Aku melangkahkan kakiku pelan menerobos gerombolan penumpang lain yang sibuk mengatur barang - barang mereka dalam bagasi kabin, aku menunduk sopan pada setiap orang yang memberiku jalan sambil memperhatikan setiap nomor kursi yang aku lewati. Setelah memasukan baragku bagasi kabin di atas kursiku, aku menjatuhkan diriku nyaman lalu memasang sabuk pengamanku.
Alisku terangkat kecil teringat akan Ni El, aku pun menoleh ke sekeliling cepat mencari dimana dia duduk dengan kening bekerut kecil. Aku langsung mengeluarkan ponselku, menggerakkan jari cepat, mengirim pesan padanya.
"Apa kau sudah di dalam pesawat?"
Aku menunggu jawaban atas pesanku sambil menoleh menatap sekeliling sekali lagi, dering singkat ponselku membuatku langsung menatap ponselku membaca pesan yang masuk.
"Sudah."
"Kau dimana? Aku tidak melihatmu disini..." balasku penasaran.
"Di pesawat."
Aku pun memutar mataku kesal sambil menghembuskan nafas kecil dari mulutku memba
Mataku melebar kecil melihat kedatangan Ayahku dengan senyum yang melebar cerah"PAPAAA!!!" Panggilku senang.Aku segera berlari menghampirinya, membuat Sony membuka tangannya lebar menyambutku masuk ke dalam pelukannya erat. Tawa kecil kami pecah bersamaan, aku pun mengusap pelan punggung Ayahku sambil menghembuskan nafas besar melepaskan rinduku.000Aku tidak berhenti menceritakan hari - hariku di Korea yang ku lewati penuh kesan, sementara Sony mendengarnya dengan senyum kecil sambil sesekali menimpali dengan pertanyaan.Mobil yang kami tumpangi berhenti di dalam Gedung Parkir bawah tanah sebuah Hotel, Sony pun melepas sabuk pengamannya"kita mampir sembentar ya! Papa ada jadwal wawancara dengan pebisnis terkenal di Hotel ini," mintanya.Aku pun menaikkan alisku sambil mengangguk kecil "baiklah!" Timpalku tenang, sambil melepas sabuk pengamanku.Aku pun turun dari mobil, menuju bagasi membantu Ayahku membawakan barang - bar
Mendengar suara Ayahku memanggil, aku pun menoleh cepat dengan alis terangkat "hmm," gumamku. Sony menepuk kursi di hadapannya"bisa kau duduk disini sembentar! Papa ingin menentukan sudut pandang kameranya," perintahnya ringan.Aku pun mengangguk cepat, melangkahkan kakiku ringan lalu duduk di tempat yang di perintahkan.000Ni El menoleh kecil menatap wartawan yang sedang bersiap di Ruang Tengah, ia pun menyunggingkan senyum kecil"baik, tidak apa, saya akan menunggu anda!" Jawabnya ringan.Ni El pun kembali menoleh menatap gerombolan wartawan itu seklias, lalu membalikkan badannya menatap pemandangan kota di hadapannya. Ia menghembuskan nafas pelan, mengeluarkan ponselnya mengetik pesan pada seseorang.000Aku mengeluarkan ponselku cepat, melihat pesan baru yang masuk."Dimana kau?"Senyumku mengembang kecil melihat pesan Ni El itu, aku pun menggerakkan jariku cepat membalas pesan itu. Tanpa ku sadari, Henry se
Aku berdeham kecil, membuka mulutku cepat "ini Bossku," sahutku memperkenalkan Ni El. Aku menoleh cepat, memanggil Ayahku maju lebih dekat pada kami. Aku menoleh menatap Ni El canggung"ini... Ayahku..." sahutku.Mata Ni El melebar kecil mendengar siapa yang aku perkenalkan itu, ia pun membungkuk dalam sambil mengulurkan tangannya "nice to meet you, sir!" Sapanya.Sony pun mengulurkan tangannya menjabat tangan Ni El "nice to meet you,"balasnya. Ia menepuk pelan dadanya "Sony," ucapnya kaku. Sony menunjukku lurus "Sophie papa!" Lanjutnya singkat.Aku menahan tawa kecilku melihat bahasa Inggris Ayahku yang sedikit payah. Ayahku pun melepaskan senyum kecil, lalu menyikut pelan lenganku malu.Mata Henry dan Ni El pun kembali bertemu, membuat ketegangan di antara keduanya bisa aku rasakan dengan jelas. Ni El mengulurkan tangannya"nice to meet you, my name isDaniel Hong! I'm her Boss," bukanya memperkenalkan
Aku mengeringkan rambutku pelan dengan handuk merah muda di tanganku, dering ponselku yang terdengar singkat membuatku menoleh cepat. Aku pun mengulurkan tanganku, membaca pesan yang masuk"ini Henry, simpanlah nomorku!"Aku menyunggingkan senyum kecil lalu menggerakkan jariku mengetik pesan balasan untuk Henry."Hmm, aku akan menyimpannya!""Berapa hari kau akan tinggal?""Seminggu.""Apa kau punya rencana besok?"Aku menggerakan jariku hendak membalas pesan itu, namun gerakanku terhenti melihat Satu pesan baru kembali masuk ke ponselku. Aku menutup pesan Henry cepat, membuka pesan baru yang membuat senyumku mengembang kecil"Apa rencanamu besok?" Tanya Ni El.Aku menaikkan alisku licik "bangun siang, karena selama ini bossku tidak membiarkanku bangun siang sehari pun!" Gurauku sedikit menghina. Senyumku melebar menunggunya mengirimkan balasan, penuh harap. Ponselku yang kembali berdering kecil, membuat semangatku semak
