Beranda / Romansa / Gara-Gara Parfum / CHAPTER 16: GOSIP

Share

CHAPTER 16: GOSIP

Penulis: TARIN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Eugene berdiri di depan Laboratorium sambil menendang kecil udara hampa menunggu kedatangan seseorang. Ia menunduk sambil tersenyum kecil, membalas setiap orang yang menunduk memberi salam sopan saat lewat di hadapannya.

Senyumku melebar melihat Eugene yang berdiri di depan Laboratorium menungguku, aku melambai sambil melopat kecil di tempat "Sunbae (Senior)" panggilku ceria. Eugene pun menoleh cepat lalu tersenyum lebar mantapku lurus, ia mengeluarkan sebelah tanggannya dari saku celana, melambai cepat ke arahku. Aku berlari kecil menghampirinya lalu membuka mulutku cepat

"maaf, apa kau sudah lama menunggu?" Tanyaku merasa bersalah.

Eugene menggeleng kecil "tidak, aku juga baru datang," tepisnya cepat.

Kami pun berjalan berdampingan pelan sambil berbincang kecil dan melempar gurau. Namun, aku tidak menyadari bahwa aku berada di antara CCTV hidup, yang selalu mengintaiku di Kantor.

000

Eugene meletakkan potongan kecil 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 17: KHAWATIR

    Aku terdiam di depan Ruang Kerja Eugene yang terkunci rapat, harapan mulai hilang dari hatiku dan rasa takut yang semakin membesar terus mempengaruhi pikiranku. Aku mulai meremas kedua tanganku panik, memutar keras otakku "apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan diriku? Haruskan aku kembali ke Indonesia saja?" Tanyaku dalam hati. Aku menggeleng kuat, nafas besar terhembus dari mulutku cepat dan aku menunduk dalam putus asa akan situasi ini. Tiba - tiba suara berat terdengar dari sampingku membuatku menoleh cepat "apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. Mataku melebar melihat Ni El yang sedang menatapku dengan alis terangkat bingung, ia menoleh kecil menatap pintu ruangan Eugene yang tertutup rapat lalu kembali menatapku lurus "hari ini dia tidak masuk, apa ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Ni El tenang. Aku hanya menatapnya lurus sambil menggeleng kecil lalu menunduk dalam. Aku hanya bisa menyerahkan diriku menjalani situasi rumit ini seorang diri k

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 18: PERJANJIAN

    Aku terus melakukan pekerjaanku seharian dengan kepala tertunduk dan rasa takut yang terus membayangiku. Aku menurunkan ponselku dari telinga, semakin putus asa mengetahui Eugene tidak menjawab telfonku seharian ini. Aku mengangkat pandanganku cepat mendengar suara pintu Laboratorium yang terbuka lebar. Mataku melebar kecil dan aku menunduk sopan melihat Ni El yang berjalan masuk melewati pintu Laboratorium. Ni El menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahku yang menunduk sopan menyambut kedatangannya, Kepala Produksi pun menghampirinya cepat lalu membuka mulutnya "HongDaepyo (CEO), apa ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya sopan. Aku memutar mataku mencuri pandang ke arah Ni El penasaran, mata kami yang langsung bertemu membuatku kembali memutar mataku cepat menunduk dalam berpura - pura tidak melihatnya. Ni El pun menggerakkan dagunya pelan "sampaikan pada Nona So Hee, untuk datang ke Ruanganku secepatnya!" Perintahnya. 000 Ak

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 19: PERMINTAAN

    Ni El mengangkat gagang telfon di ujung mejanya lalu menekan kode telfon Departemen Humas, ia menunggu sejenak lalu membuka mulutnya "hmm, segera proses beritanya!" Perintahnya singkat. Ni El terdiam sejenak lalu kembali membuka mulutnya "kerja bagus! Terima kasih" pujinya singkat. Ia menggeleng kecil sejenak "tidak ada, itu saja," timpalnya sebelum menutup sambungan telfonnya. Mata Ni El langsung berputar lurus menatapku dan ia menyunggingkan senyum kecilnya "aku sudah melakukan tugasku, sekarang giliranmu!" Ucapnya santai. Mataku melebar kaget mendengar perkataannya barusan, aku membuka mulutku hampa tidak percaya 'hanya begitu saja?' Tanyaku dalam hati. Aku pun mengedipkan mataku beberapa kali lalu mengangguk kaku "ba -baik,Daepyonim," timpalku tercengang. Aku membungkuk kecil masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat barusan, lalu membalikkan badanku meninggalkan Ruangan Ni El dengan keraguan besar terhadapnya. Set

