Share

BAB 56 Aku Meriang (1)

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PoV Author

***

Saat ini Risma dengan sang suami sedang mematung kaget melihat sepasang pengantin. Begitupun dengan Anang dan Sindy, keduanya masih terbelalak tanpa berkedip melihat orang yang selama ini mereka hina.

"Mas, ini kok bisa begini, Mas! Kita nggak mimpi 'kan?" Sindy terus merengek di samping Anang. Keberadaan mereka kini menghalangi lajunya para tamu undangan.

"Tidak, kenapa ini bisa begini? Anang! Jadi mantan istrimu menikahi pemegang saham terbesar di perusahaanmu!" celetuk ibu Anang dengan penuh keresahan. Ada rasa kecewa di dalam hatinya karena niat pamer pada mantan besan kini kandas.

Alih-alih menjawab kini Anang hanya mampu terdiam berkali-kali mengatur napas. Ia begitu syok berat tak mampu berkata-kata lagi. Apa yang dia rencanakan untuk mempermalukan mantan istri gugurlah sudah.

Ada rasa cemburu muncul di hati seorang Anang saat melihat sang mantan bermesraan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 57 Aku Meriang (2)

    PoV Author***"Pak, tapi …."Anang berusaha menolak, namun bos terus memaksa. "Ayoklah, Pak Anang. Saya tahu Anda bukan tipikal orang yang alergi lighting kamera. Ayok!" Bos terus memaksa general manajernya. Sedangkan petinggi perusahaan Mandala Corps lainnya sudah berdiri semua siap berfoto.Apa yang mampu Anang lakukan lagi. Ditemani tatapan sayup dan kasihan dari sang ibu dan sang pacar ia pun dengan berat hati melangkahkan kaki naik ke pelaminan.Sejak langkah pertama kaki Anang menginjak pelaminan, saat itu juga fokus sepasang pengantin tertuju pada Anang."Hemh, Mas Anang!" ucap Maya dalam hati merasa kalau dirinya telah berhasil membuat mantan mati kutu. "Pucat sekali wajahmu, Mas, Mas!" batin Maya lagi-lagi berkata. Saat ini Yoga dan Maya menatap langkah demi langkah pergerakan Anang yang mulai mendekat bersama seluruh jajaran.Ternyata yang lain juga belum mengucapkan selamat,

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 58 Malam Pengantin (1)

    Perhatian! (21 Untuk yang sudah menikah)Maya***Sungguh hari ini adalah kebahagiaan yang tak terhingga kudapatkan. Bahtera rumah tangga kumulai kembali dari nol bersama Mas Yoga dan juga Arya. Akhirnya, aku resmi menjadi istri dari seorang pria yang selama ini kudambakan kehadirannya. Di sisi soal harta dan tahta, ada kasih sayang yang kuharapkan, dan juga bagaimana cara dia mengharagi seorang wanita terutama seorang single parent semacamku.Kehadiran Mas Anang dan keluarganya membuatku puas sekali. Wajahnya memucat bak mayat yang direndam di air es. Jadi, bisa dibilang ia berparas mayat segar. Aku suka dengan mimik wajahnya yang sok kaya dan kini berubah menjadi pucat menahan malu.Baru tahu siapa orang yang selalu kamu hina, hah? Kamu pikir ojol atau sopir? Salah, tapi dia orang yang saat ini menjadi salah satu atasanmu. Pasti kamu ketar-ketir ingin gali lubang ya, Mas? Aku pikir pasti begitu. A

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 59 Malam Pengantin (2)

    Maya***Aduh, aku malah gerogi seperti ini.Mas Yoga semakin mendekati tubuhku yang masih mengenakan handuk kimono plus handuk di kepala untuk keringkan rambut."Kamu wangi sekali," ucapnya manja membuat bulu kudukku tanpa permisi kembali berdiri. Mendengar bisikkan yang ia dekatkan ke telinga membuatku merasa terseret arus gelora cinta yang membara. Kedua kelopak mata ini hanya mampu memejamkan mata membayangkan hal-hal yang indah.Malam ini, pertama kalinya jemari Mas Yoga merayap tubuhku mulai dari arah bahu dan berakhir di dada.Ia dekatkan kembali bibirnya ke telingaku."Kalau begitu aku mandi dulu ya?" ucapnya lembut membuat napasku sesak sendiri. Berkali-kali aku mangangkat dada mengatur napas sembari memejamkan mata untuk menetralisir rasa candu.Aku pun manggut-manggut saat ia bilang hendak bersihkan badan terlebih dahulu.Terlihat dari cermin ia se

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 60 Atmosfer Baru (1)

    Yoga***"Selamat pagi, Sayang?"Pagi hari selalu kuawali dengan penuh kesegaran dan kebugaran. Hari ke-3 dimana aku telah sah menjadi seorang suami dari wanita yang telah kupilih."Pagi juga, Mas." Istriku melempar senyum indahnya.Kukecup pucuk kening istri yang sudah terlihat cantik sembari mempersiapkan sarapan untuk kami sekeluarga. Aku, dia, dan juga Arya. Sebenarnya ada bibi di sini, tapi sepertinya dia yang berusaha siapkan. Pakaiaannya juga sudah rapi setelan ngantor."Pagi anak Ayah yang tampan!" Tak lupa pula kusapa si kecil Arya yang telah duduk manis menunggu diriku usai berpakaian rapi hendak pergi ke kantor. Ini adalah hari pertama lagi aku masuk kerja."Pagi juga, Ayah!" Arya menjawab dengan gembira. Kuusap kepalanya lalu bokong ini pun kubawa duduk di kursi meja makan.Arya kuminta memanggilku ayah saja supaya berbeda. Karena sebutan 'papa' itu hanya untuk Mas Anang--mantan suami istriku, yaitu papa kandung Arya.Kami belum berangkat berbulan madu ke tempat yang dii

