Share

Hasutan

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

#2

"Halah, ngapain kamu pake nanya segala sih, Reno! Udah jelas-jelas kamu dengar kalau istrimu itu bentak-bentak mama!" Bu Kamila mendelik tajam ke arah Alma, saat wanita itu baru saja hendak membuka suara. 

Alma hanya dapat menghela napas pelan. Baru kali dia dan mama mertuanya terlibat perdebatan panas begini. 

"Alma, kenapa kamu membentak mama? Apa masalahnya. Kalau memang ada masalah, kamu bisa kan bicarakan baik-baik!" Kini giliran Reno yang menghakimi Alma.

Ia seolah tidak merasa perlu mendengarkan penjelasan istrinya terlebih dulu. 

"Harusnya kamu dengarkan penjelasanku dulu, Mas." Alma berucap pelan, lalu memilih berlalu dari ruangan itu sambil merasakan sesak di dada. 

"Alma! Alma!" panggil Reno, namun Alma hiraukan saja. Toh, pria itu masih berdiam diri di tempatnya. Bahkan tidak berusaha mengejarnya yang sedang berlari menaiki tangga. 

"Sudahlah, Reno! Gak usah kamu panggil-panggil istri kurang ajarmu itu. Berani-beraninya membentak orang yang lebih tua!" seru Bu Kamila, dan masih bisa Alma dengar. 

Alma hanya dapat menahan sesak saat sang suami lebih mendengarkan ucapan ibunya. 

Reno juga tampak menanggapi ucapan Bu Kamila. Tetapi, Alma memilih  tidak peduli lagi dan segera masuk ke kamar yang ada di lantai atas.

"Istrimu itu bener-bener keterlaluan dan kurang ajar banget, Ren!" seru Bu Kamila dengan wajahnya yang masih emosi. Dengan kasar, wanita itu mendaratkan bokongnya di atas sofa.

"Hufh …." Reno terdengar menghela napasnya berat. Sejujurnya, ini adalah pertama kali baginya melihat ibu dan istrinya terlibat pertengkaran.

"Kamu tuh harus kasih pelajaran ke istrimu, biar gak kurang ajar sama Mama!" pekik Bu Kamila lagi sambil menyedekapkan tangan di dada.

"Hmm … kalau Reno boleh tahu masalahnya apa sih, Ma, sampai-sampai kalian adu mulut begini. Aku sangat kenal sama Alma, dia nggak mungkin —"

"Ooh, jadi kamu sekarang nyalahin Mama dan membela istrimu yang gak punya sopan santun itu!" potong Bu Kamila seolah tak membiarkan Reno bicara.

"Bukan gitu maksudku, Ma." Reno jadi serba salah. Ia tampak menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. 

"Terus apa, hah! Intinya kamu tuh mau nyalahin mama tadi, kan!" Bu Kamila semakin meninggikan nada bicaranya.

"Asal kamu tahu ya, Ren. Mama itu udah muak sama tingkah laku istrimu. Dia itu bisanya cuma menghambur-hamburkan uangmu saja. Kamu nggak tahu kan, kalau ibu mertuamu mau berangkat umroh lusa nanti," ucap Bu Kamila berapi-api.

Reno terperangah, pasalnya dia sendiri tidak pernah tahu tentang hal tersebut. "Mama tahu kabar itu dari mana?" tanya Reno memastikan.

"Dari orang-orang lah, kayaknya cuma kita aja yang nggak tahu, Ren!" sahutnya ketus. 

Reno tampak mengangguk percaya, karena memang dia sama sekali tidak tahu kabar itu dan baru mendengarnya sekarang. 

"Pokoknya kamu tanyain sama si Alma itu, uang dari mana ibunya bisa umroh kalau bukan pakai uangmu!" ucap Bu Kamila dengan tatapan sinisnya. Ia tampak mengingat bagaimana teman-teman arisannya menghina kalau dia kalah dari besannya yang mau umroh tahun ini.

"Bu Mila, tahu nggak kalau besannya mau umroh?" tanya Bu Rasti, yang menjadi tuan rumah arisan pagi tadi.

"Hah, umroh? Kata siapa, sih? Nggak mungkin lah, tahu sendiri kan kalau besan saya itu bukan orang yang berkecukupan." Bu Kamila tampak terkejut hingga menampik kabar itu.

