Share

Rebutan Kasur

Author: Risma Dewi
last update Last Updated: 2022-06-30 08:30:34

Perlahan mobil yang mengantarkan  pasangan pengantin baru tersebut bergerak meninggalkan Kota Samarinda. Sepanjang perjalanan tidak ada canda atau tawa, yang menyiratkan kebahagian sepasang insan yang pergi  berbulan madu. 

 

"Mbak sama Masnya, tegang amat," celetuk driver travel yang matanya naik turun bergantian memandang jalan dan kaca.

 

Senyum di bibir Zayen sedikit terkembang, lalu hilang saat ujung mata Aira meliriknya tajam. 

 

"Mau di putarin lagu apa biar rilexs?" Lanjut sang driver ingin menawarkan kenyamanan untuk penumpangnya.

 

"Terserah situ," jawab Aira karena sedang malas berbicara.

 

"Kalau gitu lagu kesukaanku, gak papa ya mbak?" Tanyanya lagi.

 

"Uuh, apa semua sopir memang banyak omong? Sudah ku bilang terserah, suka-suka Bapak!" Jawab Aira dengan tekanan pada kata sopir. Sekilas Aira melirik Zayen dengan dongkol yang tertahan.

 

Zayen berpura-pura tak mendengar ucapan Aira. Ia berlagak asik menikmati perjalanan dengan melihat-lihat keluar.

 

Pak Sopir memilih-milih kaset dengan tangan kirimya. Setelah itu, ia mulai memutar lagu penggiring perjalanan mereka untuk berbulan madu.

 

🎶🎶🎶🎶

 

Separuh hati denganmu ....

Kujalani cintaku ....

Aku menipu dirimu ....

Kubilang cinta padamu ....

Tapi dariku itu yang terbaik ....

 

Kau bukan pilihan ....

Kar'na ku tak sedikitpun ....

Hasratku padamu ....

 

Terpaksa aku mencintai dirimu ....

Hanya untuk status palsu ....

Setengah hati kujalani cinta ....

Kar'na aku tak suka denganmu ....

 

🎶🎶🎶🎶

 

"Stoooooopppp!" Aira dan Zayen berteriak bersamaan mendengar lirik lagu lawas milik Vidi Aldiano berjudul status palsu, yang terdengar seperti menyindir mereka berdua.

 

Buukk ....

Aira dan Zayen sama-sama tersungkur dan kepala keduanya menempel di sandaran kursi depan mobil.

 

"Haduuuh! Kenapa berenti mendadak sih!" Ucap Aira sambil mengusap-usap dahinya.

 

"Lah, Mbak sama Masnya sama-sama bilang stop?" Jawab driver tanpa dosa.

 

"Lagunya yang di stop, bukan mobilnya!" Sentak Aira dengan suara tinggi.

 

"Walah ... jangan galak-galak donk, Mbak! Tadi katanya terserah," Sungutnya lagi membuat Aira menahan nafas sejenak menurunkan tensinya yang mulai tinggi.

 

"Udah, cepatan jalan lagi aja!" 

 

Zayen akhirnya bersuara menengahi karena pusing mendengar suara Aira yang selalu ngegas dari awal bicara. 

 

"Iya, iya Mas, Maaf jadi lambat sampai hotel." 

 

Driver travel menjawab sambil senyum-senyum merasa bersalah. Aira yang melihat dari kaca spion hanya mendengkus kesal dan memilih diam sepanjang perjalanan.

 

***

Setelah sampai di hotel tujuan, Zayen dan Aira  membawa koper masing-masing. Setelah chek in seseorang mengantarkan mereka ke kamar dan menyerahkan cardlock kepada Aira dan meninggalkan mereka berdua. Aira memandang cardlock sambil membolak-balik kartu tersebut. 

 

"Huaaahaahahah, Aira ... Aira! Lagakmu sok pamer berlian buka pintu pake itu aja enggak bisa!" Zayen tertawa jahat, sambil merebut cardlock dari tangan Aira. Di arahkannya ke bawah daun pintu dan lampu sensor warna hijaupun menyala. Pintu untuk berbulan madupun terbuka lebar.

