Saat ini, Linda berkata dengan suara gemetar, "Jangan berkelahi lagi. Akulah yang salah. Aku akan minta maaf pada Kak Elita, dia pasti mau memaafkanku.""Jangan pura-pura baik. Penyebab masalah ini adalah kamu. Dulu bagaimana cara ibuku menghidupi keluarga kami yang beranggotakan lima orang dengan uang 40.000? Masa kamu nggak tahu?"Juan menunjuk ke arah Linda. "Kamu dan putramu hidup mewah dengan gaji dari ayahku. Lihat, semua pakaian yang kamu kenakan ini pakai uang ayahku. Jangan pura-pura di depanku!"Juan sangat marah."Juan, apa maksudmu?""Apa omonganku salah? Ayah lebih memedulikan wanita ini dan anaknya daripada anak istrimu sendiri. Jangan-jangan anaknya adalah anak ayah!"Ryan menampar wajah Juan. Juan tidak terima, lalu mendorong ayahnya sampai terjatuh. Saat Linda mau membantu, dia juga ikut didorong sampai terjatuh.Juan memaki Ryan dan Linda dengan keras, tidak lagi terlihat tenang seperti biasanya.Aku menghela napas panjang. Bagaimanapun juga, aku dan Ryan sudah lama m
…Aku menunggu di depan pintu rumah sampai pukul sembilan malam. Saat itulah, Ryan baru pulang bersama dengan Linda di sampingnya.Mereka berdua mengenakan pakaian merah dengan wajah berseri-seri. Saat mereka berpapasan denganku, ekspresi mereka berubah muram bersamaan."Ryan, jelaskan padaku, apa-apaan ini?"Ryan menjawab dengan tenang, "Nggak perlu ribut. Karena kamu sudah melihat kami, aku akan memberitahumu. Aku dan Linda sudah menikah.Linda memegang lengan Ryan dengan erat. "Ini semua salahku. Kak Ryan, bicaralah baik-baik dengannya.""Buat apa? Elita, kita sudah cerai!"Aku tertawa. "Ryan, kamu menceraikanku dengan dalih punya utang, ternyata kamu menikah lagi! Jadi, selama ini kamu membohongiku, 'kan?""Kamu kejam sekali! Aku bersedia cerai denganmu dan pergi tanpa membawa apa-apa. Selama puluhan tahun berkorban, ternyata kamu menjebakku!""Sahabat macam apa kamu, beraninya menikahi istri sahabatmu sendiri! Kalau sahabatmu tahu bahwa kamu menikahi istrinya, entah apa yang akan
Aku meninggalkan rumahku. Setelah keluar dari kompleks kecil itu, aku menghela napas panjang. Aku terima tawaran untuk tinggal di rumah lama yang diberikan Ryan.Karena sekarang sudah malam dan hujan deras, aku menginap di hotel terdekat. Mengenai masalah lainnya, pikirkan besok saja.Umurku sudah tidak muda lagi, setelah kehujanan, malam itu aku demam.Ponselku terus berbunyi. Berbaring di ranjang dalam kondisi setengah sadar, aku mengangkat telepon. Yang meneleponku adalah Juan."Bu, besok pagi Henny kerja, aku juga ada rapat, besok Ibu antarkan Chike pergi ke sekolah!"Aku menolak sambil memejamkan mata. "Aku nggak mau. Linda sudah jadi ibumu, suruh dia saja. Mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi."Juan seharusnya menyadari kondisiku dari suaraku yang serak, tetapi dia pura-pura bodoh."Bu, apa maksudnya? Meskipun ibu sudah cerai dengan ayah, aku masih anakmu, 'kan?""Bagaimana nasib ibu ke depannya? Ibu hanya mengandalkan uang pensiun dua juta per bulan itu?"Aku menjawab dengan n
