Berita atas bergabungnya DeRoz dengan kolaborasi Vinci Co dan Luxxe semakin meramaikan publik, opini baik serta antusiasme masyarakat menunggu projek ini semakin besar setiap harinya. Ni El mematikan TV di Ruang Kerjanya setelah menontonberita pertama terkait kolaborasi mereka yang di umumkan hari ini, ia mengangguk kecil puas akan sambutan positif yang di dengarnya.
Ketukan kecil terdengar dari balik pintunya, Ni El pun mempersilahkan seseorang itu masuk lalu berbalik melipat tangannya di atas meja kerjanya. Aku membuka pintu Ruang Kerja Ni El pelan, lalu masuk dengan tangan terlipat sopan
"Daepyonim (CEO), apa ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku sopan.
Ni El tersenyum puas melihat kedatanganku, ia pun mengangguk kecil "hmm, ada yang ingin aku tanyakan padamu Nona So Hee," timpalnya cepat. Ia menunjuk kecil kursi di depannya "duduklah" perintahnya gagah. Aku pun melirik kursi di hadapannay sejenak 'ada apa lagi kali ini?' Keluhku dalam hati. Aku
Ha Na dan Mi Do terdiam mendengar ceritaku tentang penawaran Ni El siang tadi. Mi Do langsung mendorong kecil kepalaku "hey, apa kau bodoh?" Tanyanya. Ha Na langsung menoleh lurus ke arah Mi Do "kalau dia menjawab seperti itu, artinya kan memang dia bodoh..." timpalnya remeh. Mi Do pun mengangguk kecil "benar juga..." simpulnya pelan, ia menghembuskan nafas panjang lalu menggeleng heran. Ha Na pun ikut menghembuskan nafas panjang tidak tahu harus berkata apa, ia hanya menuang soju (minuman beralkohol khas Korea Selatan) di gelasku pelan lalu mendorongnya cepat menyuruhku meminumnya. Aku langsung mengangkat gelasku dan menegak isinya dalam hitungan detik, lalu membanting kecil gelas kaca itu ke atas meja "aku tahu aku bodoh..." sahutku mengakui kebodohanku. Mi Do dan Ha Na lansung saling menatap lurus lalu menoleh kompak ke arahku, mereka pun bertepuk tangan meriah puas atas pengakuanku. 000 Aku berjalan perlahan dengan
Mata kami bertemu lurus, membuatku mengepalkan tanganku tanpa ku sadari. Perasaan aneh yang mengakar di hatiku sejak kemarin kini terjawab sudah, aku pun tidak lagi merasa bahagia akan pencapaikan ku saat ini. Eugene menatap kami bergantian dengan rasa khawatir tergambar jelas di wajahnya, ia pun meraih tanganku pelan, membuatku menoleh mengalihkan tatapanku dari Eun Kyung cepat. Senyum kecil yang tersyungging di ujung bibir pria tampan itu membuatku merasa sedikit lebih tenang, aku pun mengalihkan pandanganku dari Eugene. Mataku terheti menangkap Ni El yang telah menatap kami lurus, aku langsung menurunkan pandanganku menatap tangan Eugene yang menggenggam erat tanganku. Aku membuka mulutku kaget dan langsung menarik tanganku cepat, membuat Eugene menatapku bingung. Aku menggeleng kecil memberi kode melihat wajah kecewa Eugene akan sikapku, aku pun berbalik cepat mengeluarkan ponselku mengirimkan pesan kilat pada Eugene. Getaran kecil ponselnya membuat Eugene mengel
Aku melangkahkan kakiku seperti biasanya menuju ke Kantor, entah kenapa perasaanku hari ini sedikit berbeda. Perasaan gugup dan harapan yang sama seperti saat hari pertamaku bekerja, kembali aku rasakan hari ini. Aku menatap Gedung kaca yang menjulang tinggi di hadapanku, hatiku pun mulai mengucapkan doa kecil 'semoga hari ini berjalan dengan baik' harapku tenang. Aku mengangguk yakin memberi semangat bagi diriku sendiri, sebelum akhirnya kembali melangkahkan kakiku masuk melewati pintu kaca. Aku berdiri bersampingan dengan teman - teman timku untuk proyek kolaborasi kali ini, kami melipat tangan sopan menatap Ni El dan Eugene yang berdiri di hadapan kami. Ni El tersenyum kecil lalu membuka mulutnya "aku harap proyek ini berjalan baik, karena Nona So Hee-" "Sophie..." bisik Eugene menyela Ni El cepat. Anggota lainnya yang melihat kejadian itu pun menunduk kecil, berusaha menyembunyikan tawa geli mereka. Ni El hanya melirik sinis sejenak lalu kembali m
