Aku mengangkat gelasku merayakan kelancaran proyek besar pertamaku bahagia, Ha Na dan Mi Do pun ikut mengangkat gelasnya berbahagia denganku. Kami menghabiskan malam dengan canda tawa sambil menegak soju (minuman beralkohol khas Korea Selatan) di gelas kami puas. Aku membanting kecil gelas di tanganku cepat
"waahhh, soju hari ini terasa manis!" Pujiku bangga.
Ha Na dan Mi Do melepakan tawa mereka kompak mendengar pujian anehku itu, Ha Na meletakkan gelasnya sambil menggeleng kecil "rasanya tidak berubah, suasana hatimu yang merubahnya bodoh!" guraunya menghina. Mi Do pun kembali melepaskan tawanya mendengar hinaan kecil Ha Na barusan, ia kembali mengisi gelas kosongnya lalu mengangkat gelas itu tinggi
"sudah, sudah, kita minum saja... ayo, ayo!" Ajaknya cepat.
Aku dan Ha Na pun kembali mengisi gelas kami cepat, lalu mengangkatnya tinggi. Sorakan kecil kami terasa semakin menghidupkan suasana, membuat kebahagian da
Ni El terdiam resah memikirkan kejadian demi kejadian yang terjadi begitu saja dalam hidupnya ini. Ia melipat tangannya di depan bibir menatap tajam kursi kosong di hadapannya. Ni El kembali teringat akan jawaban yang ku berikan saat ia menanyakan tentang parfumku"dia membuatnya sendiri," ulangnya datar.Ia kembali teringat akan aroma yang di tangkapnya dari Mi Do barusan, ia menghembuskan nafas panjang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Rasa curiga dan waspada mulai muncul di hatinya, Ni El pun bangkit dari kursinya cepat meninggalkan Restoran itu.000Ni El berjalan dengan mata tajam menuju Laboratorium, kami yang melihat kedatangannya pun kompak menunduk sopan menyambut. Ni El menunduk kecil sejenak lalu membuka mulutnya"Nona So Hee, bisa kita bicara sembenatar?" Mintanya.Mendengar permintaan itu, rasa curiga dan takut langsung meledak di hatiku, aku melirik sekeliling sambil memaksakan senyum kecil berusaha menyembunyikan per
Eugene mengetuk kecil pintu Laboratorium, membuat konsentrasiku pecah lalu menoleh cepat ke arah pintu. Senyumku mengembang pelan melihat wajah tampan dengan senyum miringnya terpajang keren di depanku. Eugene melangkahkan kakinya santai masuk ke Laboratorium sambil membuka mulutnya"kaku sudah mempersiapkan semuanya?" Tanyanya sambil melihat jajaransampeparfum di atas meja.Aku mengangguk kecil "hmm, ada beberapa yang masih perlu di siapkan," timpalku sambil bergerak sibuk melakukan pekerjaanku.Eugene pun meletakkan map hitam yang di bawanya, lalu menggulung lengan jasnya cepat. Ia menoleh kecil menataku lembut "apa yang bisa aku lakukan untukmu?" Tanyanya menawarkan bantuan. Aku tersenyum kecil lalu mengangkat telunjukku ke arah deretan botol kaca di ujung meja "bisaSunbae(Senior) bawakan botol - botol itu kemari?" Mintaku. Eugene pun mengangguk kuat "tentu saja!" Timpalnya sigap langsung bergerak melakukan tugas yang
Ni El mengamati setiapsampleyang tertata rapi di atas meja, ia membuka data yang tertulis di laporan sejenak lalu mengangkat beberapasampleuntuk mencium aromanya. Beberapa aroma tampak membuat keningnya berkerut dalam, beberapa membuatnya menggeleng kecil, dan beberapa membuatnya tidak menunjukkan reasku apapun. Ni El terus memeriksa setiap perkembangan sambil mengajukan beberapa pertanyaan pada kami, dan kami pun menjawab setiap pertanyaan dengan keyakinan. Setelah diskusi singkat, Ni El pun meninggalkan Laboratorium dengan tugas baru yang menumpuk. Aku dan anggota timku duduk melingkar menghembuskan nafas besar kompak, setelah mengerjakan semua yang Ni El seharian. Aku menatap keluar jendela yang terlihat gelap, sinar Bulan Purnama yang indah malam itu tampak menembus di sela - sela tirai yang menutup sebagian jendela. Aku tersenyum kecil 'ini hari yang sangat panjang rupanya' kataku dalam hati. 000 Hari - har
Aku pun berpaling cepat menghindari dari Ni El melewati tangannya yang terulur begitu saja, aku langsung bergerak menyibukkan diri. Ni El tersenyum kecil sambil menurunkan tangannya melihatku yang salah tingkah di hadpaannya, ia pun berbalik cepat mengikuti kemana arahku pergi.Aku bergerak pelan dengan perasaan tidak nyaman, sambil sesekali melirik Ni El yang menyusun botol - botol kaca di lemari santai. Hatiku terus bertanya - tanya akan sikap anehnya ini 'apa kepalanya terbentur di suatu tempat? Apa dia mengetahui siapa aku?' Tanyaku dalam hati. Aku menggeleng kuat 'tidak, tidak, jika dia tahu dia pasti sudah mengintrogasiku,' tepisku. Aku tiba - tiba teringat satu hal konyol yang sering aku lihat di drama, aku menoleh cepat menatap Ni El lurus"jangan - jangan..." bisikku sambil mengatupkan kedua tanganku di depan mulutku yang terbuka hampa.Ni El yang menyadari tatapannku menghentikan pekerjaannya, ia menoleh kecil menatapku bingung "ada apa?" Tanyany