"Beneran loh, Bu Mila. Nih, Jeng Dini yang satu kampung sama Bu Hasna yang jadi saksinya. Besan Bu Mila mau berangkat umroh lusa nanti. Memangnya, menantu ibu nggak ngomong apa-apa ya? Kok bisa, ibunya berangkat umroh sedangkan Bu Mila nggak tahu apa-apa," timpal Bu Rasti terus meyakinkan Bu Kamila tentang kebenaran kabar itu.

"Beneran ya, Jeng Dini?" Bu Kamila kini menatap Jeng Dini yang tengah menyeruput tehnya.

"Eh, iya, Bu. Bener kata Bu Rasti. Kita-kita aja nggak nyangka lho kalau Bu Hasna bakalan pergi umroh. Padahal kan kita tahu banget kalau kehidupan ekonominya jauh di bawah Bu Mila, iya kan?" Jeng Dini tampak ikut membenarkan, bahkan terkesan makin mengompori Bu Mila.

"Apa jangan-jangan … besan ibu itu melakukan pesugihan ya. Iiih, serem banget sih kalau begitu, Bu. Hati-hati, takutnya malah Bu Mila jadi target tumbalnya. Hiyy, seremmm!" Bu Rasti terus menambahkan praduganya yang belum tentu benar. 

"Halah, kalian ini nakut-nakutin saya aja sih! Sudah ah, saya mau pulang aja kalau begini," ucap Bu Kamila memilih segera pergi dari perkumpulan itu meskipun acaranya belum selesai. 

Bu Kamila tampak sangat geram mendengar hal itu dari teman-teman arisannya. Ia bersumpah akan melabrak Alma saat menantunya itu pulang kerja sore nanti. 

'Awas saja kamu, Alma. Enak saja kamu mengumrohkan ibumu tapi mama mertuamu nggak diumrohkan juga! Padahal aku yakin itu adalah uang dari hasil kerja keras anakku!' ujar Bu Kamila geram dalam hatinya. 

*

"Nih, Bu. Diminum dulu," ucap Reno sembari menyodorkan segelas air minum untuk sang ibu. Sontak saja suara bariton putranya itu membuyarkan lamunan Bu Kamila atas kejadian pagi tadi yang membuat dirinya melabrak sang menantu.

"Makasih." Tanpa basa-basi lagi, Bu Kamila langsung meraih gelas itu dan meneguknya cepat bahkan hingga dirinya tersedak.

"Uhuk! Uhuk!" 

"Pelan-pelan, Ma," ucap Reno sambil meraih selembar tissue untuk Bu Kamila.

"Pokoknya Mama mau umroh juga, Ren! Apa kata orang-orang kalau Mama nggak umroh, malah si besan yang umroh! Kamu harus minta Alma buat umrohin Mama juga!" ucap Bu Kamila menggebu-gebu. 

Ia tak mau kalah dengan Bu Hasna yang notabenenya lebih miskin daripada dia. Namun, wanita itu malah mengejutkan semua orang dengan kabar berangkat umrohnya.

"Iya, nanti Reno coba ngomong sama Alma. Mama tenang dulu, ya. Reno juga minta maaf atas tingkah Alma yang sudah membentak Mama tadi," ucap Reno melunakkan nada bicaranya agar sang mama segera mereda emosinya.

"Nah gitu, dong! Kamu ini seharusnya bilang begitu dari tadi, Ren, biar mama nggak tambah emosi! Ingat ya, kamu itu anak Mama, sudah seharusnya kamu lebih membela Mama yang merupakan orang yang melahirkan dan membesarkanmu. Istrimu itu cuma orang lain yang kebetulan jadi keluarga setelah kamu nikahi!" Bu Kamila terus saja mengoceh panjang lebar. Sementara, Reno hanya bisa diam sambil memikirkan bagaimana cara untuk membicarakan tentang hal ini dengan Alma, istrinya.

"Iya, Ma. Reno mengerti, yang penting Mama jangan marah-marah lagi ya. Reno pasti akan bicarakan hal ini sama Alma dan minta penjelasannya," ucap Reno patuh dengan permintaan sang Mama.

