Perasaan anehku ini terus belanjut sepanjang hari. Kejadian - kejadian aneh yang kebetulan pun membuatku semakin yakin bahwa Ni El menghidariku sekarang.
Aku menyusuri koridor sambil bergurau kecil dengan teman - temanku setelah kembali dari Ruang Makan Kantor. Mataku tanpa sengaja menangkap Ni El dari kejauhan yang tampak berjalan mendekat ke arahku, teman - temanku pun membungkuk kecil menyapa Ni El sopan. Aku pun memmbungkuk kecil sambil menyunggingkan senyum terbaikku padanya, Ni El pun menunduk kecil sambil terus berjalan melewati kami begitu saja. Seperti biasanya aku menoleh kecil menunggu Ni El yang juga akan berbalik menatapku, namun ia terus melangkahkan kakinya sampai punggungnya tidak terlihat lagi.
Aku awalnya merasa itu biasa, 'mungkin dia terburu - buru,' simpulku dalam hati. Namun, perubahan itu semakin terasa aneh.
Aku mengetuk pintu Ruang Kerja Ni El pelan dengan tumpukan laporan di tanganku. Setelah mendengar suara Ni El dari dalam ruangan, ak
Moon Ho menoleh kecil mendengar ketukan dari pintu Ruang Kerjanya. Ia pun membuka mulutnya singkat mempersilahkan seseorang yang mencarinya ini masuk. Suara langkah seorang wanita yang terdengar cepat membuat Moon Ho kembali mengangkat pandangannya, menatap putrinya yang masuk dengan wajah kesal"putriku, ada apa?"Eun Kyung menghembuskan nafas sambil melipat tangannya di depan dada "kenapa Appa (Ayah) membatalkan kerja sama dengan Ayah Yoo Jin?" Tanyanya kesal.Moon Ho menaikkan bahunya pelan "karena tidak ada gunanya bagiku," timpalnya cepat.Eun Kyung pun memutar matanya sambil menghembuskan nafas besar, mendengar alasan yang baginya tidak masuk akal itu. Ia pun membalikkan badannya meninggalkan ruangan Ayahnya kehabisan kata - kata.Moon Ho hanya kembali mengangkat bolpennya cepat dengan senyum kecil di ujung bibirnya.000Tamparan keras langsung menadarat di pipi Eugene seketika ia masuk ke Ruang Kerja Ayahnya. Eugene te
Eun Kyung melangkah keluar dari Ruangan Eugene dengan senyum puas menghiasi bibirnya. Ia kembali mengenakan kaca mata Hitamnya, sambil terus melangkahkan kakinya dengan dagu terangkat angkuh. Langkahnya tiba - tiba terhenti, matanya melirik kecil dari balik kaca mata Hitamnya. Senyumnya pun semakin melebar cerah, terpikirkan sebuah ide yang menarik di kepalanya. Ia pun melanjutkan langkahnya dengan rasa percaya diri yang besar di dalam hatinya.000Ketukan kecil terdengar dari pintu Laboratorium, membuat seluruh timku menoleh kompak melihat siapa yang datang. Mereka pun membungkuk sopan menyambut kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba itu.Eun Kyung melangkahkan kakinya santai sambil menoleh ke sekeliling"dimana Sophie?"Salah satu anggota timku pun langsung menunjuk pintu Ruang Penyimpanan di ujung Laboratorium "Ketua ada disana, biar saya panggilkan untuk anda Nona Kim!" Sahutnya menawarkan diri.Eun Kyung pun mengangkat tangannya cepat, m
Hari penting yang ku tunggu kini tiba. Di balik permasalahan berat antara aku, Eun Kyung, Eugene, dan Ni El, pekerjaanku masih tetap berlanjut.Aku menghembuskan nafas besar membaca spanduk yang bertuliskan "SEOUL FASHION WEEK" di hadapanku. Tanganku mengepal kuat, senyumku pun perlahan mengembang bangga akan apa yang telah aku capai saat ini.Suasana sibuk terlihat di setiap sudut Aula, mempersiapkan acara besar yang sangat penting ini. Para wartawan terlihat sibuk memperisapkan konfersi pers yang akan berlangsung satu jam lagi.000Aku menoleh kecil menangkap bayangan Eugene di ujung mataku, membuatku kembali teringat akan kata - kata Eun Kyung yang memberatkan hatiku. Aku pun berpaling cepat, menghidari Eugene. Namun, mataku malah menangkap wajah Ni El yang duduk di ujung ruangan, berbicang kecil dengan pihak penyelenggara. Nafas besar pun terhembus begitu saja dari mulutku 'sial...' keluhku dalam hati.Tiba - tiba terdengar suara pintu Ruang Tu