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 61 Atmosfer Baru (2)

    Yoga***"Mas, kok kamu ke sini?" tanya istri kala kuantar dia sampai ke ruangannya."Ya aku antar lah, Sayang. Oh ya, ternyata benar tetangga kamu itu kerja di perusahaan cabang kita. Dia seorang cleaning service yang baru masuk beberapa minggu yang lalu.""Hemh? Maksudnya Mas Diwan? Suaminya Risma?" Dia heran."Ya, namanya Diwan 'kan? Menurut HRD begitu."Dia pun manggut-manggut seperti masih memendam keheranan. Tak kusangka sekarang kami telah menjadi suami istri. Berangkat kerja sama-sama, sampai tidur pun sekarang bersama."Mas, kok lihat aku begitu?" ujarnya setelah duduk, karena aku memang menatapnya tanpa henti sembari membayangkan bagaimana hari-hari akan selalu kami lewati bersama."Emang tak boleh?" jawabku sembari memainkan alis hingga ia tersipu malu.Semoga saja dia selalu ada dan selalu menemaniku di saat roda kami tak lagi di atas. Karena sejatinya roda itu berputar. Mungkin saja esok atau nanti kita tak bisa lagi menikmati keindahan dunia dalam bentuk harta dan tahta

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 62 Bukan Hal Bagus (1)

    Anang***"Pokoknya ya, Mas, pesta pernikahan kita harus lebih mewah, aku nggak mau tahu. Aku kesel, Mas, aku kesel!" Di kejauhan sana lewat jaringan seluler Sindy nyerocos hebat tentang kekecewaannya tak bisa membuat Maya malu, malah kami yang mati kutu saat itu. Memang, itu semua di luar nalar kami."Kamu itu gak bisa nungtut begitu. Pesta itu terlalu mewah. Mau miskin karena habis buat pesta hah?" jawabku kesal. Dia memang banyak nungtut, tak seperti Maya dulu.Sejak beberapa hari yang lalu melihat Maya dan si Yoga itu menikah, tidur pun rasanya tak nyenyak. Makan tak enak, napas pun seakan ada limitnya. Hal ini juga dirasakan oleh Ibuku. Dia teramat kecewa atas apa yang tersuguh di pesta itu. Niat untuk mempermalukan malah hanya bisa mematung karena syok berat. Alhasil, kami pulang dengan raut wajah super malu. "Lah, kamu juga GM, Mas. Uangmu pasti banyak 'kan? Kamu jug

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 63 Bukan Hal Bagus (2)

    Anang***Tidak, jangan sampai yang ambil alih saham perusahaan ini …"Sut! Ada apa?" Kutanya salah seorang bawahanku.Dia merendahkan pandangan lalu menjawab, "belum tahu, Pak. Sepertinya kita akan punya bosa baru tapi."Jleb!Banyak investor yang menanam saham di perusahaan ini. Jangan sampai orang yang membuatku murka malah berjaya. Aku tak mau mendengarnya.Namun, belum juga aku bicara lagi, bos sudah membuka acara kumpul bersama ini dengan penuh kekecewaan. Teg!Kedua bola mataku juga kini melebar kala melihat si Yoga datang dan berdiri di samping Pak Bos. Apa jangan-jangan …Kuteguk liur beberapa kali sembari menahan napas. Apa maksudnya semua ini?"Saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan saya selama ini selama memimpin perusahaan ini. Jujur, saya sudah tak berdaya lagi untuk kendarai perusahaaan ini karena saya terpaksa ha

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 64 Keadaan Yang Membuat Bimbang (1)

    Anang***"Ehm, hati-hati, kayaknya bakal ada perombakan kabinet. Yang kerjanya malas-malasan siap ditendang!" celetuk karib kerjaku di kantor.Saat ini aku benar-benar kesal. Ini sudah bukan lagi sekalas marah, tapi sudah naik level murka."Pak Sandy sudah siap-siap belum?" kelakarku padanya."Siap-siap gimana? Kerjaan saya selama ini baik-baik saja. Jauh dari kegelapan. Santai saja." Dia menanggapi.Aku takut kalau sampai kasus manajer Halilintar Corps itu merembet kepadaku. Tapi tidak mungkin, perusahaaan supplier saja tak mampu mendeteksi. Lagipula, ada orang dalam di KPK yang bisa aku kerjakan. Pengacara juga sudah siap siaga."Pak Anang kenapa? Sepertinya sedang kebingungan begitu? Gimana, sekarang bosnya suami mantan istri. Haha!" Yang lain malah menertawakanku. Kami sekarang sedang berada di kafe menikmati makan siang."Sudah, jan

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status