Aku mengangkat gelasku merayakan kelancaran proyek besar pertamaku bahagia, Ha Na dan Mi Do pun ikut mengangkat gelasnya berbahagia denganku. Kami menghabiskan malam dengan canda tawa sambil menegaksoju(minuman beralkohol khas Korea Selatan) di gelas kami puas. Aku membanting kecil gelas di tanganku cepat "waahhh,sojuhari ini terasa manis!" Pujiku bangga. Ha Na dan Mi Do melepakan tawa mereka kompak mendengar pujian anehku itu, Ha Na meletakkan gelasnya sambil menggeleng kecil "rasanya tidak berubah, suasana hatimu yang merubahnya bodoh!" guraunya menghina. Mi Do pun kembali melepaskan tawanya mendengar hinaan kecil Ha Na barusan, ia kembali mengisi gelas kosongnya lalu mengangkat gelas itu tinggi "sudah, sudah, kita minum saja... ayo, ayo!" Ajaknya cepat. Aku dan Ha Na pun kembali mengisi gelas kami cepat, lalu mengangkatnya tinggi. Sorakan kecil kami terasa semakin menghidupkan suasana, membuat kebahagian da
Ni El terdiam resah memikirkan kejadian demi kejadian yang terjadi begitu saja dalam hidupnya ini. Ia melipat tangannya di depan bibir menatap tajam kursi kosong di hadapannya. Ni El kembali teringat akan jawaban yang ku berikan saat ia menanyakan tentang parfumku"dia membuatnya sendiri," ulangnya datar.Ia kembali teringat akan aroma yang di tangkapnya dari Mi Do barusan, ia menghembuskan nafas panjang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Rasa curiga dan waspada mulai muncul di hatinya, Ni El pun bangkit dari kursinya cepat meninggalkan Restoran itu.000Ni El berjalan dengan mata tajam menuju Laboratorium, kami yang melihat kedatangannya pun kompak menunduk sopan menyambut. Ni El menunduk kecil sejenak lalu membuka mulutnya"Nona So Hee, bisa kita bicara sembenatar?" Mintanya.Mendengar permintaan itu, rasa curiga dan takut langsung meledak di hatiku, aku melirik sekeliling sambil memaksakan senyum kecil berusaha menyembunyikan per
Eugene mengetuk kecil pintu Laboratorium, membuat konsentrasiku pecah lalu menoleh cepat ke arah pintu. Senyumku mengembang pelan melihat wajah tampan dengan senyum miringnya terpajang keren di depanku. Eugene melangkahkan kakinya santai masuk ke Laboratorium sambil membuka mulutnya"kaku sudah mempersiapkan semuanya?" Tanyanya sambil melihat jajaransampeparfum di atas meja.Aku mengangguk kecil "hmm, ada beberapa yang masih perlu di siapkan," timpalku sambil bergerak sibuk melakukan pekerjaanku.Eugene pun meletakkan map hitam yang di bawanya, lalu menggulung lengan jasnya cepat. Ia menoleh kecil menataku lembut "apa yang bisa aku lakukan untukmu?" Tanyanya menawarkan bantuan. Aku tersenyum kecil lalu mengangkat telunjukku ke arah deretan botol kaca di ujung meja "bisaSunbae(Senior) bawakan botol - botol itu kemari?" Mintaku. Eugene pun mengangguk kuat "tentu saja!" Timpalnya sigap langsung bergerak melakukan tugas yang
Ni El mengamati setiapsampleyang tertata rapi di atas meja, ia membuka data yang tertulis di laporan sejenak lalu mengangkat beberapasampleuntuk mencium aromanya. Beberapa aroma tampak membuat keningnya berkerut dalam, beberapa membuatnya menggeleng kecil, dan beberapa membuatnya tidak menunjukkan reasku apapun. Ni El terus memeriksa setiap perkembangan sambil mengajukan beberapa pertanyaan pada kami, dan kami pun menjawab setiap pertanyaan dengan keyakinan. Setelah diskusi singkat, Ni El pun meninggalkan Laboratorium dengan tugas baru yang menumpuk. Aku dan anggota timku duduk melingkar menghembuskan nafas besar kompak, setelah mengerjakan semua yang Ni El seharian. Aku menatap keluar jendela yang terlihat gelap, sinar Bulan Purnama yang indah malam itu tampak menembus di sela - sela tirai yang menutup sebagian jendela. Aku tersenyum kecil 'ini hari yang sangat panjang rupanya' kataku dalam hati. 000 Hari - har
Aku pun berpaling cepat menghindari dari Ni El melewati tangannya yang terulur begitu saja, aku langsung bergerak menyibukkan diri. Ni El tersenyum kecil sambil menurunkan tangannya melihatku yang salah tingkah di hadpaannya, ia pun berbalik cepat mengikuti kemana arahku pergi.Aku bergerak pelan dengan perasaan tidak nyaman, sambil sesekali melirik Ni El yang menyusun botol - botol kaca di lemari santai. Hatiku terus bertanya - tanya akan sikap anehnya ini 'apa kepalanya terbentur di suatu tempat? Apa dia mengetahui siapa aku?' Tanyaku dalam hati. Aku menggeleng kuat 'tidak, tidak, jika dia tahu dia pasti sudah mengintrogasiku,' tepisku. Aku tiba - tiba teringat satu hal konyol yang sering aku lihat di drama, aku menoleh cepat menatap Ni El lurus"jangan - jangan..." bisikku sambil mengatupkan kedua tanganku di depan mulutku yang terbuka hampa.Ni El yang menyadari tatapannku menghentikan pekerjaannya, ia menoleh kecil menatapku bingung "ada apa?" Tanyany