Beranda / Pernikahan / Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan / BAB 93 Tak Seindah yang dibayangkan

Share

BAB 93 Tak Seindah yang dibayangkan

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Anang

***

"Jadi, uang Ibu benar-benar lenyap, Bu? Aku sudah bilang, Ibu jangan mudah terbuai dengan investasi semacam itu. Harkh!"

"Mau gimana lagi, Nang, nasi sudah menjadi bubur. Tak bisa lagi dibalikin jadi nasi!" sanggah Ibu. Mimik wajahnya kecewa berat sekali. Sepertinya Ibu terpuruk. Bagaimana tidak, aku saja yang mendengarnya amat naik darah.

Benar-benar keterlaluan, begitulah kalau ibu tak percaya pada anaknya. Jadi begini, uang habis, mana sebentar lagi rumah pasti disita. Hidupnya nanti bagaimana?

"Aku sudah bilang sejak awal sama Ibu."

Kuacak rambut kepala ini dengan kesal. Saat ini tatapan Ibu mendarat ke meja dengan ekspresi kekesalan.

"Tapi kamu juga tak melarang Ibu segitunya. Kamu oke 'kan data Ibu mau bilang investasi," ujar Ibu lagi tak mau disalahkan.

"Iya, tapi aku juga bilang, hati-hati." Nadaku agak sedikit meninggi.

"Ya mana tahu bakal kena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 94 Tak Seindah yang dibayangkan (2)

    Anang***"Pasti dia juga mempertanyakan kenapa ayahnya tak jenguk dan kirimi lagi dia uang ya." Ibu berkeluh kesah.Soal ini ibuku memang tak tahu. Setahu dia, aku memang sering berikan uang bulanan untuk Arya. Aku tak pernah mangkir dari kewajiban. Kenyataan, padahal tak begitu."Ah, sudahlah, Bu. Biarkan saja, toh Arya juga sudah dapat orang tua baru yang lebih kaya. Biarkan saja, anak sudah gede pasti cari ayah kandungnya.""Hem, iya. Biarkan saja mereka biayai Arya sendiri ya. Lalu Ibu harus bagaimana ya? Ibu tak bisa kerja, Nang." "Ya sudah, Ibu pulang saja dulu ke rumah. Ibu bisa berpikiran jernih di sana. Aku di sini tak bisa, Bu. Ibu minta bantuan lah sama paman dan bibi. Mereka pasti ada yang bantu. Dari beberapa saudara Ibu, pasti ada yang sedia bantu."Wajah Ibu lesu sekali. Aku melihat, di tubuh Ibu masih terpasang anting-anting dan juga gelang yang bisa dijual. Itu mungkin bisa ban

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 95 Lagi-lagi Mantan

    Maya***Hari ini aku sengaja ke butik hendak mencari dress karena akan hadiri pertemuan para pengusaha besok. Aku diminta oleh Mas Yoga untuk mencari baju baru yang bagus menurutku. Sekalian aku juga akan membeli pakaian untuknya. Sudah menikah dengan pengusaha, pastilah aku harus hadir menemani. Terutama untuk tampilan, tentunya tak boleh buat keluarga Mas Yoga malu.Tak pernah terpikir sebelumnya kalau aku akan hadir ke event tersebut bersama Mas Yoga. Masih jauh dari mimpi. Namun sekarang, itu bukan mimpi lagi, bakal segera jadi kenyataan. Bahkan, jadi istrinya sudah nyata sekali."Ehm! Kamu … Maya, ya?"Saat aku sedang pilah-pilih, tiba-tiba seorang wanita menyapa. Dia berdandan dengan tampilan yang menarik dengan dress seatas dengkul. Rambutnya dibuat ikal sebawah bahu.Dia mengenaliku, tapi aku tak mengenalinya."Mbak panggil saya?" ujarku heran menunjuk bagian dada sembari melempar senyuman."Ya, aku menyapamu. Siapa lagi! Kenalkan, aku Ratu."Teg!Nama itu pernah rekanku sebu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 96 Lagi-lagi mantan (2)