Bu Kamila yang sudah menghabiskan minumannya pun, tampak memberikan gelas kosong itu pada Reno sambil mengulas senyum kemenangan di wajahnya.

'Darah memang lebih kental daripada air,' batinnya puas setelah mendapat dukungan dari putra semata wayangnya. 

***

Bab terkait

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Pertengkaran

    #3"Mama udah pulang?" sambut Lily begitu Alma masuk ke kamar. Gadis kecil itu sedang asyik menggambar rupanya.Alma tersenyum, berusaha menghilangkan jejak kesedihan akibat perlakuan Bu Kamila dan suaminya tadi. Sungguh, Alma sangat tidak ingin terlihat menyedihkan di hadapan putrinya. Sehingga mau tak mau, Alma memaksakan senyum di wajahnya."Iya, Sayang. Kamu udah mandi, Nak?" tanya Alma sembari berjalan menghampiri bocah kecil itu. "Udah tadi, Ma. Aku bosan, jadinya aku di kamar dan menggambar saja. Oma dari tadi seperti nggak mau diganggu," jawab Lily dengan ekspresi polosnya. "Oh ya? Memangnya Oma gimana hari ini, Nak?" tanya Alma mengernyit heran. Sebab pagi tadi sebelum berangkat kerja, mama mertuanya masih bersikap biasa saja bahkan tidak terlihat jika sedang kesal padanya. "Iya gitu, Ma. Oma tadi waktu jemput aku dari sekolah mulai uring-uringan gitu. Nggak tahu kenapa, jadinya Lily gak mau main sama Oma," tutur Lily. Tampak kejujuran terlihat dari wajah polosnya. Sudah p

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Talak

    #4Plak!"Kamu memang benar-benar udah gila!" seru Reno keras.Kali ini Reno yang menampar pipi Alma. Untuk yang pertama kalinya, pria itu melayangkan tamparan pada sang istri. Alma terkesiap dengan apa yang terjadi tiba-tiba padanya. Ia memegangi pipinya yang terasa panas akibat ulah sang suami barusan. "Kamu menamparku, Mas?" Alma masih tak percaya dengan apa yang barusan terjadi."Karena kamu sudah mulai kurang ajar! Mama ini adalah ibuku, seharusnya kamu lebih bisa menghargai ibuku!" seru Reno semakin memperkeruh suasana."Jadi apa kamu pikir aku yang salah dalam hal ini, Mas? Bukan mulut ibumu atau kamu yang keterlaluan, dan gak bisa melerai kami?" Alma menahan emosinya susah payah demi melontarkan pertanyaan itu. Sakit. Rasanya sangat sakit, tamparan di pipi itu menyadarkan Alma jika posisinya tak lebih dari orang lain yang tiba-tiba menjadi keluarga oleh ikatan pernikahan."Kamu yang keterlaluan dan sudah gila, Alma! Apa kamu mau menyombongkan diri kalau kamu bisa bekerja, car

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Saling Lempar Pekerjaan

    #5 Alma mencari tukang ojek yang biasa mangkal di persimpangan. Motor yang selama ini dipakainya merupakan milik Reno, sehingga dia memilih untuk tidak membawa motor itu. Tanpa Alma sadari, ucapan menyakitkan dari Reno telah menyakiti hati putri kecilnya. Lily lebih banyak diam, berusaha menahan tangisnya. Ia tak mau membuat sang ibu bersedih melihatnya menangis.'Papa jahat!' batin Lily. Bocah 7 tahun itu jelas sudah dapat menelaah ucapan Reno barusan yang mengatakan jika tidak akan memberi nafkah untuknya juga Alma, ibunya."Alhamdulillah, masih ada tukang ojeknya." Alma dapat menghela napas lega ketika dari kejauhan dapat melihat ada dua orang tukang ojek yang masih mangkal.Alma segera mempercepat langkahnya. Pun juga Lily yang berusaha mensejajari langkah sang Ibu yang cukup cepat. Lily berusaha tegar, meskipun hati kecilnya telah tergores luka yang cukup dalam akibat ucapan sang ay