Mendengar putraku mengeluh, aku menjadi emosi."Juan, aku nggak berutang apa-apa padamu! Sudah kukatakan, kamu sudah bukan anakku lagi!""Bu, apa perlu berbuat sejauh itu? Kita hanya berdebat ….""Sudah kubilang, mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi!"Aku langsung menutup telepon. Juan meluapkan emosinya melalui pesan singkat. "Bu, kamu keras kepala sekali! Pantas Ayah menceraikanmu!""Ibu keras kepala, kelak jangan bertemu denganku lagi. Jangan menyesal, ya!"Aku tertawa dan langsung memblokir nomornya.Yang membuatku paling menyesal adalah melahirkan dia dan membesarkan dia dengan susah payah. Pada akhirnya, anak kandungku tega membantu ayahnya untuk menceraikanku.Anak seperti dia tidak pantas mendapatkan cintaku!Setelah menutup telepon, suasana langsung hening.Aku mulai memikirkan apa yang bisa kulakukan agar hari-hariku jauh lebih bermakna.Saat akan menikah dengan Ryan, orang tuaku sudah memperingatkan bahwa Ryan bukanlah pria yang baik.Mereka khawatir aku akan hidup menderi
Ryan langsung mengajak Linda pergi. Sikapnya membuatku emosi.Mendengar ada keributan, Yessie datang."Ada apa ini? Kenapa kamu seemosi ini? Apa dia mengganggumu?""Mantan suamiku adalah salah satu juri kompetisi hari ini. Kemungkinan akan memengaruhi tim kita."Yessie tertawa. "Kupikir ada masalah apa. Buat apa takut? Juri kompetisi bukan hanya dia. Meskipun dia memberi skor rendah sekalipun, nggak akan memengaruhi skor."Mendengar itu, aku merasa lega. Yessie berkata sambil menatapku, "Tenanglah, kalau dia berani macam-macam, aku akan memberinya pelajaran!"Yessie memandangku. "Aku juga punya juri yang kukenal."Aku lega setelah mendengar kata-kata Yessue. Harapanku adalah masalah pribadiku dengan Ryan tidak memengaruhi kompetisi tim ku hari ini.Mereka sudah giat berlatih sejak lama. Aku baru bergabung selama dua minggu. Meskipun sudah dekat, aku tidak mau melibatkan mereka.Pada saat kompetisi berlangsung, aku terus memandang ke arah Ryan dari atas panggung. Ryan ternyata benar-ben
"Ya, aku membencimu. Aku muak melihatmu! Kalau kamu jatuh cinta dengan Linda, semestinya kamu beri tahu sejak awal. Aku pasti mau cerai denganmu dan merestui hubungan kalian!""Sebaliknya, kamu justru menutupi hubungan kalian, sementara aku melayanimu dengan tulus selama puluhan tahun. Kamu tega menjebakku!""Sekarang kamu masih memerintahku seenaknya, di mana hati nuranimu?"Aku mendorong Ryan, lalu merayakan kemenangan bersama teman-temanku.Wajah Ryan memucat.Saat itulah, teman-teman tim mengetahui masalah antara aku dengan Ryan, lalu mereka memaki Ryan."Kak, kamu terlalu baik. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan memberinya ganjaran berat!""Pria itu menjengkelkan sekali, tapi kamu masih sabar menghadapinya. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan tinggal diam!"Aku tertawa. "Buat apa membalasnya?""Kupikir, kalau dia ingin bersama dengan wanita murahan itu, biarkan saja mereka.""Meskipun aku marah, aku nggak mau terus terjerat dalam masalah dengan pria tua itu. Aku harus memikirkan
"Sekarang ini, orang-orang yang sudah lanjut usia jauh lebih energik dibandingkan dengan kaum muda. Kalau aku sudah pensiun nanti, aku mau bergabung dengan tim mereka!""Orang-orang zaman dulu memang serba bisa, nggak selemah aku.""Gerakan tarian mereka sangat luwes, bahkan aku nggak bisa menari seperti mereka!""Sepertinya, mereka sudah menari sejak muda, ya? Gerakannya bagus sekali!"Aku membagikan cerita masa mudaku kepada para netizen.Mereka berpendapat bahwa aku sangat energik, lembut, dan berpendidikan.Aku terharu membaca pujian mereka. Selama ini, Ryan selalu meremehkanku, jadi aku tidak pernah tahu kelebihanku.Sekarang berbeda, kini aku jauh lebih kuat.Pada saat bersamaan, Juan mengunggah video.Aku tidak menyangka mengunggah video mereka bertiga agar terlihat seperti keluarga harmonis.Memperlihatkan citra seorang ayah yang tegas, Ibu yang memiliki wawasan luas, dan anak yang hidupnya sial.Juan menganggap keluarga yang seperti ini adalah keluarga harmonis.Para netizen b