 

Aira langsung melesat masuk duluan. Di letakkan koper miliknya di atas pembaringan. Ia melempar sandalnya ke sembarang arah dan langsung merebahkan dirinya berbalik arah supaya tidak melihat ke arah Zayen . 

 

"Enggak usah sok tersiksa sendiri, posisi kita sama," ucap Zayen sambil meletakkan kopernya di lantai lalu memilih duduk di sofa.

 

Wusssh ....

Sebuah bantal putih melayang dari springbed tempat Aira berbaring, sukses membuat Zayen yang kepalanya masih sakit karena terbentur kursi mobil tadi di tambah kelelahan terhunyung.

 

"Apaan sih, Ra!"ii

 

"Ini hotel yang bayarin majikanku, berarti aku berhak dong, ngusir kamu keluar," ucap Aira bernada mengejek karena jengkel dengan ucapan Zayen.

 

"Kamu pikir, aku sudi tidur sama perempuan pembohong seperti kamu?" Tanya Zayen mencibir.

 

"Hahaha, kalau aku pembohong, terus kamu apa? Pecundang? " tanya Aira mencibir balik.

 

"Mendingan kamu cari kamar lain sana!" Lanjutnya.

 

"Uangku sudah habis, buat beli cincinmu dulu, sisa paling buat 2 malam aja," jawab Zayen santai.

 

"Dasar kere! Beli cincin seimprit aja uang langsung habis! Nih, ku kembalikan, aku juga enggak sudi pake," cerca Aira sambil melepaskan cincin yang di berikan Zayen saat melamarnya dulu.

 

"Emangnya cincin bisa buat bayar hotel?" Sungut Zayen.

 

"Besok-besok dijual lah. Cari aja tempat jual- beli emas disini."

 

Zayen menarik nafas panjang, lalu kembali melangkah keluar. Ia ingin menemui resepsionis agar segera pindah kamar. Aira lega karena tanpa perlu memperpanjang perdebatan Zayen akhirnya mengalah. Sekitar 10 menit kemudian Zayen kembali dengan wajah masam.

 

"Enggak ada kamar kosong lagi, Ra."

 

"Modus!" Tuduh Aira.

 

"Apa untungnya, aku modusin perempuan kaya kamu?"

 

"Ya untung, lah! Emang Aku enggak tau, akal bulusnya lelaki?" Aira berbicara dengan nada sengit.

 

"Enggak tertarik, dan enggak berminat!" Jawab Zayen.

 

"Halah, sok jual mahal, nanti Aku tanyain sendiri " Aira merasa di remehkan dan masih tidak mempercayai ucapan Zayen.

 

"Kalau enggak percaya, memang sebaiknya tanya aja sendiri," ucap Zayen dongkol karena Aira menuduhnya berbohong.

 

"Awas aja, kalau kamu bohong."

 

"Oke, Kalau aku enggak bohong, malam ini kamu tidur di sini!" Ucap Zayen sambil menghentak-hentakkan kaki kanannya di lantai yang beralas ambal lumayan tebal .

 

"Oke, siapa takut!" 

 

Aira menjawab dengan pongahnya karena merasa yakin Zayen pasti berbohong. Mustahil hotel sebesar ini penuh, pikirnya. Aira langsung melangkah keluar kamar karena tidak mempercayai ucapan suaminya.

 

"Permisi, Mbak. Apa masih ada kamar yang kosong?" Tanya Aira begitu sampai di resepsionis hotel.

 

"Maaf Mbak, semua kamar di sini sudah ada daftar pemesan selama seminggu ke depan. Memang nanti ada yang check out, tapi itu sudah ada yang langsung check in lagi, karena semua kamar sudah ada pemesannya dari seminggu yang lalu" terang resepsionis secara rinci membuat lutut Aira merasa lemas.

 

"Tamatlah riwayatku malam ini," batin Aira menyesal karena menyanggupi tantangan Zayen untuk tidur di bawah.

