasa sangat lapar. Sebelum meninggalkan hotel menuju alamat Zayen, Aira berniat keluar untuk mencari makanan. Tadi pagi, Aira lupa makan. Energinya terkuras habis hari ini. Aira melangkah dengan lemas.Aira mencari-cari tempat makan yang ada di sekitar melalui internet. Aira banyak menemukan restoran hingga warteg yang menawarkan makanan.Aira

  • Gara-Gara Status Palsu   Sia-Sia

    "Jam berapa dibawa, Mbak?" Aira bertanya dalam isak tangisnya."Baru aja, Mbak, mungkin bersamaan sama datangnya Mbak," terang petugas.Aira mengingat-ngingat kejadian saat masuk tadi. Ada sebuah ambulan yang berpas-pasan dengannya di depan gerbang menuju ke kiri."Apa tadi, yang di bawa ambulan mbak?" Aira memastikan."Iya, benar!"Tanpa pikir panjang Aira langsung berlari meninggalkan rumah sakit. Ia melihat jalanan masih macet panjang. Sekuat tenaga ia berlari. Aira yakin masih mampu mengejar ambulan yang membawa jenazah Zayen.Benar saja, dari kejauhan tampak mobil ambulan yang bertulis mobil Jenazah terjebak macet. Aira berlari lebih cepat lagi. Sekitar beberapa meter lagi Aira sudah sampai ke mobil tersebut. Namun sayangnya, macet sudah berkurang dan Ambulan tersebut menjauh.Aira yang wajahnya sudah tak terurus karena kelelahan berlari sambil menangis, langsung mencari cara. Ia melihat seorang wanita naik motor sendirian. Aira segera menghadang dengan kedua tangannya. Tentu saj

  • Gara-Gara Status Palsu   Berita Mengejutkan

    Pagi-pagi sekali Aira sudah siap untuk berangkat menuju bandara Sepinggan Balikpapan. Tiket yang ia dapat tadi malam melalui aplikasi traveloka terbang pukul 12.15 menuju Bandara Juanda, Surabaya.Bu Indarti dan Pak Margono yang mengantarkan Aira. Ninda tak bisa ikut karena ada kegiatan sosial di kampusnya."Aira!" Tiba-tiba Aira dikejutkan oleh kedatangan Niko, Davina, dan Widya. Tak ketinggalan bayi mungil mereka."Aira ... Aku ... mau minta maaf," ucap Widya lirih sambil memeluk Aira yang sudah siap memasuki mobil."Maaf? Untuk apa?""A-aku ... yang mengirim video itu. Waktu itu, A-ku sedang menemani anakku bermain di Taman cerdas, maaf ... karena Aku sempat berniat tidak baik, pada rumah tanggamu, Aira," ucap Widya sambil tertunduk. "Aku dengar dari Davina, Kamu mau mencari Zayen. Aku minta maaf, kalau karena ulahku kalian bertengkar. Aku alan mendoakan kebahagiaan untukmu, Aira. Semoga Kamu dan Zayen bisa bertemu lagi, kalau sudah bertemu, sampaikan maafku pada Zayen," do'a Wid

DMCA.com Protection Status