Aku berjalan dengan perasaan aneh yang terus mengikuti, aku menoleh kecil sesekali menangkap bayangan sosok Ni El yang masih mengikuti tak jauh di belakangku. Ini adalah perjalanan pulang yang sangat tidak menyenangkan sepanjang hidupku, aku akhrinya memahami perasaan seseorang yang di ikuti oleh penguntit atau orang jahat lainnya di perjalanan pulang.Aku pun menghembuskan nafas besar tidak tahan lagi dengan perasaan aneh itu, aku menghentikan langkahku cepat membuat Ni El ikut menghentikan langkahnya kompak denganku. Aku pun menoleh kecil menatap Ni El lurus"Daepyonim (CEO), kenapa anda mengikuti saya seperti ini?" tanyaku terganggu.Ni El hanya terdiam dengan tangan terlipat di belakang menatapku lurus, ia menghembuskan nafas kecil lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arahku. Aku pun menarik diriku, menjauh waspada sambil sesekali meliriknya canggung"a -ada apa?" Tanyaku panik.Ni El menggerakkan dagunya kecil ke arah seberang "mau b
Eugene dan Ni El terdiam kompak menatap kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba pagi itu. Mereka saling melirik kecil sejenak saling menanyakan maksud kedatangan wanita itu, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengetahuinya. Ni El pull berdeham kecil lalu menatap Eun Kyung lurus"kenapa kau kemari?" Tanyanya tenang.Eun Kyung pun menarik kursi kosong di samping Eugene lalu duduk angun dengan kaki terpangku sebelah, ia meletakkan amplop coklat yang di bawanya ke atas meja lalu mendorongnya ke arah Ni El. Kening Ni El dan Eugene berkerut semakin dalam melihat amplop itu, Keduanya saling melirik kecil sejenak sebelum Ni El mengulurkan tangannya meraih amplop itu cepat. Ni El membuka amplop itu mengeluarkan lembaran misterius di dalamnya, ia membaca isi lembaran itu dengan seksama lalu mengangkat pandangannya lurus menatap Eun Kyung"apa kau bercanda?" Tanyanya kesal.Eugene yang penasaran dengan isi lembaran itu pun, bangkit dari kursinya menuju ke sampin
Ni El duduk diam melipat tangannya di depan bibirnya, suasana Ruang Kerjanya sangat hening dan tegang. Matanya melirik kecil ponselnya yang menyala tergeletak di atas meja, menunjukkan pesannya pada Eun Kyung yang menyatakan ia setuju atas permintaan Eun Kyung. Permintaan untuk menerima Eun Kyung bekerja di DeRoz mengurus proye kolaborasi mereka, sebagai perwakilan Luxxe.Eugene menyerobot masuk begitu saja dengan wajah kesal dan penuh kekecewaan setelah mengetahui keputusan Ni El. Ia menunduk menopang telapak tangannya di ujung meja Ni El"berikan penjelasanmu!" Mintanya tegas.Ni El pun menurunkan tangannya perlahan, lalu memutar matanya menatap Eugene lurus. Ia mengembuskan nafas kecil lalu memalingkan wajahnya cepat"maaf..." ucapnya singkat.Eugene menunduk dalam dengan mata terpejam erat berusaha menahan rasa kesalnya, ia pun membalikkan badannya cepat hendak meninggalkan Ruang Kerja Ni El, namun langkahnya terhenti. Eugene kembali membalikka
Ni El langsung berdiri dengan mata melebar kaget mendengar kabar kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba dari pihak keamanan Kantor. Ia langsung membanting gagang telfon di tangannya cepat lalu berlari keluar dari Ruang Kerjanya, langkahnya terhenti melihat Eugene yang keluar dari Ruangannya dengan ekspresi yang sama. Eugene terdiam menatap Ni El lurus lalu berpaling cepat meninggalkan Ni El yang terdiam di tempatnya. Langkahnya terhenti melihatku dan Eun Kyung yang telah berdiri berhadapan, Eugene pun langsung menghampiri kami cepat. Ia langsung berdiri di tengah - tengah kami, menyembunyikanku di balik punggungnya yang lebar, matanya menatap Eun Kyung tajam seakan siap memakannya jika ia berbuat kerusuhan. Eun Kyung yang melihat sikap itu langsung menghembuskan nafas kecil tidak percaya apa yang di lihatnya barusan, ia berpaling pelan dengan langkah percaya diri meninggalkan kami masuk semakin dalam ke arahlift. Eugene berbalik cepat menatapku lurus "k