Juan tampak marah. Begitu menoleh, Juan langsung menghampiriku. "Apa yang ibu lakukan? Ingin menghancurkan reputasiku?""Aku mengunggah video itu untuk menghasilkan uang, tapi ibu malah menghalangiku!""Selain itu, ibu sudah ganti kunci rumah? Juga merenovasinya?""Dapat uang dari mana?"Mendengar suara teriakannya, membuatku tertegun. Tidak sepantasnya dia berteriak seperti ini di depanku.Sikapnya sungguh membuatku kecewa.Aku menatapnya sambil mengernyit. "Berani sekali kamu berteriak di depanku? Kamu mau cari masalah, ya? Aku bisa laporkan kamu ke polisi!"Juan tertegun sejenak, lalu bergumam, "Ibu ….""Pergi sana! Kalau ada masalah, cari ayahmu sana, jangan ganggu aku!"Sikap dinginku membuat Juan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa aku akan berkata demikian padanya."Bu!""Aku bukan ibumu, kamu salah orang."Aku mendorong Ryan ke samping. "Jangan halangi jalan. Cepat pergi. Kalau kamu masih mengacau di sini, aku lapor polisi!"Waktu melihat aku akan pergi, Juan sengaja menghalang
Saat ini, Linda berkata dengan suara gemetar, "Jangan berkelahi lagi. Akulah yang salah. Aku akan minta maaf pada Kak Elita, dia pasti mau memaafkanku.""Jangan pura-pura baik. Penyebab masalah ini adalah kamu. Dulu bagaimana cara ibuku menghidupi keluarga kami yang beranggotakan lima orang dengan uang 40.000? Masa kamu nggak tahu?"Juan menunjuk ke arah Linda. "Kamu dan putramu hidup mewah dengan gaji dari ayahku. Lihat, semua pakaian yang kamu kenakan ini pakai uang ayahku. Jangan pura-pura di depanku!"Juan sangat marah."Juan, apa maksudmu?""Apa omonganku salah? Ayah lebih memedulikan wanita ini dan anaknya daripada anak istrimu sendiri. Jangan-jangan anaknya adalah anak ayah!"Ryan menampar wajah Juan. Juan tidak terima, lalu mendorong ayahnya sampai terjatuh. Saat Linda mau membantu, dia juga ikut didorong sampai terjatuh.Juan memaki Ryan dan Linda dengan keras, tidak lagi terlihat tenang seperti biasanya.Aku menghela napas panjang. Bagaimanapun juga, aku dan Ryan sudah lama m
Linda juga menambahkan, "Ryan benar. Aku sudah kenal dengan keluarga Elita selama bertahun-tahun, Elita nggak pernah marah padaku.""Aku sebisa mungkin menjauh dari Elita. Nggak kusangka, berita ini akan jadi sebesar ini. Nggak seharusnya dia menilaiku seperti itu."Omongan Juan lebih meyakinkan lagi, "Temperamen ibuku memang buruk, dia selalu marah-marah di rumah, aku sudah nggak tahan. Aku menerima Tante Linda karena dia baik hati.""Aku mendukung ayahku menikah lagi, apa salahnya? Lagi pula, Tante Linda bukan pelakor. Ayahku menikah dengan Tante Linda setelah cerai dengan ibuku. Nggak ada yang boleh memfitnah mereka!"Hidup mereka awalnya damai. Ketika ada yang membongkar masalah rumah tangganya ke publik, mau tidak mau seluruh keluarga menjadi terlibat.Yessie yang mengajarkanku. Melihat video klarifikasi mereka, aku tidak bisa menahan tawaku.Tidak kusangka, anak yang kubesarkan akan berubah menjadi seperti ini.Semua yang anakku lakukan tidak memedulikan masa depan ibunya kelak.
