Share

BAB 93 Tak Seindah yang dibayangkan

Anang

***

"Jadi, uang Ibu benar-benar lenyap, Bu? Aku sudah bilang, Ibu jangan mudah terbuai dengan investasi semacam itu. Harkh!"

"Mau gimana lagi, Nang, nasi sudah menjadi bubur. Tak bisa lagi dibalikin jadi nasi!" sanggah Ibu. Mimik wajahnya kecewa berat sekali. Sepertinya Ibu terpuruk. Bagaimana tidak, aku saja yang mendengarnya amat naik darah.

Benar-benar keterlaluan, begitulah kalau ibu tak percaya pada anaknya. Jadi begini, uang habis, mana sebentar lagi rumah pasti disita. Hidupnya nanti bagaimana?

"Aku sudah bilang sejak awal sama Ibu."

Kuacak rambut kepala ini dengan kesal. Saat ini tatapan Ibu mendarat ke meja dengan ekspresi kekesalan.

"Tapi kamu juga tak melarang Ibu segitunya. Kamu oke 'kan data Ibu mau bilang investasi," ujar Ibu lagi tak mau disalahkan.

"Iya, tapi aku juga bilang, hati-hati." Nadaku agak sedikit meninggi.

"Ya mana tahu bakal kena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status