 

"Baiklah, Mbak. Terima kasih," ucapnya dengan nada kecewa, lalu melangkah ke kamar dengan lambat. 

 

Setelah sampai di kamar, Aira melihat pemandangan yang membuat tenggorokannya merasa gondok.

 

Kopernya yang semula di atas kasur sudah bertukar tempat dengan koper Zayen. Bantal yang tadi tempatnya merebahkan kepalanya, sudah berpindah ke kepala Zayen juga. Seluruh permukaan springbed di kuasai oleh barang-barang milik Zayen. Handphone, headsheet, baju dan celana Zayen bertebaran.

 

"Huuuuhhh!" 

 

Aira menghempas tubuhnya di sofa. Kalau saja dia banyak uang dan mengerti wilayah balikpapan, sudah tentu Aira melarikan diri dari hotel mewah tersebut dan mencari hotel lain. Tapi apa mau di kata, Aira harus terima kalau malam pertama bulan madunya ia terpaksa tidur di lantai  hotel. Bila ingin yang lembut hanya ada pilihan sebuah sofa tempat meringkuk dengan kaki ditekuk.

 

"Nasib ... nasib ...." Aira meringis dalam hati menyesali keras kepalanya ketika berdebat dengan Zayen tadi.

 

 

Related chapters

  • Gara-Gara Status Palsu   Obat Sakit Perut

    **Zayen bangun untuk membersihkan diri, membuka koper lalu menarik lipatan handuknya. Walaupun di hotel sudah di sediakan handuk, tapi karena di koper ada handuk sendiri Zayen lebih memilih memakai miliknya pribadi. Tiba-tiba botol obat perangsang ikut melompat keluar koper, bersamaan dengan tarikan handuknya."Siapa ya yang masukin pakaianku, kok obat sialan ini ikut juga, kalau Pak Gun atau Bu May,aduh! Tapi semoga mereka enggak paham ini obat apa."Pikiran Zayen berkelana hingga tak menyadari botol tersebut berguling dan berhenti tepat di dekat jempol kaki Aira yang sedang menjuntai di sofa.Tangan Aira lekas mengambil botol tersebut dan memandangnya sambil memicingkan mata."Obat apa ini?" "Emm ... anu, itu obat ... a-anu ...."Zayen yang tak menyangka botol tersebut juga di sertakan oleh majikannya dalam koper jadi gagu menjawab, karena tidak ada persiapan ber bohong untuk satu hal tersebut. Beruntung sebelumnya dia sudah melepas gambar yang menempel di botol luarnya sehingga t

    Last Updated : 2022-06-30
  • Gara-Gara Status Palsu   Antara Aksi dan Reaksi

    Setelah meneguk minuman yang sudah tercampur dengan obat, Aira menarik nafas panjang sambil merebahkan kepalanya di bantal kembali. Kakinya berselonjor, dan dari ujung kaki hingga kepala ditutupnya dengan selimut. "Semoga aku bisa lelap seperti manusia sok kaya di atas itu!" Aira membatin sambil memiringkan tubuhnya membelakangi tempat tidur Zayen.Pukul 02.00 dini hari, nyeri di perut Aira mulai berkurang, tapi ada hawa aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Hawa panas tapi membuatnya berkeringat dingin. Dibukanya selimut supaya hawa panasnya berkurang, tapi tulangnya terasa dingin. Aira duduk, meringkuk memeluk kedua lutut, sambil menyandarkan kepalanya ditepi pembaringan. Diliriknya Zayen yang sedang tertidur pulas."Kalau diperhatikan, dia ganteng juga," tiba-tiba hati Aira yang keras dan pongah berbisik nakal."Uh! Pikiran apa ini? Jangan ikuti bisikan setan. Enggak ... enggak ... enggak! Aku enggak boleh begini, dia pembohong! Penipu! Jangan sampai segelku rusak ditangan penip

