Eun Kyung melangkah keluar dari Ruangan Eugene dengan senyum puas menghiasi bibirnya. Ia kembali mengenakan kaca mata Hitamnya, sambil terus melangkahkan kakinya dengan dagu terangkat angkuh. Langkahnya tiba - tiba terhenti, matanya melirik kecil dari balik kaca mata Hitamnya. Senyumnya pun semakin melebar cerah, terpikirkan sebuah ide yang menarik di kepalanya. Ia pun melanjutkan langkahnya dengan rasa percaya diri yang besar di dalam hatinya.
000
Ketukan kecil terdengar dari pintu Laboratorium, membuat seluruh timku menoleh kompak melihat siapa yang datang. Mereka pun membungkuk sopan menyambut kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba itu.
Eun Kyung melangkahkan kakinya santai sambil menoleh ke sekeliling
"dimana Sophie?"
Salah satu anggota timku pun langsung menunjuk pintu Ruang Penyimpanan di ujung Laboratorium "Ketua ada disana, biar saya panggilkan untuk anda Nona Kim!" Sahutnya menawarkan diri.
Eun Kyung pun mengangkat tangannya cepat, m
Hari penting yang ku tunggu kini tiba. Di balik permasalahan berat antara aku, Eun Kyung, Eugene, dan Ni El, pekerjaanku masih tetap berlanjut.Aku menghembuskan nafas besar membaca spanduk yang bertuliskan "SEOUL FASHION WEEK" di hadapanku. Tanganku mengepal kuat, senyumku pun perlahan mengembang bangga akan apa yang telah aku capai saat ini.Suasana sibuk terlihat di setiap sudut Aula, mempersiapkan acara besar yang sangat penting ini. Para wartawan terlihat sibuk memperisapkan konfersi pers yang akan berlangsung satu jam lagi.000Aku menoleh kecil menangkap bayangan Eugene di ujung mataku, membuatku kembali teringat akan kata - kata Eun Kyung yang memberatkan hatiku. Aku pun berpaling cepat, menghidari Eugene. Namun, mataku malah menangkap wajah Ni El yang duduk di ujung ruangan, berbicang kecil dengan pihak penyelenggara. Nafas besar pun terhembus begitu saja dari mulutku 'sial...' keluhku dalam hati.Tiba - tiba terdengar suara pintu Ruang Tu
Sesi wawancara terus berlanjut dengan nyaman. Tiba - tiba seorang wartawan mengangkat tangannya, membuat perhatian kami terarah lurus padanya. Wartawan itu pun menurunkan tangannya lalu membuka mulutnya, melemparkan bom yang membuat kecanggungan menyerang kami dalam hitungan detik"saudara Shin Yoo Jin, terkait berita putusnya kerja sama Vinchi Co dan Luxxe, apa itu ada kaitannya dengan hubungan andadan Nona Sophie?" Tanyanya.Mataku melebar kaget dan aku langsung berdeham canggung tidak tahu harus berkata apa. Wartawan lain pun termakan rasa penasaran akan pertanyaan itu, mereka mulai bergumam kecil lalu menatap kami bergantian dengan rasa ingin tahu yang terlihat jelas di wajah setiap mereka.Ni El pun mengangkat tangannya sejenak membuat perhatian tertuju padanya, ia menunduk kecil sambil membuka mulutnya "maaf, saya rasa pertanyaan itu tidak akan kami jawab disini," timpalnya. Wartawan yang tidak terima dengan jawaban itu pun kembali membuka mulutnya
Mi Do dan Ha Na bersorak kecil menyambut kedatanganku banga akan kesuksesan yang ku raih saat ini. Aku hanya menutup wajahku malu, namun hatiku sangat bahagia dengan apa yang terjadi sekarang.Keduanya menatapku lurus, anutusias mendengar ceritaku sepanjang acara Seoul Fashion Week kemarin. Tepuk tangan pun terdengar meriah setelah aku selesai menceritakan pengalamanku. Aku pun menghembuskan nafas besar dengan senyum lebar"terima kasih sudah mendukungku, teman - teman!" Ucapku sambil menatap Mi Do dan Ha Na bergantian.Kami berpelukan kecil sejenak, sambil bergumam manja pada satu sama lain. Ha Na pun menegak minumannya pelan lalu membuka mulutnya"lalu? Bagaimana hubunganmu dengan Eugene?"Mi Do pun melirik jahil sambil membuka mulutnya "atau HongDaepyo (CEO)?" Timpalnya curiga.Pertanyaan itu membuatku teringat akan ancaman Eun Kyung beberapa hari yang lalu, wajah lesu itu langsung membuat Mi Do dan Ha Na menyadari ada sesu
