Beranda / Romansa / Gara-Gara Parfum / CHAPTER 117: PENGGEMAR LAMA

Share

CHAPTER 117: PENGGEMAR LAMA

Penulis: TARIN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar suara Ayahku memanggil, aku pun menoleh cepat dengan alis terangkat "hmm," gumamku. Sony menepuk kursi di hadapannya

"bisa kau duduk disini sembentar! Papa ingin menentukan sudut pandang kameranya," perintahnya ringan.

Aku pun mengangguk cepat, melangkahkan kakiku ringan lalu duduk di tempat yang di perintahkan.

000

Ni El menoleh kecil menatap wartawan yang sedang bersiap di Ruang Tengah, ia pun menyunggingkan senyum kecil

"baik, tidak apa, saya akan menunggu anda!" Jawabnya ringan.

Ni El pun kembali menoleh menatap gerombolan wartawan itu seklias, lalu membalikkan badannya menatap pemandangan kota di hadapannya. Ia menghembuskan nafas pelan, mengeluarkan ponselnya mengetik pesan pada seseorang.

000

Aku mengeluarkan ponselku cepat, melihat pesan baru yang masuk.

"Dimana kau?"

Senyumku mengembang kecil melihat pesan Ni El itu, aku pun menggerakkan jariku cepat membalas pesan itu. Tanpa ku sadari, Henry se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 118: SAINGAN BARU

    Aku berdeham kecil, membuka mulutku cepat "ini Bossku," sahutku memperkenalkan Ni El. Aku menoleh cepat, memanggil Ayahku maju lebih dekat pada kami. Aku menoleh menatap Ni El canggung"ini... Ayahku..." sahutku.Mata Ni El melebar kecil mendengar siapa yang aku perkenalkan itu, ia pun membungkuk dalam sambil mengulurkan tangannya "nice to meet you, sir!" Sapanya.Sony pun mengulurkan tangannya menjabat tangan Ni El "nice to meet you,"balasnya. Ia menepuk pelan dadanya "Sony," ucapnya kaku. Sony menunjukku lurus "Sophie papa!" Lanjutnya singkat.Aku menahan tawa kecilku melihat bahasa Inggris Ayahku yang sedikit payah. Ayahku pun melepaskan senyum kecil, lalu menyikut pelan lenganku malu.Mata Henry dan Ni El pun kembali bertemu, membuat ketegangan di antara keduanya bisa aku rasakan dengan jelas. Ni El mengulurkan tangannya"nice to meet you, my name isDaniel Hong! I'm her Boss," bukanya memperkenalkan

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 119: PERANG DI MULAI

    Aku mengeringkan rambutku pelan dengan handuk merah muda di tanganku, dering ponselku yang terdengar singkat membuatku menoleh cepat. Aku pun mengulurkan tanganku, membaca pesan yang masuk"ini Henry, simpanlah nomorku!"Aku menyunggingkan senyum kecil lalu menggerakkan jariku mengetik pesan balasan untuk Henry."Hmm, aku akan menyimpannya!""Berapa hari kau akan tinggal?""Seminggu.""Apa kau punya rencana besok?"Aku menggerakan jariku hendak membalas pesan itu, namun gerakanku terhenti melihat Satu pesan baru kembali masuk ke ponselku. Aku menutup pesan Henry cepat, membuka pesan baru yang membuat senyumku mengembang kecil"Apa rencanamu besok?" Tanya Ni El.Aku menaikkan alisku licik "bangun siang, karena selama ini bossku tidak membiarkanku bangun siang sehari pun!" Gurauku sedikit menghina. Senyumku melebar menunggunya mengirimkan balasan, penuh harap. Ponselku yang kembali berdering kecil, membuat semangatku semak

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 120: PERANG KECIL

    Aku mendaratkan kakiku di atas pasir hangat di tepi Pantai, setelah perahu yang kami naiki menepi di pinggir Pantai Pulau. Aku berbalik pelan menatap kedua pria yang mengikutiku dari belakang, melambai kecil tidak sabar menikmati liburan yang menyenangkan ini"ayo cepat!"Aku menatap Ni El semakin cepat melambaikan tanganku "cepat! Cepat!" Panggilku dengan bahasa Korea.Ni El pun mengangkat tangannya "baiklah, tunggu sembentar!" Timpalnya tenang.Ni El menoleh kecil menatap Henry "I think you don't know her that well too..." bisiknya dengan senyum penuh kesombongan.000Hari yang menyenangkan untukku pun akhirnya di mulai. Aku terus berjalan dengan langkah ringan, menatap sekeliling pemandangan alam yang indah, sambil menggerakkan tanganku mengambil gambar pemandangan indah itu.Kami berkeliling pulau yang memiliki berbagai tema di setiap areanya. Aku menghela nafas dalam, menghirup udara yang menyegarkan paru - paruku,