    Maya***"Si Yoga udah kepelet kali, Mah. Masak aku dikalahkan sama janda. Kalau sama gadis ya masih mending lah." Sepertinya Ratu malah memancing emosi. Oh, aku tahu kenapa Mas Yoga tak memilihnya. Dari cara bicaranya saja memang pasti bukan tipikal suamiku."Maaf, ada keributan apa ya? Mohon jaga kekondusifan di butik ini ya, Bu, Mbak." Tiba-tiba seorang wanita yang kuduga adalah pemilik butik menegur kami."Mohon maaf, Mbak. Sebenarnya saya enggak ingin buat masalah kok. Saya hanya sedang mencari busana saja."Mbak itu manggut seakan mengerti. Ia melihat wajah orang yang membuat keributan. Ratu dan sang ibu menatap ke arah lain dengan mimik wajah acuh."Lebih baik kita pergi dari butik ini deh, Mah. Udah gak nyaman. Ada orang ini. Janda saja belagu. Mungkin saja dia dinikahi karena Yoga butuh pembantu."Kalimat yang menohok itu membuat hatiku sakit sekali. Mulut Ratu bak combera

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 97 Mertua dan Menantu

    Maya***"Iya ya, Mah. Yoga kok bisa, tampan gitu dapetin janda. Dia itu tampan dan mapan. Ya, meskipun istrinya juga lumayan, tapi kalau statusnya janda, itu kayaknya gak banget deh. Hihi.""Eh, kamu ini, janda itu lebih menantang mungkin! Kalau Mama jadi ibu si Yoga, mana mau punya menantu janda. Dasar aja si Ine tuh!""Lah iya dong, Mah, aku 'kan menantu Mama yang masih perawan dulunya. Aku single, masih gadis."Mungkin karena rumah ini terlalu besar, makanya kendaraanku masuk halaman tak terdengar oleh mereka berdua. Sehingga obrolan santai nan nyinyir masih terdengar mungil di telinga.Baru saja masuk, lewati pintu, sudah terdengar pembicaraan nyeleneh di ruang tengah. Karena Tante dan menantunya itu sedang menunggu di ruang tengah, pastinya mereka belum menyadari kalau aku sudah tiba.Baru saja emosi ini reda perihal di butik tadi, sekarang di rumah sudah disuguhi tamu yang sedang membicarakan pemilik rumah. Sabar, Maya."Eh, Non sudah pulang?" Bibi yang mendadak lewat lalu meli

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 98 Mertua dan Menantu (2)

    Maya***"Ah tak usah, kami main aja ke sini. Nanti pulang lagi.""Ya sudah, nanti kita makan sama-sama ya. Yoga sama istri ke atas dulu.""Iya.""Kalau Tante sama Mbak mau istirahat, kamarnya sudah bibi siapkan. Kalian bisa istirahat dulu.""Nah, iya deh. Ya, Mah, kita istirahat dulu. Aku kok agak pegel ya." Mbak Silvi menampakkan wajah lesu. Mereka, mertua dan menantu dekat sekali. Aku salut."He'em, hayuk!"***"Mas, ini kemeja, jas sama celana buat besok. Cukup enggak ya? Soalnya aku takut beli ini kekecilan."Mas Yoga langsung saja mencobanya. "Cukup dong, Sayang. Ini pas. Warnanya juga bagus. Aku suka. Makasih!" jawabnya. Aku melihat suami, memakai baju apa saja tetap rupawan."Syukurlah kalau cukup." Aku lega, "oh ya, ini kartu kredit kamu, Mas.""Simpan saja.""Nanti, kalau aku butuh, biar minta saja. Lagipula aku 'kan masih ada kartu ATM yang saldonya banyak, Mas. Bisa pakai itu." "Ya sudah, terserah. Kalau kurang, kamu minta ya.""Iya, Mas.""Eh, Ibu kapan pulang?" tanya Ma