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Kecurigaan Bu Hasna

    #6Bu Hasna menghidupkan kompor, seraya memandangi panci masakan yang sudah bertengger di atasnya. Sembari menghangatkan lauk untuk cucunya yang kelaparan, wanita paruh baya itu nampak sibuk memikirkan putrinya yang tiba-tiba datang di malam hari dan meminta izin untuk menginap.Bu Hasna melamun, menerka-nerka kiranya apa yang terjadi pada Alma hingga putri semata wayangnya itu datang ke rumahnya dengan membawa koper besar. Bu Hasna yakin, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh putrinya."Apa Alma bertengkar sama Reno?" gumam Bu Hasna mencemaskan rumah tangga anak kesayangannya. "Atau Alma berantem sama Bu Besan?"Sore tadi saat berjumpa, Alma masih bersikap biasa saja. Jika memang ingin menginap, seharusnya Alma mengatakan sesuatu pada Bu Hasna sore tadi saat mereka bertemu. Namun, Alma justru datang secara mendadak seperti ini ke kediaman Bu Hasna. Bagaimana mungkin wanita paruh baya itu tidak curiga pada Alma? Meskipun Alma berkata kalau dirinya baik-baik saja, tapi Alma tidak a

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Bisik-Bisik Tetangga

    #7"Ma, kenapa nggak ada sarapan?" tanya Reno."Kenapa kamu tanya sama Mama? Memangnya harus Mama yang bikin sarapan?" sungut Bu Kamila.Reno dan Bu Kamila terlihat kelimpungan di pagi hari tanpa Alma. Ibu dan anak itu agak syok saat melihat meja makan mereka yang kosong. "Aku harus berangkat kerja, Ma. Masa' aku harus masak juga?" protes Reno."Mama kan juga bukan pembantu di sini. Masa' semua pekerjaan rumah harus Mama yang beresin sendiri?"Setelah Alma pergi, tidak ada lagi orang yang bisa mereka andalkan untuk mengurus rumah. Tidak hanya rumah saja yang nampak tak terurus, Reno sendiri juga terlihat kacau setelah istrinya pergi."Ya ampun, kenapa bajunya kusut semua begini?" omel Reno saat pria itu tengah menyiapkan pakaian kerja.Tidak ada satu pun pakaian rapi yang bisa dikenakan oleh Reno. Semuanya lecek dan harus disetrika terlebih dahulu. Sementara, Reno tidak mempunyai banyak waktu untuk menyetrika pakaian. Alhasil, pria itu pun terpaksa mengenakan pakaian yang belum diset

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Kedatangan Reno

    #8Pagi-pagi sekali, Alma sudah bangun dan menyibukkan diri di dapur. Sama seperti rutinitas hariannya di rumah Bu Kamila, saat menginap di rumah ibu kandungnya pun Alma tetap melakukan pekerjaan rumah dengan rajin untuk membantu meringankan beban Bu Hasna. "Alma, buruan siap-siap! Kamu harus berangkat kerja, kan?" tegur Bu Hasna saat melihat putrinya yang masih sibuk membantu dirinya menyiapkan sarapan."Sarapannya udah hampir siap. Biar Ibu aja yang selesaikan," sambung wanita paruh baya itu."Aku masih ada waktu buat siap-siap, Bu. Biar aku aja yang beresin masaknya," timpal Alma.Karena sudah terbiasa mengurus pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja, Alma sudah tidak kesulitan lagi membagi waktu. Setelah mengurus putrinya dan menyiapkan sarapan, barulah Alma akan mengurus dirinya sendiri. "Lily udah siap belum? Sebentar lagi Lily juga harus berangkat sekolah, kan?" tany

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Ajakan Rujuk

    #9"Aku mau bicara sama kamu," ucap Reno.Alma berusaha melepas jemari Reno yang saat ini tengah menggenggam pergelangan tangannya. Sayangnya tenaga Alma tak mampu membuat wanita itu terlepas dari cengkraman Reno.Reno menyeret Alma menjauh dari area gerbang dan mencari tempat sepi untuk berbicara empat mata dengan istrinya itu. Nampaknya, Reno mendatangi Alma untuk menyelesaikan masalah diantara mereka. Setelah melewati pertengkaran besar semalam, Reno sengaja mencari Alma untuk memperbaiki hubungan mereka kembali."Mau ngomong apa?" tanya Alma tanpa mau menatap wajah sang suami.Reno tak memedulikan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Alma. Pria itu berusaha berbicara dengan suara lembut untuk membujuk istrinya itu."Alma, kamu masih marah sama aku?" tanya Reno dengan wajah memelas.Alma diam seribu bahasa. Wanita itu tak mengacuhkan suaminya sedikitpun.