Aku teridam memikirkan perkataan Ha Na dan Mi Do berulang kali dalam kepalaku. Penolakan keras mulai terdengar di kepalaku, membuat aku menggeleng kuat berusaha melupakan kata - kata itu.Aku bangkit dari sofaku cepat sambil menampar kecil kedua pipiku sendiri "sadarlah! Fokus!" Sahutku memperingatkan diriku sendiri.Aku pun bergerak cepat membereskan meja Ruang Tengahku yang berantakan, lalu berpaling menjatuhkan diriku lepas ke atas kasur.000Ni El terdiam menatap pantulan wajahnya di depan kaca lurus, ia menghembuskan nafas besar dari mulutnya pelan lalu menggeleng kecil. Ni El berbalik membelakangi kaca bersandar di depan wastafel Kamar Mandinya pelan, mendongak lurus sambil memejamkan matanya erat. Apa yang Eun Kyung tanyakan padanya semakin menghantui hari - harinya.Ni El pun mengusap wajahnya pelan lalu menggeleng kecil "tidak! Aku tidak menyukainya!" Tepisnya keras.Ni El menegakkan tubuhnya cepat lalu beranjak dari Kamar Mandi ber
Keheningan canggung akhirnya menyelimuti Ruang Kerja Ni El setelah aku masuk ke dalamnya. Ni El terlihat membaca dokumen di tangannya tenang, sedangkan Eugene menatap Ni El lurus menunggunya mengatakan sesuatu. Aku pun semakin mempertanyakan diriku sendiri, 'apa hanya aku yang merasakan kecanggungan ini?' Tanyaku dalam hati. Ni El yang tiba - tiba mengangkat wajahnya sambil menghembuskan nafas kecil, membuatku menunduk kecil berusaha mengesampingkan pikiranku. Ia menatapku sejenak, sebelum mengalihkan pandangannya pada Eugene lurus"apa kau yakin rencana ini akan berjalan baik?"Eugene mengangguk kecil "tentu saja!" Jawabnya percaya diri.Ni El pun mengangguk kecil sejenak, ia mengangkat bolpennya membubuhkan tanda tangannya cepat, sebelum menutup dokumen di tangannya dan mengembalikan dokumen itu pada Eugene. Ni El menyungingkan senyum kecilnya"baiklah, terserah kau saja," timpalnya mempercayakan semuanya pada Eugene.Eugene pun menerima dokumen
Ni El duduk di hadapan Eun Kyung, menatap wanita itu tajam. Ia menghembuskan nafas pelan lalu membuka mulutnya tegas"dengarkan aku!"Mata Eun Kyung menyipit kecil mendengar suara tegas Ni El, membuatnya hatinya mulai menduga - duga keputusan apa yang akan di ambilnya kali ini. Ni El menyunggingkan senyum kecilnya"aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan sekarang! Aku akan memastikan kau tidak akan pernah bisa menyakitinya," sahutnya yakin.Nafas kecil terhembus begitu saja dari mulut Eun Kyung, ia melipat tangannya di depan dada angkuh sambil membuka mulutnya "Oppa(Kakak) sudah gila juga rupanya!" Hinanya kesal. Ni El melepaskan tawa kecil"kau boleh beranggapan seperti itu!" Timpalnya di sela tawa.Ni El pun bangkit dari kursinya cepat, mengancing jasnya gagah sebelum berbalik meninggalkan Ruang VIP itu. Eun Kyung menoleh kecil menatap punggung Ni El, lalu membuka mulutnya menahan langkah pria itu"kenapa dia?"
Suasana cerah yang mengindahkan hidupku tidak dapat aku nikmati karena suasana hatiku yang mendung. Nafas besar kembali terhembus dari mulutku cepat, membuat Ha Na dan Mi Do saling menatap lurus sambil menaikkan alis mereka curiga. Mi Do menyiku pelan lenganku "hey! Apa kau baik - baik saja?" Aku menghembuskan nafas pelan "teman - teman, apa menurut kalian perasaanku benar - benar berubah?" Tanyaku lesu. Mendengar pertanyaan menarik itu, Mi Do dan Ha Na langsung menoleh cepat. Mencondongkan tubuh mereka dempet ke arahku, aku pun membaringkan kepalaku pelan ke atas meja bulat di depan kami perlahan sambil membuka mulutku "aku merasa sedih hanya karena ia berjanji akan melindungi hubunganku dengan Eugene..." bukaku memeulai cerita. Mi Do dan Ha Na membuka mulut mereka hampa, tidak menyangka aku akan menceritakan isi hatiku semudah ini pada mereka. Aku pun kembali membuka mulutku melanjutkan cerita yang mengganggu hatiku, membuat mereka mengetahu
Aku terdiam menatap undangan di hadapanku lurus, nafas kecil terhembus begitu saja dari mulutku dan aku menundukkan kepalaku dalam.Aku pun mengangkat kembali wajahku cepat lalu mengulurkan tanganku meraih ponsel yang tergeletak di samping undangan itu, aku mengigit kukuku pelan sambil melihat - lihat daftar kontakku. Berusaha menemukan seseorang yang berpotensi meminjamkan baju pesta untukku. Aku pun memutuskan untuk menelfon target pertamaku cepat, nada panggil yang terus berdering membuat rasa cemasku semakin membukit."Angkat, angkat!" Bisikku berharap.Mataku melebar kecil mendengar suara Ha Na dari seberang telfon "ada apa?" Tanyanya langsung. Aku pun membuka mulutku cepat"hey, apa kau punya baju pesta?""Tentu saja aku punya! Apa kau menghinaku sekarang?""Kalau begitu bisa aku meminjamnya?"Ha Na yang terdiam membuatku mengerutkan keningku curiga. Aku pun membuka mulutku cepat "hey, aku bisa meminjamnya bukan?" Tanyaku lagi.