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 99 Mantan Yang Angkuh

    Maya***"Kamu mau cerita apa, Sayang? Oh ya, tadi maafin Tante Ros, ya. Dia memang begitu. Mbak Silvi juga kayaknya ketularan."Kami sudah sampai di ranjang saja. Baru beranjak dari kamar Arya yang sudah usai kerjakan tugas sekolah."No worry, Mas. It's okay.""Lalu, ingin cerita seorang wanita, itu siapa? Ada apa memang?" Dia senderan di pahaku yang kini sudah berada di atas ranjang."Em, Mas. Lusa ulang tahun ibu kamu. Masih ingat 'kan?" Seketika ia terperanjat kaget. "Lah, aku kelupaan. Biasanya aku bakal inget karena ada reminder aja. Besok mungkin baru bunyi. Hihi." Dia nyengir kuda."Ah kamu, Mas. Tapi, nggak apa-apa, rasa sayang seorang anak itu bukan diukur dari ingat atau tidaknya hal itu.""Makasih udah ingetin lebih dulu ya, Sayang. Oh ya, ada ide gokil?" ujarnya. Kini kami duduk berhadapan."Gokil apa? Emangnya yang ulang tahun kamu, bisa di prank. Orang tua jangan, kasihan." Aku menyarankan. Takutnya dia malah berpikir konyol ingin buat ibu mertua jantungan baru diberi h

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 100 Kena Mental

    Aku masih terus berputar di depan cermin. Nampak dress yang kupilih kemarin ternyata tak begitu buruk. "Kamu cantik," ucap Mas Yoga sembari memeluk dari arah belakang."Makasih. Kamu juga tampan."Jelaslah dia tampan dengan setelan yang telah terpakai di badannya. Kami juga kenakan pakaian senada."Mama dan papa akan berangkat dari rumah mereka. Jadi kita ke sana bertiga saja. Benar Ibu tak mau ikut? Kenapa?"Tadi pagi aku telah menjemput Ibu dari rumah saudaranya. Sekarang, sepertinya ibu juga masih di kamarnya usai kami beranjak dari dapur sama-sama."Ibu nggak ikut, Mas. Katanya dia agak segan gitu. Lagipula ini acara para pengusaha kata Ibu juga.""Ya tak apalah, itu tak begitu melarang siapa yang datang. Lagipula, ibu itu ibu kita."Namun, baru saja aku manggut hendak menjelaskan, putraku Arya menghampiri dengan setelan seragam sekolah."Loh, Sayang, kamu kok pakai seragam sekolah? Kita mau ke acara ayah bukan?" Mas Yoga mensejajarkan tubuhnya dengan si kecil.Dia geleng-geleng k

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 101 Ada Saja Masalah (1)

    Maya***Aku masih di sini, di event ini bersama keluarga Mas Yoga dan yang lainnya.Acara demi acara telah terlaksana dengan lancar dan baik-baik saja. Begitu mengesankan sekali bisa hadir ke acara seperti ini. Semua yang datang orang-orang terpandang, dan mereka punya etika yang begitu baik.Hanya satu, tadi Tante Indi yang lagaknya kurang mengenakan padaku. Apalagi dia bandingkan aku terus dengan yang lain karena bukan lulusan sarjana.Acara terakhir, penutup di pertemuan ini pun usai. Satu persatu tamu meninggalkan gedung, namun belum dengan keluargaku. Kami masih duduk rileks seperti beberapa yang lainnya."Mas, sebelum pulang, aku mau ke toilet dulu ya?" ucapku pada Mas Yoga yang masih duduk santai bersama rekan lainnya."Nak, Mama sama papa pulang duluan ya."Ternyata orang tua Mas Yoga hendak meninggalkan gedung lebih dulu. Aku dan suami pun mengiyakan, apalagi Mas Yoga masih bicara dengan sahabat.Setelah mertua berlalu, aku lanjutkan langkah ke toilet yang sudah kuketahui le

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status