    Last Updated : 2022-07-21
  • Gara-Gara Status Palsu   Menghilangkan Reaksi Obat

    "Ayolah, jangan bangun sekarang, dek! Ini bukan waktu dan orang yang tepat. Pleasee! Ini saatnya tidur," Zayen berguman pada masa depannya yang mulai naksl sambil menutup mata rapat-rapat. Ia memikirkan cara melepaskan diri dari Aira.Pelan-pelan Zayen menurunkan tangan kiri Aira, lalu pindah dan bertukar tempat membelakangi Aira. Aira yang hanya berpura-pura, menyadari perubahan reaksi Zayen akibat aksinya sendiri. Sekuat tenaga Aira berusaha menetralkan perasaanya, tapi Aira tak mampu menahan diri. Aira kembali berbalik dan memeluk Zayen dari belakang.Zayen merasa aneh, dan membuka matanya pelan-pelan. Ia kaget setengah mati begitu pandangannya tertuju ke meja tempat air minum. Botol obatnya hanya tersisa separuh. "Berarti ... dia ...."Zayen mengeleng-gelengkan kepalanya saat menyadari apa yang terjadi, kenapa Aira ada di atas dan memeluknya. Zayen mulai paham, Aira hanya berpura-pura menggigau."Sumaira, bangun! Enggak usah-pura!" Zayen berbisik pelan di telinga Aira yang masih

    Last Updated : 2022-07-24
  • Gara-Gara Status Palsu   Naluri Lelaki

    Byurrrr ....Aira terlempar ke kolam tanpa perlawanan. Zayen yang sudah merasa menang bersiap-siap kembali ke kamar. "Zay ... Za-yen! To-long! To-long!"Zayen menghentikan langkahnya mendengar suara Aira meminta tolong yang terputus-putus di sela kecipak suara air yang tak beraturan. Zayen membalikkan badannya segera. Dilihatnya kepala Aira timbul tenggelam, dengan kedua tangan terulur ke atas."Astaga! Aku enggak pernah bertanya dia bisa berenang atau enggak selama ini! Mati anak orang!" Zayen langsung panik melihat Aira yang sudah mau tenggelam.Byuuurrrrr ....Tanpa pikir panjang Zayen ikut menceburkan dirinya ke dalam air kolam yang dingin. Secepat mungkin Zayen mendekati Aira. Tangan kirinya langsung meraih pinggang Aira, dan ditopangkan perut Aira di bahunya. Lalu dengan sekuat tenaga tangan kanannya mengayuh di air supaya cepat sampai ke tepi. Nafas Zayen terengah-engah begitu sampai ditepi kolam. Tangan kanan menahan tubuhnya, perlahan ia merebahkan Aira yang terlihat lemas

    Last Updated : 2022-07-27
  • Gara-Gara Status Palsu   Bimbang

    "Uhuk! Za-yen ...." Terdengar suara Aira memanggilnya lirih. Zayen mendekat, ia lega akhirnya Aira sudah sadar. Ia memberanikan diri mendekati istrinya."Emm ... Ma-maaf ya, Ra!, Ak-aku enggak tau kalau Kamu, gak bisa berenang."Zayen berbicara dengan terbata-bata karena merasa bersalah. Aira hanya diam sambil membalikkan badan enggan melihat ke arah Zayen."Marahkah dia?" Zayen bertanya dalam hati."Ra, maaf!" Zayen duduk disebelah Aira dengan kaki menjuntai ke bawah. "Ra ..."Hening.Wanita, jika marahnya sambil berbicara tanpa berhenti berarti masih normal. Tetapi jika marahnya wanita tanpa mengeluarkan suara lagi, itu berbahaya. Di atas Normal. Begitu pikir Zayen, karena sering melihat meme yang sering berseliweran di status WA maupun Facebook teman-temannya."Ra, maaf! Aku ngapain? Buat nebus kesalahanku tadi?" Suara Zayen mulai memelas karena benar-benar merasa bersalah.Aira membalikkan tubuhnya, dan menatap Zayen dengan nanar."Pijitin Aku, dari kaki sampai kepala!"Aira mel