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 121: MENYEMBUHKAN DIRI

    Ni El duduk di tengah - tengahku dan Henry, dengan tangan terlipat di depan dada canggung. Ia berdeham sambil melirik kami bergantian, tidak mengerti apa yang terjadi selama dia meninggalkan kami di pinggir Pantai tadi.Keheningan canggung pun menyelimuti perjalanan pulang kami. Kebahagiaan yang aku rasakan seharian tadi, kini tidak berarti apa - apa.Aku hanya terus berjalan di depan meninggalkan Ni El dan Henry, dengan kekesalan yang masih saja memenuhi hatiku.Tiba - tiba langkahku terhenti, aku pun berbalik cepat "sebaiknya kita pulang sendiri - sendiri saja hari ini!" Putusku cepat. Aku langsung berbalik kembali melangkahkan kakiku cepat, meninggalkan kedua pria yang sejak tadi mengikutiku.Henry yang masih berusaha untuk bicara denganku, maju hendak menahanku cepat. Namun, Ni El mengulurkan tangannya menahan bahu Henry, membuat pria itu menatapnya tajam. Ni El menaikkan sebelah alisnya"biarkan dia pergi!" Katanya tegas.Henry menepis

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 122: PENOLAKAN TEGAS

    Eugene duduk terdiam di hadapan Eun Kyung yang menyantap makan siangnya anggun.Suasana Ruang Makan siang itu sangat hangat dan harmonis, Dua keluarga yang duduk berhadapan di Ruang Makan VIP itu terlihat sangat akur, penuh kebahagiaan.Semuanya terlihat bahagia kecuali Eugene yang duduk di ujung kanan meja kotak itu. Eun Kyung yang menyadari ketidak nyamanan Eugene, terus saja memalingkan wajahnya berpura - pura tidak tahu. Namun, semakin lama ia berpura - pura, ia juga semakin merasa tidak nyaman.Tiba - tiba Ayah Eun Kyung terlihat mengangkat gelasnya "untuk keutuhan keluarga kita!" Ungkapnya bangga.Melihat sikap itu, kedua orang tua Eugene pun mengangkat gelas mereka cepat. Semua orang di meja itu mengangkat gelas mereka dengan senyum kecil, namun Eugene yang terdiam di tempatnya membuat keheningan menyelimuti Ruang Makan itu.Eugene mengepalkan tangannya perlahan, lalu memutar matanya menatap satu - persatu semua orang di meja itu. Ia pun ber

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 123: SEGI EMPAT

    Aku berdiri di depan makam Ibuku dengan karangan bunga indah di tanganku, senyumku mengembang kecil dan aku berlutut meletakkan karangan bunga yang ku bawa di atas makam Ibuku pelan.Sony terdiam menatap makam istrinya yang terlihat indah dan terawat. Ia melepaskan nafas besar, membuatku menoleh cepat"kenapa?""tidak, tidak terasa waktu berputar dengan cepat..." timpalnya pelan.Aku pun tersenyum lalu melingkarkan tanganku ke pinggang Ayahku, memeluknya erat. Ayahku pun mengusap rambutku lembut sambil menyandarkan kepalanya di atas kepalaku.Kami berjalan berdampingan dengan tangan tergandeng erat, tiba - tiba Sony membuka mulutnya sambil melirik kecil ke arahku"jadi, ada apa denganmu dan pria itu?""Siapa?""Pria yang kita temui di Hotel saat wawancara kemarin?"Aku memutar mataku berpikir keras, siapa pria yang Ayahku maksud dalam pembicaraan kali ini "pria?" Tanyaku pelan. Mataku melebar kecil, akhirnya memahami pri

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 124: DUA DARI TIGA

    Aku terdiam canggung melirik ketiga pria yang saling menatap tajam bergantian, seorang di sebelah kiriku, seorang di sebelah kananku, dan seorang lagi di depanku. Aku menghembuskan nafas besar menurunkan pandanganku, sambil terus mengaduk lilin cair di hadapanku pelan. Eugene pun menyungingkan senyum kecil dengan alis terangkat sebelah, menatap Henry sambil mengulurkan tangannya "lama tak jumpa, sobat!" Sapanya berusaha tetap terdengar akrab. Senyum Henry pun melebar mendengar sapaan itu, ia mengangkat tangannya menjabat kuat tangan Eugene "benar, lama tak jumpa!" Balasnya. Setelah jabatan kecil itu, mata Eugene berputar menatap Ni El. Ia memiringkan kepalanya kecil "kenapa Hyung (Kakak) bisa ada disini?" Tanyanya dalam Bahasa Korea. Senyum kecilku mengembang mendengar pertanyaan itu, aku berdeham kecil 'seharusnya aku yang bertanya kenapa kalian bertiga adda disini?' Kataku dalam hati. Ni El mengangkat pelan tangannya, mengetuk kecil meja di hadapan kami membuatku mengangkat pand

