Share

BAB 94 Tak Seindah yang dibayangkan (2)

Anang

***

"Pasti dia juga mempertanyakan kenapa ayahnya tak jenguk dan kirimi lagi dia uang ya." Ibu berkeluh kesah.

Soal ini ibuku memang tak tahu. Setahu dia, aku memang sering berikan uang bulanan untuk Arya. Aku tak pernah mangkir dari kewajiban. Kenyataan, padahal tak begitu.

"Ah, sudahlah, Bu. Biarkan saja, toh Arya juga sudah dapat orang tua baru yang lebih kaya. Biarkan saja, anak sudah gede pasti cari ayah kandungnya."

"Hem, iya. Biarkan saja mereka biayai Arya sendiri ya. Lalu Ibu harus bagaimana ya? Ibu tak bisa kerja, Nang."

"Ya sudah, Ibu pulang saja dulu ke rumah. Ibu bisa berpikiran jernih di sana. Aku di sini tak bisa, Bu. Ibu minta bantuan lah sama paman dan bibi. Mereka pasti ada yang bantu. Dari beberapa saudara Ibu, pasti ada yang sedia bantu."

Wajah Ibu lesu sekali. Aku melihat, di tubuh Ibu masih terpasang anting-anting dan juga gelang yang bisa dijual. Itu mungkin bisa ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status