    Last Updated : 2022-07-31
  • Gara-Gara Status Palsu   Bulan Madu

    Diluar dugaan, Zayen mengirim pesan lebih dulu pada Aira agar menunggunya pada pukul 09.00 pagi. Zayen mengirim pesan tanpa penjelasan mau kemana ataupun dimana keberadaannya saat itu. Karena penasaran, Aira langsung bersiap-siap dan menunggu di depan hotel seperti yang diperintahkan Zayen. Hampir setengah jam menunggu, akhirnya sebuah mobil Avanza berwarna silver menepi menghampiri."Woy, Ra. Bengong aja. Cepat masuk!" Kepala Zayen menyembul keluar setelah kaca mobil di turunkan.Wajah Aira berubah masam. Dengan kaki yang dihentak-hentakkan, Aira melangkah menuju mobil. Aira lebih memilih membuka pintu depan dan duduk di sebelah driver grab yang di sewa Zayen."Loh, Mbak jangan duduk di sini, di belakang aja sama Masnya," protes Driver."Tapi aku pengennya, disini!" jawab Aira ketus."Tapi enggak boleh, Mbak! Penumpang harus duduk di belakang.""Kata siapa?" Aira mulai dibuat kesal."Kata Masnya," ucap Driver polos sambil mengerlingkan mata ke Zayen."Pokoknya, Aku tetap di sini!" A

    Last Updated : 2022-08-03
  • Gara-Gara Status Palsu   Mulai Merasa Terganggu

    "Maksudmu? Waa ... wa ... waah! Kamu kemaren malam pingsan bohongan, Ra?" Otak Zayen cukup cerdas untuk membuat kesimpulan sendiri."Kalau iya kenapa? Aku juga tau kalau ternyata tanganmu jahil juga. Suka gentayangan kemana-mana di badan orang. Katanya enggak tertarik, nyatanya .... he-em!" Mulut Aira mencebik sambil melepaskan dirinya dari Zayen."Ooohhh! Dasar kamu, Ra! Ratunya dalam berpura-pura. Nyesal aku cuma pakai tangan kemaren malam. Tau gitu sekalian aja kulahap kamu, Ra," getutu Zayen yang makin salah tingkah."Sekalian aja apa?" ketus Aira sambil menatap Zayen tajam."Sekalian pake kaki, kuinjak-injak!" sahut Zayen asal.Aira mencibir, tapi tak menjawab. Ia takut Zayen marah, lalu meninggalkannya sendiri di atas pohon bila ia banyak bicara. Zayen berbalik bersiap-siap kembali menuju pohon."Zayeeen, tunggu! Aku enggak bisa jalan," pinta Aira karena ia masih ketakutan jika melihat ke bawah.Zayen berpura pura tak mendengar, dan terus aja melangkah menuju ke ujung jembatan.

    Last Updated : 2022-08-06
  • Gara-Gara Status Palsu   Gundah

    Tiiing ....[Kamu masih belum keluar kamar hari ini, Ra?]Aira terlonjak, karena terlalu lama berfikir dia lupa janjinya untuk mengirim foto kepada Bu Indarti hingga notif pesan WA nya berbunyi.[Heheheh ... tadi ke Pantai Lamaru aja, Bu][Fotonya?][Oh, iya ... maaf lupa, Bu.]Lalu Aira memilih-milih foto mereka ketika di pantai. Sesekali dia tersenyum, dipilih 2 foto yang menurutnya terbaik, lalu di kirim ke Bu Indarti.[Besok mau kemana lagi?][Besok enggak kemana-mana, Bu. Capek, hehe]Bu indarti hanya membalas dengan stiker love bertubi-tubi. Entah kebohongan ke berapa yang di katakan Aira. Kini hati kecilnya harus menanggung rasa bersalah, akibat kepalsuan-kepalsuan yang di lakukan sebelum menikah. Jika waktu bisa di putar kembali, Aira tidak akan memilih caranya yang norak untuk mendapatkan laki-laki kaya. Toh, akhirnya yang ia dapatkan hanya seorang Zayen, yang membuatnya hidup dalam kebohongan dan kebohongan yang saling bersambungan.Keesokan harinya, Aira hanya menghabiska