  • Gara-Gara Parfum   EPILOG 2

    Aku duduk di tengah keheningan canggung yang menyelimuti, perasaan aneh yang semakin menekan hatiku membuatku berdiri cepat"aku akan ke mini market untuk membelikan kalian cemilan!" Putusku lalu melangkah cepat meninggalkan Rumah.Kakiku bergerak cepat berusaha meninggalkan Rumah sejauh mungkin, nafas besar terus terhembus dari mulutku. Langkahku semakin cepat, semakin cepat lagi sampai tiba - tiba seseorang menahan lenganku dai belakang cepat.Aku membalikkan badanku dengan mata melebar kaget, nafas legaku terhembus melihat sosok yang menahan langkahku ternyata adalah Henry. Pria itu menaikkan alisnya bingung sambil melepaskan genggamannya dari lenganku perlahan"kau baik - baik saja?""Hmm, aku baik - baik saja..." timpalku canggung.Kami pun melangkah pelan berdampingan, keheningan menyelimuti kami sampai di depan mini market. Henry mendorong pintu kaca di depan kami, mempersilahkanku masuk terlebih dahulu. Aku pun masuk dengan langkah r

Bab terbaru

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 136: DIAM

    Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 135: ANGIN LALU

    Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 134: RASA BERSALAH

    Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 133: KESEPAKATAN

    Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 132: OPINI

    Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 131: MEMBALIKAN BADAN

    Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk

  • Gara-Gara Parfum   EPILOG 4

    Ni El mengusap darah segar yang mengalir dari luka di ujung bibirnya, ia melepaskan nafas besar lalu menoleh menatap Eugene lurus "maafkan aku," sahutnya canggung.Eugene hanya diam tertunduk dalam dengan tatapan kosong, mengabaikan permintaan maaf Ni El itu. Ia melepaskan nafas besar, membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun Ni El menahan langkahnya."Sophie belum mengetahui apapun yang terjadi!"Tangan Eugene mengepal kuat mendengar kata - kata itu, ia menoleh kecil menatap Ni El sinis "lalu? Apa maumu sekarang?" Tanyanya menantang.Ni El kembali menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku ingin meminta bantuanmu..." jawabnya meninggalkan harga dirinya.Amarah Eugene yang semakin tersulut, membuatnya melepaskan nafas kecil sambil menggeleng heran "apa aku terlihat seperti akan memberimu bantuan?" Tanyanya menghina. Euge

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 130: CINTA AYAH

    Dae Gil menghembuskan nafas panjang dari mulutnya, kembali mengarahkan pandangannya lurus padaku. Ia memaksakan senyum kecil sebelum kembali membuka mulutnya "aku menyesalinya..." sahutnya. Dae Gil meremas erat kedua tangannya sambil menunduk dalam, nafas berat kembali terdengar dari mulut Dae Gil. Ia menggelengkan kepalanya pelan "aku tidak seharusnya membohongi Ni El saat kami bercerai," lanjutnya penuh penyesalan.Mataku melebar kecil mendengar kejujuran itu, mulutku terbuka kecil hampa, aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa menanggapi perkataan itu.Dae Gil pun kembali mengeluarkan suaranya "aku tidak ingin ia terluka jika semua orang tahu bahwa kami bercerai karena ia memilih pria itu," bukanya. Dae Gil melepaskan nafas pelan "jadi aku berbohong pada wartawan, aku mengatakan kami bercerai karena perebutan ahli waris," lanjutnya terdengar berat."Tapi anda tidak menyangka bahwa itu akan sangat menyakiti HongDaepyo (CEO)?" Timpalku begitu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 129: KELAHIRAN NI EL

    Waktu berlalu dengan senyuman, membuat Dae Gil semakin yakin bahwa semuanya kini baik - baik saja.Segalanya terasa seperti sebagaimana harusnya, seperti apa yang Dae Gil harapkan. Kebahagiaan Dae Gil semakin memuncak setelah mendengar kabar kehamilan Seo Hwa, sukacita yang tidak terbilang dengan kata - kata semkin memenuhi hati Dae Gil.Kelahiran Ni El, menjadi awal perjalanan baru mereka menuju kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya.000Dae Gil terdiam menatap kosong keluar jendela teringat akan kebahagiaan mereka saat menggendong Ni El di hari kelahirannya. Senyumnya mengembang kecil meskipun sorot matanya sangat sayu.Aku hanya terdiam hanyut dalam keheningan, hatiku tiba - tiba ikut merasakan kesedihan yang Dae Gil simpan di dalam hatinya saat ini."Saat Ni El lahir dulu, aku sangat bahagia..." bukanya. Dae Gil memalingkan wajahnya menatapku lurus "hari itu aku berjanji akan membuatnya bahagia, aku berjanji akan memberikannya keluarga

DMCA.com Protection Status