Sesi wawancara terus berlanjut dengan nyaman. Tiba - tiba seorang wartawan mengangkat tangannya, membuat perhatian kami terarah lurus padanya. Wartawan itu pun menurunkan tangannya lalu membuka mulutnya, melemparkan bom yang membuat kecanggungan menyerang kami dalam hitungan detik"saudara Shin Yoo Jin, terkait berita putusnya kerja sama Vinchi Co dan Luxxe, apa itu ada kaitannya dengan hubungan andadan Nona Sophie?" Tanyanya.Mataku melebar kaget dan aku langsung berdeham canggung tidak tahu harus berkata apa. Wartawan lain pun termakan rasa penasaran akan pertanyaan itu, mereka mulai bergumam kecil lalu menatap kami bergantian dengan rasa ingin tahu yang terlihat jelas di wajah setiap mereka.Ni El pun mengangkat tangannya sejenak membuat perhatian tertuju padanya, ia menunduk kecil sambil membuka mulutnya "maaf, saya rasa pertanyaan itu tidak akan kami jawab disini," timpalnya. Wartawan yang tidak terima dengan jawaban itu pun kembali membuka mulutnya
Mi Do dan Ha Na bersorak kecil menyambut kedatanganku banga akan kesuksesan yang ku raih saat ini. Aku hanya menutup wajahku malu, namun hatiku sangat bahagia dengan apa yang terjadi sekarang.Keduanya menatapku lurus, anutusias mendengar ceritaku sepanjang acara Seoul Fashion Week kemarin. Tepuk tangan pun terdengar meriah setelah aku selesai menceritakan pengalamanku. Aku pun menghembuskan nafas besar dengan senyum lebar"terima kasih sudah mendukungku, teman - teman!" Ucapku sambil menatap Mi Do dan Ha Na bergantian.Kami berpelukan kecil sejenak, sambil bergumam manja pada satu sama lain. Ha Na pun menegak minumannya pelan lalu membuka mulutnya"lalu? Bagaimana hubunganmu dengan Eugene?"Mi Do pun melirik jahil sambil membuka mulutnya "atau HongDaepyo (CEO)?" Timpalnya curiga.Pertanyaan itu membuatku teringat akan ancaman Eun Kyung beberapa hari yang lalu, wajah lesu itu langsung membuat Mi Do dan Ha Na menyadari ada sesu
Aku teridam memikirkan perkataan Ha Na dan Mi Do berulang kali dalam kepalaku. Penolakan keras mulai terdengar di kepalaku, membuat aku menggeleng kuat berusaha melupakan kata - kata itu.Aku bangkit dari sofaku cepat sambil menampar kecil kedua pipiku sendiri "sadarlah! Fokus!" Sahutku memperingatkan diriku sendiri.Aku pun bergerak cepat membereskan meja Ruang Tengahku yang berantakan, lalu berpaling menjatuhkan diriku lepas ke atas kasur.000Ni El terdiam menatap pantulan wajahnya di depan kaca lurus, ia menghembuskan nafas besar dari mulutnya pelan lalu menggeleng kecil. Ni El berbalik membelakangi kaca bersandar di depan wastafel Kamar Mandinya pelan, mendongak lurus sambil memejamkan matanya erat. Apa yang Eun Kyung tanyakan padanya semakin menghantui hari - harinya.Ni El pun mengusap wajahnya pelan lalu menggeleng kecil "tidak! Aku tidak menyukainya!" Tepisnya keras.Ni El menegakkan tubuhnya cepat lalu beranjak dari Kamar Mandi ber
Keheningan canggung akhirnya menyelimuti Ruang Kerja Ni El setelah aku masuk ke dalamnya. Ni El terlihat membaca dokumen di tangannya tenang, sedangkan Eugene menatap Ni El lurus menunggunya mengatakan sesuatu. Aku pun semakin mempertanyakan diriku sendiri, 'apa hanya aku yang merasakan kecanggungan ini?' Tanyaku dalam hati. Ni El yang tiba - tiba mengangkat wajahnya sambil menghembuskan nafas kecil, membuatku menunduk kecil berusaha mengesampingkan pikiranku. Ia menatapku sejenak, sebelum mengalihkan pandangannya pada Eugene lurus"apa kau yakin rencana ini akan berjalan baik?"Eugene mengangguk kecil "tentu saja!" Jawabnya percaya diri.Ni El pun mengangguk kecil sejenak, ia mengangkat bolpennya membubuhkan tanda tangannya cepat, sebelum menutup dokumen di tangannya dan mengembalikan dokumen itu pada Eugene. Ni El menyungingkan senyum kecilnya"baiklah, terserah kau saja," timpalnya mempercayakan semuanya pada Eugene.Eugene pun menerima dokumen
Ni El duduk di hadapan Eun Kyung, menatap wanita itu tajam. Ia menghembuskan nafas pelan lalu membuka mulutnya tegas"dengarkan aku!"Mata Eun Kyung menyipit kecil mendengar suara tegas Ni El, membuatnya hatinya mulai menduga - duga keputusan apa yang akan di ambilnya kali ini. Ni El menyunggingkan senyum kecilnya"aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan sekarang! Aku akan memastikan kau tidak akan pernah bisa menyakitinya," sahutnya yakin.Nafas kecil terhembus begitu saja dari mulut Eun Kyung, ia melipat tangannya di depan dada angkuh sambil membuka mulutnya "Oppa(Kakak) sudah gila juga rupanya!" Hinanya kesal. Ni El melepaskan tawa kecil"kau boleh beranggapan seperti itu!" Timpalnya di sela tawa.Ni El pun bangkit dari kursinya cepat, mengancing jasnya gagah sebelum berbalik meninggalkan Ruang VIP itu. Eun Kyung menoleh kecil menatap punggung Ni El, lalu membuka mulutnya menahan langkah pria itu"kenapa dia?"
Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa
Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka
Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu
Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m
Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa
Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk
Ni El mengusap darah segar yang mengalir dari luka di ujung bibirnya, ia melepaskan nafas besar lalu menoleh menatap Eugene lurus "maafkan aku," sahutnya canggung.Eugene hanya diam tertunduk dalam dengan tatapan kosong, mengabaikan permintaan maaf Ni El itu. Ia melepaskan nafas besar, membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun Ni El menahan langkahnya."Sophie belum mengetahui apapun yang terjadi!"Tangan Eugene mengepal kuat mendengar kata - kata itu, ia menoleh kecil menatap Ni El sinis "lalu? Apa maumu sekarang?" Tanyanya menantang.Ni El kembali menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku ingin meminta bantuanmu..." jawabnya meninggalkan harga dirinya.Amarah Eugene yang semakin tersulut, membuatnya melepaskan nafas kecil sambil menggeleng heran "apa aku terlihat seperti akan memberimu bantuan?" Tanyanya menghina. Euge
Dae Gil menghembuskan nafas panjang dari mulutnya, kembali mengarahkan pandangannya lurus padaku. Ia memaksakan senyum kecil sebelum kembali membuka mulutnya "aku menyesalinya..." sahutnya. Dae Gil meremas erat kedua tangannya sambil menunduk dalam, nafas berat kembali terdengar dari mulut Dae Gil. Ia menggelengkan kepalanya pelan "aku tidak seharusnya membohongi Ni El saat kami bercerai," lanjutnya penuh penyesalan.Mataku melebar kecil mendengar kejujuran itu, mulutku terbuka kecil hampa, aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa menanggapi perkataan itu.Dae Gil pun kembali mengeluarkan suaranya "aku tidak ingin ia terluka jika semua orang tahu bahwa kami bercerai karena ia memilih pria itu," bukanya. Dae Gil melepaskan nafas pelan "jadi aku berbohong pada wartawan, aku mengatakan kami bercerai karena perebutan ahli waris," lanjutnya terdengar berat."Tapi anda tidak menyangka bahwa itu akan sangat menyakiti HongDaepyo (CEO)?" Timpalku begitu
Waktu berlalu dengan senyuman, membuat Dae Gil semakin yakin bahwa semuanya kini baik - baik saja.Segalanya terasa seperti sebagaimana harusnya, seperti apa yang Dae Gil harapkan. Kebahagiaan Dae Gil semakin memuncak setelah mendengar kabar kehamilan Seo Hwa, sukacita yang tidak terbilang dengan kata - kata semkin memenuhi hati Dae Gil.Kelahiran Ni El, menjadi awal perjalanan baru mereka menuju kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya.000Dae Gil terdiam menatap kosong keluar jendela teringat akan kebahagiaan mereka saat menggendong Ni El di hari kelahirannya. Senyumnya mengembang kecil meskipun sorot matanya sangat sayu.Aku hanya terdiam hanyut dalam keheningan, hatiku tiba - tiba ikut merasakan kesedihan yang Dae Gil simpan di dalam hatinya saat ini."Saat Ni El lahir dulu, aku sangat bahagia..." bukanya. Dae Gil memalingkan wajahnya menatapku lurus "hari itu aku berjanji akan membuatnya bahagia, aku berjanji akan memberikannya keluarga