    Last Updated : 2022-08-06

Latest chapter

  • Gara-Gara Status Palsu   Akhir Sebuah Cerita (Ending)

    4 tahun kemudian ....Sebuah keluarga kecil beranggotakan 4 orang melangkah turun dari pesawat. Kedua orang tuanya tersenyum lebar, doa mereka terkabul untuk bisa kembali menjajakkan kaki di pulau Kalimantan.Setengah berlari mereka mengejar langkah kedua bocah yang tak pernah lelah berlari."Ragil ... Rasya ... jangan lari-lari terus, bunda capek, Nak!" Seru Ibunya yang menggunakan baju gamis berwarna merah maron dengan jilbab hitam. Ia nampak kesulitan, mengejar dua bocah yang sedang lincah-lincahnya.Sang Bapak, yang mengenakan jaket berwarna senada, hanya geleng-geleng kepala sambil tertawa melihat tingkah kedua bocahnya.Dari jauh tampak dua orang berdiri, untuk menyambut kedatangan mereka. "Ibuuuu ....""Airaaa ...."Kedua wanita tersebut saling berpelukan menumpahkan kerinduan. Sementara kedua bocah yang tadi berlari-lari menyembunyikan wajah di belakang ayahnya."Hey, Ragil! Rasya! Sini ... ini juga Nenek dan Kakek" ucap Aira memperkenalkan Bu Indarti dan Pak Margono pada ked

  • Gara-Gara Status Palsu   Rejeki Nomplok

    Aira dan Zayen baru saja selesai salat subuh. Zayen masih saja mengajak Aira bermanja-manjaan dan melarang Aira keluar dari kamar. Aira terpaksa menuruti kemauan bayi besarnya tersebut."Zayen, Bank jauh gak dari sini?" Tiba-tiba Aira bertanya.Zayen diam tak menjawab."Zayeeen! Dengar enggak sih Aku nanya!" Sungut Aira kesal."Enggak!""Enggak kok jawab.""Panggil Aku, Mas dulu ... baru aku jawab!""Hedeeh! Iya ... iyaaa ... Mas Zayen Zeyeeeenggg. Bank jauh enggak dari sini?""Mau ngapain ke Bank?"Aira duduk di samping Zayen dan meraih tangan suaminya. "Kalau aku panggil sayang aja, enggak papa kan?"goda Aira tanpa menghiraukan pertanyaan Zayen sebelumnya."Terserah dah, penting jangan panggil nama, ya! Mau ngapain ke Bank?" Ulangnya."Ya ... ya ... ya ... Sayaang, tadi malam, Bu Indarti transfer uang kita yang udah masuk untuk bayar rumah sama motor yang disana dia bayar juga. Karena rumahnya sekarang ditempatin sendiri ama Niko, jadi uang kita total di ganti.""Oh, Gitu! Tapi bia

  • Gara-Gara Status Palsu   Akhirnya

    Zayen melihat raut wajah istrinya yang nampak gelisah. Ingin sekali ia membawa istrinya ke kamar dan bertanya. Tapi kerabat dan tetangga masih datang silih berganti. Bisa jadi bulan-bulanan dia, jika siang bolong ketahuan mengajak Aira ke kamar.Zayen tersenyum sendiri, ingat bagaimana pernikahan pertamanya dengan Aira yang penuh kepalsuan, bagaimana Aira pingsan setelah ia mengucapkan Ijab qobul, bagaimana mereka bertengkar sepanjang bulan madu yang penuh kepalsuan.Zayen sedikit heran dengan reaksi sebagian orang. Ia diam-diam memperhatikan mereka seperti menemoohkan istrinya. Mungkin itu sebabnya Aira gelisah. "Ah ... lambat kali matahari tenggelam," gumam Zayen dalam hati.Menjelang Ashar, kerabat sudah mulai pulangan. Rumah mereka mulai sepi. Aira dan Alya membersihkan sisa-sisa piring kotor yang belum di cuci. Sebagian tadi sudah di cuci oleh orang-orang yang berdatangan secara bergantian. Sementara itu Zayen membersihkan sisa-sisa sampah tisu dan Aqua yang masih berceceran.K