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 20: PERSIAPAN PERANG

    Aku duduk terdiam di lantai Kamarku yang dingin. Aku tidak mengerti apa yang aku lakukkan tadi, aku mengutuk diriku sendiri atas sikap aneh tadi. Aku menunduk dalam memeluk erat kedua kakiku, menyembunyikan wajahku di atas lututku. 000 Eugene terdiam menatap kursi kosong di hadapan lurus, ia menghembuskan nafas panjang sambil menunduk dalam tidak tahu harus berbuat apa. Eugene meraih ponselnya di atas meja lemas, lalu bangkit dari kursinya meninggalkanCafe. Mobilnya melaju dengan kecepatan normal di jalan raya yang cukup padat, ia menopang sikunya ke jendela santai. Matanya memandang lurus ke arah jalan, namun kepalanya terus mengulang apa yang ku katakan padanya tadi "aku harapSunbae(Senior) dapat memikirkan ulang keputusan itu, karena ini bukan soal hubungan KeluargaSunbae.Ini soal kelangsungan hidup seluruh pegawai DeRoz dan keluarga mereka," sahutku terhenti. Aku berdiri dari kursiku

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 21: KESEMPATAN

    Eugene dan Ni El duduk berhadapan di sebuah Cafe kecil dengan segelas kopi di hadapan mereka masing - masing. Eugene menaikkan alisnya lalu meraih gelas kopinya santai "kau curang," tuduhnya sebelum menegak pelan kopi di gelasnya. Ni El tersenyum kecil mendengar tuduhan singkat itu, ia menghembuskan nafas pendek sambil mengangguk pelan "hmm" gumamnya menerima. Ni El menaikkan sebelah alisnya sambil membuka kedua tangannya "maaf, aku terpaksa menggunakan cara ini agar kau setuju," ungkapnya santai. Eugene hanya tertawa kecil mendengar permintaan maaf yang tidak tulus itu, ia meletakan gelas kopinya pelan lalu membuka mulutnya "apa yang membuatmu menginginkan projek ini?" Tanyanya. Ni El langsung membuka mulutnya yakin "ini adalah peluang, aku ingin mengembangkan DeRoz ke dunia yang lebih baik," jawabnya cepat. Ni El menggerakkan dagunya kecil "kau sendiri? Kenapa kau tidak menginginkannya?" Lanjutnya bertanya. Eugene menatap Ni El yang

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 22: PERSETUJUAN

    Ni El meletakkan gelas kopinya perlahan lalu menyandarkan tubuhnya santai menatap keluar jendela kosong "setelah aku bertemu Nona So Hee, aku langsung menyadari bahwa dialah orang yang mengatakan itu padamu," sahutnya. Eugene hanya menghembuskan nafas kecil terdiam. Suasana hening yang menyelimuti keduanya pecah setelah Ni El membuka mulutnya "aku tahu bagimu ini adalah hal yang ingin kau hindari sebisa mungkin, namun bagi Nona So Hee ini adalah kesempatan yang bisa ia buat agar hidupnya lebih baik," sahut Ni El menyadarkan Eugene. Mata Eugene melebar mendengar kata - kata itu, ia teringat akan sikapku yang memaksanya kemarin, matanya berputar kecil perlahan memahami maksudku dan rasa bersalah perlahan memenuhi hatinya. Ni El menghembuskan nafas kecil melihat Eugene yang terdiam "kau tidak menyadarinya bukan?" Tanyanya menebak. Eugene mengangguk kecil terdiam merenungi perbuatannya kemarin. Ni El tersneyum kecil "ini bukan hanya tentan

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 23: PEPERANGAN DI MULAI

    Senyum puas langsung tersungging perlahan di ujung bibir Eun Kyung, ia menurunkan ponselnya dari telinga perlahan lalu berdiri dari kursinya, berbalik menatap keluar kaca besar yang menunjukkan pemandangan malam kota yang indah. Setelah terdiam menikmati pemandangan itu sejenak, Eun Kyung berbalik lalu meraih ponselnya. Jari kurusnya bergerak cepat mengetuk layar ponselnya cepat lalu menempelkan ponselnya ke telinga. Ni El terdiam menatap langit - langit kamarnya, hanya detikan jam yang terdengar di telinganya pelan. Tiba - tiba dering ponselnya terdengar keras memecah keheningan yang damai itu, ia bangkit dari tempat tidurnya lalu meraih ponselnya di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Ni El menatap nama "Kim Eun Kyung" yang tertera di ponselnya lalu menghembuskan nafas besar, ia melempar ponselnya ke belakang cepat mengabaikan panggilan itu. Setelah panggilan itu terputus, dering singkat kembali terdengar membuat Ni El kembali meraih ponselnya sambil menghembuskan