Juan tampak marah. Begitu menoleh, Juan langsung menghampiriku. "Apa yang ibu lakukan? Ingin menghancurkan reputasiku?""Aku mengunggah video itu untuk menghasilkan uang, tapi ibu malah menghalangiku!""Selain itu, ibu sudah ganti kunci rumah? Juga merenovasinya?""Dapat uang dari mana?"Mendengar suara teriakannya, membuatku tertegun. Tidak sepantasnya dia berteriak seperti ini di depanku.Sikapnya sungguh membuatku kecewa.Aku menatapnya sambil mengernyit. "Berani sekali kamu berteriak di depanku? Kamu mau cari masalah, ya? Aku bisa laporkan kamu ke polisi!"Juan tertegun sejenak, lalu bergumam, "Ibu ….""Pergi sana! Kalau ada masalah, cari ayahmu sana, jangan ganggu aku!"Sikap dinginku membuat Juan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa aku akan berkata demikian padanya."Bu!""Aku bukan ibumu, kamu salah orang."Aku mendorong Ryan ke samping. "Jangan halangi jalan. Cepat pergi. Kalau kamu masih mengacau di sini, aku lapor polisi!"Waktu melihat aku akan pergi, Juan sengaja menghalang
"Sekarang ini, orang-orang yang sudah lanjut usia jauh lebih energik dibandingkan dengan kaum muda. Kalau aku sudah pensiun nanti, aku mau bergabung dengan tim mereka!""Orang-orang zaman dulu memang serba bisa, nggak selemah aku.""Gerakan tarian mereka sangat luwes, bahkan aku nggak bisa menari seperti mereka!""Sepertinya, mereka sudah menari sejak muda, ya? Gerakannya bagus sekali!"Aku membagikan cerita masa mudaku kepada para netizen.Mereka berpendapat bahwa aku sangat energik, lembut, dan berpendidikan.Aku terharu membaca pujian mereka. Selama ini, Ryan selalu meremehkanku, jadi aku tidak pernah tahu kelebihanku.Sekarang berbeda, kini aku jauh lebih kuat.Pada saat bersamaan, Juan mengunggah video.Aku tidak menyangka mengunggah video mereka bertiga agar terlihat seperti keluarga harmonis.Memperlihatkan citra seorang ayah yang tegas, Ibu yang memiliki wawasan luas, dan anak yang hidupnya sial.Juan menganggap keluarga yang seperti ini adalah keluarga harmonis.Para netizen b
"Ya, aku membencimu. Aku muak melihatmu! Kalau kamu jatuh cinta dengan Linda, semestinya kamu beri tahu sejak awal. Aku pasti mau cerai denganmu dan merestui hubungan kalian!""Sebaliknya, kamu justru menutupi hubungan kalian, sementara aku melayanimu dengan tulus selama puluhan tahun. Kamu tega menjebakku!""Sekarang kamu masih memerintahku seenaknya, di mana hati nuranimu?"Aku mendorong Ryan, lalu merayakan kemenangan bersama teman-temanku.Wajah Ryan memucat.Saat itulah, teman-teman tim mengetahui masalah antara aku dengan Ryan, lalu mereka memaki Ryan."Kak, kamu terlalu baik. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan memberinya ganjaran berat!""Pria itu menjengkelkan sekali, tapi kamu masih sabar menghadapinya. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan tinggal diam!"Aku tertawa. "Buat apa membalasnya?""Kupikir, kalau dia ingin bersama dengan wanita murahan itu, biarkan saja mereka.""Meskipun aku marah, aku nggak mau terus terjerat dalam masalah dengan pria tua itu. Aku harus memikirkan