  • Gara-Gara Status Palsu   Yang Kedua Kali

    "Ada yang ngebet minta di halalin nih! Kayaknya ....""Ihhh ... Zayeeen!" Aira memukul lengan Zayen pelan."Eh, bukan ngebet ... kebelet!""Iiihhhh ...." Aira mencubit tangan Zayen sambil menunduk malu.Zayen tertawa gemas melihat tingkah Aira. Jika tidak berada ditempat umum sudah pasti di peluknya wanitanya itu."Yakin? Mau dihalalin lagi sama aku?"Aira mengangguk malu-malu."Tapi ..."Aira mendongakkan wajahnya harap-harap cemas, mendengar kata tapi dari mulut Zayen."Tapi apa?" Aira tak sabar."Tapi, aku enggak punya mobil. Enggak bisa beliin kamu berlian," ucap Zayen sambil tersenyum simpul.Aira mencubit pinggang Zayen berkali-kali dan menjawab," tapi kamu masih punya uang buat bayar penghulu kan?Lalu mereka tertawa berdua."Tapi, Zayen! Darimana dulu kamu bisa berpikir menyerahkan aku ke Niko, kaya barang aja!" Aira kembali merengut.Zayen menarik nafas panjang. Lalu mulai bercerita."Waktu malam, sebelum pagi-pagi Aku marah itu, ada nomor enggak kukenal ngirim video ke Aku."

  • Gara-Gara Status Palsu   Pertemuan Kembali

    "Tunggu!" Suara wanita memanggilnya. Aira membalikkan badan, rupanya mempelai wanita yang memanggil."Apa ... kamu bernama Aira?" Tanyanya."I-iya!" Aira menganggukkan kepalanya dan lanjut menunduk lagi."Masuklah!" Perintahnya kembali.Aira diam, tidak melangkah masuk juga tidak meneruskan keluar. Mempelai wanita tersebut berbisik ke telinga calon suaminya. Lalu suaminya mengangguk-angguk.Mempelai wanita tersebut mengisyaratkan kepada seseorang untuk membawanya ke kamar."Ayo!" Ia menghampiri Aira dan membawanya masuk ke kamar yang nampaknya merupakan kamar pasangan yang akan menikah. Aira menurut saja arah wanita tersebut menariknya, ia tak mengerti maksud perlakuan mereka."Disini dulu, ya! Sampai akad selesai. Kami khawatir kamu membuat keributan lagi!" ucap wanita tersebut sambil mengunci pintu kamar dari luar.Aira yang masih bingung dan malu hanya pasrah. Entah setelah itu apa yang akan mereka lakukan padanya, ia benar-benar sudah pasrah.Aira duduk di pinggir ranjang yang su

  • Gara-Gara Status Palsu   Ceroboh

    Aira mengecek jarak tempatnya berada dengan alamat Zayen. 30 menit, tertera. Aira segeara memanggil Gojek."Selama janur kuning belum melengkung, masih ada harapan," Aira nekad ingin menggagalkan akad nikah Zayen bagaimanapun caranya.Beruntung jalanan tampak senggang. Aira bisa sampai di alamat tujuan sesuai perkiraan waktu. Aira membayar gojek lalu melangkah menuju ke sebuah rumah yang nampak ramai. Aira melirik ke kanan-kiri, alamat tidak mencantumkan nomor rumah. Tapi ia yakin, di tempat yang ramai itulah akan berlangsung akad nikah.Aira berlari dan menerobos kerumunan orang. Belum nampak kedua mempelai yang akan melangsungkan akad nikah, karena acaranya masih setengah jam lagi."Hentikan!" Teriak Aira dengan suara lantang.Orang-orang yang semula riuh melihat kedatangannya, mendadak diam. "Ada apa ini? Kamu siapa?"Seorang lelaki tua menghampiri Aira yang masih berdiri dengan tubuh bergetar."Aku Aira, aku calon istri dari mempelai laki-lakinya," jawab Aira lantang.Suara orang