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Desakan Bu Kamila

    #10"Baju numpuk segini banyak nggak ada yang bantu cuciin! Piring kotor dari tadi nggak ada habisnya! Lantai baru aja selesai disapu, sekarang udah kotor lagi!"Bu Kamila sibuk menggerutu setelah putranya pulang. Wanita itu tak henti-hentinya mengeluhkan pekerjaan rumah yang ia urus sejak pagi. Niat hati ingin beristirahat setelah lelah bekerja seharian, Reno justru harus mendengarkan ocehan sang ibu yang membuat kepala pria itu makin pening."Udah capek nyuci, masih harus jemur baju, masih harus angkat jemuran, masih harus melipat baju. Belum lagi masih harus nyetrika juga!" Bu Kamila sengaja ingin putranya tahu betapa repotnya dirinya mengurus rumah seharian. "Udah capek gini, nggak ada yang mijitin," keluh Bu Kamila lagi.Reno makin muak mendengar omelan sang ibu. Bukan hanya Bu Kamila saja yang lelah dan pusing, tapi Reno saat ini juga tengah mengalami tekanan batin. Reno masih kesal pada istrinya yang menolak untuk rujuk. Pria itu makin sebal saat dirinya pulang dan disambut

Bab terbaru

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Tamat

    #48"Saya serius sama kamu, Alma," sambungnya.Rafael mengeluarkan sesuatu dari sakunya, kemudian menyodorkannya pada Alma. "Saya selalu membawa cincin ini ke mana pun saya pergi. Saya harap, suatu hari nanti saya bisa menemukan waktu yang tepat untuk memberikan cincin ini ke kamu. Saya rasa, hari ini adalah hari yang tepat untuk memberikan cincin ini ke kamu, Alma."Alma tak dapat berkata-kata lagi. Lidahnya terasa sangat kelu. Dengan menyerahkan cincin tersebut, secara tidak langsung Rafael sudah menunjukkan keseriusannya pada Alma dan berniat untuk meminang Alma."Apa kamu mau jadi istri saya?" tanya Rafael bersungguh-sungguh.Alma masih tak percaya ia akan menerima lamaran secepat ini. Wanita itu menoleh ke arah Lily sebelum menjawab pertanyaan dari Rafael. "Saya tanya sekali lagi Alma, apa kamu mau menikah dengan saya?" tanya Rafael lagi. "Kamu nggak perlu jawab sekarang. Ta

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Melamar

    #47Tok, tok!Reno mengetuk pintu perlahan. Saat ini pria itu sudah berdiri di depan rumah Bu Kamila.Butuh waktu lama bagi Reno untuk membuat keputusan ini. Setelah mempertimbangkan baik-baik, akhirnya pria itu pun pulang untuk menemui sang ibu. Reno ingin tahu bagaimana keadaan ibunya saat ini. Ia hanya mendengarkan setiap nasihat Alma padanya. Jika saja Alma tak pernah menasihatinya maupun memberi kabar tentang sang ibu, mungkin Reno tidak akan pernah berdiri di sini, saat ini."Mama masih tinggal di sini kan?" gumam Reno seraya celingukan ke kiri dan ke kanan. Pria itu tampak menelisik kondisi rumah yang terlihat sangat sepi, namun beberapa bagian dinding terlihat sangat kotor.Reno berdiri cukup lama di teras rumah. Tak ada satu orang pun yang muncul untuk membukakan pintu."Mama nggak ada di rumah, ya?" Reno membuka gagang pintu rumah tersebut, kemudian membukanya. Ternyata pintu