Ryan langsung mengajak Linda pergi. Sikapnya membuatku emosi.Mendengar ada keributan, Yessie datang."Ada apa ini? Kenapa kamu seemosi ini? Apa dia mengganggumu?""Mantan suamiku adalah salah satu juri kompetisi hari ini. Kemungkinan akan memengaruhi tim kita."Yessie tertawa. "Kupikir ada masalah apa. Buat apa takut? Juri kompetisi bukan hanya dia. Meskipun dia memberi skor rendah sekalipun, nggak akan memengaruhi skor."Mendengar itu, aku merasa lega. Yessie berkata sambil menatapku, "Tenanglah, kalau dia berani macam-macam, aku akan memberinya pelajaran!"Yessie memandangku. "Aku juga punya juri yang kukenal."Aku lega setelah mendengar kata-kata Yessue. Harapanku adalah masalah pribadiku dengan Ryan tidak memengaruhi kompetisi tim ku hari ini.Mereka sudah giat berlatih sejak lama. Aku baru bergabung selama dua minggu. Meskipun sudah dekat, aku tidak mau melibatkan mereka.Pada saat kompetisi berlangsung, aku terus memandang ke arah Ryan dari atas panggung. Ryan ternyata benar-ben
Mendengar putraku mengeluh, aku menjadi emosi."Juan, aku nggak berutang apa-apa padamu! Sudah kukatakan, kamu sudah bukan anakku lagi!""Bu, apa perlu berbuat sejauh itu? Kita hanya berdebat ….""Sudah kubilang, mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi!"Aku langsung menutup telepon. Juan meluapkan emosinya melalui pesan singkat. "Bu, kamu keras kepala sekali! Pantas Ayah menceraikanmu!""Ibu keras kepala, kelak jangan bertemu denganku lagi. Jangan menyesal, ya!"Aku tertawa dan langsung memblokir nomornya.Yang membuatku paling menyesal adalah melahirkan dia dan membesarkan dia dengan susah payah. Pada akhirnya, anak kandungku tega membantu ayahnya untuk menceraikanku.Anak seperti dia tidak pantas mendapatkan cintaku!Setelah menutup telepon, suasana langsung hening.Aku mulai memikirkan apa yang bisa kulakukan agar hari-hariku jauh lebih bermakna.Saat akan menikah dengan Ryan, orang tuaku sudah memperingatkan bahwa Ryan bukanlah pria yang baik.Mereka khawatir aku akan hidup menderi
Aku meninggalkan rumahku. Setelah keluar dari kompleks kecil itu, aku menghela napas panjang. Aku terima tawaran untuk tinggal di rumah lama yang diberikan Ryan.Karena sekarang sudah malam dan hujan deras, aku menginap di hotel terdekat. Mengenai masalah lainnya, pikirkan besok saja.Umurku sudah tidak muda lagi, setelah kehujanan, malam itu aku demam.Ponselku terus berbunyi. Berbaring di ranjang dalam kondisi setengah sadar, aku mengangkat telepon. Yang meneleponku adalah Juan."Bu, besok pagi Henny kerja, aku juga ada rapat, besok Ibu antarkan Chike pergi ke sekolah!"Aku menolak sambil memejamkan mata. "Aku nggak mau. Linda sudah jadi ibumu, suruh dia saja. Mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi."Juan seharusnya menyadari kondisiku dari suaraku yang serak, tetapi dia pura-pura bodoh."Bu, apa maksudnya? Meskipun ibu sudah cerai dengan ayah, aku masih anakmu, 'kan?""Bagaimana nasib ibu ke depannya? Ibu hanya mengandalkan uang pensiun dua juta per bulan itu?"Aku menjawab dengan n
…Aku menunggu di depan pintu rumah sampai pukul sembilan malam. Saat itulah, Ryan baru pulang bersama dengan Linda di sampingnya.Mereka berdua mengenakan pakaian merah dengan wajah berseri-seri. Saat mereka berpapasan denganku, ekspresi mereka berubah muram bersamaan."Ryan, jelaskan padaku, apa-apaan ini?"Ryan menjawab dengan tenang, "Nggak perlu ribut. Karena kamu sudah melihat kami, aku akan memberitahumu. Aku dan Linda sudah menikah.Linda memegang lengan Ryan dengan erat. "Ini semua salahku. Kak Ryan, bicaralah baik-baik dengannya.""Buat apa? Elita, kita sudah cerai!"Aku tertawa. "Ryan, kamu menceraikanku dengan dalih punya utang, ternyata kamu menikah lagi! Jadi, selama ini kamu membohongiku, 'kan?""Kamu kejam sekali! Aku bersedia cerai denganmu dan pergi tanpa membawa apa-apa. Selama puluhan tahun berkorban, ternyata kamu menjebakku!""Sahabat macam apa kamu, beraninya menikahi istri sahabatmu sendiri! Kalau sahabatmu tahu bahwa kamu menikahi istrinya, entah apa yang akan