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 24: DUGAAN

    Berita atas bergabungnya DeRoz dengan kolaborasi Vinci Co dan Luxxe semakin meramaikan publik, opini baik serta antusiasme masyarakat menunggu projek ini semakin besar setiap harinya. Ni El mematikan TV di Ruang Kerjanya setelah menontonberita pertama terkait kolaborasi mereka yang di umumkan hari ini, ia mengangguk kecil puas akan sambutan positif yang di dengarnya. Ketukan kecil terdengar dari balik pintunya, Ni El pun mempersilahkan seseorang itu masuk lalu berbalik melipat tangannya di atas meja kerjanya. Aku membuka pintu Ruang Kerja Ni El pelan, lalu masuk dengan tangan terlipat sopan "Daepyonim(CEO), apa ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku sopan. Ni El tersenyum puas melihat kedatanganku, ia pun mengangguk kecil "hmm, ada yang ingin aku tanyakan padamu Nona So Hee," timpalnya cepat. Ia menunjuk kecil kursi di depannya "duduklah" perintahnya gagah. Aku pun melirik kursi di hadapannay sejenak 'ada apa lagi kali ini?' Keluhku dalam hati. Aku

Bab terbaru

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 136: DIAM

    Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 135: ANGIN LALU

    Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 134: RASA BERSALAH

    Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 133: KESEPAKATAN

    Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 132: OPINI

    Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 131: MEMBALIKAN BADAN

    Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk

  • Gara-Gara Parfum   EPILOG 4

    Ni El mengusap darah segar yang mengalir dari luka di ujung bibirnya, ia melepaskan nafas besar lalu menoleh menatap Eugene lurus "maafkan aku," sahutnya canggung.Eugene hanya diam tertunduk dalam dengan tatapan kosong, mengabaikan permintaan maaf Ni El itu. Ia melepaskan nafas besar, membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun Ni El menahan langkahnya."Sophie belum mengetahui apapun yang terjadi!"Tangan Eugene mengepal kuat mendengar kata - kata itu, ia menoleh kecil menatap Ni El sinis "lalu? Apa maumu sekarang?" Tanyanya menantang.Ni El kembali menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku ingin meminta bantuanmu..." jawabnya meninggalkan harga dirinya.Amarah Eugene yang semakin tersulut, membuatnya melepaskan nafas kecil sambil menggeleng heran "apa aku terlihat seperti akan memberimu bantuan?" Tanyanya menghina. Euge

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 130: CINTA AYAH

    Dae Gil menghembuskan nafas panjang dari mulutnya, kembali mengarahkan pandangannya lurus padaku. Ia memaksakan senyum kecil sebelum kembali membuka mulutnya "aku menyesalinya..." sahutnya. Dae Gil meremas erat kedua tangannya sambil menunduk dalam, nafas berat kembali terdengar dari mulut Dae Gil. Ia menggelengkan kepalanya pelan "aku tidak seharusnya membohongi Ni El saat kami bercerai," lanjutnya penuh penyesalan.Mataku melebar kecil mendengar kejujuran itu, mulutku terbuka kecil hampa, aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa menanggapi perkataan itu.Dae Gil pun kembali mengeluarkan suaranya "aku tidak ingin ia terluka jika semua orang tahu bahwa kami bercerai karena ia memilih pria itu," bukanya. Dae Gil melepaskan nafas pelan "jadi aku berbohong pada wartawan, aku mengatakan kami bercerai karena perebutan ahli waris," lanjutnya terdengar berat."Tapi anda tidak menyangka bahwa itu akan sangat menyakiti HongDaepyo (CEO)?" Timpalku begitu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 129: KELAHIRAN NI EL

    Waktu berlalu dengan senyuman, membuat Dae Gil semakin yakin bahwa semuanya kini baik - baik saja.Segalanya terasa seperti sebagaimana harusnya, seperti apa yang Dae Gil harapkan. Kebahagiaan Dae Gil semakin memuncak setelah mendengar kabar kehamilan Seo Hwa, sukacita yang tidak terbilang dengan kata - kata semkin memenuhi hati Dae Gil.Kelahiran Ni El, menjadi awal perjalanan baru mereka menuju kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya.000Dae Gil terdiam menatap kosong keluar jendela teringat akan kebahagiaan mereka saat menggendong Ni El di hari kelahirannya. Senyumnya mengembang kecil meskipun sorot matanya sangat sayu.Aku hanya terdiam hanyut dalam keheningan, hatiku tiba - tiba ikut merasakan kesedihan yang Dae Gil simpan di dalam hatinya saat ini."Saat Ni El lahir dulu, aku sangat bahagia..." bukanya. Dae Gil memalingkan wajahnya menatapku lurus "hari itu aku berjanji akan membuatnya bahagia, aku berjanji akan memberikannya keluarga

DMCA.com Protection Status