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Rafael Pantang Menyerah

    #46"Alma, mau pulang bareng saya? Kebetulan saya ada urusan di dekat rumahmu. Saya bisa antar kamu pulang sekalian," ajak Rafael pada Alma saat jam pulang kerja tiba.Ini bukan pertama kalinya Rafael menawarkan diri untuk mengantarkan Alma pulang. Tidak hanya mengantar pulang, Rafael juga makin sering mengajak Alma makan siang bersama.Setelah Rafael tahu kalau Alma sudah resmi bercerai dari Reno, Rafael pun makin gencar mendekati Alma. Rafael tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebelum Alma jatuh ke pelukan pria lain, Rafael harus segera bertindak untuk mendapatkan hati Alma. Apalagi sang Mama juga sudah mendukung penuh mengenai kemauan Rafael untuk membuat Alma menjadi istrinya, sehingga Rafael tidak ragu lagi dalam menunjukkan perasaannya pada Alma."Terima kasih atas tawarannya, Pak. Tapi saya belum mau pulang. Saya juga masih ada urusan di luar," tolak Alma secara halus. Wanita itu masih enggan terhadap Rafael, seolah memb

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Nasihat Alma

    #45Alma pulang ke rumah dengan perasaan kalut. Wanita itu tidak tega melihat Bu Kamila yang tertawa dan menangis sendirian di tengah jalan tanpa mengenakan alas kaki."Kenapa nasib Mamanya Mas Reno jadi begini?" gumam Alma.Meskipun Alma hanya mempunyai kenangan buruk dengan Bu Kamila, tapi Alma sama sekali tidak menyimpan dendam. Alma ikut sedih melihat kondisi Bu Kamila yang cukup memprihatinkan."Nduk, Ibu mau masak makan malam. Kamu pengen dimasakin apa?" tawar Bu Hasna pada Alma.Alma hanya diam. Wanita itu sibuk melamun, memikirkan Bu Kamila."Nduk, kamu dengar ibu nggak sih?" Bu Hasna menepuk pelan bahu Alma.Alma terkesiap. Wanita itu tersadar dari lamunannya. "E–eh, kenapa, Bu? Ibu butuh apa?" tanya Alma gelagapan.Bu Hasna mengulas senyum tipis. "Kamu lagi ngelamunin apa?" tegur sang ibu."Aku nggak melamun kok, Bu.""Kamu nggak perlu bohong, Alma. Bilang sama Ibu, kamu lagi mikirin apa?" desak Bu Hasna.Alma menarik napas dalam-dalam. Sepertinya, wanita itu harus memberita

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Gangguan Jiwa

    #44"Emas-emasku pada ke mana?"Bu Kamila menatap wadah perhiasan miliknya yang sudah kosong. Wanita paruh baya itu terlihat linglung. Sepertinya Bu Kamila tidak sadar kalau ia sudah menjual semua emas-emasnya hingga ludes."Hilang ke mana emasku? Kenapa wadahnya kosong?" gerutu Bu Kamila mengomel sendiri di dalam kamarnya."Pasti jatuh di bawah lemari! Atau aku lupa naruh? Nggak mungkin ada pencuri masuk ke sini, kan?"Bu Kamila mengobrak-abrik seisi kamarnya. Wanita itu mulai uring-uringan, mencari perhiasannya yang sudah raib.Kamar Bu Kamila yang sudah berantakan pun makin terlihat acak-acakan. Tidak hanya kamar saja, beberapa ruangan lain yang ada di rumah tersebut juga tidak terawat.Sepertinya Bu Kamila mengalami stress berat setelah ditinggal oleh putranya. Demi menyambung hidup, Bu Kamila terpaksa menjual harta benda miliknya, termasuk emas-emas yang ia punya. Sekaran

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Resmi Bercerai

    #43Alma melirik ke arah jam dinding. Wanita itu sudah berpakaian rapi dan siap untuk pergi ke suatu tempat.Hari-hari berlalu begitu cepat tanpa ia sadari. Setelah melewati drama yang panjang, akhirnya tiba saatnya Alma untuk berjumpa dengan sang suami di meja hijau.Hari ini adalah hari sidang pertama perceraian Alma dan Reno. Sebentar lagi, Alma benar-benar akan lepas dari cengkraman Reno."Udah jam segini. Aku harus berangkat sekarang," gumam Alma.Alma melangkah menuju ke ruang sidang dengan senyum cerah. Wanita itu sudah siap menyambut lembaran hidup barunya dengan status baru."Semoga sidang hari ini lancar!"Alma berpapasan dengan Reno di depan pintu masuk ruang sidang. Alma langsung membuang muka begitu ia melihat sang mantan suami. Keduanya masuk secara bersamaan ke ruang sidang. Alma dan Reno membeberkan satu persatu alasan mereka ingin berpisah. Beruntung sidang dapat berjalan dengan lancar tanpa di