  • Gara-Gara Status Palsu   Sepertinya Dia

    Hari sudah beranjak siang, Aira kembali tiba di hotel."Huh!"Aira melempar tasnya ke kasur dan langsung merebahkan diri. Tangannya langsung memijit-miji kakinya yang sakit bukan kepalang."Sialan ...." gerutunya.Aira benar-benar sebal karena mengejar mayat lelaki tua yang beristri dua tadi. Tapi kemudian Aira tersenyum, ia tak membayangkan bila mayat tadi benar mayat Zayen. Aira terus memijit-mijit kakinya yang sakit sekali. Ia meringis, ada bagian yang terkelupas karena kena gesekan sandalnya saat berlari. Aira kembali meraih handuk untuk mandi lagi."Asem," sungut Aira sambil mengendus-ngendus bagian keteknya sendiri.Selesai mandi, Aira merasa sangat lapar. Sebelum meninggalkan hotel menuju alamat Zayen, Aira berniat keluar untuk mencari makanan. Tadi pagi, Aira lupa makan. Energinya terkuras habis hari ini. Aira melangkah dengan lemas.Aira mencari-cari tempat makan yang ada di sekitar melalui internet. Aira banyak menemukan restoran hingga warteg yang menawarkan makanan.Aira

  • Gara-Gara Status Palsu   Sia-Sia

    "Jam berapa dibawa, Mbak?" Aira bertanya dalam isak tangisnya."Baru aja, Mbak, mungkin bersamaan sama datangnya Mbak," terang petugas.Aira mengingat-ngingat kejadian saat masuk tadi. Ada sebuah ambulan yang berpas-pasan dengannya di depan gerbang menuju ke kiri."Apa tadi, yang di bawa ambulan mbak?" Aira memastikan."Iya, benar!"Tanpa pikir panjang Aira langsung berlari meninggalkan rumah sakit. Ia melihat jalanan masih macet panjang. Sekuat tenaga ia berlari. Aira yakin masih mampu mengejar ambulan yang membawa jenazah Zayen.Benar saja, dari kejauhan tampak mobil ambulan yang bertulis mobil Jenazah terjebak macet. Aira berlari lebih cepat lagi. Sekitar beberapa meter lagi Aira sudah sampai ke mobil tersebut. Namun sayangnya, macet sudah berkurang dan Ambulan tersebut menjauh.Aira yang wajahnya sudah tak terurus karena kelelahan berlari sambil menangis, langsung mencari cara. Ia melihat seorang wanita naik motor sendirian. Aira segera menghadang dengan kedua tangannya. Tentu saj

  • Gara-Gara Status Palsu   Berita Mengejutkan

    Pagi-pagi sekali Aira sudah siap untuk berangkat menuju bandara Sepinggan Balikpapan. Tiket yang ia dapat tadi malam melalui aplikasi traveloka terbang pukul 12.15 menuju Bandara Juanda, Surabaya.Bu Indarti dan Pak Margono yang mengantarkan Aira. Ninda tak bisa ikut karena ada kegiatan sosial di kampusnya."Aira!" Tiba-tiba Aira dikejutkan oleh kedatangan Niko, Davina, dan Widya. Tak ketinggalan bayi mungil mereka."Aira ... Aku ... mau minta maaf," ucap Widya lirih sambil memeluk Aira yang sudah siap memasuki mobil."Maaf? Untuk apa?""A-aku ... yang mengirim video itu. Waktu itu, A-ku sedang menemani anakku bermain di Taman cerdas, maaf ... karena Aku sempat berniat tidak baik, pada rumah tanggamu, Aira," ucap Widya sambil tertunduk. "Aku dengar dari Davina, Kamu mau mencari Zayen. Aku minta maaf, kalau karena ulahku kalian bertengkar. Aku alan mendoakan kebahagiaan untukmu, Aira. Semoga Kamu dan Zayen bisa bertemu lagi, kalau sudah bertemu, sampaikan maafku pada Zayen," do'a Wid

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status