Aku mendaratkan kakiku di atas pasir hangat di tepi Pantai, setelah perahu yang kami naiki menepi di pinggir Pantai Pulau. Aku berbalik pelan menatap kedua pria yang mengikutiku dari belakang, melambai kecil tidak sabar menikmati liburan yang menyenangkan ini"ayo cepat!"Aku menatap Ni El semakin cepat melambaikan tanganku "cepat! Cepat!" Panggilku dengan bahasa Korea.Ni El pun mengangkat tangannya "baiklah, tunggu sembentar!" Timpalnya tenang.Ni El menoleh kecil menatap Henry "I think you don't know her that well too..." bisiknya dengan senyum penuh kesombongan.000Hari yang menyenangkan untukku pun akhirnya di mulai. Aku terus berjalan dengan langkah ringan, menatap sekeliling pemandangan alam yang indah, sambil menggerakkan tanganku mengambil gambar pemandangan indah itu.Kami berkeliling pulau yang memiliki berbagai tema di setiap areanya. Aku menghela nafas dalam, menghirup udara yang menyegarkan paru - paruku,
Ni El duduk di tengah - tengahku dan Henry, dengan tangan terlipat di depan dada canggung. Ia berdeham sambil melirik kami bergantian, tidak mengerti apa yang terjadi selama dia meninggalkan kami di pinggir Pantai tadi.Keheningan canggung pun menyelimuti perjalanan pulang kami. Kebahagiaan yang aku rasakan seharian tadi, kini tidak berarti apa - apa.Aku hanya terus berjalan di depan meninggalkan Ni El dan Henry, dengan kekesalan yang masih saja memenuhi hatiku.Tiba - tiba langkahku terhenti, aku pun berbalik cepat "sebaiknya kita pulang sendiri - sendiri saja hari ini!" Putusku cepat. Aku langsung berbalik kembali melangkahkan kakiku cepat, meninggalkan kedua pria yang sejak tadi mengikutiku.Henry yang masih berusaha untuk bicara denganku, maju hendak menahanku cepat. Namun, Ni El mengulurkan tangannya menahan bahu Henry, membuat pria itu menatapnya tajam. Ni El menaikkan sebelah alisnya"biarkan dia pergi!" Katanya tegas.Henry menepis
Eugene duduk terdiam di hadapan Eun Kyung yang menyantap makan siangnya anggun.Suasana Ruang Makan siang itu sangat hangat dan harmonis, Dua keluarga yang duduk berhadapan di Ruang Makan VIP itu terlihat sangat akur, penuh kebahagiaan.Semuanya terlihat bahagia kecuali Eugene yang duduk di ujung kanan meja kotak itu. Eun Kyung yang menyadari ketidak nyamanan Eugene, terus saja memalingkan wajahnya berpura - pura tidak tahu. Namun, semakin lama ia berpura - pura, ia juga semakin merasa tidak nyaman.Tiba - tiba Ayah Eun Kyung terlihat mengangkat gelasnya "untuk keutuhan keluarga kita!" Ungkapnya bangga.Melihat sikap itu, kedua orang tua Eugene pun mengangkat gelas mereka cepat. Semua orang di meja itu mengangkat gelas mereka dengan senyum kecil, namun Eugene yang terdiam di tempatnya membuat keheningan menyelimuti Ruang Makan itu.Eugene mengepalkan tangannya perlahan, lalu memutar matanya menatap satu - persatu semua orang di meja itu. Ia pun ber
Aku berdiri di depan makam Ibuku dengan karangan bunga indah di tanganku, senyumku mengembang kecil dan aku berlutut meletakkan karangan bunga yang ku bawa di atas makam Ibuku pelan.Sony terdiam menatap makam istrinya yang terlihat indah dan terawat. Ia melepaskan nafas besar, membuatku menoleh cepat"kenapa?""tidak, tidak terasa waktu berputar dengan cepat..." timpalnya pelan.Aku pun tersenyum lalu melingkarkan tanganku ke pinggang Ayahku, memeluknya erat. Ayahku pun mengusap rambutku lembut sambil menyandarkan kepalanya di atas kepalaku.Kami berjalan berdampingan dengan tangan tergandeng erat, tiba - tiba Sony membuka mulutnya sambil melirik kecil ke arahku"jadi, ada apa denganmu dan pria itu?""Siapa?""Pria yang kita temui di Hotel saat wawancara kemarin?"Aku memutar mataku berpikir keras, siapa pria yang Ayahku maksud dalam pembicaraan kali ini "pria?" Tanyaku pelan. Mataku melebar kecil, akhirnya memahami pri