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Dukungan Dewi

    #42Jantung wanita itu nyaris saja melompat keluar saat tahu jika tamu yang datang adalah Rafael."Eh, tapi dia dateng sama Mbak Dewi, kan?" gumam Alma lagi.Wanita itu lalu mengurungkan niat untuk rebahan di kamar dan menemui Rafael yang diduga datang bersama Dewi.Alma membuka pintu kamarnya lalu keluar menemui Rafael dan Dewi."Alma, kamu sakit apa?" Rafael yang hendak duduk langsung berdiri lagi saat melihat Alma.Pria itu langsung mencecar Alma dengan pertanyaan."Eh? A–aku …." Alma menjawab ragu-ragu. Rasanya ia tidak memiliki alasan untuk memberitahukan jika dirinya habis mengalami keguguran. "Alma baru saja keguguran Nak Dewi, Nak Rafael," jawab Bu Hasna hingga membuat Alma menatap sang ibu dengan tatapan yang entah.'Aduh … kenapa Ibu malah bilang itu sih,' keluh Alma sambil tersenyum canggung pada kedua tamunya.Alma terlihat menyikut pelan lengan sang ibu, mulutnya tampak komat-kamit tanpa suara. Namun Bu Hasna paham kalau Alma sesungguhnya tidak berniat untuk menceritaka

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Kedatangan Rafael dan Dewi

    #41"Duh, gimana ya, Pak. Saya sih mau-mau aja, tapi anak bontot saya pasti udah nungguin saya di rumah," jawab Dewi. Ia merasa serba salah. Satu sisi, dia ingin sekali menjenguk Alma karena mereka sangat dekat, dan Dewi sudah menganggap Alma seperti seorang adik. Tapi di sisi lain, anaknya yang paling bungsu sudah pasti sedang menunggu kepulangannya."Gimana kalau kamu ke rumah kamu dulu, kamu bawa anak bontot kamu ke rumah Alma? Bisa kan?" usul Rafael setelah cukup lama terdiam.Pria itu tak mau jika dia hanya datang seorang diri mengunjungi Alma. Selain karena saat ini Alma sedang dalam proses bercerai dengan suami, Rafael juga tidak ingin jika sampai Alma menjadi buah bibir jika dirinya terlihat sering mengunjungi rumah Alma. "E–eh, emang boleh kayak gitu ya, Pak? Tapi nanti Bapak malah bolak-balik arahnya," sahut Dewi masih merasa sungkan."Gak apa-apa, gak masalah kok itu." Rafael berujar yakin."Yaudah, boleh la

  • Gara-Gara Mengumrohkan Ibu   Pedekate

    #40Setelah Reno pulang, Bu Hasna dan Lily kembali ke ruangan tempat Alma dirawat. Bu Hasna mendapati Alma tengah duduk sambil termangu. Tatapannya lurus ke depan.Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya."Mamaaa …," panggil Lily setengah berteriak sambil berlari kecil ke arah ranjang Alma.Alma tersadar dari lamunannya lalu menoleh ke arah pintu. Ia berusaha menetralkan wajah sendunya dan mengulas senyum tipis."Lily jajan apa aja tadi?" tanya Alma begitu putri kecilnya sudah duduk di kursi yang berada di sisi ranjang."Banyak, Ma. Tadi Lily beli es krim, ini Lily beliin juga buat Mama," jawab bocah itu sembari menyodorkan sebuah es krim cone. "Makasih ya, Sayang." Alma mengelus lembut rambut Lily yang dikuncir itu. Wanita itu menyesap es krim yang diberikan oleh Lily. Jika dulu Alma akan mual, kali ini semua kembali seperti biasa sebelum Alma hamil. "Reno ke mana, Nduk?" Bu Hasna bertanya usai tak mendapati Reno di ruangan itu."Mas Reno udah pulang, Bu, mungkin sekitar 15 menita

DMCA.com Protection Status